Category: Bisnis.com Tekno

  • Zuckerberg Ingin Singkirkan HP iPhone Cs, Rilis Meta Ray-Ban Seharga Rp13,2 Juta

    Zuckerberg Ingin Singkirkan HP iPhone Cs, Rilis Meta Ray-Ban Seharga Rp13,2 Juta

    Bisnis.com, JAKARTA — Meta meluncurkan kacamata pintar AI Meta Ray-Ban Display untuk menantang dominasi Apple dan Android. Kaca mata pintar yang dilengkapi teknologi kecerdasan buatan (AI) itu juga diharapkan mampu menggantikan perangkat smartphone.

    Dalam ajang Meta Connect 2025, CEO Mark Zuckerberg menyampaikan ambisinya untuk menghapus smartphone yang sering membuat manusia abai dengan kehadiran sosial.

    Mark menghadirkan kacamata AI yang langsung menampilkan notifikasi, pesan, navigasi, hingga live translation di sudut mata pengguna.

    Dengan desain klasik Ray-Ban dan layar Heads-Up Display (HUD) monokular berwarna penuh, Meta Ray-Ban Display membawa privasi dan kemudahan tanpa mengorbankan gaya. Kecerahan layar mencapai 5.000 nits, memadukan pengalaman digital dan fisik yang “nyaris seamless”. 

    Techcrunch pada Jumat (19/9/2025) melaporkan hal yang membuat perangkat ini menjadi spesial adalah gelang Neural Band yang mendeteksi sinyal otot-otak (EMG), memungkinkan pengguna “mengetik di udara” hingga 30 kata per menit—nyaris menyamai kecepatan mengetik di layar smartphone, tanpa suara atau sentuhan fisik.

    Model menggunakan Kacamata AI Meta Ray

    Teknologi ini menampilkan aplikasi Meta seperti Instagram, WhatsApp, dan Facebook langsung di lensa, menerima panggilan video, mengatur musik, hingga menampilkan subtitle dan terjemahan real-time.

    Navigasi pejalan kaki bisa dipantau tanpa membuka peta di ponsel. Semua kontrol dilakukan hanya dengan gerakan jari, sentuhan minim, dan tanpa mengganggu aktivitas sosial. Bahkan, perangkat ini ramah difabel berkat ketepatan EMG dan hadir dalam tiga ukuran tahan air IPX7.

    Meta Ray-Ban Display dibanderol US$799, setara Rp13 jutaan, dan siap dipasarkan di AS mulai 30 September 2025.

    Mark secara terang-terangan menggunakan ide “teknologi yang tak mencuri perhatian”, membalikkan citra smartphone sebagai penghalang interaksi, dan menggiring tren budaya baru: dari menggeser layar ponsel hingga menggeser dunia lewat lensa kacamata pintar.

    Dengan investasi lebih dari US$70 miliar dolar sejak 2020, Meta mempertaruhkan masa depan perusahaan pada Ray-Ban Display setelah “metaverse gagal”, menempatkan perangkat ini sebagai jembatan ke era tanpa smartphone.

  • iPhone 17 Kuat di Integrasi, Huawei Pura 80 Unggul di Inovasi Teknologi

    iPhone 17 Kuat di Integrasi, Huawei Pura 80 Unggul di Inovasi Teknologi

    Bisnis.com, JAKARTA — Huawei Pura 80 Series dan iPhone 17 Series diramal bakal bertarung ketat memperebutkan pasar flagship Indonesia. Keduanya memiliki keunggulan masing-masing. 

    Senior Consultant dan Analis Pasar Smartphone SEQARA Communications, Aryo Meidianto Aji, mengatakan persaingan produk di kelas atas menghadirkan lebih banyak pilihan bagi pengguna.

    “Menurut saya setiap adanya persaingan di produsen smartphone terutama dalam menghadirkan perangkat flagship yang diuntungkan adalah konsumen,” kata Aryo kepada Bisnis pada Kamis (18/9/2025). 

    Aryo mengatakan setiap produsen smartphone flagship memiliki keunggulan masing-masing, mulai dari desain, performa chipset, pengalaman kamera, hingga inovasi teknologi. Namun, pendekatan yang diambil berbeda, terutama dalam hal ekosistem dan harga.

    Aryo menambahkan, iPhone 17 lebih menonjol pada integrasi ekosistem dan kualitas perangkat lunak, sedangkan Huawei Pura 80 Series mengedepankan inovasi teknologi dengan harga yang lebih kompetitif. 

    “Sekarang pilihan dikembalikan ke konsumen, sebaiknya mereka menyesuaikan dengan ekosistem yang memang sudah ada atau sudah mereka miliki, apakah ekosistem Apple, apakah ekosistem Android atau Harmony OS seperti pada Pura 80 Series,” katanya.

    Sebagai informasi, Huawei merilis dua perangkat flagship terbarunya di Indonesia, yakni Huawei Pura 80 Pro dan Huawei Pura 80 Ultra, dengan peningkatan signifikan di sektor fotografi.

    “Hari ini, kami dengan bangga memperkenalkan Huawei Pura 80 Series. Sebuah smartphone flagship dengan inovasi kamera terbaik dan desain terbaik, menunjukkan legacy Huawei dalam menerbitkan pengalaman luar biasa bagi pengguna,” kata Senior Retail Manager Huawei Device Indonesia, Edy Supartono, dalam acara peluncuran di Jakarta pada 17 September. 

    Sementara itu, Apple meluncurkan iPhone 17 Series secara global pada 9 September 2025. Seri ini terdiri atas empat model, yakni iPhone 17, iPhone 17 Air, iPhone 17 Pro, dan iPhone 17 Pro Max. Hingga kini, belum ada kepastian mengenai jadwal kehadiran resmi perangkat tersebut di Indonesia.

  • Huawei Siap Rebut Pasar Nvidia di China Lewat SuperPoD Interconnect

    Huawei Siap Rebut Pasar Nvidia di China Lewat SuperPoD Interconnect

    Bisnis.com, JAKARTA — Raksasa teknologi asal Shenzhen, Huawei, resmi meluncurkan infrastruktur kecerdasan buatan (AI) terbaru dalam konferensi tahunan Huawei Connect, di tengah larangan Nvidia berjualan di negeri Tirai Bambu. 

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mempersulit langkah Nvidia untuk berjualan di China, yang merupakan kompetitor AS dalam hal teknologi dan perdagangan. 

    Sementara itu, kehadiran infrastruktur AI baru Huawei dipandang sebagai upaya strategis untuk memperkuat daya saing perusahaan menghadapi dominasi Nvidia.

    Dilansir dari Techcrunch, Jumat (19/9/2025) Huawei memperkenalkan SuperPoD Interconnect, sebuah teknologi interkoneksi berperforma tinggi yang mampu menghubungkan hingga 15.000 unit kartu grafis, termasuk chip AI buatan Huawei seri Ascend.

    Dengan solusi ini, Huawei ingin memberikan akses komputasi lebih masif bagi pengembang dan perusahaan yang membutuhkan tenaga pemrosesan besar untuk melatih serta mengembangkan sistem AI berskala besar.

    Teknologi tersebut disebut-sebut sebagai pesaing NVLink milik Nvidia, yang saat ini menjadi standar industri untuk komunikasi berkecepatan tinggi antar prosesor grafis. Meski chip AI Huawei masih dinilai lebih rendah dalam hal performa individu dibanding GPU Nvidia, kemampuan untuk menggabungkannya dalam jumlah besar diyakini akan mengurangi kesenjangan daya komputasi.

    Peluncuran ini juga bertepatan dengan momentum penting: sehari sebelumnya, pemerintah Tiongkok memutuskan untuk melarang perusahaan teknologi domestik membeli perangkat keras Nvidia, termasuk server RTX Pro 600D yang khusus dikembangkan untuk pasar China.

    Larangan tersebut mempersempit ruang gerak Nvidia di pasar terbesar dunia sekaligus memberikan celah bagi Huawei untuk memperkuat posisinya sebagai pemasok alternatif teknologi AI dalam negeri.

    Dengan strategi ini, Huawei tidak hanya berusaha menutup celah performa dengan Nvidia, tetapi juga mendukung ambisi Beijing dalam membangun kemandirian teknologi, terutama di sektor semikonduktor dan kecerdasan buatan yang dianggap strategis bagi masa depan ekonomi dan pertahanan nasional.

    Pasar Nvidia yang Hilang di China

    Chief Executive Officer (CEO) Nvidia Jensen Huang mengatakan jika tidak terkendala aturan ekspor, China berpotensi menjadi pasar senilai US$50 miliar bagi perusahaannya.

    “Pasar China bisa mencapai US$50 miliar setahun jika kami diperkenankan menjual produk kompetitif,” kata Huang dikutip dari Register, Kamis (28/8/2025).

    Nvidia mengungkap hingga saat ini masih harus menunggu persetujuan Washington untuk mengekspor AI generasi terbaru Blackwell ke pasar China. Produk chip sebelumnya, yakni H20, juga belum bisa menembus pasar Negeri Tirai Bambu lantaran izin ekspor yang berlarut-larut.

    Meskipun sejumlah pelanggan di China telah memperoleh lisensi beberapa pekan terakhir, Nvidia mengakui tidak ada satu pun unit H20 yang berhasil dikirim. Pemerintah AS juga meminta potongan 15% dari setiap transaksi berlisensi, namun belum ada kejelasan aturan tertulis mengenai pungutan tersebut.

    Menurut Nvidia, bila hambatan regulasi dapat diselesaikan, tambahan pendapatan sebesar US$2 miliar – US$5 miliar dapatdiraih di luar proyeksi kuartal III yang kini dipatok mencapai US$54 miliar.

  • Saham Intel Meroket 23% Usai Disuntik Nvidia US Miliar

    Saham Intel Meroket 23% Usai Disuntik Nvidia US$5 Miliar

    Bisnis.com, JAKARTA – Nvidia Corp. menyuntikkan investasi sebesar US$5 miliar ke Intel Corp. dan sepakat mengembangkan cip PC dan pusat data bersama. 

    Melansir Bloomberg pada Jumat (19/9/2025), Nvidia akan membeli saham biasa Intel seharga US$23,28 per lembar, menurut pernyataan kedua perusahaan. Intel akan memanfaatkan teknologi grafis Nvidia untuk cip PC terbaru sekaligus menyuplai prosesor bagi produk pusat data yang berbasis perangkat keras Nvidia.

    Kesepakatan tersebut diklaim membuka peluang pasar baru senilai hingga US$50 miliar per tahun, menurut CEO Nvidia Jensen Huang. Investor menilai kolaborasi ini sebagai dorongan besar bagi Intel, yang tengah berjuang membendung kerugian dan mengejar ketertinggalan dari pesaingnya, termasuk Nvidia.

    Adapun, saham Intel melesat 23% ke level US$30,57 di New York, lonjakan harian terbesar sejak Oktober 1987. Saham Nvidia ikut naik 3,5% menjadi US$176,32 dan sudah menguat 31% sepanjang tahun ini.

    Pendanaan baru untuk Intel ini menyusul langkah pemerintah AS yang pada Agustus lalu mengambil sekitar 10% saham perusahaan tersebut, dengan Presiden Donald Trump berperan langsung dalam promosinya. 

    Sebelumnya, SoftBank Group Corp. dari Jepang juga mengejutkan pasar dengan menyuntikkan US$2 miliar ke Intel pada Agustus, sementara Intel sendiri terus menggalang dana lewat penjualan aset.

    Intel menghadapi beban berat akibat hilangnya pangsa pasar dan kebutuhan belanja besar untuk mengembangkan cip mutakhir. Di atas kertas, nilai investasi pemerintah AS di Intel telah melonjak lebih dari 55% atau sekitar US$4,9 miliar, menjadi US$14 miliar.

    Huang menuturkan, tim teknik Nvidia dan Intel sudah membahas kerja sama ini sejak setahun lalu, dan bukan didorong pemerintahan Trump. Dia mengaku telah menginformasikan kesepakatan ini kepada Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick yang merespons positif.

    Melalui kerja sama tersebut, Intel akan menawarkan cip PC yang menggabungkan prosesor dengan komponen grafis Nvidia. Langkah ini dinilai memperkuat posisi Intel untuk bersaing dengan Advanced Micro Devices Inc. (AMD), yang agresif merebut pangsa pasar PC.

    Meski begitu, kedua perusahaan belum memberi jadwal peluncuran produk pertama. Nvidia juga menegaskan belum ada rencana menggunakan pabrik Intel untuk produksi chipnya.

    Saham AMD sempat anjlok 5,9% sebelum pulih, sementara perusahaan itu menegaskan optimistis tetap bisa mencuri pasar dari Intel. 

    “Kami yakin dapat terus mendorong inovasi, memperluas pangsa pasar, dan memperkuat AI sebagai prioritas utama perusahaan,” tulis AMD dalam pernyataan resmi.

    Analis Wolfe Research menyebut, kabar ini sedikit negatif bagi AMD, tetapi belum tentu mengubah prospek Intel. 

    “Yang belum jelas, apakah ini hanya kerja sama simbolis bernuansa politik, atau awal kolaborasi lebih luas yang benar-benar menguntungkan Intel,” tulis Wolfe.

    Dalam bisnis pusat data, Intel akan menyuplai prosesor untuk produk Nvidia, yang saat ini mendominasi pasar akselerator AI. Kesepakatan ini diyakini membantu Intel memperbaiki neraca keuangan sekaligus kembali menghadirkan produk yang diminati pasar.

    Nvidia tetap melanjutkan pengembangan cip berbasis Arm Holdings Plc, sehingga kemitraan dengan Intel tidak memengaruhi rencana tersebut.

    Saat penutupan perdagangan Rabu, kapitalisasi pasar Intel tercatat US$116 miliar. Dengan investasi ini, Nvidia memegang kurang dari 5% saham Intel, sementara kapitalisasi pasar Nvidia sudah menembus US$4 triliun.

    Dominasi Nvidia di bidang komputasi AI membuat Intel kini memilih strategi pragmatis untuk bekerja sama. Perusahaan yang dulu menjadi raksasa silikon itu tertinggal jauh karena gagal mengantisipasi kebutuhan cip akselerator untuk AI.

    Tahun ini, Nvidia diperkirakan meraih penjualan sekitar US$200 miliar, dengan unit pusat data yang lebih besar dari total penjualan chipmaker mana pun. 

    Sebaliknya, Intel yang pernah mendominasi PC hingga server kini harus bergantung pada Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC) untuk memproduksi cip mutakhirnya.

    Di bawah kepemimpinan CEO baru Lip-Bu Tan, Intel berkomitmen mengubah pendekatannya dengan membuka peluang kolaborasi dan membuka fasilitas manufakturnya bagi pihak lain.

  • Nvidia Gandeng Intel Siapkan US Miliar, Garap Chip PC dan Data Center

    Nvidia Gandeng Intel Siapkan US$5 Miliar, Garap Chip PC dan Data Center

    Bisnis.com, JAKARTA — Nvidia berencana menggandeng Intel dengan melakukan investasi sebesar US$5 miliar untuk mengembangkan chip PC dan pusat data.

    Dilansir dari Reuters, Jumat (19/9/2025), aksi korporasi tersebut akan langsung menjadikan Nvidia salah satu pemegang saham terbesar Intel. Suntikan modal dari Nvidia menjadi peluang baru bagi Intel usai upaya pemulihan selama bertahun-tahun gagal membuahkan hasil. Hal ini memicu lonjakan saham produsen AS tersebut hingga 25%.

    Intel baru saja menunjuk Lip-Bu Tan sebagai CEO baru pada Maret 2025. Sayangnya, dia langsung mendapat kecaman dari para pejabat terpilih AS, termasuk Presiden Donald Trump, yang memintanya untuk mengundurkan diri karena kekhawatiran tentang hubungannya dengan China.

    Hal itu menyebabkan pertemuan yang diatur dengan cepat di Washington yang berakhir dengan kesepakatan tidak biasa dari Intel untuk memberikan AS sebesar 10% saham di perusahaan tersebut.

    CEO Nvidia, Jensen Huang mengatakan pemerintahan Trump tidak terlibat dalam kesepakatan kemitraan tersebut, tetapi akan memberikan dukungan. Huang terlihat bersama Trump dan para pemimpin bisnis lainnya selama kunjungan kenegaraan Presiden AS ke Inggris.

    Kesepakatan baru ini mencakup rencana bagi Intel dan Nvidia untuk bersama-sama mengembangkan chip PC dan pusat data, tanpa melibatkan bisnis manufaktur kontrak Intel, yang dikenal sebagai foundry.

    Namun, bisnis foundry Intel akan memasok prosesor pusat dan kemasan canggih untuk produk gabungan tersebut. Huang mengatakan perusahaannya terus mengevaluasi teknologi foundry Intel dan telah bekerja sama dengan pesaingnya selama hampir satu tahun.

    Mayoritas analis percaya bahwa agar foundry Intel dapat bertahan, mereka perlu mendapatkan pelanggan besar seperti Nvidia, Apple, Qualcomm atau Broadcom.

  • Asing Kuasai Pasar Game RI, Developer Lokal Agate Ungkap Tantangannya

    Asing Kuasai Pasar Game RI, Developer Lokal Agate Ungkap Tantangannya

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia menjadi salah satu pasar game terbesar di dunia, dengan jumlah pemain (gamers) yang terus meningkat setiap tahun. 

    Namun, potensi besar ini masih lebih banyak dinikmati oleh pengembang asing dibandingkan developer lokal. Berdasarkan data terbaru, jumlah gamers di Indonesia mencapai sekitar 185 juta orang dan diperkirakan naik menjadi 192,1 juta pada 2025. Angka ini sejalan dengan fakta bahwa 95,3% pengguna internet di Indonesia aktif bermain video games.

    Besarnya basis pengguna tersebut menjadikan pasar game di Indonesia bernilai sekitar US$2 miliar atau setara Rp33 triliun pada 2024. Sayangnya, sekitar 95% pendapatan pasar game diambil oleh developer luar negeri, sementara developer lokal hanya menguasai sekitar 5%.

    CEO Agate International, Shieny Aprilia, mengakui kondisi ini menjadi tantangan besar bagi developer game dalam negeri. Menurutnya, saat ini studio lokal masih mencari cara agar bisa bertahan sekaligus menembus pasar lokal maupun internasional.

    “Game studio lokal sekarang lebih ke modenya live with it aja. Kayak mereka berusaha untuk survive dengan cara jualan gamenya ke luar. Kalau yang di lokalnya, kami sangat aktif untuk bisa eksplorasi,” kata Shieny ditemui usai acara Kamis Santuy bersama Agate “Kupas Tuntas Industri Game di Indonesia” di kantor redaksi Bisnis Indonesia, Jakarta pada Kamis (18/9/2025). 

    Shieny menambahkan, Agate terus berupaya mencari cara untuk menembus pasar lokal agar perlahan bisa mendapatkan pangsa pasar. Dia menyadari proses ini tidak akan berlangsung cepat, namun upaya tersebut masih terus berjalan untuk menemukan ceruk pasar yang tepat.

    Lebih lanjut, Shieny menilai ada peluang besar bagi developer lokal untuk menciptakan game dengan ciri khas Indonesia, baik dari sisi kultur maupun keseharian masyarakat. Dia mencontohkan bagaimana pasar game di China berkembang pesat berkat permainan yang mengusung budaya setempat.

    “Apakah di sini seperti itu juga? Mungkin ke kehidupan sehari-hari atau apa, masih belum tahu sih,” katanya.

    Meski menghadapi tantangan berat, Agate terus mengembangkan berbagai proyek game untuk bersaing di pasar global maupun lokal.

    “Beberapa proyek kami yang sudah berjalan, seperti Blades of Mirage, Rift Storm, terus ada beberapa proyek lain, Groupmare, itu yang sekarang kita masih ongoing development, mudah-mudahan bisa rilis lebih cepat,” tandas Shieny.

  • Honor Pad 10, Pad X9a, dan Pad X7 Resmi Dijual di Indonesia, Harga Mulai Rp1,5 Juta

    Honor Pad 10, Pad X9a, dan Pad X7 Resmi Dijual di Indonesia, Harga Mulai Rp1,5 Juta

    Bisnis.com, JAKARTA— Honor resmi menjual tiga tablet terbarunya di Indonesia, yakni Honor Pad 10, Honor Pad X9a, dan Honor Pad X7. Kehadiran ketiga perangkat ini melengkapi lini produk Honor mulai dari segmen entry-level hingga premium.

    Honor Pad 10 menempati segmen premium, Honor Pad X9a berada di kelas menengah, sedangkan Honor Pad X7 ditujukan untuk entry-level. Seluruh perangkat tablet ini sudah didukung fitur berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

    Honor Indonesia Representative Frendy mengatakan, Honor Pad 10 dirancang untuk mampu menggantikan fungsi laptop, khususnya dalam pekerjaan yang berhubungan dengan pemrosesan dokumen.

    “Kami memberikan value yang sangat tinggi karena dia sudah hadir dengan keyboard plus stylus, jadi sudah paket lengkap. Untuk chip hardware-nya sudah sangat mumpuni untuk kelas harganya, chipsetnya Snapdragon 7 Gen 3 yang sudah sangat mumpuni di kelasnya,” kata Frendy dalam acara Honor All-Scenario Media & Tech Reviewer Gathering di Jakarta, Kamis (18/9/2025).

    Frendy menambahkan, Honor Pad 10 juga dibekali baterai besar di kelasnya dengan kapasitas 10.100 mAh. Lebih jauh, perangkat ini menghadirkan berbagai fitur inovatif untuk mendukung produktivitas pengguna. Salah satunya Honor Docs yang berfungsi sebagai one-stop solution, memungkinkan pembuatan dokumen Word, lembar kerja Excel, presentasi PowerPoint, pengelolaan file PDF, hingga pengeditan dokumen lintas perangkat dengan aman.

    Fitur split screen mode memudahkan multitasking, misalnya membuka referensi di satu sisi layar sambil menulis di sisi lain. Sementara itu, teknologi handwriting recognition mampu mengubah rumus menjadi teks digital yang rapi, sehingga mempercepat pencatatan dan pengolahan data.

    Selain itu, tersedia fitur eksklusif seperti Pivot Table untuk menganalisis data pada tabel kompleks, serta pengaturan header dan footer. Untuk dukungan AI, perangkat ini dibekali AI Writing Tools seperti Smart Creation yang membantu membuat draf awal, Polishing & Rewriting untuk menyempurnakan tulisan agar lebih profesional, serta Grammar Correction yang memastikan tata bahasa tetap rapi. 

    Ada juga AI Real-time Speech to Text yang otomatis mengubah percakapan menjadi teks, sehingga pengguna bisa lebih fokus mengikuti diskusi. Pada periode 19 September–19 Oktober 2025, HONOR Pad 10 dipasarkan dengan harga Rp5.499.000.

    Spesifikasi Honor Pad 10:

        •    Layar: 12,1 inci

        •    Panel: IPS LCD, 18 Color, 120 Hz, HDR

        •    Chipset: Snapdragon 7 Gen 3

        •    OS: Android 15, MagicOS 9

        •    Kamera Depan: 8 MP, f/2.2 (wide)

        •    Kamera Belakang: 8 MP, f/2.0 (wide), AF

        •    RAM/ROM: 8 GB/256 GB

        •    Baterai: 10.100 mAh

        •    Warna: Channel, Gray

    Sementara itu, HONOR Pad X9a menjadi opsi bagi pengguna dengan anggaran lebih terbatas yang menginginkan perangkat berukuran compact. Tablet ini memiliki layar 11,5 inci, menggunakan chipset Snapdragon 685, dengan RAM 8 GB dan ROM 128 GB. Kapasitas baterainya 8.300 mAh didukung fast charging 35W. Sistem operasinya adalah MagicOS 9.0.

    Perangkat ini juga dilengkapi fitur AI seperti HONOR Notes, serta fitur produktivitas lain seperti HONOR Docs, HONOR Connect, hingga Google Kids yang menghadirkan ruang belajar aman bagi anak. HONOR Pad X9a dijual dengan harga Rp3.999.000.

    Di kelas entry-level, HONOR Pad X7 hadir dengan layar 8,7 inci HD dan baterai 7.020 mAh. Tablet ini mendukung fitur multitasking serta Google AI seperti Gemini untuk pencarian informasi cepat, sehingga memberikan pengalaman cerdas, responsif, dan efisien. Perangkat ini dipasarkan dengan harga Rp1.599.000.

    Tak hanya meluncurkan tiga tablet, Honor juga menghadirkan Honor Watch Fit di Indonesia. Perangkat pintar ini mengusung teknologi AI serta pemantauan kesehatan 24/7.

    Beberapa fitur yang ditawarkan antara lain Body Energy untuk memantau energi harian, AI Exercise Suggestion dengan 100 mode olahraga yang merekomendasikan latihan sesuai kondisi tubuh dan kebiasaan, serta Healthy Morning Report yang menyajikan ringkasan kesehatan harian.

    Jam tangan pintar ini juga dibekali pemantauan oksigen darah, VO₂Max, tingkat stres, kualitas tidur, hingga SpO₂. Selain itu, perangkat ini sudah mendukung GPS dan memiliki rating 5ATM sehingga aman digunakan untuk berenang di kolam. Honor Watch Fit tersedia di pasar Indonesia dengan harga Rp1.299.000.

  • Yandex Ungkap Tantangan dan Peluang AI di Pasar Indonesia

    Yandex Ungkap Tantangan dan Peluang AI di Pasar Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan teknologi asal Rusia Yandex melihat Indonesia sebagai pasar yang potensial bagi pengembangan mesin pencari berbasis kecerdasan buatan (AI). 

    Namun, ada tantangan besar yang harus dihadapi, terutama terkait keterbatasan pilihan pengguna dalam menentukan mesin pencari di perangkat mereka. CEO Yandex Search International Alexander Popovskiy menilai dominasi mesin pencari tertentu membuat pengguna di Indonesia belum sepenuhnya memiliki kebebasan untuk memilih.

    “Seperti yang saya katakan, ketika membuka ponsel Anda, Anda sudah langsung mendapatkan Google yang terpasang, baik di Android karena mereka menguasai maupun di iOS karena adanya perjanjian global. Jadi, beberapa korporasi di Amerika saling bersepakat bahwa Anda harus menggunakan Google. Inilah kenyataannya,” kata Alexander saat menjawab pertanyaan Bisnis dalam sebuah wawancara di Jakarta pada 16 September 2025, dikutip Kamis (18/9/2025).

    Menurut Alexander, sejumlah negara seperti Uni Eropa, Rusia, dan India telah menerapkan regulasi yang mewajibkan akses setara ke platform digital. Mekanisme ini dilakukan melalui sistem sederhana bernama choice screen, yakni saat pertama kali pengguna melakukan pencarian, mereka akan ditanya mesin pencari mana yang ingin digunakan.

    Dia menambahkan, regulasi di Indonesia mungkin sudah menegaskan hak akses setara ke platform digital. Hanya saja, dibutuhkan aturan turunan yang lebih detail agar implementasinya dapat berjalan sesuai dengan tujuan.

    “Kurangnya pilihan ini adalah tantangan besar,” kata Alexander.

    Meski begitu, Yandex tetap optimistis melihat peluang di Indonesia. Alexander mengatakan, perusahaan kini sedang berada pada tahap awal transformasi dari mesin pencari tradisional menjadi asisten internet berbasis AI.

    “Tetapi sangat penting, yaitu transformasi dari mesin pencari internet tradisional menjadi asisten internet berbasis AI. Ini baru langkah awal. Mari kita lihat bagaimana perkembangannya. Saat ini sudah banyak manfaat yang dirasakan,” ungkapnya.

    Alexander menuturkan, teknologi Yandex mampu membantu pengguna lebih efisien dalam berselancar di internet. 

    Alexander menjelaskan, berdasarkan perhitungan tim pemasaran Yandex, pengguna dapat menghemat waktu berselancar hingga 1 minggu jika memakai Yandex Search dengan AI dibandingkan dengan browser tradisional. Efisiensi ini dinilai sangat membantu, terutama bagi mereka yang melakukan riset ilmiah atau mempelajari topik tertentu di sekolah maupun universitas.

    Menurutnya, Yandex menyajikan hasil pencarian yang lengkap, ringkas, dan terverifikasi sehingga lebih dapat diandalkan dibanding jawaban instan yang berpotensi memunculkan kesalahan.

    “Yandex dapat memberikan jawaban yang komprehensif, menyajikan hasil pencarian yang lengkap, bukan sekadar jawaban yang berisiko menimbulkan halusinasi seperti ChatGPT,” kata Alexander.

    Sebelumnya, Yandex resmi meluncurkan layanan pencarian berbasis AI dengan dukungan penuh bahasa Indonesia. Layanan ini dapat diakses secara gratis melalui laman utama yandex.com.

    “Mesin pencarian modern sudah tidak bisa lagi sekadar menampilkan deretan tautan tetapi juga harus bisa memahami intensi pengguna, memberikan jawaban yang komprehensif sekaligus mencerminkan budaya dan konteks lokal,” kata Alexander dalam acara AI Innovation Summit (AIIS) 2025 di Jakarta, Selasa (16/9/2025).

  • Yandex Ungkap Tantangan dan Peluang AI di Pasar Indonesia

    Yandex Ungkap Tantangan dan Peluang AI di Pasar Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan teknologi asal Rusia Yandex melihat Indonesia sebagai pasar yang potensial bagi pengembangan mesin pencari berbasis kecerdasan buatan (AI). 

    Namun, ada tantangan besar yang harus dihadapi, terutama terkait keterbatasan pilihan pengguna dalam menentukan mesin pencari di perangkat mereka. CEO Yandex Search International Alexander Popovskiy menilai dominasi mesin pencari tertentu membuat pengguna di Indonesia belum sepenuhnya memiliki kebebasan untuk memilih.

    “Seperti yang saya katakan, ketika membuka ponsel Anda, Anda sudah langsung mendapatkan Google yang terpasang, baik di Android karena mereka menguasai maupun di iOS karena adanya perjanjian global. Jadi, beberapa korporasi di Amerika saling bersepakat bahwa Anda harus menggunakan Google. Inilah kenyataannya,” kata Alexander saat menjawab pertanyaan Bisnis dalam sebuah wawancara di Jakarta pada 16 September 2025, dikutip Kamis (18/9/2025).

    Menurut Alexander, sejumlah negara seperti Uni Eropa, Rusia, dan India telah menerapkan regulasi yang mewajibkan akses setara ke platform digital. Mekanisme ini dilakukan melalui sistem sederhana bernama choice screen, yakni saat pertama kali pengguna melakukan pencarian, mereka akan ditanya mesin pencari mana yang ingin digunakan.

    Dia menambahkan, regulasi di Indonesia mungkin sudah menegaskan hak akses setara ke platform digital. Hanya saja, dibutuhkan aturan turunan yang lebih detail agar implementasinya dapat berjalan sesuai dengan tujuan.

    “Kurangnya pilihan ini adalah tantangan besar,” kata Alexander.

    Meski begitu, Yandex tetap optimistis melihat peluang di Indonesia. Alexander mengatakan, perusahaan kini sedang berada pada tahap awal transformasi dari mesin pencari tradisional menjadi asisten internet berbasis AI.

    “Tetapi sangat penting, yaitu transformasi dari mesin pencari internet tradisional menjadi asisten internet berbasis AI. Ini baru langkah awal. Mari kita lihat bagaimana perkembangannya. Saat ini sudah banyak manfaat yang dirasakan,” ungkapnya.

    Alexander menuturkan, teknologi Yandex mampu membantu pengguna lebih efisien dalam berselancar di internet. 

    Alexander menjelaskan, berdasarkan perhitungan tim pemasaran Yandex, pengguna dapat menghemat waktu berselancar hingga 1 minggu jika memakai Yandex Search dengan AI dibandingkan dengan browser tradisional. Efisiensi ini dinilai sangat membantu, terutama bagi mereka yang melakukan riset ilmiah atau mempelajari topik tertentu di sekolah maupun universitas.

    Menurutnya, Yandex menyajikan hasil pencarian yang lengkap, ringkas, dan terverifikasi sehingga lebih dapat diandalkan dibanding jawaban instan yang berpotensi memunculkan kesalahan.

    “Yandex dapat memberikan jawaban yang komprehensif, menyajikan hasil pencarian yang lengkap, bukan sekadar jawaban yang berisiko menimbulkan halusinasi seperti ChatGPT,” kata Alexander.

    Sebelumnya, Yandex resmi meluncurkan layanan pencarian berbasis AI dengan dukungan penuh bahasa Indonesia. Layanan ini dapat diakses secara gratis melalui laman utama yandex.com.

    “Mesin pencarian modern sudah tidak bisa lagi sekadar menampilkan deretan tautan tetapi juga harus bisa memahami intensi pengguna, memberikan jawaban yang komprehensif sekaligus mencerminkan budaya dan konteks lokal,” kata Alexander dalam acara AI Innovation Summit (AIIS) 2025 di Jakarta, Selasa (16/9/2025).

  • Mantan Insinyur Tesla Puji Teknologi Baterai iPhone Air

    Mantan Insinyur Tesla Puji Teknologi Baterai iPhone Air

    Bisnis.com, JAKARTA – Desain tipis iPhone Air memang menjadi daya tarik utama, termasuk keberhasilan Apple mengecilkan ukuran papan induk (logic board). Namun, menurut Gene Berdichevsky, Co-Founder sekaligus CEO produsen material baterai Sila, terobosan terbesar dari perangkat terbaru Apple tersebut justru terletak pada teknologi baterainya.

    “Baterai di iPhone terbaru ini benar-benar luar biasa. Bentuknya yang seakan-akan bebas dan bisa dibuat dalam dua dimensi yang unik itu menakjubkan,” kata Berdichevsky dikutip dari laman TechCrunch pada Kamis (18/9/2025).

    Berdichevsky bukan orang sembarangan dalam bidang baterai. Dia merupakan karyawan ketujuh Tesla yang dulu memimpin pengembangan baterai untuk mobil listrik Roadster pertama, proyek yang kemudian menjadi dasar bagi seluruh model Tesla setelahnya. 

    Saat ini, dia memimpin Sila, perusahaan yang fokus mengembangkan material anoda silikon untuk perangkat elektronik dan kendaraan listrik. Berdichevsky menilai, penggunaan desain baterai berlekuk pada iPhone Air dimungkinkan berkat teknologi baru Apple yang telah dipatenkan, yakni baterai kaleng logam (metal can battery).

    Berbeda dengan baterai pouch yang lazim digunakan pada perangkat elektronik—berlapis plastik, lebih murah diproduksi, tetapi rentan mengembang, baterai kaleng logam hadir dengan konstruksi berbeda. Teknologi ini menggunakan lapisan logam yang membungkus seluruh sel, sehingga membuat baterai lebih kokoh, tahan lama, sekaligus dapat dibentuk sesuai kebutuhan desain perangkat

    Selama ini Apple menggunakan baterai berbentuk huruf L. Masalahnya, semua baterai lithium ion bisa mengembang seiring pemakaian, dan sudut dalam pada desain L sering menjadi titik rawan. 

    “Dengan teknologi baru ini, masalah itu bisa diatasi. Anda bisa membuat baterai dalam bentuk dua dimensi apa pun, tanpa kompromi,” kata Berdichevsky.

    Keunggulan lainnya, baterai kaleng logam memungkinkan Apple memaksimalkan ruang di dalam iPhone Air. Baterai bisa ditempatkan hingga ke tepi perangkat dan mengisi celah yang tersisa setelah papan induk dipasang.

    Meski lebih mahal, Berdichevsky optimistis mayoritas ponsel pintar akan beralih ke teknologi ini karena kapasitas energi yang lebih besar. Dia juga menekankan, teknologi ini akan sangat penting bagi perangkat berukuran kecil seperti kacamata AR dan VR. 

    “Bentuk baterai bisa menyesuaikan ruang yang aneh dan sempit. Itu benar-benar meningkatkan kepadatan energi,” ujarnya.

    Meski begitu, adopsi desain baterai baru ini menjadi alasan Apple belum beralih dari anoda karbon ke anoda silikon. Menurut Berdichevsky, wajar jika Apple tetap memakai teknologi kimia baterai lama saat memperkenalkan desain baru.

    Namun, dia menilai transisi ke baterai kaleng logam bisa membuka jalan menuju penggunaan anoda silikon di masa depan. Anoda silikon murni mampu menyimpan energi hingga 50% lebih banyak dibandingkan grafit tradisional, meski berisiko mengembang lebih besar. Perusahaan seperti Sila sudah mengembangkan cara untuk mengatasi masalah ini, tetapi tetap butuh dukungan dari desain sel baterai.

    “Teknologi ini jelas akan membantu mempercepat adopsi silikon. Kita bisa mendorong performa lebih jauh, sambil tetap mengelola risiko pengembangan. Inilah yang membuatnya sangat revolusioner,” kata Berdichevsky.