Jakarta, Beritasatu.com – Salat Tahajud adalah salah satu ibadah sunah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ibadah ini dilakukan pada malam hari setelah tidur, menjadikannya momen yang penuh kekhusyukan dan ketenangan. Lalu, kapan waktu terbaik salat Tahajud?
Meskipun tidak wajib, banyak umat Islam yang menjadikan salat Tahajud sebagai rutinitas harian untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT serta memohon rahmat dan keselamatan.
Secara harfiah, Tahajud berarti “bangun dari tidur di malam hari” atau “berjaga”, yang mencerminkan kesungguhan dalam beribadah.
Waktu Terbaik untuk Melaksanakan Salat Tahajud
Salat Tahajud dapat dilaksanakan setelah salat Isya hingga sebelum waktu Subuh. Namun, waktu utama atau waktu terbaik salat Tahajud adalah pada sepertiga malam terakhir.
Rasulullah Saw bersabda bahwa pada sepertiga malam terakhir, Allah SWT turun ke langit dunia dan berfirman: “Siapa yang memanggil-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya”. (HR Bukhari dan Muslim)
Untuk menentukan sepertiga malam terakhir, Anda dapat membagi waktu antara salat Isya dan Fajar (Subuh) menjadi tiga bagian. Misalnya, jika waktu Isya pukul 19.00 dan Fajar pukul 04.00, maka sepertiga malam terakhir dimulai sekitar pukul 01.00 hingga 04.00. Inilah waktu terbaik salat Tahajud yang sangat dianjurkan karena penuh keberkahan dan kemuliaan.
Niat dan Doa Salat Tahajud
Salat Tahajud dapat dilaksanakan sebagaimana salat-salat sunah lainnya, yaitu dua rakaat salam. Adapun lafal niat dan doanya adalah sebagaimana berikut ini.
Mengucapkan niat salat Tahajud:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku menyengaja salat sunah Tahajud dua rakaat karena Allah ta’ala”.
Niat dalam hati bersamaan dengan takbîratul ihrâm, dan seterusnya sebagaimana pelaksanaan salat pada umumnya sampai salam setelah dua rakaat. Setelah salam atau selesai seluruh rangkaian salat kemudian membaca doa yang dipanjatkan Rasulullah Saw berdasarkan riwayat Imam al-Bukhari dan muslim sebagaimana berikut ini.
اَللهم رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاءُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهم لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لآ اِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Allâhumma rabbanâ lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta mâlikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haqq. Wa wa‘dukal haqq. Wa liqâ’uka haqq. Wa qauluka haqq. Wal jannatu haqq. Wan nâru haqq. Wan nabiyyûna haqq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haqq. Was sâ‘atu haqq.
Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa ‘alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a‘lantu, wa mâ anta a‘lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.
Artinya: “Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad Saw itu benar. Hari Kiamat itu benar.
Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah”.
Bolehkah Salat Tahajud Tanpa Tidur?
Anda dapat melaksanakan salat Tahajud baik saat tidur maupun tidak. Tidur bukanlah syarat sahnya salat Tahajud, hanya dianjurkan untuk lebih fokus selama waktu salat setelah tengah malam dan untuk menghindari kelelahan tubuh. Meskipun tidak ada jumlah rakaat yang pasti, jumlahnya dapat berkisar antara 2 hingga 13.
Keutamaan Salat Tahajud dan Manfaatnya
Selain waktu terbaik salat Tahajud, penting juga untuk memahami keutamaan ibadah ini. Salat Tahajud tidak hanya menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga memberikan ketenangan batin dan kekuatan spiritual. Dengan bangun di malam hari, Anda melatih diri untuk lebih disiplin dan bersungguh-sungguh dalam beribadah.
Dengan memahami waktu terbaik Salat Tahajud dan melaksanakannya secara konsisten, Anda dapat meraih manfaat spiritual yang luar biasa.