Category: Beritasatu.com Nasional

  • Wamendagri: Kinerja Kepala Daerah Akan Dievaluasi secara Berkala

    Wamendagri: Kinerja Kepala Daerah Akan Dievaluasi secara Berkala

    Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menegaskan pentingnya evaluasi kinerja kepala daerah secara berkala. Menurut Bima Arya, akuntabilitas kepala daerah sebenarnya dapat diukur setiap tahun melalui serapan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

    Pemerintah pusat maupun Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dapat menilai mana program yang berjalan optimal dan mana yang perlu diperbaiki.

    “Secara kasat mata, koordinasi di wilayah juga bisa menjadi tolok ukur. Semester pertama dan kedua dapat dijadikan bahan evaluasi terhadap program prioritas, seperti pemenuhan gizi, hilirisasi energi, dan ketahanan pangan,” ujar Bima Arya dalam program “Beritasatu Sore”, Sabtu (1/3/2025) dipantau dari YouTube Beritasatu, Minggu (2/3/2025).

    Untuk evaluasi kinerja kepala daerah yang lebih menyeluruh, Bima Arya menilai jangka waktu 2 tahun adalah periode yang paling ideal. Ia menekankan evaluasi dalam 6 bulan cenderung terlalu cepat, sedangkan dalam 1 tahun hanya dapat memberikan gambaran umum.

    “Evaluasi dua tahunan menjadi lebih komprehensif karena memungkinkan pemetaan yang lebih akurat terhadap pencapaian target nasional dan daerah. Kemendagri memiliki mekanisme tersendiri untuk menilai keberhasilan kepala daerah,” kata Bima.

    “Evaluasi ini dilakukan secara menyeluruh untuk memastikan apakah target yang ditetapkan benar-benar tercapai,” tambahnya.

    Terkait penyelenggaraan retret kepala daerah yang baru saja berlangsung di Akademi Militer (Akmil) Magelang pada 21-28 Februari 2025, Bima Arya menyebut kegiatan itu menjadi momen bersejarah. Acara ini diikuti 503 kepala daerah dan 477 wakil kepala daerah, dengan menghadirkan 40 menteri sebagai narasumber.

    “Retret ini menjadi sejarah bagi bangsa, bagaimana kebersamaan dibangun di awal pemerintahan, serta bagaimana target-target nasional diselaraskan dengan daerah,” ujar Bima Arya.

    Mengenai retret selanjutnya, Bima Arya menyebut kemungkinan besar akan diadakan pada 2027. Retret kepala daerah berikutnya juga menjadi evaluasi untuk mengukur progres pembangunan dan kinerja kepala daerah.

  • Ramadan Momentum Membangun Kesadaran Ekologi

    Ramadan Momentum Membangun Kesadaran Ekologi

    Jakarta, Beritasatu.com – Ramadan adalah bulan yang penuh berkah bagi umat Islam. Selain menjadi waktu untuk meningkatkan ibadah dan memperkuat hubungan dengan Allah Swt, bulan suci ini juga menjadi ajang memperbaiki pola hidup dan membangun kebiasaan yang lebih baik. Salah satu aspek yang sering terabaikan selama Ramadan adalah dampaknya terhadap lingkungan. 

    Fenomena seperti meningkatnya sampah plastik akibat kemasan takjil, pemborosan makanan saat berbuka dan sahur, serta lonjakan konsumsi listrik di masjid-masjid dan rumah-rumah, menjadi permasalahan yang sering terjadi.

    Padahal, Islam telah menekankan pentingnya keseimbangan alam (al-mizan) dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi untuk menjaga kelestarian lingkungan.

    Konsep Keseimbangan Alam dalam Islam

    Ramadan seharusnya tidak hanya menjadi momen pengendalian diri dalam hal makan dan minum, juga dalam cara mengelola sumber daya alam. Artikel ini akan mengulas bagaimana Islam mengajarkan keseimbangan dalam kehidupan serta bagaimana umat muslim dapat menjadikan Ramadan sebagai momentum membangun kesadaran ekologi untuk menjaga kesehatan lingkungan.

    Islam mengajarkan bahwa keseimbangan adalah bagian dari sunnatullah yang harus dijaga. Allah Swt berfirman dalam QS. Ar-Rahman ayat 7-9:

    وَالسَّمَآءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الۡمِيۡزَانَۙ‏ ٧

    was-samâ’a rafa‘ahâ wa wadla‘al-mîzân
    Langit telah Dia tinggikan dan Dia telah menciptakan timbangan (keadilan dan keseimbangan)

    اَلَّا تَطۡغَوۡا فِى الۡمِيۡزَانِ‏ ٨

    allâ tathghau fil-mîzân
    agar kamu tidak melampaui batas dalam timbangan itu.

    وَاَقِيۡمُوا الۡوَزۡنَ بِالۡقِسۡطِ وَلَا تُخۡسِرُوا الۡمِيۡزَانَ‏ ٩

    wa aqîmul-wazna bil-qisthi wa lâ tukhsirul-mîzân
    Tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi timbangan itu.

    Ayat ini menegaskan bahwa keseimbangan dalam alam adalah bagian dari sistem yang telah Allah tetapkan. Manusia diperintahkan untuk tidak merusaknya dengan cara berlebihan dalam menggunakan sumber daya atau melakukan tindakan yang dapat mencemari lingkungan.

    Dalam QS. Al-A’raf ayat 31, Allah Swt juga mengingatkan:

    يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَࣖ

    yâ banî âdama khudzû zînatakum ‘inda kulli masjidiw wa kulû wasyrabû wa lâ tusrifû, innahû lâ yuḫibbul-musrifîn

    “Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” 

    Ayat ini secara jelas melarang pemborosan, baik dalam makanan, minuman, maupun dalam hal lain yang bisa merugikan diri sendiri dan lingkungan. 

    Rasulullah SAW juga mencontohkan pola hidup sederhana dan penuh kesadaran. Beliau bersabda,”Tidaklah manusia memenuhi suatu wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi manusia beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya.” (HR Ahmad dan Tirmidzi)

    Hadis ini mengajarkan bahwa hidup hemat dan sederhana bukan hanya baik bagi kesehatan, juga untuk menjaga kelestarian sumber daya alam yang semakin terbatas. 

    Permasalahan Lingkungan Selama Ramadan 

    1. Sampah plastik dari kemasan takjil 

    Setiap sore menjelang berbuka puasa, pasar takjil di berbagai daerah dipenuhi masyarakat yang membeli makanan dan minuman untuk berbuka. Sayangnya, sebagian besar makanan tersebut dikemas dalam plastik sekali pakai. Akibatnya, limbah plastik meningkat drastis selama Ramadan.

    Sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik akan mencemari tanah dan air, serta membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai. Oleh karena itu, perlu ada kesadaran untuk mengurangi penggunaan plastik selama Ramadan. Misalnya, dengan membawa wadah sendiri saat membeli takjil. 

    2. Pemborosan makanan 

    Banyak keluarga yang menyiapkan makanan dalam jumlah besar untuk berbuka dan sahur. Namun, tidak semua makanan tersebut habis dikonsumsi, sehingga sebagian terbuang. 

    Sebagai wujud refleksi dari fenomena ini, Rasulullah SAW bersabda,”Barang siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun.” (HR Tirmidzi)

    Daripada membuang makanan, alangkah baiknya jika makanan berlebih diberikan kepada yang membutuhkan. 

    3. Konsumsi energi berlebihan 

    Selama Ramadan, konsumsi listrik meningkat akibat penerangan di masjid-masjid dan rumah-rumah. Pendingin ruangan (AC), kipas angin, dan alat elektronik lainnya, sering digunakan secara berlebihan tanpa mempertimbangkan efisiensi energi. 

    Konsumsi energi yang tinggi berdampak pada peningkatan emisi karbon yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Oleh karena itu, perlu ada kesadaran untuk menggunakan energi secara lebih bijak. 

    Solusi Ramadan Ramah Lingkungan 

    Untuk menjadikan Ramadan lebih ramah lingkungan, umat muslim bisa menerapkan langkah-langkah berikut: 

    1. Mengurangi pemborosan makanan 

    Salah satu langkah utama untuk menjadikan Ramadan lebih ramah lingkungan adalah mengurangi pemborosan makanan. Hal ini bisa dimulai dengan mengambil makanan secukupnya saat berbuka dan sahur agar tidak ada yang terbuang sia-sia. Makanan yang tersisa juga sebaiknya dikelola dengan baik.

    Misalnya dengan menyimpannya untuk dikonsumsi kembali atau membagikannya kepada yang membutuhkan. Selain itu, memasak sesuai dengan porsi keluarga juga menjadi langkah penting untuk mencegah makanan berlebih yang akhirnya terbuang. 

    2. Mengurangi penggunaan plastik 

    Penggunaan plastik sekali pakai selama Ramadan meningkat drastis, terutama dari kemasan takjil dan kantong belanja. Untuk menguranginya, bisa dimulai  dengan membawa wadah sendiri saat membeli makanan berbuka, sehingga tidak bergantung pada kemasan plastik.

    Menggunakan botol minum isi ulang juga menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan membeli minuman dalam kemasan plastik. Selain itu, tas kain atau anyaman dapat menjadi pengganti kantong plastik, yang tidak hanya lebih tahan lama, juga lebih ramah lingkungan. 

    3. Menghemat energi 

    Konsumsi energi selama Ramadhan sering kali meningkat akibat penggunaan listrik yang lebih tinggi, terutama untuk penerangan dan pendingin ruangan. Penghematan bisa dilakukan dengan menggunakan lampu hemat energi dan mematikan alat elektronik yang tidak digunakan. Penghematan juga dapat dilakukan dalam penggunaan air. Misalnya, tidak berlebihan saat berwudu atau mencuci peralatan makan. Bahkan, jika memungkinkan, penggunaan energi alternatif, seperti panel surya, untuk penerangan masjid bisa menjadi solusi jangka panjang yang berkelanjutan.

    4. Mengelola sampah dengan bijak 

    Sampah yang dihasilkan selama Ramadan perlu dikelola dengan baik agar tidak mencemari lingkungan. Sampah organik dan anorganik harus dipilah sehingga bisa didaur ulang. Sampah makanan yang tidak habis dapat diolah menjadi kompos untuk mengurangi limbah dan bermanfaat bagi tanah. Selain itu, mendukung program bank sampah atau sedekah sampah juga merupakan langkah konkret dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan. 

    Kesimpulan 

    Ramadan bukan hanya bulan ibadah, juga momentum untuk mengendalikan konsumsi dan peduli lingkungan. Islam mengajarkan manusia sebagai khalifah wajib merawat bumi demi kelestarian generasi mendatang. Dengan menjadikan Ramadan sebagai ajang perubahan, umat muslim tidak hanya meningkatkan ketakwaan, juga berkontribusi menjaga keseimbangan alam sebagai bagian dari amanah Allah.

    Penulis adalah mahasiswa pascasarjana Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI).

  • Ramadan di Era Digital: Teknologi sebagai Penunjang Ibadah

    Ramadan di Era Digital: Teknologi sebagai Penunjang Ibadah

    Jakarta, Beritasatu.com – Ramadan merupakan bulan penuh berkah yang dinantikan oleh umat Islam di seluruh  dunia. Seiring dengan perkembangan teknologi, cara umat Muslim menjalani ibadah di bulan suci  ini juga mengalami perubahan signifikan. Dari aplikasi pengingat ibadah hingga kajian online,  teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam  praktik keagamaan. 

    Namun, dibalik manfaatnya, digitalisasi Ramadan juga membawa tantangan tersendiri.  Bagaimana sebenarnya teknologi mempengaruhi cara kita beribadah? Apakah perubahan ini  semakin mendekatkan kita kepada Allah atau justru mengurangi kekhusyukan ibadah? Artikel ini  akan membahas berbagai aspek peran teknologi dalam Ramadan, manfaat serta tantangan yang  dihadapi, dan bagaimana kita dapat menggunakannya secara bijak. 

    Teknologi dan Fasilitas Ibadah di Bulan Ramadan 

    Di era digital, teknologi telah memberikan kemudahan bagi umat Islam dalam menjalankan  ibadah selama bulan Ramadan. Berbagai aplikasi dan platform digital membantu meningkatkan  pengalaman spiritual, akses terhadap ilmu agama, serta mempermudah pelaksanaan kewajiban  keislaman. 

    Salah satu inovasi yang sangat bermanfaat adalah aplikasi pengingat ibadah. Aplikasi ini  menyediakan pengingat adzan, jadwal sahur dan berbuka, bahkan arah kiblat, sehingga sangat  membantu mereka yang memiliki jadwal sibuk atau sering bepergian. Selain itu, beberapa aplikasi  juga menawarkan fitur tambahan seperti doa harian dan kumpulan hadis. 

    Kemudahan lain yang ditawarkan teknologi adalah akses terhadap Al-Qur’an digital dan  tafsir online. Kini berbagai aplikasi Quran digital mempermudah umat Islam untuk membaca,  mendengarkan, serta memahami Al-Qur’an kapan saja dan di mana saja. Tafsir Al-Qur’an dalam  berbagai bahasa juga tersedia dalam bentuk digital, termasuk karya-karya ulama besar seperti  Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir al-Misbah. 

    Selain itu, kajian dan ceramah online semakin populer. Jika dahulu seseorang harus datang  langsung ke masjid atau majelis ilmu untuk menghadiri kajian Ramadan, kini berbagai platform  seperti YouTube, Instagram Live, Zoom, dan Podcast Islami memungkinkan umat Islam untuk  mengakses ceramah dari ulama favorit mereka dengan mudah. Fenomena ini sangat membantu  mereka yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki keterbatasan waktu untuk hadir langsung. 

    Teknologi juga telah mempermudah pelaksanaan ibadah sosial seperti donasi dan  pembayaran zakat. Dengan adanya platform seperti Kitabisa dan Baznas Online, umat Islam dapat  menyalurkan zakat dan sedekah hanya dengan beberapa klik. Teknologi ini memungkinkan  transparansi yang lebih baik dalam pengelolaan dana zakat dan sedekah, sehingga para donatur  dapat memastikan bahwa bantuan mereka sampai kepada yang benar-benar berhak menerimanya.

    Manfaat Digitalisasi dalam Ramadan 

    Teknologi telah memberikan banyak manfaat bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah  selama bulan Ramadan. Salah satu manfaat utama adalah kemudahan akses terhadap informasi  keagamaan. Dengan adanya aplikasi dan platform digital, umat Muslim dapat dengan mudah  memperoleh jadwal ibadah, waktu sahur dan berbuka, serta mengikuti kajian keislaman dari para  ulama tanpa terbatas oleh lokasi. 

    Selain itu, teknologi juga mendorong peningkatan partisipasi, terutama di kalangan anak  muda. Generasi yang lebih akrab dengan teknologi kini lebih tertarik untuk mengikuti kajian dan  amalan Ramadan melalui platform digital, seperti media sosial, webinar, atau podcast. Hal ini  membuka peluang lebih luas bagi mereka untuk memahami agama dengan cara yang lebih  interaktif dan sesuai dengan gaya hidup mereka. 

    Tak hanya itu, penyebaran ilmu agama juga semakin luas dengan adanya teknologi. Para  ulama dan dai kini dapat menjangkau lebih banyak orang melalui media digital, bahkan melintasi  batas negara. Ceramah dan kajian yang dulunya terbatas pada ruang-ruang masjid kini dapat  diakses oleh jutaan orang di berbagai belahan dunia, memperkuat ukhuwah Islamiyah di tingkat  global. 

    Di sisi lain, transparansi dalam pengelolaan donasi, zakat, dan sedekah juga semakin  meningkat berkat kemajuan teknologi. Aplikasi dan platform crowdfunding berbasis syariah  memungkinkan masyarakat untuk menyalurkan donasi dengan lebih mudah serta melacak  penggunaannya secara transparan. Hal ini meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap  lembaga amal dan memastikan bahwa bantuan sampai kepada mereka yang benar-benar  membutuhkan. 

  • Tol Japek Selatan II Akan Difungsionalkan Urai Kepadatan Arus Mudik Lebaran 2025

    Tol Japek Selatan II Akan Difungsionalkan Urai Kepadatan Arus Mudik Lebaran 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri menyatakan Tol Japek Selatan II yang akan difungsionalkan untuk mengurai kepadatan arus mudik dan balik Lebaran 2025. Penerapan tol fungsional itu merupakan strategi dalam Operasi Ketupat 2025.

    Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryo Nugroho mengatakan, pihaknya telah menyiapkan skenario pengelolaan kepadatan lalu lintas, seperti penggunaan tol fungsional untuk mengurangi beban di titik-titik rawan kemacetan dalam Operasi Ketupat 2025.

    Menurut dia, tol fungsional dapat melancarkan arus kendaraan hingga 1.000 unit per jam sehingga berpotensi mengurangi beban Tol Cikampek-Cipularang.

    “Tol fungsional di kilometer (km) 76 yang langsung ke 37 atau 34 akan mengubah pola pengaturan lalu lintas dalam Operasi Ketupat 2025,” ujar Agus dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (1/3/2025) terkait Lebaran 2025 dengan Tol Japek Selatan II.

    Dia menambahkan, pihaknya juga akan melakukan evaluasi pola rekayasa lalu lintas yang berbeda dari tahun sebelumnya. Selain itu, pembatasan kendaraan sumbu tiga ke atas di jalur tol dan arteri saat operasi ketupat berlangsung.

    “Kami telah menerima banyak aduan tentang jalan yang terbatas akibat kendaraan berat, termasuk potensi kecelakaan, seperti rem blong dan kelebihan muatan,” ungka Agus.

    Dia menambahkan, pihaknya akan melakukan survei jalur, kolaborasi, dan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait perumusan kebijakan yang tepat. Finalisasi dari rumusan tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam rapat tingkat pusat.

    Dengan berbagai strategi seperti difungsionalkannya Tol Japek Selatan II, diharapkan Operasi Ketupat 2025 dapat berlangsung tertib, aman, dan lancar, memastikan perjalanan arus mudik dan balik Lebaran 2025 lebih nyaman bagi masyarakat.

  • Hikmah Puasa dalam Perspektif Medis

    Hikmah Puasa dalam Perspektif Medis

    Jakarta, Beritasatu.com – Banyak orang beranggapan bahwa puasa menyebabkan penyakit. Rutinitas makan tiga kali dalam sehari menurut anjuran dokter agar tubuh sehat ditinggalkan selama seseorang menjalankan ibadah puasa. Ternyata anggapan tersebut terbantahkan dengan beberapa penelitian ilmiah. Peneliti justru mengungkap banyak hikmah dan manfaat puasa terhadap kesehatan tubuh manusia.

    Hikmah dan Manfaat Puasa

    Hikmah puasa yang pertama bagi tubuh ialah mengistirahatkan organ pencernaan. Kebiasaan makan tiga kali dalam sehari secara tidak langsung memaksa organ pencernaan kita bekerja terus menerus tanpa memberikan kesempatan istirahat.

    Setiap makanan dalam perut akan ditampung dan dicerna kurang lebih selama 4 jam. Selama itu pula makanan dipersiapkan pada kondisi keasaman tertentu dan mengamankan dari infeksi-infeksi serta diteruskan sedikit demi sedikit menuju ke usus halus sampai lambung.

    Memang kuantitas makanan yang masuk dalam lambung berkurang, namun hal ini tidak berdampak pada gizi yang diserap oleh tubuh. Justru sebaliknya, gizi yang diserap oleh tubuh kualitasnya menjadi lebih baik disebabkan karena tugas organ pencernaan tidak kerja keras (Ahmad Syafifuddin: 2003).

    Penelitian di Osaka Jepang pada tahun 1930 menyatakan bahwa orang yang berpuasa hari ketujuh, jumlah sel darah putihnya meningkat sangat pesat. Penambahan jumlah sel darah putih ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan dapat melawan peradangan dalam tubuh.

    Di sisi lain, tanpa kita rasakan tubuh manusia terdapat parasit-parasit yang menumpang hidup dan makan serta minum. Dengan menghentikan suplai makanan, kuman-kuman penyakit, bakteri-bakteri, dan sel kanker tidak bisa bertahan hidup.

    Mereka akan keluar melalui cairan tubuh bersama sel-sel mati dan toksin. Sehingga organ seperti hati dan ginjal bekerja lebih efisien dalam proses detoksifikasi ketika tubuh tidak dibebani oleh makanan secara terus-menerus.

    Puasa juga dapat menjadi bahan terapi bagi pasien yang sakit. Dr Otto Buchinger di klinik Pyrmont Jerman merawat pasien yang sakit selama 24 minggu dan disiplin puasa, ternyata pasien mengalami perkembangan yang jauh lebih baik secara fisik maupun mental.

    Hal yang sama juga diungkapkan Dr Yuli Nekolar di Moskow Institut of Psychiatry. Menurut dia, puasa dapat menurunkan kadar gula dalam darah hingga mencapai keseimbangan di tubuh.

    Pada saat seseorang menjalankan ibadah puasa kelenjar pankreas memiliki kesempatan istirahat. Begitu juga bagi penyandang diabetes apabila selama lebih dari 10 hari menjalankan puasa sebagai metode pengobatan membuktikan hasil yang menakjubkan tanpa menggunakan obat-obatan kimiawi satu pun. Atau dengan kata lain, puasa dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin, yang sangat penting dalam mencegah diabetes tipe 2.

    Kitab Ta’lim Muta’allim karya Az-Zarnuji dianggap tidak relevan karena menjelaskan bahwa dengan berpuasa atau perut dalam keadaan kosong akan menambah konsentrasi dalam belajar. Pendapat yang menentang berargumen bahwa bagaimana mungkin bisa meraih hasil maksimal dalam belajar ketika kondisi tubuh lemah dan tidak bergairah sebab menahan lapar.

    Namun, penelitian mengaitkan puasa dengan peningkatan produksi protein bernama Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF) yang berperan dalam pertumbuhan sel saraf dan meningkatkan daya ingat. Selain itu, puasa juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif seperti alzheimer dan parkinson.

    Argumen lain menjelaskan pada saat perut kenyang, banyak darah yang tersalur untuk melakukan proses pencernaan. Sewaktu seseorang berpuasa dan perut kosong, maka volume darah di bagian pencernaan dapat dikurangi dan dipakai untuk keperluan melayani otak. 
    Pepatah arab mengatakan bahwa al-bithnah tadzhabu al-fithnah (kekenyangan dapat menghilangkan kecerdasan) (Kearifan Syari’at: 2010).

    Manfaat Puasa untuk Kesehatan Jantung

    Adapun manfaat puasa bagi kesehatan jantung ada dua. Pertama, puasa meringankan kerja jantung. Kedua, puasa membersihkan darah. Keduanya membuat jantung dengan mudah mendapatkan pasokan darah bersih. Ketika yang masuk ke dalam jantung hanya darah-darah yang bersih, maka kerja jantung pada hari-hari biasa setelah Ramadan kan menjadi lancar.

    Setiap menit jantung berdenyut sebanyak 80 kali atau 115.200 kali dalam sehari atau 24 jam. Dengan berpuasa dalam satu menit jantung hanya berdenyut 60 kali. Sehingga setelah bulan Ramadan jantung dapat bekerja secara maksimal dengan denyut yang lebih kuat pada hari-hari biasa.

  • Sahur hingga Ngabuburit dalam Perspektif Islam

    Sahur hingga Ngabuburit dalam Perspektif Islam

    Jakarta, Beritasatu.com – Ramadan merupakan bulan penuh keberkahan bagi umat Islam. Pada bulan ini, ibadah  puasa diwajibkan sebagai bentuk penghambaan kepada Allah Swt serta sarana meningkatkan ketakwaan (QS Al-Baqarah:183). “Wahai orang-orang yang beriman,  diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu  agar kamu bertakwa.” 

    Salah satu aspek penting dalam menjalankan ibadah puasa adalah memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang memiliki keutamaan khusus, seperti sahur dan  ngabuburit. Kedua waktu ini tidak hanya memiliki dimensi ibadah, juga mengandung  hikmah dan keberkahan yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadis. 

    Sahur dan ngabuburit tidak hanya memiliki dimensi ibadah dalam Islam, juga telah  berkembang menjadi tradisi budaya populer di berbagai negara muslim, terutama di Indonesia. Sahur yang awalnya merupakan anjuran agama untuk mempersiapkan fisik dan spiritual  sebelum berpuasa, kini menjadi bagian dari kebiasaan sosial yang penuh dengan keberagaman, mulai dari sahur on the road, acara sahur bersama, hingga berbagai program televisi yang  menemani umat muslim menjelang subuh.

    Dalam praktiknya, puasa umat Islam memiliki  karakteristik yang membedakannya dari puasa umat-umat sebelumnya, termasuk ahli kitab  (Yahudi dan Nasrani). Salah satu aspek yang menjadi pembeda adalah anjuran untuk makan  sahur sebelum terbit fajar. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:

    عَنْ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ

    Dari Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Perbedaan  antara puasa kita dan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR Muslim nomor 1.096) 

    Hadis ini menegaskan bahwa sahur bukan sekadar kebiasaan sebelum berpuasa, tetapi juga  merupakan sunah yang menjadi ciri khas ibadah puasa dalam Islam. Dengan adanya anjuran sahur, umat Islam tidak hanya mengikuti sunah Nabi SAW. juga membedakan diri dalam cara beribadah dibandingkan dengan umat sebelumnya.

    Hal ini menunjukkan Islam adalah  agama yang memiliki aturan dan tata cara ibadah yang khas serta penuh keberkahan bagi  pemeluknya. Sahur tidak hanya memberikan kekuatan fisik untuk menjalani puasa, juga  memiliki keberkahan.

    عن أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً رواه البخاري (1923)، ومسلم (1095)

    Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata Rasulullah SAW bersabda,”Makan  sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan.” (HR Bukhari nomor 1923 dan  Muslim nomor 1095). Hadis ini merupakan salah satu bentuk anjuran Rasulullah SAW kepada umatnya agar selalu melaksanakan sahur sebelum berpuasa. Rasulullah SAW tidak hanya memberikan perintah  untuk sahur, juga menekankan dalam sahur terdapat keberkahan. 

    Selain itu, waktu sahur termasuk dalam sepertiga malam terakhir yang merupakan waktu mustajab untuk berdoa  dan memohon ampunan kepada Allah Swt.

    وَبِالۡاَسۡحَارِ هُمۡ يَسۡتَغۡفِرُوۡنَ‏ ١٨

    wa bil-as-ḫâri hum yastaghfirûn

    Artinya: “dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).” (QS Adz-Dzariyat: 18) 

    Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini menggambarkan sifat orang-orang bertakwa yang senantiasa memohon ampunan kepada Allah pada waktu sahur (sepertiga malam  terakhir sebelum subuh). Orang-orang saleh yang disebut dalam ayat ini adalah mereka yang  menghidupkan malam dengan ibadah, seperti salat tahajud, berzikir, dan membaca Al-Qur’an,  serta pada akhir malam mereka beristigfar (memohon ampunan kepada Allah Swt).

    Ibnu Katsir menafsirkan bahwa istigfar mereka bukan hanya karena dosa-dosa besar, juga sebagai  bentuk ketundukan dan rendah hati kepada Allah. Mereka juga mengakui kelemahan diri, meskipun telah  banyak beribadah. Ibnu Katsir juga menyebutkan istigfar pada waktu sahur adalah kebiasaan para Nabi dan orang-orang saleh terdahulu, sebagaimana disebutkan dalam beberapa ayat lain  dalam Al-Qur’an. 

    Selain itu, Allah menyebutkan istigfar pada waktu sahur sebagai ciri khas  penghuni surga dalam beberapa ayat lain, seperti dalam QS Ali ‘Imran: 17. “Dan orang-orang  yang memohon ampunan di waktu sahur.” 

    Dalam Tafsir al-Misbah (Quraish Shihab) disebutkan ayat ini menekankan bahwa istigfar bukan sekadar ucapan lisan, tetapi merupakan bentuk kesadaran spiritual akan  keterbatasan manusia dan kebutuhan akan rahmat Allah. Waktu ashar (menjelang subuh) disebut secara khusus karena merupakan waktu yang penuh keberkahan. Saat itu suasana  tenang dan mustajab untuk memohon ampunan. Selain itu, ayat ini juga menunjukkan bahwa orang-orang saleh tidak hanya beribadah pada malam hari, juga menutupnya dengan  istigfar sebagai bentuk ketawadukan dan keikhlasan dalam mendekatkan diri kepada Allah Swt. 

    Demikian pula dengan ngabuburit. Meskipun Islam tidak secara khusus menyebut istilah ngabuburit, tetapi prinsip memanfaatkan waktu dengan hal-hal baik telah banyak disinggung dalam Al-Qur’an dan hadis. Semula, ngabuburit hanya merujuk pada waktu menunggu berbuka. Kini, ngabuburit telah menjadi fenomena budaya yang diisi dengan berbagai aktivitas, seperti berburu takjil,  berkumpul dengan keluarga dan teman, hingga menghadiri kajian keagamaan. 

    وَٱلْعَصْرِ ١

    wal-‘ashr

    Demi masa.

    إِنَّ ٱلْإِنسَـٰنَ لَفِى خُسْرٍ ٢

    innal-insâna lafî khusr

    Sungguh, manusia berada dalam kerugian,

    إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ ٣

    illalladzîna âmanû wa ‘amilush-shâliḫâti wa tawâshau bil-ḫaqqi wa tawâshau bish-shabr

    kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

    Ayat ini menunjukkan bahwa waktu adalah anugerah yang harus dimanfaatkan dengan hal yang  bermanfaat, seperti kajian keagamaan, berbagi makanan untuk berbuka, atau kegiatan sosial  yang positif selama ngabuburit. Dalam hadis, Rasulullah SAW juga menyebutkan keutamaan  menunggu waktu berbuka dengan ibadah. 

    لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ 

    “Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan: kebahagiaan saat berbuka dan  kebahagiaan saat bertemu dengan Tuhannya.” (HR Bukhari nomor 1904, Muslim nomor 1151) 

    Berburu takjil dan berbagi makanan saat ngabuburit telah menjadi bagian dari budaya Ramadan yang tidak hanya bernilai sosial, juga memiliki makna ibadah dalam Islam. Tradisi ini mencerminkan semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama, terutama  bagi mereka yang membutuhkan. Islam sangat menganjurkan berbagi makanan, sebagaimana firman Allah Swt QS Al-Insan Ayat 8-9:

    وَيُطۡعِمُوۡنَ الطَّعَامَ عَلٰى حُبِّهٖ مِسۡكِيۡنًا وَّيَتِيۡمًا وَّاَسِيۡرًا‏ ٨

    wa yuth‘imûnath-tha‘âma ‘alâ ḫubbihî miskînaw wa yatîmaw wa asîrâ

    Mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan tawanan.

    اِنَّمَا نُطۡعِمُكُمۡ لِـوَجۡهِ اللّٰهِ لَا نُرِيۡدُ مِنۡكُمۡ جَزَآءً وَّلَا شُكُوۡرًا‏ ٩

    innamâ nuth‘imukum liwaj-hillâhi lâ nurîdu mingkum jazâ’aw wa lâ syukûrâ
    (Mereka berkata,) “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanya demi rida Allah. Kami tidak mengharap balasan dan terima kasih darimu.

    Berbagi takjil sejalan dengan hadis Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa siapa yang  memberi makanan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, maka ia mendapatkan pahala  seperti orang yang berpuasa tersebut. 

     مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

    “Barang siapa memberi makanan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, maka dia  mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang  yang berpuasa sedikit pun.” (HR Tirmidzi nomor 807, Ibnu Majah nomor 1746) 

    Ramadan merupakan bulan penuh keberkahan yang memberikan berbagai peluang bagi umat Islam untuk meningkatkan ketakwaan dan memperbanyak amal ibadah. Dua waktu istimewa dalam bulan ini, yaitu sahur dan ngabuburit, tidak hanya memiliki dimensi ibadah, juga  telah berkembang menjadi bagian dari budaya populer di masyarakat.

    Meskipun telah  bertransformasi menjadi bagian dari budaya populer, sahur dan ngabuburit tetap memiliki  makna spiritual yang dapat dimaksimalkan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan antara aspek budaya dan nilai-nilai ibadah agar dua waktu istimewa ini tetap  menjadi sarana meningkatkan ketakwaan selama Ramadan.

    Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI).

  • Sowan Jokowi Seusai Retret, Khofifah Dapat Wejangan Soal Hilirisasi

    Sowan Jokowi Seusai Retret, Khofifah Dapat Wejangan Soal Hilirisasi

    Surabaya, Beritasatu.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan wakilnya Emil Elestianto Dardak bersilaturahmi ke Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) di kediamannya di Surakarta, Jumat (28/2/2025), seusai mengikuti retret kepala daerah.

    Khofifah mengatakan silaturahmi ini menjadi kesempatan berharga untuk mendapatkan wawasan dan pengalaman dari Jokowi, yang memiliki rekam jejak panjang dalam memimpin negara.

    “Kami mendapatkan pengayaan dari pengalaman luar biasa yang beliau miliki, yang tentunya menjadi bekal penting bagi kami dalam memimpin daerah masing-masing,” ujar Khofifah dalam keterangannya, Sabtu (1/3/2025).

    Menurutnya, dinamika global, nasional, hingga lokal terus berkembang, sehingga kepala daerah perlu memperkuat strategi kepemimpinan agar mampu beradaptasi dengan perubahan.

    Dalam pertemuan tersebut, Jokowi memberikan sejumlah arahan, salah satunya terkait pentingnya menyiapkan model bisnis sebelum menjalankan program berskala besar.

    “Beliau berpesan, dalam memulai program besar, model bisnisnya harus dipersiapkan terlebih dahulu. Pasarnya juga harus dipastikan sebelum dikembangkan lebih masif,” kata Khofifah dikutip dari Antara.

    Selain itu, diskusi juga membahas mengenai hilirisasi industri dan penguatan sektor agro di Jawa Timur. Khofifah mengungkapkan sektor industri manufaktur di Jawa Timur telah melampaui rata-rata nasional.

    Oleh karena itu, penguatan hilirisasi dinilai penting agar investasi yang masuk dapat memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

    Di sektor agro, Jawa Timur memiliki potensi besar dengan produk pertanian dan perkebunan unggulan, seperti alpukat, durian, salak, kelapa, hingga ikan hias yang sedang diminati pasar.

    “Apa yang menjadi rekomendasi dan masukan dari presiden ke-7 ini akan menjadi perhatian bagi kami untuk diterapkan di Jawa Timur,” tambahnya.

    Khofifah menambahkan wejangan dari Jokowi memberikan motivasi bagi dirinya dan para kepala daerah yang hadir untuk meningkatkan kinerja pemerintahan masing-masing.

    “Dawuh-dawuh (pesan-pesan) beliau sangat memotivasi kami agar bisa bekerja lebih baik, lebih cepat, dan lebih trengginas,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Khofifah menilai silaturahmi ini menjadi momentum strategis untuk memperluas jejaring serta memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak.

    “Kami optimistis melalui silaturahmi ini jejaring kami akan semakin luas,” katanya.

    Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) RI Arifatul Choiri Fauzi serta Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi.

    Beberapa kepala daerah dari Jawa Timur juga ikut serta, di antaranya Bupati Mojokerto Muhammad Albarraa, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono, dan Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo.

  • Masjid Agung Sorowaden: Mengungkap Sejarah dan Perkembangan Islam di Klaten

    Masjid Agung Sorowaden: Mengungkap Sejarah dan Perkembangan Islam di Klaten

    Klaten, Beritasatu.com – Masjid Agung Sorowaden yang terletak di Desa Kahuman, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, merupakan salah satu masjid tertua di daerah tersebut.

    Bangunan masjid ini bergaya joglo dengan empat tiang utama yang menjaga kestabilan atap. Tiang-tiang tersebut terbuat dari kayu jati utuh dengan tinggi sekitar 9 meter.

    Di bagian depan masjid, terdapat sumur tua yang digunakan untuk mengambil air. Alat pengambil air tersebut terbuat dari besi dan digunakan dengan cara diputar. Selain sumur, masjid ini juga dilengkapi dengan sebuah bedug yang terpasang di sebelah kanan masjid, serta mimbar yang mirip dengan mimbar di masjid Demak.

    Masjid Agung Sorowaden sering dikunjungi oleh umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia. Menurut pengurus masjid, Basri, nama masjid ini diambil dari nama Kiai Sorowadi. Meskipun telah mengalami renovasi dan penambahan serambi, bangunannya tetap asli.

    Masjid Agung Sorowaden di Klaten merupakan salah satu masjid tertua di daerah tersebut dan konon diambil dari nama Kiai Sorowadi. – (Beritasatu.com/Joko Laksono)

    “Masjid ini tidak ada yang tahu kapan dibangun. Bahkan, ayah saya yang lahir pada 1914 pun tidak tahu. Kami hanya tahu masjid ini sudah ada sejak lama. Berdasarkan cerita, masjid ini didirikan oleh Kiai Sorowadi,” ujar Basri kepada Beritasatu.com pada Sabtu (1/3/2025).

    Basri menjelaskan, masjid ini pernah mengalami penambahan serambi oleh Mbah Haji Adam di masa lalu. Kini, masjid tersebut dapat menampung sekitar 500 jemaah.

    “Bagian dalam masjid dapat menampung sekitar 200 hingga 250 jemaah. Dengan adanya tambahan serambi, masjid ini dapat menampung sekitar 500 jemaah,” ungkap Basri.

    Usut punya usut, masjid ini dibangun oleh Kiai Sorowadi yang memiliki hubungan dengan Ki Ageng Gribig di Jatinom, Klaten. Tanah tempat berdirinya masjid ini merupakan tanah perdikan dari Kasunanan Surakarta.

    “Kemungkinan besar, Kiai Sorowadi adalah santri Ki Ageng Gribig, yang kemudian diperintahkan untuk menyebarkan agama Islam di Desa Kahuman dan sekitarnya. Tanah ini tidak tercatat dalam leter C saat dicek oleh pemerintah desa,” jelas Basri.

    Basri juga menambahkan, konon masjid Agung Sorowaden ini sudah berdiri jauh sebelum penjajahan Belanda. “Masjid ini sudah ada sejak sebelum penjajahan Belanda,” katanya.

    Pada bulan suci Ramadan, masjid ini digunakan oleh warga untuk salat tarawih, kajian Al-Qur’an, dan kegiatan TPQ bagi anak-anak.

    “Selama Ramadan, masjid Agung Sorowaden digunakan untuk salat tarawih, TPQ, dan kajian Al-Qur’an, seperti masjid pada umumnya,” kata Basri.

    Basri juga menceritakan, masjid Agung Sorowaden pernah memiliki sebuah Al-Qur’an yang ditulis tangan dan terbuat dari kulit. Namun, Al-Qur’an tersebut kini sudah tidak ada lagi di masjid ini.

    “Dahulu, ada peninggalan Kiai Sorowadi berupa Al-Qur’an yang terbuat dari kulit dan ditulis tangan . Namun, sekarang kami mendengar Al-Qur’an tersebut dibawa ke Keraton Yogyakarta atau tempat lain, tetapi kami kurang tahu pasti,” ujar Basri yang menjelaskan tentang masjid Agung Sorowaden.

  • Pemerintah Adakan Mudik Gratis Lebaran 2025, Kuotanya 100.000 Orang!

    Pemerintah Adakan Mudik Gratis Lebaran 2025, Kuotanya 100.000 Orang!

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan pemerintah mengadakan mudik gratis Lebaran 2025 untuk membantu masyarakat kurang mampu dengan kuota 100.000 orang.

    “Mudik gratis 100.000 orang, baik bus, kereta api, maupun kapal laut,” kata AHY dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Sabtu (1/3/2025).

    Program mudik gratis merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN. Pemerintah berupaya menyediakan fasilitas transportasi darat dan laut untuk masyarakat yang ingin mudik atau pulang kampung menyambut Lebaran 2025.

    AHY menyampaikan program mudik gratis diharapkan bisa memberikan bantuan dan kemudahan perjalanan bagi masyarakat. Program ini juga merupakan implementasi dari instruksi Presiden Prabowo Subianto kepada kementerian dan stakeholder terkait.

    “Ini adalah upaya pemerintah, tentu arahan dan direktif khusus dari Pak Presiden Prabowo Subianto yang ingin membuat perjalanan masyarakat di bulan suci Ramadan, khususnya Lebaran semakin aman, nyaman, terjangkau, dan menyenangkan,” imbuh AHY.

    Selain mudik gratis, pemerintah juga memberi diskon tiket pesawat pada masa mudik Lebaran 2025 hingga 14% untuk periode pembelian mulai 1 Maret 2025 hingga 7 April 2025, dengan jadwal penerbangan mulai 24 Maret hingga 7 April 2025. 

    Pemerintah juga memberikan diskon tarif sebesar 20% untuk semua ruas jalan tol selama musim mudik Lebaran 2025.

    Hal itu sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo yang meminta penurunan tarif tol, harga tiket pesawat, dan menggelar mudik gratis untuk masyarakat menyambut Lebaran 2025.

  • Pilar Utama Industri Energi Nasional, Ini Profil Singkat Anak Perusahaan Pertamina

    Pilar Utama Industri Energi Nasional, Ini Profil Singkat Anak Perusahaan Pertamina

    Jakarta, Beritasatu.com – Anak Perusahaan Pertamina memegang peran krusial dalam memastikan ketahanan energi nasional, dari eksplorasi minyak dan gas hingga inovasi di bidang energi terbarukan. Sejak resmi ditetapkan sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor energi pada 12 Juni 2020, PT Pertamina (Persero) terus menunjukkan dominasinya di industri.

    Dalam waktu singkat, perusahaan ini berhasil menempati peringkat pertama dalam daftar Fortune Indonesia 100 sebagai perusahaan terbesar di Indonesia. Keberhasilan ini tak lepas dari peran strategis seluruh lini bisnis, termasuk sinergi yang kuat antara unit usaha dan anak-anak perusahaannya.

    Lantas, siapa saja anak perusahaan Pertamina dan bagaimana kontribusi mereka dalam industri energi? Berikut ulasannya.

    1. PT Pertamina EP

    Didirikan pada tahun 2005, PT Pertamina EP berfokus pada sektor hulu minyak dan gas bumi. Kegiatan utamanya mencakup eksplorasi, eksploitasi, serta penjualan minyak dan gas hasil dari proses eksploitasi.

    2. PT Pertamina Geothermal Energy

    Berdiri sejak tahun 2006, PT Pertamina Geothermal Energy memiliki peran utama dalam pengelolaan serta pengembangan sumber daya panas bumi. Kegiatan yang dilakukan meliputi eksplorasi, eksploitasi, produksi uap, pembangkitan listrik, serta penyediaan jasa konsultasi, konstruksi, operasi, pemeliharaan, dan pengembangan teknologi di bidang panas bumi.

    3. PT Pertamina Hulu Energi

    Didirikan pada tahun 2002 dengan nama awal PT Aroma, perusahaan ini kemudian bertransformasi menjadi PT Pertamina Hulu Energi. Perusahaan ini bergerak dalam pengelolaan usaha sektor hulu minyak dan gas bumi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

    4. PT Pertamina EP Cepu

    Awalnya merupakan anak perusahaan dari PT Pertamina EP yang berdiri pada tahun 2005, PT Pertamina EP Cepu berubah status menjadi anak perusahaan Pertamina pada tahun 2007. Perusahaan ini bertanggung jawab atas kegiatan eksplorasi, eksploitasi, serta produksi di wilayah Blok Cepu.

    5. PT Pertamina EP Cepu ADK

    PT Pertamina EP Cepu ADK didirikan pada tahun 2013 sebagai bagian dari Pertamina. Perusahaan ini memiliki wilayah kerja di Alas Dara Kemuning, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

    6. PT Pertamina Drilling Services Indonesia

    Perusahaan ini bergerak dalam bidang layanan pengeboran (drilling services) untuk sumur minyak, gas, dan panas bumi. Kegiatannya mencakup pengeboran serta kerja ulang dan perpindahan lapisan sumur migas dan geotermal.

    7. PT Pertamina Internasional EP

    PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) merupakan anak perusahaan Pertamina Hulu Energi yang berfokus pada pengeboran minyak dan gas di luar Indonesia.

    8. PT Tugu Pratama Indonesia

    Didirikan pada tahun 2015, PT Tugu Pratama Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa asuransi umum dengan merek dagang ‘Tugu Insurance’.

    9. PT Pertamina Pedeve Indonesia

    Sebelumnya dikenal sebagai PT Pertamina Dana Ventura, PT Pertamina Pedeve Indonesia merupakan anak perusahaan Pertamina yang bergerak di bidang perdagangan yang berhubungan dengan energi.

    10. PT Pertamina Bina Medika

    Sebagai anak perusahaan yang bergerak di sektor kesehatan, PT Pertamina Bina Medika atau Indonesia Healthcare Corporation bertanggung jawab dalam penyediaan layanan kesehatan.

    Dengan keberagaman anak perusahaan yang dimiliki, Pertamina terus mengembangkan bisnisnya di berbagai sektor guna mendukung ketahanan energi nasional dan layanan bagi masyarakat. Anak usaha Pertamina memegang peranan penting dalam mendukung upaya besar perusahaan untuk memastikan ketersediaan energi yang stabil dan berkelanjutan di Indonesia.