Category: Beritasatu.com Nasional

  • Kelelahan Ikuti Retret, 3 Kepala Daerah Dibawa Ke Rumah Sakit

    Kelelahan Ikuti Retret, 3 Kepala Daerah Dibawa Ke Rumah Sakit

    Magelang, Beritasatu.com – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya menyampaikan sebanyak tiga kepala daerah mengalami kelelahan seusai mengikuti pembekalan atau retret hari ketiga di Lembah Tidar Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah.

    Dikatakan Bima, ketiga kepala daerah tersebut dirujuk ke RSUD Tidar untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

    “Sepertinya kelelahan. Ada yang diinfus, ada yang tensi tinggi, gula darah tinggi. Kesimpulan dokter terlalu lelah,” kata Bima kepada awak media di kompleks Akmil, Magelang, Jawa Tengah, Minggu, (23/2/25). 

    Bima mengaku telah menjenguk ketiga kepala daerah tersebut. Meski demikian, Bima masih enggan menyebutkan identitas mereka.

    “Yang dua menginap, yang satu hanya diinfus,” tambahnya.

    Bima menambahkan, selain tiga yang dirawat, ada dua kepala daerah lainnya yang juga kelelahan sehingga harus beristirahat di tenda sehingga pihaknya memberikan dispensasi untuk tidak mengikuti pembekalan sampai kembali pulih.

    “Kita berikan dispensasi sementara ini tidur dulu tidak mengikuti pembelajaran. Mudah mudahan besok fit lagi,” ucapnya.

    Bima tak menampik, penyebab kelelahan karena rangkaian kegiatan panjang yang harus diikuti kepala daerah mulai dari pemeriksaan kesehatan, gladi kotor dan bersih, pelantikan hingga retret. Apalagi, banyak yang kepala daerah yang sudah berusia lanjut.

    “Karena rangkaiannya mulai dari pelantikan di Istana sampai sekarang, melelahkan sekali. Apalagi kalau sudah usia tua,” tutup Bima Arya mengenai jalannya retret kepala daerah. 

  • Kenang Kekalahan dalam Pemilihan Wapres, SBY: Kalah Itu Indah

    Kenang Kekalahan dalam Pemilihan Wapres, SBY: Kalah Itu Indah

    Bogor, Beritasatu.com – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenang momen kekalahannya dalam pemilihan wakil presiden yang digelar Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

    Ketika itu, MPR mengadakan pemilihan wapres untuk mendampingi Megawati Soekarnoputri yang menjadi presiden menggantikan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Namun, SBY menyebut kekalahannya waktu itu indah.

    “Gagasan mendirikan partai berawal ketika saya bertemu dengan almarhum Ventce Rumangkang. Intinya mengapa kita tidak mendirikan partai politik karena kemarin Pak SBY kalah dalam pemilihan wakil presiden yang dipilih oleh MPR. Saya kalah, saya pernah kalah dan kalah itu indah,” kata SBY dalam arahannya kepada pengurus sejumlah DPD Partai Demokrat se-Indonesia di Pendopo Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/2/2025).

    SBY mengatakan ikhtiar dan keikhlasan yang dapat menguatkan agar dapat menerima setiap takdir yang telah digariskan dan kemudian meminta pertolongan dari Tuhan yang Maha Esa. Kalah dalam pemilihan wapres, SBY kemudian terpilih sebagai presiden selama dua periode.

    “Kalau kita dengan ikhlas menerima kekalahan itu kemudian berjuang dengan tekad yang bulat, ikhtiar yang cerdas sambil meminta pertolongan Allah SWT Tuhan yang maha kuasa,” tandasnya.

    Dalam kesempatan itu, SBY juga sempat menceritakan ruangan yang ditempati para kader berkumpul merupakan rumah perjuangan yang menjadi tempat berdiskusi awal pendirian Partai Demokrat.

    “Saya ingin Anda semua berada di rumah perjuangan, tempat yang bersejarah. Sebelum acara resmi kita mulai, terlebih dahulu saya ingin menjelaskan kepada para pemimpin dan kader utama Demokrat tentang tempat ini, tentang rumah dan Pendopo Cikeas. Tentang dua bilik yang sekarang saudara-saudara berada di tempat ini,” ucap SBY.

    SBY mengatakan, perjuangan yang harus diutamakan adalah untuk negara dan rakyat baru setelah itu memperjuangkan  partai.

    “Karena ada nilai-nilai sejarah yang ingin saya sampaikan agar perjuangan Partai Demokrat ke depan, perjuangan besar kita. Yang utama tentunya untuk negara dan rakyat lalu perjuangan besar lainnya, baru untuk partai. Jangan dibalik, negara dulu, baru partai,” tambahnya.

  • Datang ke Rumah Megawati, Elite PDIP Kompak Bungkam Soal Isi Pertemuan

    Datang ke Rumah Megawati, Elite PDIP Kompak Bungkam Soal Isi Pertemuan

    Jakarta, Beritasatu.com – Sejumlah ketua dewan pimpinan pusat PDI Perjuangan (PDIP) kembali berkumpul di rumah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Minggu (23/2/2025) siang.

    Mereka yang hadir di antaranya adalah MY Esti Wijayati, Sukur Nababan, Komarudin Watubun, Ahmad Basarah, Adian Napitupulu, Bintang Puspayoga, dan Rony Talapessy.

    Namun, setelah ditunggu beberapa jam, para elite PDIP ini satu persatu meninggalkan kediaman Megawati dan tidak satu pun memberikan komentar terkait pertemuannya.

    Diketahui, kedatangan para elite partai berlambang moncong putih ini terjadi setelah Megawati mengeluarkan instruksi untuk menunda keberangkatan retret kepala daerah di Magelang, Jawa Tengah.

    Instruksi ini dikeluarkan seusai penahanan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto oleh KPK terkait kasus dugaan suap pengurusan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR 2019–2024 yang melibatkan Harun Masiku, serta dugaan perintangan penyidikan.

    Namun, sejumlah kepala daerah dari PDIP kini sudah berada di Magelang dan menanti instruksi dari Megawati mengenai apakah diperkenankan bergabung dengan retret atau tidak.

  • Sejumlah Kepala Daerah Akan Gabung Retret, Wamendagri: Kita Tunggu Saja

    Sejumlah Kepala Daerah Akan Gabung Retret, Wamendagri: Kita Tunggu Saja

    Magelang, Beritasatu.com – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengungkapkan sejumlah kepala daerah kemungkinan akan mengikuti retret atau program pembekalan di kompleks Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, dalam waktu dekat.

    “Soal waktu pelaksanaan dan siapa saja yang akan hadir, mari kita tunggu bersama,” ujar Bima saat berada di Magelang, Minggu (23/2/2025).

    Ia mengajak para wartawan untuk terus memantau perkembangan terbaru.

    “Saya mengimbau rekan-rekan media untuk tetap mengikuti proses ini. Silakan standby di Akmil, karena akan ada banyak hal menarik yang terjadi,” tambahnya.

    Bima menjelaskan sesi materi dari para menteri akan dimulai pada Minggu (23/2/2025) malam dan berlanjut hingga Senin (24/2/2025). Ia menegaskan kepala daerah yang absen akan melewatkan sesi penting dari Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).

    “Namun, kami berharap peserta yang hadir dapat memperoleh wawasan yang luas dari para menteri koordinator serta menteri terkait yang akan membahas berbagai poin penting dalam Astacita,” jelasnya.

    Saat ditanya mengenai kemungkinan kehadiran peserta pada Senin (24/2/2025), Bima meminta para wartawan untuk bersabar menunggu kepastian.

    “Tunggu saja. Ada keinginan dari beberapa pihak untuk bergabung, jadi mari kita lihat nanti. Saat ini, masih ada 47 orang yang belum bergabung,” kata Bima mengenai retret kepala daerah.

  • Kabur Aja Dulu? Ini Beda Budaya Kerja Indonesia vs Luar Negeri

    Kabur Aja Dulu? Ini Beda Budaya Kerja Indonesia vs Luar Negeri

    Jakarta, Beritasatu.com – Diaspora Indonesia di Amerika Serikat Joseph Wijaya mengungkapkan perbedaan budaya kerja antara di Indonesia dengan luar negeri di tengah hebohnya ‘kabur aja dulu’ yang disuarakan netizen Tanah Air lewat media sosial.

    Seruan ‘kabur aja dulu’ muncul dari keresahan generasi muda Indonesia atas kondisi di dalam negeri, mulai dari sulitnya mendapatkan pekerjaan layak, biaya hidup makin tinggi, hingga masalah ekonomi dan sosial yang makin rumit.

    Ajakan mencari kehidupan lebih baik dengan kerja dan tinggal di luar negeri muncul di media sosial. Lalu apa bedanya budaya kerja di dalam dan luar negeri?

    Menanggapi tren ‘kabur aja dulu’, Joseph Wijaya mengatakan ada perbedaan budaya kerja yang mencolok antara di Indonesia dengan luar negeri. 

    Menurutnya jika di luar negeri, lingkungan kerja lebih menghargai individu dalam hal work life balance atau keseimbangan pekerjaan dengan kehidupan, seperti jam kerja yang lebih teratur. Kemudian ada budaya untuk lebih menghargai waktu pribadi seseorang. 

    “Mereka (perusahaan di luar negeri) lebih fokus pada hasil, bukan hanya jam kerja yang panjang saja. Selain itu komunikasi juga lebih terbuka dan kritik disampaikan dengan cara membangun,” kata Yoseph Wijaya dalam program BeritaSatu Sore di Beritasatu TV, Jumat (21/2/2025). 

    Sedangkan di Indonesia, lanjut Yoseph, ritme kerjanya lebih cepat dan dinamis, tetapi masih bergantung pada budaya presentisme atau kerja terus menurus meski kondisi kurang sehat.

    Perusahaan di Tanah Air lebih suka menerapkan pola kerja lebih banyak atau lama, ketimbang produktivitas. Namun, kehangatan dan kebersamaan dalam tim kerja di Tanah Air jauh lebih terasa, dibandingkan di luar negeri. 

  • Menteri LH: Tanpa Kolaborasi, Masalah Sampah Tak Akan Pernah Selesai

    Menteri LH: Tanpa Kolaborasi, Masalah Sampah Tak Akan Pernah Selesai

    Pangandaran, Beritasatu.com – Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menekankan pentingnya aksi kolaborasi dalam menangani permasalahan sampah. Menurutnya, permasalahan sampah harus dibenahi mulai dari hulu hingga ke hilir dengan mengatur sistem pembuangannya sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

    “Diperlukan kolaborasi dengan unsur terkait dalam penanganan sampah. Penting juga untuk meningkatkan kesadaran untuk menjaga lingkungan kita sehingga permasalahan sampah yang terjadi ini bisa terurai,” kata Hanif Faisol saat menggelar aksi bersih di Pantai Batu Karas, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (23/2/2025).

    Selain menteri lingkungan hidup, aksi bersih-bersih sampah di Pantai Batu Karas dalam memperingati hari peduli sampah 2025 ini juga diikuti  Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. 

    “Pemerintah daerah kabupaten dan kota harus terus berupaya mewujudkan Indonesia bersih sampah dengan upaya kolaborasi seperti ini,” kata Hanif.

    Kegiatan serupa juga serentak dilakukan di delapan provinsi lainnya, dengan tujuan meningkatian kesadaran masyarakat dalam upaya persoalan penanganan dan mengurangi sampah di Indonesia. Terlebih Pantai Batu Karas merupakan salah satu objek wisata nasional yang perlu dijaga kebersihannya sehingga tidak merusak ekosistem yang ada di dalamnya. 

    Sementara itu, Panglima TNI Jendral Agus Subiyanto mengatakanTNI berkomitmen untuk terus berkolaborasi dalam hal penanganan sampah di Indonesia. Selain membuat karya mesin pembersih sampah di dalam air, pihaknya juga telah berinovasi membuat mesin pemilahan sampah menjadi abu untuk mengurai sampah yang masih menjadi permasalahan. 

    “Kami (TNI) akan terus membuat karya inovasi untuk mengurai sampah, seperti perahu pembersih sampah yang ada di dalam air dengan teknologi tanpa bahan bakar dan listrik. Inovasi ini sudah disebar seperti Danau Toba juga sudah ada enam unit perahu pembersih sampah seperti ini. Ini menjadi salah satu upaya hasil  kerja sama guna menciptakan lingkungan hidup untuk selalu bersih,” kata Agus Subiyanto. 

    Diharapkan upaya penanganan sampah ini juga menjadi momen untuk meningkatkan kesadaran masyaralat terhadap pentingnya menjaga lingkungan hidup. 

  • Istana Kadriah Pontianak Jadi Simbol Kekayaan Sejarah Nusantara, Fadli Zon: Lebih Tua dari Amerika Serikat

    Istana Kadriah Pontianak Jadi Simbol Kekayaan Sejarah Nusantara, Fadli Zon: Lebih Tua dari Amerika Serikat

    Pontianak, Beritasatu.com – Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon melakukan kunjungan pertamanya ke Kalimantan Barat setelah menjabat sebagai menteri. Ia mengunjungi Istana Kadriah di Kesultanan Pontianak yang merupakan salah satu cagar budaya nasional Indonesia.

    Fadli Zon menekankan, pentingnya melestarikan budaya dan sejarah Nusantara, khususnya di Kalimantan Barat yang kaya dengan warisan budaya dan perpaduan berbagai etnis. Istana Kadriah yang dibangun pada 1771 oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, menjadi simbol sejarah panjang Kesultanan Pontianak. 

    Fadli Zon pun menyatakan, usia Istana Kadriah lebih tua dari Amerika Serikat yang berdiri pada 1776. Hal tersebut menunjukkan istana tersebut memiliki sejarah yang sangat panjang.

    “Ini menunjukkan Istana Kadriah memiliki sejarah yang sangat panjang, tidak hanya di Kalimantan Barat, tetapi juga di Indonesia secara keseluruhan,” ujar Fadli Zon saat berkunjung ke Istana Kadriah, Pontianak, pada Sabtu (22/2/2025). 

    Fadli Zon juga memberikan penghargaan kepada Sultan Syarif Hamid II, yakni Sultan ketujuh Kesultanan Pontianak yang dikenal sebagai perancang lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila.

    “Kita sangat menghormati jasa-jasa para pendahulu kita, termasuk Sultan Hamid II yang telah memberikan kontribusi besar bagi bangsa ini. Kami berharap beliau mendapatkan pengakuan sebagai pahlawan nasional,” tambahnya.

    Selain itu, Fadli Zon menggarisbawahi pentingnya Pontianak sebagai melting pot, tempat pertemuan berbagai budaya. Menurutnya, kota tersebut menjadi contoh nyata akulturasi budaya Melayu, Arab, Dayak, Tionghoa, dan etnis lainnya. 

    “Keberagaman ini tercermin dalam berbagai ekspresi budaya, seperti arsitektur, seni, dan kuliner. Ini adalah kekuatan yang harus kita jaga dan lestarikan,” ujarnya.

    Menteri Kebudayaan tersebut juga mengungkapkan filosofi Huma Betang, kearifan lokal masyarakat Dayak yang mengedepankan kebersamaan, gotong royong, dan toleransi. “Filosofi ini sangat relevan dengan semangat persatuan dalam keberagaman yang menjadi identitas bangsa Indonesia,” katanya.

    Fadli Zon berharap lebih banyak cagar budaya di Kalimantan Barat yang dapat diangkat menjadi cagar budaya nasional. Ia juga menjelaskan, Kalimantan Barat memiliki satu cagar budaya nasional, yaitu Istana Kadriah. 

    Namun, pihak juga melihat ada enam cagar budaya provinsi tersebut yang berpotensi untuk menjadi cagar budaya nasional.

    Kalimantan Barat juga memiliki sekitar 80 warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage), yang meliputi seni pertunjukan, kerajinan, adat istiadat, dan tradisi. 

    “Ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya budaya yang ada di provinsi ini. Kita harus terus mendaftarkan dan melestarikan warisan-warisan ini,” tegas Fadli Zon.

    Fadli Zon juga mengatakan komitmen pemerintah untuk memajukan kebudayaan Indonesia. Ia menyebutkan pembentukan Kementerian Kebudayaan sebagai kementerian independen merupakan langkah penting dalam melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan warisan budaya. 

    “Ini sesuai dengan amanat Pasal 32, ayat (1), UUD 1945 yang menyatakan negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia,” jelasnya.

    Menteri Kebudayaan ini juga menyoroti pentingnya kekuatan lunak dalam diplomasi budaya. Ia menegaskan, masyarakat dapat belajar dari negara lain, seperti Korea Selatan yang sukses mempromosikan budaya mereka melalui film, musik, dan drama. 

    “Kami ingin menciptakan ‘Indonesian Wave’, gelombang budaya Indonesia yang mendunia,” ujarnya.

  • Selesai Bertemu AHY, 38 Ketua DPD Demokrat Sowan SBY di Cikeas Bogor

    Selesai Bertemu AHY, 38 Ketua DPD Demokrat Sowan SBY di Cikeas Bogor

    Bogor, Beritasatu.com – Sebanyak 38 ketua DPD Partai Demokrat berkunjung ke rumah Ketua Majelis Tinggi sekaligus Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Puri Cikeas, Desa Cikeas, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/2/2025).

    Para ketua DPD Demokrat se-Indonesia itu sowan ke SBY menjelang Kongres VI Partai Demokrat yang berlangsung di Jakarta, Senin hingga Selasa 24-25 Februari 2025. Pertemuan dengan SBY digelar sejak pukul 14.00 WIB.

    Para ketua DPD Demokrat itu datang ke kediaman SBY dengan menumpangi tiga bus. Mereka kemudian bersama-sama memasuki Pendopo Cikeas.

    Sebelumnya ke kediaman SBY, para ketua DPD Demokrat itu sempat silaturahmi ke rumah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Jalan Prapanca Nomor 10, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pagi tadi.

    AHY mengatakan seluruh ketua DPD itu berkumpul untuk menyampaikan aspirasi berkaitan dengan Kongres Partai Demokrat, sekaligus mendorong AHY maju kembali sebagai ketua umum periode 2025-2030.

    “Para ketua DPD dan DPC tadi menyampaikan harapannya agar saya bisa atau berkenan maju kembali sebagai ketua umum periode 2025-2030,” sebut AHY.

  • Kapolri Tawarkan Band Sukatani Jadi Duta Polri setelah Viral Lagu Bayar, Bayar, Bayar

    Kapolri Tawarkan Band Sukatani Jadi Duta Polri setelah Viral Lagu Bayar, Bayar, Bayar

    Jakarta, Beritasatu.com – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menawarkan band punk Sukatani untuk menjadi duta Polri dalam upaya mendorong semangat reformasi institusi serta mencegah perilaku menyimpang di kalangan personel kepolisian. Band Sukatani belakangan viral setelah lagu mereka yang berjudul “Bayar, Bayar, Bayar” yang mengangkat isu tentang oknum di institsi kepolisian.

    “Jika band Sukatani bersedia, kami ingin menjadikan mereka sebagai juri atau Duta Polri yang dapat terus menyampaikan kritik membangun demi evaluasi dan pembenahan institusi. Dengan begitu, perbaikan berkelanjutan terhadap perilaku oknum yang menyimpang bisa terus dilakukan,” ujar Sigit dalam keterangannya pada Minggu (23/2/2025).

    Sigit menegaskan bahwa Polri saat ini terbuka terhadap kritik dan masukan. Menurutnya, kritik yang disampaikan masyarakat sangat diperlukan demi kemajuan institusi kepolisian.

    “Ini adalah bentuk komitmen kami untuk terus berbenah agar menjadi organisasi yang lebih adaptif terhadap kritik, sehingga bisa terus berkembang menjadi institusi yang modern serta semakin baik,” jelasnya dalam merespons Band Sukatani.

    Lebih lanjut, Sigit menekankan, dirinya tidak pernah melarang atau membatasi siapa pun dalam menyampaikan pendapat. Ia melihat kritik sebagai bahan refleksi demi memperbaiki Polri agar semakin dicintai masyarakat.

    “Kritik terhadap Polri merupakan wujud kepedulian masyarakat terhadap institusi ini,” tambahnya.

    Sementara itu, band Sukatani asal Purbalingga, Jawa Tengah, sempat menarik perhatian setelah mereka menyampaikan permohonan maaf kepada Polri. Permintaan maaf tersebut terkait dengan lagu “Bayar, Bayar, Bayar” yang sempat viral karena liriknya yang menyinggung isu pembayaran kepada polisi.

    Band ini menjelaskan bahwa lagu tersebut dibuat sebagai bentuk kritik terhadap oknum kepolisian yang dianggap menyalahgunakan kewenangan. Melalui unggahan di Instagram, Muhammad Syifa Al Ufti alias Electroguy, yang mewakili band, mengungkapkan permohonan maafnya.

    “Kami menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri dan institusi Polri atas lagu kami yang berjudul Bayar, Bayar, Bayar,” ujar Ufti pada Kamis (20/2/2025).

    Sebagai tindak lanjut, Band Sukatani memutuskan untuk menarik lagu tersebut dari berbagai platform digital. Mereka menyatakan bahwa lagu tersebut pada awalnya dimaksudkan sebagai kritik terhadap oknum kepolisian, bukan institusi secara keseluruhan.

    “Dengan pernyataan ini, saya telah mencabut dan menarik lagu ‘Bayar, Bayar, Bayar’, yang di dalamnya terdapat lirik ‘bayar polisi’,” tutup Ufti mewakili Band Sukatani.

  • Kangen Anak Saat Retret Kepala Daerah, Dedi Mulyadi Langsung Antarkan Putrinya ke Hotel

    Kangen Anak Saat Retret Kepala Daerah, Dedi Mulyadi Langsung Antarkan Putrinya ke Hotel

    Magelang, Beritasatu.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku kangen anak setelah tiga hari tidak bertemu karena ikut retret kepala daerah di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah. Dedi kemudian menyempatkan diri mengantar anaknya ke hotel.

    Dengan bergandengan tangan, Dedi Mulyadi bersama anak perempuannya berjalan menuju mobil dinasnya di halaman parkir gedung golf kompleks Akmil untuk mengantar sang putri ke hotel.

    “Ini mengantar anak ke mobil, iya dong kangen anak dari Jumat (21/2/2025) hingga Minggu atau tiga hari (tidak bertemu),” kata Dedi kepada wartawan, Minggu (23/2/2025).

    Meski kangen anak, Dedi mengaku tetap semangat mengikuti retret kepala daerah hingga 28 Februari 2025. Menurutnya, retret dapat menambahkan wawasan dan pengalaman sehingga mendukung kinerjanya dalam membangun daerah.

    “Banyak pembelajaran yang kita dapat dan menambah wawasan tentang Indonesia. Menyelaraskan pokok pikiran antardaerah, menyelaraskan pokok pikiran dengan daerah. Dan semuanya dilakukan demi Indonesia maju,” ujar politikus Gerindra itu.

    Retret kepala daerah gelombang satu ini dihadiri 450 kepala daerah terdiri dari gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, dan wali kota, serta wali kota seluruh Indonesia.

    Hingga hari ketiga ini, masih ada 47 kepala daerah yang belum hadir dalam retret, terutama dari PDI Perjuangan.