Category: Beritasatu.com Nasional

  • Intensitas Hujan Masih Tinggi hingga 11 Maret, BMKG Minta Kepala Daerah Respons Cepat

    Intensitas Hujan Masih Tinggi hingga 11 Maret, BMKG Minta Kepala Daerah Respons Cepat

    Jakarta, Beritasatu.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan curah hujan tinggi diperkirakan masih akan berlangsung hingga pekan kedua Maret 2025. 

    Dia meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir dan juga kesigapan kepala daerah menyikapi kondisi ini.

    “Kemarin, curah hujan tertinggi mencapai 232 milimeter dalam 24 jam. Kami memprediksi hingga 11 Maret 2025 masih perlu kewaspadaan tinggi, karena meskipun ada sedikit penurunan, intensitas hujan akan meningkat kembali,” jelas  Dwikorita. 

    Menurutnya kesiapan daerah dalam merespons peringatan dini masih perlu ditingkatkan guna mengurangi dampak bencana yang dapat mengancam keselamatan masyarakat. 

    “Peran serta pemerintah daerah dalam mitigasi bencana sangat krusial terutama dalam memastikan bahwa dalam setiap peringatan dini ditindaklanjuti dengan langkah antisipatif di lapangan,” tambahnya.

    Sebagai langkah mitigasi, BMKG bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam operasi modifikasi cuaca. BMKG akan menerapkan teknologi modifikasi cuaca dan menentukan titik operasi guna mengurangi intensitas hujan di daerah rawan banjir.

    Modifikasi cuaca ini difokuskan di wilayah Jawa Barat, terutama daerah pegunungan dan kawasan Puncak yang sering menjadi sumber banjir.

    “Wilayah paling rentan di Jawa Barat adalah daerah pegunungan dan Puncak, karena awan hujan yang terbentuk di sana bisa menjadi sumber banjir yang mengalir ke hilir, termasuk ke Jakarta,” tutup Dwikorita.

  • Sambut Mudik Lebaran, Pemerintah Siapkan Armada, Diskon Tol hingga Stok Pangan

    Sambut Mudik Lebaran, Pemerintah Siapkan Armada, Diskon Tol hingga Stok Pangan

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah terus mematangkan persiapan mudik Lebaran 2025 agar perjalanan masyarakat lebih aman dan nyaman. Dalam rapat tingkat menteri yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno di kantor Kemenko PMK, pada Rabu (5/3/2025), sejumlah kebijakan strategis disepakati, termasuk penyesuaian jadwal libur sekolah hingga skema transportasi mudik gratis.

    Menko PMK mengungkapkan libur sekolah dan madrasah yang awalnya dimulai 26 Maret 2025 telah dimajukan menjadi 21 Maret hingga 8 April 2025. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan arus mudik dan balik. Selain itu, ASN juga mendapatkan fleksibilitas kerja berdasarkan Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 2 Tahun 2025, yang menetapkan kebijakan Flexible Working Arrangement pada 24-27 Maret 2025.

    “Sudah diterbitkan surat edaran dari Kementerian PANRB bahwa flexible working arrangement (FWA) bagi ASN itu telah ditetapkan mulai 24-27 Maret 2025. Kemudian, libur sekolah dan madrasah yang awalnya dimulai 26 Maret, dimajukan menjadi 21 Maret-8 April 2025. Rentang waktu yang lebih panjang ini diharapkan dapat mengurangi risiko penumpukan di jalur mudik maupun arus balik,” ujar Menko PMK.

    Pemerintah juga memastikan kesiapan armada transportasi darat, laut, dan udara, termasuk program mudik gratis yang akan dikelola melalui platform terpadu oleh Kementerian Perhubungan. Platform ini bertujuan agar distribusi penumpang lebih merata sehingga tidak ada bus yang kelebihan atau kekurangan muatan.

    “Kita akan meluncurkan platform terpadu mudik gratis melalui Kementerian Perhubungan. Ini untuk memastikan distribusi yang merata, agar tidak ada bus yang penuh sementara ada bus lain yang kosong. Koordinasi dan konsolidasi data antarprovider sangat penting agar pengguna mudik gratis bisa terlayani dengan baik,” jelasnya.

    Selain itu, Menko PMK menyampaikan pemerintah telah mengecek kesiapan infrastruktur jalan, jembatan, serta potensi bencana seperti longsor dan banjir. Basarnas dan BNPB telah disiagakan di titik-titik rawan, dengan dukungan peralatan berat dan tim tanggap darurat.

    Dari sisi tarif transportasi, lanjut Menko PMK, pemerintah telah mengatur skema diskon tarif tol serta penyesuaian harga tiket pesawat domestik untuk mengurangi kepadatan di tanggal-tanggal tertentu. Sementara itu, sektor pangan juga menjadi perhatian. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Kepala Badan Pangan Nasional, Menko PMK menegaskan bahwa stok pangan menjelang Lebaran mencukupi dan inflasi terkendali.

    “Kepala Badan Pangan Nasional sudah menyampaikan stok cukup berlimpah dan inflasi rendah. Kemenkes juga bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk mengecek kesehatan sopir angkutan umum agar keselamatan penumpang terjamin,” jelas Menko PMK.

    Pratikno juga meminta pemerintah daerah untuk berperan aktif dalam mempersiapkan infrastruktur seperti menyediakan rest area, serta meningkatkan layanan bagi pemudik. Selain itu, berbagai objek wisata juga telah dicek untuk memastikan kesiapan fasilitas liburan bagi masyarakat selama Idulfitri. Semua ini dilakukan demi kenyamanan masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik selama Lebaran 2025.

  • Pemerintah dan DPR Sepakati Batas Waktu Penyelesaian Pegawai Non-ASN

    Pemerintah dan DPR Sepakati Batas Waktu Penyelesaian Pegawai Non-ASN

    Jakarta, Beritasatu.com – Komisi II DPR dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) dan Badan Kepegawaian Negara (BKN) menyepakati batas waktu penyelesaian pegawai non-ASN. Mereka menyepakati pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada Maret 2026. Sementara calon PNS (CPNS) akan diangkat pada Oktober 2025.

    Kesepakatan ini diambil dalam rapat kerja (raker) Komisi II DPR dengan Kementerian PANRB dan BKN di gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/3/2025).

    “Dalam rangka percepatan penataan CPNS dan PPPK untuk formasi 2024, Komisi II DPR meminta kementerian PANRB dan BKN menyelesaikan pengangkatan CPNS pada Oktober 2025 dan pengangkatan PPPK pada Maret 2026,” ujar Wakil Ketua Komisi II DPR Bahtra Banong saat membacakan kesimpulan raker tersebut.

    Komisi II DPR, kata Bahtra, juga meminta Kementerian PANRB memastikan proses seleksi CPNS dan PPPK yang akan datang, dilakukan sesuai dengan mekanisme peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dia juga mengingatkan agar Kementerian PANRB dan Kementerian Keuangan memberikan sanksi tegas kepada kepala daerah 2025-2030 yang masih melakukan pengangkatan pegawai non-ASN atau sebutan lain.

    “Komisi II DPR meminta Kementerian PANRB berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri untuk melarang dan memberikan sanksi kepada kepala daerah periode 2025-2030 yang melakukan pengangkatan tenaga non-ASN atau sebutan lain, baik melalui belanja pegawai maupun belanja barang dan jasa,” tandas Politisi Partai Gerindra tersebut.

    Bahtra mengungkapkan, penataan pegawai non-ASN merupakan afirmasi kebijakan terakhir pemerintah. Karena itu, kata dia, Komisi II DPR meminta Kementerian PANRB dan BKN memastikan tidak ada lagi pengangkatan pegawai non-ASN di instansi pusat maupun instansi daerah sebagaimana amanat Pasal 66 UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara dan peraturan pelaksanaannya. 

    “Intinya adalah kami di Komisi II DPR berkomitmen untuk terus mengawal agar penataan tenaga non-ASN ini segera selesai,” tegas Bahtra.

    Penataan pegawai non-ASN yang sudah berlangsung sejak 2005 akan diselesaikan secara sistematis. Hal ini untuk memberikan kejelasan dan kepastian bagi mereka yang selama ini berkontribusi besar dalam menjalankan tugas pemerintahan baik di kementerian, lembaga maupun yang ada di daerah di provinsi dan kabupaten/kota.

    Pada kesempatan itu, Menteri PANRB Rini Widyantini mengungkapkan pemerintah berkomitmen untuk mempercepat penataan pegawai non-ASN hingga tuntas. Komitmen tersebut, kata dia, sejalan dengan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).

    “Pemerintah dan DPR komitmen menyelesaikan penataan pegawai non-ASN dengan pendekatan komprehensif. Kami percaya pengadaan CASN harus disertai penataan yang terstruktur dan menyeluruh untuk memastikan kualitas birokrasi yang lebih baik,” kata Rini.

    Pemerintah telah melaksanakan seleksi CASN 2024 dengan formasi 248.970 untuk CPNS dan 1.017.111 untuk PPPK, sesuai data per Januari 2025. Seleksi CPNS dimulai pada Agustus 2024, PPPK tahap 1 pada September 2024, dan PPPK Tahap 2 pada Januari 2025. 

    Pada 2024 lalu, pemerintah menetapkan formasi terbesar untuk PPPK sepanjang sejarah, yang merupakan bagian dari upaya menyelesaikan penataan pegawai non-ASN di berbagai instansi pemerintah.

  • Jampidsus: Kerugian Negara dari Korupsi Tata Kelola Minyak Mentah Bakal Bertambah

    Jampidsus: Kerugian Negara dari Korupsi Tata Kelola Minyak Mentah Bakal Bertambah

    Jakarta, Beritasatu.com – Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung Febrie Adriansyah memberikan sinyal kerugian negara dari kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina (Persero) periode 2018 hingga 2023 bakal bertambah. 

    Hingga saat ini, total kerugian negara sementara dari dugaan korupsi minyak mentah mencapai Rp 193,7 triliun.

    “Apakah ini nanti bisa bertambah atau berkurang, dilihat komponen-komponennya didiskusikan,” ujar Febrie Adriansyah di gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/3/2025).

    Febrie mengakui, nilai kerugian yang disampaikan tersebut saat ini, merupakan hasil penghitungan penyidik. Dia mengatakan Kejaksaan Agung bekerja sama dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk menghitung lebih detail.

    “Nanti BPK secara resmi menyampaikan berapa kerugian negara terhadap kasus ini,” tandas Febrie.

    Hanya saja, Febrie belum bisa memastikan penambahan jumlah tersangka dalam dugaan kasus korupsi tersebut. Menurut Febrie, hal tersebut tergantung hasil pengembangan penyidikan.

    “Oh iya nanti kan dalam pengembangan bisa kita lihat,” pungkas Febrie.

    Sebelumnya, Direktur Penyidikan (Dirdik) Jampidsus Kejagung Abdul Qohar mengungkapkan nilai kerugian negara dari kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah mencapai Rp 193,7 triliun. 

    Menurut Qohar, kerugian negara itu bersumber dari berbagai komponen yakni, kerugian ekspor minyak mentah dalam negeri sekitar Rp 35 triliun dan kerugian impor minyak mentah melalui DMUT atau broker sekitar Rp 2,7 triliun.

    Lalu, kerugian impor BBM melalui DMUT atau broker sekitar Rp 9 triliun, kerugian pemberian kompensasi (2023) sekitar Rp 126 triliun, dan kerugian pemberian subsidi (2023) sekitar Rp 21 triliun.

    Sebanyak tujuh tersangka ditetapkan dalam kasus ini. Mereka ialah Riva Siahaan (RS) selaku direktur utama PT Pertamina Patra Niaga, Sani Dinar Saifuddin selaku direktur feedstock and product optimization PT Kilang Pertamina Internasional, Yoki Firnandi (YF) selaku direktur utama PT Pertamina Internasional Shipping.

    Kemudian, Agus Purwono (AP) selaku VP Feedstock management PT Kilang Pertamina International, Muhammad Kerry Andrianto Riza (MKAR) selaku beneficialy owner PT Navigator Khatulistiwa, Dimas Werhaspati (DW) selaku komisaris PT Navigator Khatulistiwa dan Komisaris PT Jenggala Maritim, Gading Ramadhan Joedo (GRJ) selaku komisaris PT Jengga Maritim dan direktur PT Orbit Terminal Merak.

  • Lilie Wijayanti Dimakamkan di San Diego Hills, Rekan Sebut Mendiang Sosok Ikhlas

    Lilie Wijayanti Dimakamkan di San Diego Hills, Rekan Sebut Mendiang Sosok Ikhlas

    Karawang, Beritasatu.com – Jenazah almarhumah Lilie Wijayanti Poegiono, salah satu pendaki yang meninggal di Puncak Carstensz Papua, dikebumikan di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat. Tampak para rekan turut menaburkan bunga di pusara almarhumah yang terletak di Sunrise Mension L 36/8, San Diego Hills.

    Salah satu rekan Lillie, Candro mengatakan “Mamak Pendaki”- panggilan almarhumah, adalah sosok yang terkenal baik dan ramah kepada teman-teman pendaki. Lillie juga dikenal sebagai sosok yang selalu ikhlas, memberikan inspirasi bagi yang lain, dan banyak yang menyayanginya.

    Selama tiga tahun terakhir, Condro bersama Lillie sudah menaklukkan 20 gunung di seluruh Indonesia. 

    “Mamak Pendaki adalah sosok yang sangat baik hati kami bersama rekan rekan tentunya sangat kehilangan dengan kepergiannya,” kata Condro.

    Lilie Wijayanti Poegiono bersama sahabatnya, Elsa Laksono, meninggal dunia saat turun dari pendakian Puncak Cartenz Pyramid, Kabupaten Papua Tengah. Keduanya mengalami hipotermia akibat cuaca ekstrem di ketinggian.

  • Fenomena Berburu Takjil: Tradisi, Sedekah Jalanan, dan Implikasinya

    Fenomena Berburu Takjil: Tradisi, Sedekah Jalanan, dan Implikasinya

    Takjil secara bahasa asalnya berasal dari bahasa Arab yang telah diserap kedalam bahasa Indonesia, sehingga telah membudaya dalam masyarakat Indonesia istilah “Berburu Takjil”, Takjil secara bahasa dari kata ‘ajjala-yu‘ajjilu-ta’jilan yang memiliki arti bersegera atau menyegerakan. 

    Kata Takjil ini Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takjil berarti mempercepat untuk segera berbuka puasa. Istilah takjil diambil dari hadis Nabi Muhammad yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, yang berbunyi,”Manusia masih terhitung dalam kebaikan selama ia menyegerakan (ajala) berbuka.” 

    Dapat disimpulkan, arti takjil dalam Islam adalah perintah untuk menyegerakan berbuka puasa. Kata takjil ini sudah umum ditelinga masyarakat Indonesia dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk istilah berburu kuliner untuk berbuka puasa. Rasulullah SAW pun pernah bersabda tentang takjil ini, beliau bersabda:  

    عن سهل بن سعد الساعدي رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: لا يزال الناس بخير ماعَجَّلُوا الفطر (رواه البخاري)

    Artinya: Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’d al-Sa’idi RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda,“Orang-orang senantiasa akan selalu bersama dengan kebaikan, selama mereka masih menyegerakan buka puasa”

    Sebagai negara yang memiliki pemeluk agama Islam terbesar didunia, takjil ini merupakan salah satu cipratan dari banyaknya berkah bulan suci Ramadan untuk para penjual kuliner dan para pembeli yang menginginkan lezatnya kuliner tersebut. Berbicara tentang ritual dan tradisi takjil ini, dalam laporan De Atjehers, yang ditulis oleh Snouck Hurgronje pada akhir abad ke-19. disebutkan bahwa masyarakat lokal Aceh telah mengadakan buka puasa yang disegerakan (takjil) di masjid secara beramai-ramai dengan bubur pedas. 

    Kue Bingka Kentang di pasar Ramadan Kota Palangka Raya. – (Beritasatu.com/Andre Faisal Rahman)

    Riwayat lain menyebutkan bahwa takjil menjadi salah satu sarana dakwah Wali Songo, yang menyebarkan Islam di Jawa sejak sekitar abad ke-15. Pada tahun 1950 di kota Yogyakarta tradisi takjil juga sudah dilakukan di masjid Kauman. Takjil berkembang disegala sudut diperkotaan dan pedesaan, dari penjual jajanan kecil sampai beranekaragam kuliner dan makanan berat yang berderet diantara pinggir jalan. Dari jajanan yang gurih sampai asinan dan manisan, dari berbagai minuman, buah-buahan dan berbagai resep makanan yang bermacam-macam dari berbagai daerah diIndonesia. 

    Fenomena takjil ini mendorong banyak masyarakat tanpa memandang Agama dan ras untuk saling mengikuti bagaimana rasanya “War Takjil” ditengah ramainya para penjual yang sedang mencari rizki. Tidak hanya umat muslim, tapi Non-Muslimpun dapat merasakan bagaimana keseruan berburu takjil diwaktu sore menjelang berbuka puasa. 

    Banyak komunitas dan grup-grup para pemuda bahkan banyak para mahasiswa yang berinisiatif untuk membagikan jajanan takjil dibulan Ramdan, komunitas tersebut berdiri berbaris sepanjang jalan dan membagikan takjilnya kepada para pengendara motor maupun mobil yang sedang berlalulintas melewati mereka. 

    Dengan senang hati dan bahagia para pengendara motor dan mobilpun menerima takjil yang diberikan kepada mereka. Hal demikian pula dirasakan para pemberi takjil. Takjil yang diberikan akan menjadi sedekah untuk para musafir dan pengendara jalan yang sedang menunaikan ibadah puasa. Dengan demikian akan menciptakan interaksi yang bagus antar kalangan masyarakat dan membentuk kerukunan dan rasa saling toleransi yang tinggi. Bahkan ada diantara pemeluk agama yang berbeda mengatakan “Agamamu agamamu, Takjilmu takjilku…”.

    Peristiwa yang demikian ini dapat menambah toleransi yang kuat diantara umat beragama bahkan bisa menghadirkan pengaruh yang positif dikalangan lapisan masyarakat serta menjadi alat persatuan dalam menjaga adat dan budaya masyarakat Indonesia. Suasana takjil dan fenomea-fenomenanya ini membawa implikasi terhadap masyarakat yang positif diantaranya:

    Takjil, yang semula hanya dipahami sebagai sekadar hidangan ringan untuk berbuka puasa pada bulan Ramadan, ternyata menyimpan narasi mendalam tentang perjalanan kebangsaan Indonesia. – (Freepik/Odua)1. Meningkatkan solidaritas sosial

    Manusia yang hidup berdampingan selalu akan membutuhkan satu sama yang lainnya dalam menjalankan aktivitas kehidupannya. Ritual keagamaan, gotong royong dalam bekerja hingga jual beli dan bahkan sampai pada hal-hal yang paling kecil. Mukmin satu dengan mukmin yang lain itu satu kesatuan seperti halnya sebuah bangunan, yang menguatkan diantara satu dan lainnya”. Oleh sebab itu “Takjil” dapat juga dikategorikan sebagai bentuk solidaritas sosial antara mukmin yang satu dengan yang lainnya saling membutuhkan, antara penjual dan pembeli sama saling menguatkan.

    2. Mendukung Ekonomi warga lokal

    Tentu saja penjual takjil akan terbantu dengan adanya aktivitas jualan takjil ini, dengan demikian aktivitas jual takjil ini membantu para penjual mendapatkan penghasilan tambahan selama bulan Ramadan. Bahkan dalam hal ini terdapat Hadits yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ, beliau bersabda:

    مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

    Artinya: “Barang siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun.” (HR Tirmidzi, No 807; Ibnu Majah, No 1746, sahih menurut Al-Albani)

    Makna dari hadits tersebut adalah menunjukkan keutamaan memberi makanan berbuka, yang dalam konteks takjil bisa berupa sedekah makanan kepada sesama. Oleh sebab itu, Dengan meningkatnya aktivitas berburu takjil dan berbagi makanan, ekonomi warga juga ikut bergerak. Begitu juga yang pernah disampaikan oleh

    Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, beliau menjelaskan: “Memberi makan kepada orang lain adalah bentuk kebaikan yang utama, karena mengandung unsur kepedulian terhadap sesama serta membantu orang lain untuk menjalankan ibadah dengan baik.”

    3. Membentuk kesadaran spiritual

    Takjil bukan hanya sekedar makanan pembuka puasa, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang mendalam dalam membentuk kesadaran keagamaan seorang Muslim. Imam Ibn Rajab dalam Latha’if al-Ma‘arif pernah menjelaskan bahwa “Puasa itu mengajarkan seseorang untuk merasakan penderitaan orang-orang miskin, dan berbuka dengan sederhana adalah cara untuk mensyukuri nikmat Allah.”

    Dengan berbuka secukupnya dan tidak berlebihan, seseorang lebih merasakan makna ibadah puasa sebagai bentuk penyucian diri. Kesadaran akan nikmat yang diberikan Allah tumbuh lebih kuat, mendorong seseorang untuk lebih banyak bersedekah dan beribadah dengan khusyuk.

    Guna membantu para pemudik yang kesulitan mencari makanan takjil di jalur selatan Nagreg, Kabupaten Bandung, sejumlah awak media yang tergabung salam Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Bandung membagikan ratusan paket makanan takjil, Senin, 8 April 2024. – (Beritasatu.com/Aep)4. Meningkatkan toleransi dan keharmonisan dalam beragama

    Tradisi berburu dan berbagi takjil selama Ramadan tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi dan spiritual, tetapi juga memiliki peran penting dalam membangun toleransi dan keharmonisan antarumat beragama. Di banyak tempat misalnya, takjil tidak hanya dikonsumsi oleh Muslim, tetapi juga menjadi momen berbagi dengan tetangga atau teman yang berbeda keyakinan. Masyarakat yang majemuk sering mengadakan kegiatan berbagi takjil secara kolektif, melibatkan orang dari berbagai latar belakang agama, memperkuat rasa kebersamaan. Dengan memahami bahwa semua manusia adalah ciptaan Allah, sikap hormat dan kasih sayang kepada orang lain, termasuk non-Muslim, menjadi bagian dari ajaran Islam. Tradisi berbagi takjil dapat menjadi sarana memperkuat rasa persaudaraan universal tanpa melihat perbedaan agama.

    Demikianlah bahwa fenomena berburu takjil bukan sekadar tradisi musiman saat Ramadan, tetapi juga mencerminkan dinamika sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat. Tradisi ini memperkuat nilai-nilai kebersamaan, semangat berbagi, dan gotong royong, terutama melalui kegiatan sedekah jalanan yang banyak dilakukan. 

    Selain itu, pasar takjil turut menggerakkan perekonomian lokal dan membuka peluang usaha bagi masyarakat kecil. Namun, fenomena ini juga pasti membawa tantangan, seperti potensi kemacetan, peningkatan sampah plastik, dan konsumsi berlebihan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk terus menjaga esensi positif dari tradisi ini, sekaligus mengelola dampak negatifnya melalui edukasi dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Dengan demikian, berburu takjil dapat terus menjadi bagian dari kekayaan budaya Ramadan yang tidak hanya menghidupkan semangat ibadah, tetapi juga memperkuat harmoni sosial dan kepedulian terhadap sesama.

    Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI)

  • Biaya Pemungutan Suara Ulang dari Mana? Ini Penjelasannya

    Biaya Pemungutan Suara Ulang dari Mana? Ini Penjelasannya

    Jakarta, Beritasatu.com – Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan sebanyak 24 daerah harus melaksanakan pemungutan suara ulang (PSU) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024. Keputusan ini diambil setelah ditemukan berbagai permasalahan yang dinilai mempengaruhi hasil suara, sehingga proses demokrasi di daerah-daerah tersebut harus diperbaiki demi menjamin keadilan dan transparansi dalam pemilu.  

    Dengan adanya PSU, tentu membutuhkan biaya untuk pelaksanaanya. Lantas, darimana sebenarnya biaya untuk pemungutan suara ulang ini? Dilansir dari berbagai sumber, berikut penjelasannya!

    Dari Mana Biaya Pemungutan Suara Ulang?

    Wakil Ketua Komisi II DPR RI Muhammad Rifqinizamy Karsayuda menjelaskan, bahwa dana untuk PSU berasal dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Namun, dalam keadaan tertentu, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) juga dapat digunakan jika terdapat kebutuhan mendesak.

    Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali kota Menjadi Undang-Undang. Untuk memastikan kelancaran pendanaan PSU, Komisi II DPR RI juga berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri serta Kementerian Keuangan.

    Tantangan dalam Penganggaran PSU

    Salah satu kendala utama dalam pelaksanaan PSU adalah potensi keterlambatan dalam penganggaran. Jika hal ini terjadi, maka bisa menjadi penghalang dalam pelaksanaan PSU. 

    Oleh karena itu, pemerintah daerah diharapkan memiliki komitmen yang kuat terhadap keputusan MK dengan memberikan dukungan anggaran, terutama bagi daerah yang memiliki keterbatasan dana. Tanpa dukungan dari pemerintah daerah, PSU tidak akan terlaksana dengan optimal.

    Dalam pelaksanaan Pilkada 2021, pemerintah daerah diminta untuk mengalokasikan dana dalam APBD sesuai dengan permintaan dari penyelenggara dan pihak keamanan. 

    Sebelum menganggarkan dana tambahan, pemda perlu meninjau laporan penggunaan hibah dari Pilkada 2020 untuk mengetahui apakah masih terdapat sisa anggaran yang bisa dimanfaatkan. Jika terdapat sisa dana, maka penyelenggara PSU dapat menggunakannya kembali untuk mengurangi beban anggaran baru.

    Opsi Pendanaan jika Anggaran Tidak Mencukupi

    Apabila pemda belum menganggarkan dana PSU sesuai keputusan MK, maka dana tersebut dapat dialokasikan melalui pos belanja tidak terduga (BTT) dalam APBD. Jika dana dalam pos BTT tidak mencukupi, pemda dapat melakukan perencanaan ulang terhadap program-program lain yang tidak mendesak, seperti perjalanan dinas, biaya rapat, serta pengeluaran lainnya yang tidak bersifat prioritas.

    Selain itu, pemda juga dapat menggunakan kas daerah yang tersedia untuk menutupi kebutuhan PSU. Jika semua sumber ini masih belum mencukupi, langkah terakhir adalah koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat guna mencari solusi terbaik dalam pendanaan PSU.

    Tantangan Lain dalam Pelaksanaan PSU

    Selain masalah anggaran, pelaksanaan PSU juga menghadapi berbagai tantangan lainnya. Beberapa di antaranya adalah kesiapan logistik, distribusi surat suara, serta koordinasi dengan aparat penegak hukum (APH) untuk memastikan keamanan dan kelancaran proses pemungutan suara ulang. Oleh karena itu, Komisi II DPR RI meminta KPU untuk memastikan seluruh detail teknis telah dipersiapkan dengan baik agar PSU tidak menimbulkan permasalahan baru.

    Selain itu, partisipasi masyarakat dalam pemungutan suara ulang juga menjadi faktor penting. KPU dan pihak terkait perlu melakukan sosialisasi secara masif agar masyarakat memahami hak dan kewajiban mereka dalam menggunakan hak pilih.

  • Niat dan Tata Cara Sholat Tarawih Sendiri di Rumah

    Niat dan Tata Cara Sholat Tarawih Sendiri di Rumah

    Jakarta, Beritasatu.com – Di bulan suci Ramadan, umat muslim dianjurkan untuk melaksanakan berbagai ibadah sunah, salah satunya adalah salat atau sholat Tarawih. Ibadah ini merupakan sunah muakad yang sangat dianjurkan untuk dilakukan di malam hari sepanjang bulan Ramadan.

    Meskipun lebih utama dikerjakan secara berjemaah di masjid, sholat Tarawih tetap dapat dilaksanakan secara munfarid (sendirian) di rumah bagi mereka yang berhalangan.

    Berikut ini tata cara sholat Tarawih secara munfarid yang bisa dilakukan di rumah.

    Niat Sholat Tarawih

    اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

    Artinya: “Aku berniat sholat sunah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah Ta’ala”.

    Setelah niat, angkat kedua tangan sejajar dengan telinga (bagi laki-laki) atau sejajar dengan bahu (bagi perempuan) sambil mengucapkan takbir “Allahu Akbar”.

    Tata Cara Sholat Tarawih

    Membaca doa iftitah seperti dalam salat pada umumnya.Membaca surah Al-Fatihah di setiap rakaat karena merupakan rukun salat yang wajib.Setelah Al-Fatihah, membaca surat pendek dari Al-Qur’an. Disarankan membaca surah Al-Qadr atau At-Takasur, Al-Asr, Al-Fiil, Al-Quraisy, Al-Ma’un, Al-Kautsar, Al-Kafirun, An-Nasr, dan Al-Lahab pada rakaat pertama.Rakaat kedua bisa membaca surah Al-Ikhlas.Setelah membaca surah pendek, lanjut dengan rukuk, membaca “Subhana Rabbiyal ‘Azhiimi wa bihamdih” sebanyak tiga kali.I’tidal membaca “Sami’allahu liman hamidah, Rabbanaa lakal hamd”.Sujud pertama, membaca “Subhana Rabbiyal A’laa wa bihamdih” sebanyak tiga kali.Duduk di antara dua sujud dengan posisi iftirasy, membaca “Rabbighfirlii, warhamnii, wajburni, warfa’ni, warzuqni, wahdini, wa’afini, wa’fu ‘anni”.Sujud kedua, membaca doa yang sama seperti sujud pertama.Bangkit untuk rakaat kedua dan melaksanakan urutan yang sama hingga sujud kedua.Duduk tasyahud akhir, membaca doa tasyahud dan salawat kepada Nabi Muhammad SAW.Mengakhiri sholat Tarawih dengan salam ke kanan dan kiri.Jumlah Rakaat Sholat Tarawih

    Sholat Tarawih dapat dilakukan dengan 8 atau 20 rakaat, yang dibagi menjadi dua rakaat satu salam.

    Doa setelah Sholat Tarawih

    Setelah menyelesaikan sholat Tarawih, dianjurkan membaca doa berikut ini.

    اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا وَالِدَيْنَا وَعَنْ جَمِيعِ الْمُسْلِمِينَ والْمُسْلِمَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

    Allahumma inná nas-aluka ridhaka wal jannata wa na’ūdzu bika min sakhathika wan nári, Allahumma innaka ‘afuwwun karimun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annå wa walidaina wa ‘an jami’il muslimina wal muslimáti birahmatika ya arhamar rahimina.

    Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu keridhaan-Mu dan surga, kami berlindung kepada-Mu dari kemurkaan-Mu dan siksa neraka. Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Mulia, Engkau suka ampunan, maka ampunilah kami, dan ampunilah ibu bapak kami, serta semua kaum muslimin dan muslimat dengan kasih sayang-Mu, wahai Tuhan yang Maha Penyayang.”

    Sholat Witir setelah Tarawih

    Setelah sholat Tarawih, dianjurkan untuk menutup dengan sholat Witir, yaitu sholat sunah dengan jumlah rakaat ganjil, seperti satu, tiga, lima, atau lebih. Umumnya dilakukan sebanyak tiga rakaat.

    Dengan memahami tata cara sholat Tarawih secara munfarid, setiap muslim tetap bisa meraih keutamaan ibadah ini meskipun melaksanakannya sendiri di rumah.

  • Kumpulan Doa Mustajab Bulan Ramadhan untuk Raih Keberkahan dan Ampunan

    Kumpulan Doa Mustajab Bulan Ramadhan untuk Raih Keberkahan dan Ampunan

    Jakarta, Beritasatu.com – Bulan Ramadan atau Ramadhan adalah bulan penuh kemuliaan dan keberkahan. Hal ini menjadi kesempatan emas bagi setiap muslim untuk memperbanyak doa mustajab Ramadhan, memohon perlindungan, keberkahan, serta terkabulnya segala hajat kepada Allah Swt.

    Dalam bulan suci ini, terdapat banyak waktu yang mustajab untuk berdoa, yang mana doa-doa tersebut memiliki peluang besar untuk dikabulkan oleh Allah Swt.

    Berikut ini kumpulan doa mustajab yang dapat dipanjatkan selama Ramadhan.

    Doa Mustajab selama Ramadhan

    1. Doa memohon ampunan dosa

    Doa ini tidak hanya ditujukan untuk memohon ampunan bagi diri sendiri, tetapi juga untuk kedua orang tua dan seluruh kaum mukminin sebagai bentuk kepedulian dan kasih sayang sesama muslim.

    رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ

    Rabbighfirli wa li-walidayya lil-mu’minina yawma yaqum-ul-hisab.

    Artinya: “Ya Rabbku, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan seluruh kaum mukminin pada hari perhitungan nanti”.

    2. Doa agar hati ditetapkan dalam keimanan

    Hati manusia mudah berubah, sehingga doa ini menjadi pengingat agar selalu berada di jalan yang lurus dalam menjalankan agama.

    اللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

    Allahumma ya muqallibal qulub, tsabbit qalbi ‘ala dinik.

    Artinya: “Ya Allah, wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”

    3. Doa memohon kemudahan rezeki

    Doa ini mencakup tiga permohonan penting, yaitu rezeki yang halal, ilmu yang bermanfaat, dan amal yang diterima oleh Allah Swt.

    اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ رِزْقًا طَيِّبًا وَعِلْمًا نَافِعًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

    Allahumma inni as’aluka rizqan thayyiban wa ‘ilman nafi’an wa ‘amalan mutaqabbalan.

    Artinya: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu rezeki yang baik, ilmu yang bermanfaat, dan amal yang diterima”.

    4. Doa memohon perlindungan dari neraka

    Salah satu doa yang sering diamalkan untuk memohon perlindungan dari siksa neraka sebagai pengingat akan pentingnya bertakwa kepada Allah Swt.

    اللَّهُمَّ أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ

    Allahumma ajirna min an-naar.

    Artinya: “Ya Allah, lindungilah kami dari siksa neraka”.

    5. Doa memohon kesehatan dan keberkahan

    Doa ini menunjukkan keseimbangan antara kebutuhan dunia dan akhirat, agar selalu diberikan kesehatan serta keberkahan dalam hidup.

    اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

    Allahumma inni as-alukal ‘afwa wal ‘afiyata fid-dunya wal akhirah.

    Artinya: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ampunan dan kesehatan di dunia serta akhirat”.

    6. Doa untuk keluarga dan orang tua

    Memohon kepada Allah Swt agar diberikan keluarga yang sakinah dan keturunan yang saleh sebagai pemimpin bagi orang-orang bertakwa.

    رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامً

    Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyyatina qurrata a’yun waj’alna lil-muttaqina imama.

    Artinya: “Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan hidup dan keturunan yang menjadi penyejuk hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa”.

    Bulan Ramadhan adalah waktu terbaik untuk memperbanyak doa mustajab dan istigfar. Semoga setiap doa yang dipanjatkan dengan niat yang baik dan keyakinan penuh kepada Allah Swt akan dikabulkan.

    Selain itu, ada beberapa waktu yang sangat mustajab untuk berdoa selama Ramadhan, sehingga bisa dimanfaatkan untuk memohon hajat kepada Allah Swt.

    Waktu Mustajab untuk Berdoa di Bulan RamadhanSepertiga malam terakhir.Saat menyegerakan sahur.Sepanjang hari saat berpuasa.Menjelang berbuka puasa.Setiap Jumat.Di antara azan dan iqamah.Malam Lailatul Qadar.

    Memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk berdoa dengan penuh keikhlasan dan keyakinan akan membawa keberkahan serta kemudahan dalam menjalani ibadah Ramadhan. Semoga doa mustajab Ramadhan yang dipanjatkan diterima oleh Allah Swt dan membawa kebaikan bagi dunia serta akhirat.

  • Ramadan Luaskan Kepedulian

    Ramadan Luaskan Kepedulian

    Ramadan menjadi momen yang paling dinanti seluruh umat Islam di berbagai penjuru dunia. Bulan yang penuh berkah ini hadir sebagai waktu istimewa yang dipenuhi dengan berbagai keutamaan dan limpahan kebaikan. Setiap detik mengandung peluang emas untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, baik melalui ibadah wajib maupun sunah. 

    Salah satu  keistimewaan terbesar pada bulan suci ini adalah dilipatgandakannya pahala bagi setiap amal  kebaikan yang dilakukan, sekecil apa pun amal tersebut. Keutamaan ini tecermin dalam sebuah hadis mulia yang diriwayatkan oleh Ummu Hani’ binti  Abi Thalib RA.

    قال رسول الله ﷺ: (إِنَّ أُمَّتِي لَمْ يَخِزُوْا مَا أَقَامُوا شَهْرَ رَمَضَانَ قِيْلَ يَا رَسُوْلَ الله وَمَا خَزِيُهُمْ فِي إِضَاعَةِ شَهْرٍ رَمَضَانَ؟ قال: انْتِهَاكُ الْمَحَارِمِ فِيْهِ مِنْ زِنَا فِيْهِ أَوْ شَرِبَ فِيْهِ خَمْرًا لَعَنَهُ اللهُ وَمَنْ فِي السَّمَاوَاتِ إِلَى مِثْلِهِ مِنَ الْحَوْلِ فَإِنْ مَاتَ قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَهُ رَمَضَانُ لَمْ تَبْقَى لَهُ عِنْدَ اللهِ حَسَنَةٌ يتقي بها النار فَاتَّقُوا شَهْرَ رَمَضَانَ فَإِنَّ الْحَسَنَاتِ تُضَاعَفُ فِيهِ مَا لَا تُضَاعَفُ فِيْمَا سِوَاهُ وَكَذَلِكَ السَّيِّئَاتُ

    Artinya,”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya umatku tidak  akan terhina, selama mereka mendirikan bulan Ramadhan.’ Sahabat bertanya: ‘Wahai  Rasulullah, apa bentuk kehinaan mereka dalam menyia-nyiakan bulan Ramadan?’ Rasulullah menjawab, ‘Pelanggaran terhadap hal-hal yang haram pada bulan Ramadan, seperti zina atau minum khamar. Allah dan para malaikat melaknatnya hingga tahun  berikutnya. Jika ia meninggal sebelum bulan Ramadan berikutnya, maka ia tidak mempunyai kebaikan apa pun di sisi Allah yang bisa menyelamatkannya dari neraka. Oleh  sebab itu, berhati-hatilah terhadap bulan Ramadan, karena pahala kebaikan demikian  juga ganjaran kejelekan akan dilipat gandakan.” 

    Dari hadis ini dapat diambil pelajaran berharga bahwa setiap amal kebaikan yang  dilakukan pada Ramadan memiliki nilai yang sangat tinggi di sisi Allah Swt. Setiap  perbuatan baik, sekecil apa pun, jika dilakukan dengan penuh keikhlasan dan hanya mengharap rida-Nya, akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.

    Ramadan adalah  bulan penuh rahmat, magfirah, dan pembebasan dari api neraka, sehingga menjadi  kesempatan emas bagi setiap muslim untuk memperbaiki diri dan memperbanyak amal  saleh.

    Namun, di balik keutamaan yang besar, perlu disadari bersama bahwa setiap amalan buruk yang dilakukan dalam Ramadan pun dapat mendatangkan dosa yang berlipat  ganda. Oleh karena itu, menjaga diri dari perbuatan yang dilarang menjadi hal yang sangat penting.

    Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, juga mengendalikan hawa nafsu, menjaga lisan, serta memperbaiki akhlak. Dengan demikian,  umat muslim dapat meraih keberkahan sejati dari bulan suci ini dan menjadikannya sebagai momentum untuk menjadi pribadi yang lebih baik. 

    Salah satu bentuk kebaikan yang paling dianjurkan adalah bersedekah dan berbagi kepada sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan. Hal ini selaras  dengan sabda Rasulullah SAW:

    أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ صَدَقَةٌ فَيْ رَمَضَانَ 

    Artinya,”Rasulullah SAW pernah ditanya,’Sedekah apakah yang paling mulia?’ Beliau  menjawab,’Yaitu sedekah di bulan Ramadan’.” (HR Tirmidzi)

    Tak heran jika Ramadan menjadi bulan yang penuh dengan limpahan  keberkahan, karena pada bulan ini setiap orang berlomba-lomba meraih kebaikan dan  pahala yang berlipat ganda. Ramadan tidak hanya mengajarkan tentang ibadah secara  individual, juga menanamkan nilai-nilai kepedulian sosial terhadap sesama. Sikap  peduli ini tampak jelas saat momen berbuka puasa maupun sahur. Satu sama lain  saling berbagi kebahagiaan dan mempererat tali silaturahmi.

    Salah satu bentuk kepedulian yang sangat dianjurkan adalah memberi hidangan berbuka kepada orang yang berpuasa. Rasulullah SAW menegaskan keutamaan ini dalam sabdanya:

    مَنْ فَطَرَ صَائِمًا كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الصَّائِمِ لَا يَنْقُصَ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْءٌ

    “Barang siapa memberi perbukaan (makanan atau minuman) kepada orang yang berpuasa,  maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu, tanpa  mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa tersebut.” (HR Ahmad)

    Hadis ini mengajarkan bahwa setiap kebaikan yang dilakukan pada Ramadan, sekecil apa pun, memiliki nilai yang luar biasa di sisi Allah Swt. Salah satu  contohnya adalah memberikan makanan untuk berbuka puasa. Tindakan sederhana ini tidak  hanya mempererat rasa persaudaraan di antara sesama muslim, juga menjadi jalan untuk meraih pahala besar yang setara dengan pahala orang yang berpuasa tanpa  mengurangi pahala mereka sedikit pun. Inilah salah satu wujud nyata Ramadan  menjadi momen untuk menumbuhkan kepedulian, memperkuat kebersamaan, dan  membangun solidaritas antarsesama.  

    Artinya, saat berpuasa dan membantu orang lain yang juga sedang berpuasa, umat muslim akan  mendapatkan dua kebaikan sekaligus. Pertama, kebaikan dari membantu sesama yang sedang menjalankan ibadah puasa yang menunjukkan rasa empati dan solidaritas. Kedua, pahala dari ibadah puasa yang dijanjikan Allah Swt sebagai balasan atas  ketaatan dan kesungguhan dalam menjalankan perintah-Nya.

    Ramadan mengajarkan umat muslim tentang makna kepedulian terhadap sesama, menumbuhkan rasa empati, dan mendorong untuk berbagi kebaikan. Setiap amal kebaikan  yang dilakukan akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah Swt sebagai bentuk rahmat-Nya bagi hamba-hamba yang ikhlas mengerjakannya. Semoga umat muslim mampu memaksimalkan setiap kesempatan untuk berbuat baik selama Ramadan karena dapat  bertemu kembali dengan bulan suci ini adalah nikmat yang sangat besar dan patut disyukuri.

    Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI).