Category: Beritasatu.com Nasional

  • Foto-foto Presiden Prabowo Subianto Kunjungi Korban Banjir Bekasi

    Foto-foto Presiden Prabowo Subianto Kunjungi Korban Banjir Bekasi

    Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto mengunjungi langsung masyarakat terdampak banjir di Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu (8/3/2025).

    Presiden Prabowo tiba di lokasi banjir sekitar pukul 17.57 WIB dan langsung melihat kondisi warga yang masih bertahan di rumah mereka.

    Saat tiba di Babelan, Presiden Prabowo langsung menyusuri permukiman yang masih tergenang air. Kepala negara juga menyempatkan diri berbincang dengan warga yang terdampak banjir, menanyakan kondisi mereka serta kebutuhan mendesak yang diperlukan.

    Selain meninjau langsung kondisi pemukiman, Presiden Prabowo juga menyerahkan bantuan makanan bagi warga untuk berbuka puasa. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak banjir, terutama di tengah bulan Ramadan.

    Dikutip dari siaran pers BPMI Setpres, dalam kunjungan ini, Presiden Prabowo juga berbuka puasa bersama warga di salah satu rumah yang ia kunjungi di Babelan. Dengan suasana sederhana, Prabowo bersama warga menikmati hidangan berbuka puasa.

    Presiden Prabowo Subianto mengunjungi masyarakat terdampak banjir di Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu, 8 Maret 2025. – (Beritasatu.com/BPMI Setpres)

    Kehadiran Presiden Prabowo yang didampingi oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya di lokasi banjir untuk memberikan semangat bagi warga yang sedang menghadapi musibah. 

    Pemerintah berkomitmen untuk terus memantau kondisi warga terdampak banjir serta memastikan distribusi bantuan berjalan lancar. 

    Berikut foto-foto Presiden Prabowo mengunjungi masyarakat terdampak banjir di Babelan, Bekasi hasil jepretan fotografer BPMI Setpres Rusman.

    Presiden Prabowo Subianto (kedua kanan) berdialog dengan warga yang menjadi korban banjir di Babelan, Kabupaten Bekasi, Sabtu, 8 Maret 2025. – (Biro Pers Sekretariat Presiden/Biro Pers Sekretariat Presiden)Presiden Prabowo Subianto bersama masyarakat terdampak banjir di Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu, 8 Maret 2025. – (Beritasatu.com/BPMI Setpres)Warga melambaikan tangan ke Presiden Prabowo Subianto saat mengunjungi masyarakat terdampak banjir di Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu, 8 Maret 2025. – (Beritasatu.com/BPMI Setpres)Presiden Prabowo Subianto mencium bayi terdampak banjir di Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu 8 Maret 2025. – (Beritasatu.com/BPMI Setpres)

  • Banjir Bekasi: Prabowo Minta Kementerian Perbaiki Tata Ruang

    Banjir Bekasi: Prabowo Minta Kementerian Perbaiki Tata Ruang

    Bekasi, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto meminta kementerian terkait untuk segera memperbaiki tata ruang lingkungan saat mengunjungi korban banjir Bekasi, Sabtu (8/3/2025).

    Presiden meninjau langsung kondisi warga korban banjir di Kampung Tambun Inpres RT 018 RW 010, Desa Buni Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu (8/3/2025) petang.

    Dalam kunjungannya tersebut, Prabowo mengecek langsung kondisi banjir yang menggenangi wilayah permukiman warga di wilayah tersebut yang terjadi sejak Selasa (4/3/2025) lalu.

    Menurut Kepala Desa (Kades) Buni Bakti Sidi Sumardi Presiden Prabowo Subianto menanyakan tentang penyebab terjadi banjir yang melanda permukiman warga di wilayah Desa Buni Bakti.

    “Presiden juga menanyakan kendala banjirnya kenapa? Saya jawab, di wilayah ini banjir terjadi karena air kiriman yang mengakibatkan aliran kali meluap. Masuknya cepat, tetapi surutnya lambat,” ungkapnya saat menjelaskan penyebab banjir Bekasi di wilayahnya.

    Menurutnya, Presiden Prabowo langsung menghubungi menteri terkait, dan memerintahkan perbaikan tata ruang di wilayah tersebut, sehingga banjir tidak lagi terjadi.

    “Setelah Pak Presiden bicara via telepon ke pihak PUPR, berjanji akan segera memperbaiki saluran kali dan tata ruangnya,” kata Sidi.

    Menurut Sidi yang ikut mendampingi kunjungan orang nomor satu di Indonesia itu, Presiden Prabowo menanyakan beberapa hal tentang program pemerintah serta penyebab banjir yang terjadi di desanya. 

    Lebih lanjut kata Sidi, Presiden Prabowo juga menanyakan terkait penyaluran program makan gizi gratis (MBG) di wilayah Desa Buni Bakti,

    “Saya jawab belum dan Pak Presiden berjanji akan dilaksanakan segera di wilayah Desa Buni Bakti,” jelas Sidi.

    Selain mengunjungi korban, Presiden Prabowo Subianto juga menyalurkan bantuan logistik kepada warga yang terdampak banjir Bekasi tersebut.

    “Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan semangat bagi masyarakat yang tengah menghadapi bencana, serta memastikan penanganan banjir dilakukan secara cepat dan tepat,” kata Presiden Prabowo saat mengunjungi korban banjir Bekasi tepatnya di Babelan, Kabupaten Bekasi.

  • Tinjau Korban Banjir Bekasi, Prabowo Berbuka Puasa Bersama Warga

    Tinjau Korban Banjir Bekasi, Prabowo Berbuka Puasa Bersama Warga

    Bekasi, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto mengunjungi masyarakat yang terdampak banjir Bekasi di Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu, (8/3/2025) sore.

    Berdasarkan siaran pers dari Sekretariat Presiden, Prabowo tiba di lokasi sekitar pukul 17.57 WIB dengan menggunakan sepatu boot berwarna hitam dan didampingi oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

    Saat tiba, Prabowo langsung meninjau kondisi warga yang masih bertahan di rumah mereka. Prabowo menyempatkan berbincang dengan warga yang terdampak banjir Bekasi, serta menanyakan kondisi mereka serta kebutuhan mendesak yang diperlukan.

    Selain meninjau, Prabowo juga menyerahkan bantuan makanan bagi warga untuk berbuka puasa. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak banjir, terutama di tengah bulan Ramadan.

    Selanjutnya, Prabowo juga berbuka puasa bersama warga korban banjir Bekasi di salah satu rumah yang ia kunjungi serta memberikan semangat bagi warga yang sedang menghadapi musibah. 

    Dalam pertemuannya dengan warga korban banjir di Bekasi, Prabowo berdialog langsung mengenai kondisi banjir. Salah seorang warga mengungkapkan, mereka terpaksa bertahan di rumah karena tidak memiliki tempat pengungsian lain.

    “Tidur di atas, habis mau ngungsi ke mana? Ya sudah, di sini saja,” kata warga tersebut.

    “Masuk semua (airnya)?” tanya Prabowo.

    “Masuk. Di dalam saya ganjal-ganjal, ini baru dibuka,” jawab warga.

    Dalam dialog dengan warga korban banjir Bekasi, Prabowo menegaskan komitmen Pemerintah untuk terus memantau kondisi warga terdampak banjir serta memastikan distribusi bantuan berjalan lancar.

  • Atasi Burnout saat Ramadan: Cara Imbangkan Ibadah dan Produktivitas

    Atasi Burnout saat Ramadan: Cara Imbangkan Ibadah dan Produktivitas

    Bulan Ramadan adalah waktu yang penuh berkah, di mana umat Muslim meningkatkan ibadah mereka sekaligus tetap menjalankan aktivitas sehari-hari. Namun, bagi sebagian orang, kombinasi antara kewajiban ibadah dan tuntutan pekerjaan dapat menyebabkan kelelahan atau burnout. 

    Burnout adalah kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental akibat tekanan yang berkepanjangan. Dalam konteks Ramadan, burnout dapat muncul akibat kurangnya manajemen waktu, kurang tidur, serta tekanan untuk tetap produktif di tengah perubahan pola makan dan aktivitas. Artikel ini akan membahas cara mengatasi burnout saat Ramadan dengan menyeimbangkan ibadah dan produktivitas berdasarkan ajaran Islam, ayat Al-Qur’an, dan hadis.

    1. Memahami Konsep Keseimbangan dalam Islam

    Islam menekankan keseimbangan antara ibadah, pekerjaan, dan kehidupan pribadi. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

    وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

    Artinya : ”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia.” (QS. Al-Qasas: 77)

    Ayat ini menegaskan bahwa umat Muslim perlu menjaga keseimbangan antara ibadah dan kehidupan duniawi agar tidak mengalami kelelahan yang berlebihan.

    2. Manajemen Waktu yang Efektif

    Manajemen waktu yang baik sangat penting untuk menghindari burnout. Rasulullah ﷺ bersabda:

    إِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا

    Artinya: ”Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atas dirimu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Hadis ini mengajarkan pentingnya tidak memforsir diri secara berlebihan. Beberapa tips dalam mengatur waktu selama Ramadan: Prioritaskan ibadah wajib, seperti shalat, puasa, dan membaca Al-Qur’an.

    Gunakan teknik manajemen waktu, seperti metode Pomodoro (bekerja selama 25 menit, lalu istirahat 5 menit) untuk meningkatkan fokus. Atur jadwal tidur yang cukup, idealnya 6-7 jam per hari agar tubuh tetap bugar.

    3. Pola Makan Sehat untuk Menjaga Energi

    Pola makan yang baik selama sahur dan berbuka sangat mempengaruhi energi dan produktivitas. Rasulullah SAW bersabda:

    تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

    Artinya: ”Makan sahurlah, karena dalam sahur terdapat keberkahan.” (HR Bukhari dan Muslim)

    Beberapa tips pola makan sehat: Sahur dengan makanan bergizi, seperti karbohidrat kompleks (oatmeal, roti gandum), protein (telur, ayam), dan lemak sehat (alpukat, kacang-kacangan). Hindari makanan berminyak dan manis berlebihan saat berbuka untuk menghindari rasa lemas. Minum air yang cukup (minimal 8 gelas sehari) agar tubuh tetap terhidrasi.

    4. Mengatur Beban Kerja agar Tidak Berlebihan

    Dalam bekerja selama Ramadan, penting untuk mengatur ritme kerja agar tidak menyebabkan kelelahan berlebihan. Islam mengajarkan pentingnya bekerja dengan niat yang baik. Rasulullah SAW bersabda:

    إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ

    Artinya: ”Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang melakukan suatu pekerjaan, ia melakukannya dengan itqan (sungguh-sungguh dan profesional).” (HR. Thabrani)

    Tips mengatur pekerjaan selama Ramadan:

    Kerjakan tugas paling sulit di pagi hari, ketika energi masih optimal setelah sahur.Kurangi aktivitas yang tidak perlu, seperti terlalu lama di media sosial.Buat daftar tugas harian agar pekerjaan lebih terstruktur dan tidak menumpuk.5. Menjaga Kesehatan Mental dan Emosi

    Burnout tidak hanya berdampak fisik tetapi juga mental. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental sangat penting. Rasulullah ﷺ bersabda:

    لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الغَضَبِ

    Artinya: ”Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tetapi yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR Bukhari dan Muslim)

    Beberapa cara menjaga kesehatan mental:

    Luangkan waktu untuk refleksi diri dengan memperbanyak dzikir dan membaca Al-Qur’an.Jangan ragu untuk beristirahat ketika merasa terlalu lelah.Bersedekah dan membantu orang lain, karena memberi dapat meningkatkan kebahagiaan dan ketenangan batin.6. Memanfaatkan Waktu untuk Ibadah Secara Efektif

    Salah satu penyebab burnout adalah perasaan kurangnya waktu untuk beribadah. Oleh karena itu, penting untuk memanfaatkan waktu secara bijak. Allah berfirman:

    فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ

    Artinya: ”Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap.” (QS Al-Insyirah: 7-8)

    Beberapa cara efektif meningkatkan kualitas ibadah:

    Membaca Al-Qur’an setelah salat, bahkan hanya satu halaman per hari.Memperbanyak doa dan zikir, terutama setelah salat wajib dan sebelum tidur.Menghadiri kajian Islam online atau offline untuk meningkatkan pemahaman agama Kesimpulan

    Mengatasi burnout selama Ramadan memerlukan keseimbangan antara ibadah dan produktivitas. Islam mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan dalam hidup, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Qasas: 77. Dengan menerapkan manajemen waktu yang baik, pola makan sehat, pengaturan pekerjaan, serta menjaga kesehatan mental dan spiritual, seseorang dapat menjalani Ramadan dengan lebih optimal tanpa mengalami kelelahan berlebihan. 

    Ramadan seharusnya menjadi momen untuk mendekatkan diri kepada Allah sekaligus tetap menjalankan tugas duniawi dengan bijak. Dengan strategi yang tepa, burnout dapat dihindari, dan Ramadan dapat menjadi bulan yang penuh berkah serta produktivitas.

    Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI)

  • Pemerintah Siapkan Program Rumah untuk Guru

    Pemerintah Siapkan Program Rumah untuk Guru

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama Kementerian Perumahan Permukiman (PKP) menyiapkan program pembangunan rumah bagi para guru.

    Mendikdasmen Abdul Mu’ti menekankan rencana penyediaan perumahan bagi guru merupakan langkah positif yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka agar semakin bersemangat dalam menjalankan tugas mengajar.

    “Kami berharap dapat memberikan fasilitas tempat tinggal yang layak bagi para guru, sehingga mereka bisa lebih fokus dan nyaman dalam mengajar,” ujar Mu’ti seusai menggelar pertemuan dengan menteri PKP di Jakarta pada Sabtu (8/3/2025) dikutip dari Antara.

    Senada dengan hal tersebut, Menteri PKP Maruarar Sirait menegaskan komitmen pemerintah dalam menyediakan perumahan bagi tenaga pendidik.

    “Presiden Prabowo menekankan bahwa bantuan ini harus tepat sasaran dan memastikan para guru mendapatkan rumah yang layak huni,” ungkap Maruarar.

    Sebagai tindak lanjut, Maruarar juga menyampaikan pihaknya akan menyusun Nota Kesepahaman antara kedua kementerian dan kepala BPS. Hal ini bertujuan agar program bantuan perumahan dapat segera direalisasikan bagi para guru yang memenuhi syarat.

    Mendukung inisiatif tersebut, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Kemendikdasmen untuk memastikan data guru yang berhak menerima subsidi perumahan sudah terverifikasi dengan baik.

    “Kami akan memastikan pemanfaatan data yang kami siapkan dapat digunakan secara optimal,” ujar Amalia.

    Sementara itu, Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho, menambahkan bahwa pihaknya telah menyiapkan rumah subsidi hingga awal Maret 2025.

    “BP Tapera siap mendukung program ini untuk menyediakan rumah layak utuk para guru di Indonesia,” kata Heru.

  • Sekolah Rakyat di Bekasi Siap Beroperasi Juli 2025

    Sekolah Rakyat di Bekasi Siap Beroperasi Juli 2025

    Bekasi, Beritasatu.com – Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya bersama Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf meninjau persiapan sekolah rakyat di Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL), Bekasi Timur, Sabtu (8/3/2025). Sekolah ini akan memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem.

    “Jika semua berjalan lancar, sekolah rakyat ini akan mulai beroperasi pada Juli 2025. Saat ini, kami tengah menyelesaikan perbaikan fasilitas, seperti penambahan toilet dan ruang makan,” ujar Gus Ipul.

    Mensos Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyebut, saat ini ada 40 sekolah rakyat yang siap beroperasi di berbagai daerah, termasuk dua sekolah di Bekasi, tiga sekolah di Jakarta, serta lima sekolah di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

    Pendaftaran dan Kurikulum Sekolah Rakyat

    Gus Ipul menjelaskan, sekolah rakyat memprioritaskan penerimaan terhadap anak dari keluarga miskin ekstrem berdasarkan data tunggal sosial ekonomi nasional.

    Sementara itu, untuk jenjang pendidikan akan setara dengan sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA). Mengenai kurikulum sekolah rakyat akan mengacu pada kurikulum nasional dengan tambahan pendidikan karakter dan sistem berasrama.

  • Momen Seskab Teddy dan Mensos Tinjau Sekolah Rakyat di Bekasi

    Momen Seskab Teddy dan Mensos Tinjau Sekolah Rakyat di Bekasi

    Jakarta, Beritasatu.com – Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya bersama Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul meninjau rencana lokasi sekolah rakyat di Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL), Bekasi, Jawa Barat.

    “Secara umum tempat ini siap dijadikan salah satu lokasi sekolah rakyat. Tadi Pak Teddy juga menyatakan alhamdulillah ini (STPL) cukup bagus untuk memulai sekolah rakyat,” kata Mensos dikutip dari Antara, Sabtu (8/3/2025).

    Ia mengatakan Sekretaris Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Imam Machdi serta perwakilan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, serta Kementerian Pekerjaan Umum turut hadir dalam peninjauan tersebut.

    Seusai meninjau ruang kelas, ia dan Seskab Teddy melihat kondisi asrama, ruang makan, lapangan olah raga, tempat ibadah dan fasilitas-fasilitas lainnya.

    Dengan mengendarai golf car, keduanya mengelilingi kompleks STPL seluas 16 hektare. Sebelum mengakhiri peninjauan, mereka pun menunaikan salat zuhur berjamaah di Masjid Al Mu’minin, Bekasi.

    Mensos mengatakan kunjungan Seskab Teddy ke STPL merupakan tindak lanjut setelah ia melaporkan tahapan rencana pendirian sekolah rakyat ke Presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu.

    Gus Ipul bersyukur Seskab Teddy berpendapat STPL sudah layak dan tinggal menambahkan sedikit sarana prasarana lain agar benar-benar bisa segera diresmikan sebagai sekolah rakyat.

    Ia menjelaskan sekolah rakyat yang akan didirikan di STPL Bekasi ini merupakan satu dari 100 sekolah rakyat yang tahun ini disiapkan.

    Setidaknya, lanjutnya, sudah ada 40 lokasi yang sudah siap, di antaranya 38 unit akan didirikan di sentra dan balai milik Kementerian Sosial serta ada satu tempat di Universitas Negeri Surabaya.

    Gus Ipul menegaskan sekolah rakyat nantinya akan diperuntukkan utamanya bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.

    Dengan konsep boarding school (asrama), anak-anak tersebut akan diberikan pendidikan dan pembentukan karakter.

    Anak-anak tersebut bisa mengenyam pendidikan di sekolah rakyat mulai dari jenjang SD, SMP dan SMA secara cuma-cuma.

    Melalui pendidikan di sekolah rakyat, ia berharap anak-anak tersebut bisa melanjutkan sekolah ke jenjang perguruan tinggi.

    Melalui peningkatan pendidikan dan kualitas kehidupan yang didapatkan dari sekolah rakyat, pihaknya juga berharap dapat memutus mata rantai kemiskinan.

    Keluarga miskin dan miskin ekstrem pun bisa bangkit dan berkontribusi secara aktif menciptakan Indonesia Emas 2045, salah satunya melalui sekolah rakyat.

  • Jadwal Buka Puasa Surabaya dan Sekitarnya Hari Ini, Sabtu 8 Maret 2025

    Jadwal Buka Puasa Surabaya dan Sekitarnya Hari Ini, Sabtu 8 Maret 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Menjalankan ibadah puasa dengan baik membutuhkan persiapan yang matang, termasuk mengetahui jadwal waktu-waktu penting, di antaranya waktu berbuka puasa di Surabaya dan sekitarnya hari ini.

    Dengan mengetahui jadwal tersebut, umat muslim dapat menjalankan ibadah dengan lebih tertib dan tidak melewatkan waktu-waktu utama, seperti imsak, Subuh, hingga berbuka puasa.

    Selain memperhatikan jadwal waktu salat dan berbuka, menjaga pola makan yang sehat juga sangat penting agar tubuh tetap bugar selama menjalankan ibadah puasa. Mengonsumsi makanan bergizi saat sahur dan berbuka dapat membantu menjaga stamina sepanjang hari.

    Dilansir dari laman Bimas Kementerian Agama RI, berikut adalah jadwal berbuka puasa untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya waktu-waktu penting untuk hari ini:

    Waktu Berbuka Puasa di Surabaya

    Waktu berbuka puasa di Surabaya dan sekitarnya hari ini jatuh pada pukul 17.49 WIB. Setelah itu, salat isya dapat dilakukan mulai pukul 18.58 WIB.

    Doa Berbuka Puasa

    Setelah memastikan waktu berbuka telah tiba, umat muslim dianjurkan untuk membaca doa berbuka puasa berikut:

    اللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلٰى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

    Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa ‘ala rizqika aftartu, birahmatika ya arhamar rahimin.

    Artinya: “Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih.”

    Tips Berbuka Puasa yang Sehat

    Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari puasa, penting untuk memperhatikan beberapa hal saat berbuka:

    Segera berbuka: Disarankan untuk segera membatalkan puasa ketika waktu Magrib tiba dengan makanan ringan seperti kurma dan air putih.Menghindari makanan berat secara langsung: Agar sistem pencernaan tidak kaget, sebaiknya konsumsi makanan ringan terlebih dahulu sebelum makan besar.Memperbanyak doa: Waktu berbuka merupakan momen yang mustajab untuk berdoa, manfaatkanlah untuk memohon kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.Menjaga pola makan sehat: Pilih makanan bergizi seimbang agar tubuh tetap bugar selama menjalani ibadah puasa.Menunaikan salat Magrib tepat waktu: Jangan lupa untuk segera menunaikan salat Magrib setelah berbuka agar ibadah tetap terjaga.

    Nah, demianlah jadwal berbuka puasa untuk kota Surabaya dan sekitarnya. Selamat berbuka puasa!

  • Pemerintah Siapkan Undang-Undang Atur Pemulangan Narapidana

    Pemerintah Siapkan Undang-Undang Atur Pemulangan Narapidana

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra mengatakan pemerintah sedang menyiapkan undang-undang yang mengatur pemulangan narapidana atau transfer of prisoners.

    “Rancangan undang-undang terkait pemindahan narapidana masih dalam tahap persiapan. Saat ini, dasar hukum pemindahan ini masih berdasarkan hubungan baik dengan negara lain dan asas kemanusiaan,” kata Yusril dalam siaran pers Kemenko Kumham Impas diterima Beritasatu.com, Sabtu (8/3/2025).

    Yusril membahas sejumlah hal mendasar terkait pemulangan narapidana, baik dari perspektif hukum internasional maupun aspek kemanusiaan saat menjadi pembicara dalam seminar nasional bertajuk ‘Pemulangan Narapidana dalam Kajian Hukum Internasional’ yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Surabaya (Ubaya) secara virtual, Jumat (7/3/2025).

    Menurut Yusril pemulangan narapidana memiliki beberapa dasar penting, antara lain hubungan baik antarnegara, aspek kemanusiaan, dan penerapan prinsip bahwa hukuman mati sudah tidak lagi berlaku di negara pemberi hukuman. 

    “Pemulangan narapidana adalah bagian dari hubungan baik dengan negara lain. Selain itu, perlu diingat bahwa dalam proses ini, kemanusiaan tetap menjadi landasan utama,” ujar Yusril.

    Menko Yusril mengatakan transfer of prisoners ini dilakukan dengan syarat-syarat yang telah disepakati kedua belah negara. Negara asal terpidana harus mengakui hukuman yang dijatuhkan oleh Indonesia, dan hanya akan menerima sisa hukuman yang belum dijalani, kecuali hukuman mati. 

    “Sebagian besar negara kini sudah menguji coba hukuman mati, yang sewaktu-waktu dapat diubah, terutama jika narapidana berkelakuan baik dan telah menjalani hukuman minimal 10 tahun,” jelas Yusril.

    Menko Yusril juga menyebutkan pemerintah Indonesia saat ini sedang mempersiapkan perubahan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) terkait dengan hukuman mati. 

    “Efek jera sudah tidak lagi menjadi sasaran utama dalam sistem peradilan pidana kita. Kini, fokus kita lebih kepada penerapan keadilan restoratif,” ungkapnya.

    Menko Yusril juga menyoroti potensi masalah hukum yang dapat muncul dari pemindahan narapidana, seperti celah hukum yang bisa meringankan hukuman bagi terpidana di negara asal. 

    “Salah satu contoh adalah kasus Mary Jane. Dalam transfer of prisoner ini, Filipina memberikan akses kepada Kedutaan Besar Indonesia di Filipina untuk memantau perkembangan kasusnya,” ujar Yusril, memberikan contoh konkret dari proses pemulangan narapidana.

    Menko Yusril menekankan meskipun tantangan hukum dan prosedural masih ada, pemulangan narapidana adalah bagian penting dari diplomasi internasional Indonesia. 

    “Kami akan terus memperjuangkan kerja sama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, dengan tetap mengutamakan hak asasi manusia dan keadilan,” pungkasnya terkait aturan pemulangan narapidana.

  • Gibah Virtual dan Puasa Ramadan

    Gibah Virtual dan Puasa Ramadan

    Ramadan merupakan sarana yang tepat untuk meningkatkan ketakwaan. Bulan ini merupakan hadiah besar yang dianugerahkan kepada umat muslim sebagai momen untuk memperbaiki kekurangan dan bertobat atas kesalahan, serta meningkatkan ketaatan kepada Sang Pencipta. Visi dari madrasah Ramadan telah ditegaskan oleh Allah Taala dalam QS Al-Baqarah ayat 183.

    Ketakwaan yang diharapkan dari puasa saat Ramadhan tidak hanya berdimensi spiritual. Lebih dari itu, puasa Ramadan menjadi sarana efektif untuk membentuk berbagai aspek ketakwaan, baik dalam hubungan langsung antara manusia dan Tuhan-Nya atau antara sesama manusia. Oleh karenanya, banyak dalil yang menjelaskan keutamaan puasa dan ibadah, seperti bangun untuk salat pada malam hari pada Ramadan. 

    Rasulullah ﷺ bersabda yang maknanya,”Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari dan Muslim)

    Hadis yang maknanya serupa sangat banyak. Misalnya, orang yang menghidupkan malam-malam Ramadan dengan salat dijanjikan ampunan oleh Allah. Namun, tidak semua orang yang menjalankan ibadah puasa dan qiyamul lail mendapatkan pahala yang dijanjikan. 

    Rasulullah ﷺ mengingatkan dalam hadisnya,”Betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya selain rasa lapar dan dahaga. Dan betapa banyak orang yang bangun malam, tetapi tidak mendapatkan apa-apa selain sekadar begadang.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah)

    Perbandingan dalil-dalil di atas membuat seorang muslim merenung kembali tentang hakikat ibadah yang dilakukannya. Puasa seperti apakah yang akan mendapatkan ampunan dari Sang Pencipta? Hal apa sajakah yang dapat mengurangi, bahkan menghapus, pahala puasa? 

    Dari banyak dalil yang ada, dapat disimpulkan bahwa salah satu penyebab utama hilangnya pahala puasa adalah ketidakmampuan seseorang untuk menahan diri dari segala hal yang dapat merusak pahala puasa semata-mata untuk mendapatkan rida Allah Taala, sebagaimana makna dari hadis Nabi:

    “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dosa serta kebodohan, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR Bukhari nomor 1903)

    Hadis ini menegaskan bahwa puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, juga dari perbuatan tercela, seperti gibah. Jika seseorang tetap melakukan gibah, puasanya kehilangan nilai dan pahalanya berkurang. 

    Secara hukum fikih, puasanya tetap sah, tetapi bisa jadi tidak ada pahalanya karena tidak mampu mengekang nafsu dari perbuatan buruk, termasuk gibah.

    Gibah diharamkan berdasarkan Al-Qur’an, sunah, dan ijmak ulama. Banyak ulama yang menggolongkannya sebagai dosa besar. Allah Taala menyamakan perbuatan ini dengan memakan daging saudara sendiri yang telah mati, sebagaimana yang dijelaskan di dalam surat Al-Hujurat: 12.  

    Definisi gibah adalah membicarakan keburukan orang lain yang jika orang tersebut mengetahuinya, ia akan merasa tidak suka. Seorang sahabat bertanya,”Wahai Rasulullah, apa itu gibah? Beliau bersabda,‘Engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang ia tidak sukai.’ Dikatakan,‘Bagaimana jika memang benar ada padanya apa yang aku katakan?’ Rasulullah menjawab,‘Jika memang benar ada padanya, berarti engkau telah menggunjingnya. Namun jika tidak ada padanya, berarti engkau telah memfitnahnya’.” (HR Muslim).

    Syaikh Nawawi al-Bantani menjelaskan definisi gibah dalam kitab Maraqil ‘Ubudiyyah:

    ومعنى الغيبة أن تذكر إنسانا بما يكرهه لو سمعه سواء ذكرته بلفظك، أو في كتابك أو رمزت أو أشرت إليه بعينك أو يديك أو رأسك

    “Hakikat gibah adalah menyebut orang lain dengan sesuatu yang tidak ia sukai jika sampai kepadanya, meskipun itu memang benar ada padanya, baik dengan lafaz (kalimat yang engkau ucapkan), tulisan, simbol, isyarat dengan mata, tangan, kepala, dan lain sebagainya.”

    Seiring perkembangan teknologi, gibah tidak hanya dilakukan secara lisan, juga melalui media sosial dan platform digital lainnya. Gibah virtual terjadi ketika seseorang menggunjing, mencela, atau menyebarkan keburukan orang lain, dalam bentuk tulisan, gambar, video, atau komentar di dunia maya. Sejumlah grup WhatsApp berubah menjadi tempat membicarakan aib orang lain. Di Facebook, gibah virtual dapat berbentuk status sindiran atau komentar yang membuka aib seseorang. Di Instagram, gibah bisa berupa postingan yang mengekspos keburukan seseorang disertai caption bernada ejekan.

    Imam Nawawi dalam kitab al-Adzkar menjelaskan bahwa gibah tidak hanya berlaku bagi orang yang berbicara, juga bagi orang yang mendengar tanpa menegur atau mengingkarinya. Bagi yang mendengar dan tidak mengingkari juga mendapatkan dosa seperti yang melakukannya. Hal ini menunjukkan bahwa mendengarkan gibah di grup WhatsApp, membaca komentar buruk di Facebook tanpa berusaha menegurnya, bahkan menyukai dan menyebarkan postingan yang mengandung gibah di Instagram, juga bisa termasuk perbuatan gibah yang dapat mengurangi atau menghapus pahala puasa.

    Banyak faktor yang menyebabkan seseorang terjerumus dalam gibah, di antaranya: rasa iri dan dengki, tidak senang melihat orang lain mendapatkan nikmat, mengikuti kebiasaan lingkungan dan teman-teman yang suka bergunjing, ingin menonjolkan kelebihan diri, dan lain sebagainya. Penyebab terbesarnya adalah merasa diri lebih baik dari orang yang digunjingnya. 

    Oleh karenanya, Ibnu Abbas berkata,”Jika engkau hendak mengingat atau menyebutkan aib orang lain, maka terlebih dahulu ingatlah aibmu sendiri.” (Syu’abul Iman, 9/110)

    Introspeksi diri sehingga tidak sempat melihat aib orang lain merupakan kunci agar tidak mudah terjerumus dalam gibah. Dalam kitab Maraqil ‘Ubudiyyah ada beberapa cara untuk mengenali aib diri sendiri, di antaranya memiliki murabbi yang akan membantu untuk menunjukkan kekurangan agar bisa memperbaikinya, mendengarkan nasihat dari sahabat yang baik yang mau menunjukkan kesalahan, belajar dari kritik musuh meskipun menyakitkan, karena orang yang tidak suka akan selalu melihat kekurangan dari yang tidak disukainya, serta banyak bergaul dan mengamati perilaku orang lain.

    Marilah bijak dalam menggunakan media sosial dengan mengedepankan konsep tabayun sebelum membagikan informasi. Apa manfaatnya apabila dibagikan? Ubah topik jika dirasa mengandung unsur gibah dan apabila sulit dikendalikan, lebih baik keluar dari grup yang salah. 

    Kemudian, tidak menyukai, mengomentari, atau membagikan postingan yang mengandung celaan, fitnah, atau aib seseorang. Semoga Allah menjauhkan kita dari segala yang dapat merusak pahala puasa, seperti gibah, dan menerima amal ibadah serta menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang bertakwa.

    Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI).