Category: Beritasatu.com Nasional

  • Merancang Kurikulum Ramadan Berdasarkan Sunah Nabi Muhammad SAW

    Merancang Kurikulum Ramadan Berdasarkan Sunah Nabi Muhammad SAW

    Jakarta, Beritasatu.com – Bulan Ramadan adalah bulan yang sangat istimewa dalam kehidupan setiap muslim. Di bulan yang penuh berkah ini, umat Islam berpuasa, beribadah lebih intens, dan berusaha mendekatkan diri kepada Allah Swt. Meskipun puasa merupakan kewajiban, sering kali ibadah ini dilakukan tanpa pemahaman yang mendalam tentang bagaimana memaksimalkan setiap amal di bulan suci ini.

    Untuk itu, penting bagi umat Islam untuk merancang kurikulum Ramadan yang lebih bermakna, yang berbasis pada Sunnah Nabi Muhammad SAW. Dengan mengikuti jejak Nabi dalam menjalani bulan Ramadan, kita dapat memperoleh keberkahan yang lebih besar dan menjadikan puasa sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas diri, baik dalam ibadah maupun akhlak. Berikut adalah beberapa langkah dalam merancang kurikulum Ramadan berdasarkan sunah Nabi Muhammad SAW untuk ibadah yang lebih bermakna.

    1. Menjaga Niat dan Memperbaiki Tujuan Puasa

    Segala amal perbuatan diawali dengan niat. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda:
    “Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang dia niatkan.”

    Bulan Ramadan adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki niat dan tujuan puasa. Banyak orang berpuasa karena kebiasaan atau sekadar kewajiban, tanpa menyadari bahwa tujuan utama puasa adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam kurikulum Ramadan yang berbasis Sunnah, kita harus memulai dengan memperbaiki niat. Niatkan puasa untuk meningkatkan keimanan, meraih ketakwaan, serta untuk membersihkan jiwa dan raga dari dosa-dosa. Dengan niat yang benar, setiap tindakan yang kita lakukan selama Ramadan akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.

    2. Peningkatan Ibadah pada Malam Hari (Qiyamul Lail)

    Nabi Muhammad SAW sangat mengutamakan ibadah malam, terutama di bulan Ramadan. Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan adalah shalat tarawih, yang dilakukan setelah salat Isya. Nabi Muhammad SAW sangat rajin melaksanakan shalat malam meski beliau sudah dijamin masuk surga. Hal ini menunjukkan bahwa beliau menganggap ibadah ini sangat penting dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.

    Dalam kurikulum Ramadan, penting untuk mendorong umat Islam untuk menjaga kualitas ibadah malam. Salat tarawih adalah ibadah yang sangat dianjurkan, tetapi tidak hanya terbatas pada itu. Shalat tahajud, membaca Al-Qur’an, dan berzikir di malam hari adalah kegiatan yang sangat mulia. Mengajak keluarga atau teman untuk beribadah bersama dapat meningkatkan semangat dan membantu memotivasi kita untuk konsisten beribadah pada malam hari.

    3. Memperbanyak Doa dan Zikir

    Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk godaan dan keburukan. Salah satu cara untuk memperkuat ketahanan spiritual selama

    Ramadan adalah dengan memperbanyak doa dan zikir. Nabi Muhammad SAW sering berdoa dan memohon ampunan Allah, terutama di bulan Ramadan. Beliau mengajarkan umat Islam untuk berdoa dan berzikir sepanjang hari, terutama pada waktu-waktu yang mustajab, seperti saat berbuka puasa, sahur, dan malam Lailatul Qadar.

    Dalam kurikulum Ramadan, penting untuk mencantumkan waktu-waktu tertentu untuk berdoa dan berzikir, seperti setelah shalat fardhu, saat berbuka, dan sebelum tidur. Doa adalah sarana kita untuk memohon ampunan, berkah, dan petunjuk dari Allah. Zikir, di sisi lain, membantu menenangkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah. Melalui doa dan zikir yang rutin, kita dapat merasakan kedekatan yang lebih kuat dengan Sang Pencipta.

    4. Sedekah dan Kepedulian Sosial

    Salah satu karakteristik yang sangat mencolok dari bulan Ramadan adalah semangat berbagi. Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai pribadi yang sangat dermawan, apalagi di bulan Ramadan. Beliau tidak hanya memberi kepada orang kaya atau sahabat terdekat, tetapi juga kepada orang miskin dan yang membutuhkan. Dalam sebuah hadis, Nabi bersabda:
    “Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadan.” (HR. Tirmidzi).

    Ramadan adalah bulan yang penuh dengan berkah, dan salah satu cara terbaik untuk memperoleh keberkahan tersebut adalah dengan memperbanyak sedekah. Dalam kurikulum Ramadan, umat Islam harus didorong untuk memberikan sedekah, baik dalam bentuk materi, makanan, atau bantuan lainnya kepada orang yang membutuhkan. Kegiatan seperti berbagi iftar (makanan untuk berbuka puasa) atau menyumbangkan zakat mal dan zakat fitrah adalah bagian dari amalan yang sangat dianjurkan dalam bulan Ramadan.

  • Berislam dari Ritual hingga Intelektual: Bagaimana Puasa Membentuk Diri Seorang Muslim

    Berislam dari Ritual hingga Intelektual: Bagaimana Puasa Membentuk Diri Seorang Muslim

    Berislam pada tahap keempat atau rukun Islam keempat adalah puasa, dalam bahasa Arab yaitu saum. Puasa yakni menahan lapar dengan tidak makan dan minum dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari. Sedangkan di Indonesia umumnya dilakukan sebanyak 12 jam sehari selama bulan Ramadan, durasi waktu berpuasa pun berbeda-beda tiap belahan dunia lain, hal itu tergantung dengan perbedaan letak geografis yang memengaruhi.

    Jika ditelisik lebih jauh, ternyata amalan berlapar-lapar bukan hanya ajaran Islam saja. Tetapi juga ajaran umat terdahulu dan amalan beberapa bangsa-bangsa. Misalnya di dalam aliran Kejawen terdapat puasa mutih, artinya tidak makan kecuali hanya nasi putih. Dalam Al-Qur’an juga disebutkan bahwa amalan puasa merupakan amalan umat-umat terdahulu:

    يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ 

    Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kamu sekalian untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan atas umat sebelum kamu, agar engkau sekalian bertakwa.” Surah Al-Baqarah ayat (183).

    Jika di-ta’bir-kan ayat tersebut kira-kira maksudnya, “Berpuasalah kalian wahai umat Muhammad SAW dan kerjakanlah perintah ini sebab umat terdahulu juga telah diperintahkan untuk berpuasa.”

    Bukti bahwasanya perintah puasa dijalani umat terdahulu terdapat dalam Al-Qur’an, tentang Nabi Adam AS yang diperintahkan untuk tidak memakan buah khuldi (QS Al-Baqarah: 35). Juga Nabi Musa As berpuasa dengan tidak makan dan minum selama 40 hari 40 malam pada saat menerima sepuluh Firman (The Ten Comamandments). Namun ternyata kaumnya tidak mau mengikutinya dan mengganti dengan puasa sehari dalam setahun, kemudian diganti 5 hari dalam setahun. Dalam perjanjian lama dijelaskan dalam Imamat 16:29, Maryam bunda Isa pun berpuasa hingga tidak bicara pada siapa pun, (QS Maryam: 26).

    Jika ditelusuri dari sejarah bangsa dan agama-agama terdahulu, bangsa Mesir kuno pun telah mempraktikkan amalan berpuasa selama 5.000 tahun. Begitu pula bangsa Romawi dan Yunani kuno sebelum Kristen biasa melakukan amalan puasa ketika akan menghadapi peperangan besar. Dengan harapan mereka akan mendapatkan perlindungan dari para dewa. 

    Bukan hanya itu, berpuasa atau berlapar-lapar menahan hawa nafsu adalah jalan menuju penyucian universal. Selain itu puasa juga sebagai pertahanan nafsu birahi yang efektif. Meskipun terdapat sedikit kesamaan dalam ritual berpuasa, namun perlu diingat ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad tidaklah meniru-niru ibadah umat terdahulu. 

    Hal yang betul, sebenarnya Islam datang menyempurnakan ibadah ini dengan memerintahkan puasa selama sebulan lamanya pada bulan suci Ramadan. Jadi ritual puasa dalam Islam bukan sekedar memenuhi syarat dan rukunnya saja yang hanya menahan lapar dan dahaga dari terbit hingga terbenamnya matahari.

    Puasa, pertama-tama harus disertai dengan keimanan. Artinya berpuasa bagi seorang muslim haruslah disertai dengan keimanan pada Allah dengan hati yang Ikhlas. Bukan untuk menguruskan badan, mengikuti tren, mencari kekuatan magis dan sebagainya. 

    Makna berpuasa dengan iman adalah berlapar-lapar sekaligus mengerjakan amalan-amalan layaknya orang yang beriman. Tanda orang beriman adalah orang yang menghindari perbuatan dosa-dosa kecil, apalagi dosa besar; orang beriman adalah orang yang menghormati tamunya, menjaga mulutnya, menjaga matanya, menahan hatinya, menjaga matanya, menjaga nafsu syahwatnya, menjaga telinganya dan seterusnya dari segala dosa. Jika tidak, maka puasanya tidak berguna.

    “Banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan pahala kecuali lapar, dan banyak orang yang salat (malam) tidak mendapat pahalanya kecuali berjaga.”

    Jika salat adalah berkonsentrasi dan bermunajat pada sang Ilahi, maka puasa adalah pengosongan diri dari kecenderungan fisik manusia yang umumnya didominasi oleh nafsu hewani (nafsu al-ammarah bi as-su’). Maka dari itu, memberhentikan konsumsi makanan dan minumannya dalam sehari maka kekuatan fisiknya akan melemah dan diikuti oleh melemahnya dorongan jiwa hewani tersebut. 

    Maka Ketika jiwa hewani melemah makan jiwa yang tenang (nafsu al-muthmainnah) akan menguat dan dominan. Menurut teori imam Ghazali, Ketika dorongan fisik seseorang dipenuhi oleh nafsu hewani kemudian diganti dengan dominasi akalnya, maka manusia akan melakukan tindakan-tindakan yang positif.

    Selain untuk penyucian diri, puasa juga menjadi perisai dari godaan internal maupun eksternal manusia. Godaan internal maksudnya adalah godaan setan melalui syahwat manusia itu bisa menguat dengan makan dan minum, sedangkan alat untuk mengendalikannya adalah dengan berpuasa. 

    Dalam sebuah riwayat Nabi menyebutkan, “Keleluasaan setan dalam beroperasi pada manusia hanya bisa dipersempit dengan lapar,” (dalam Ihya’ulumuddin, 274). Sementara godaan eksternal adalah godaan dari musuh yang menyerang atau melukai kita. Dalam sebuah hadis disebutkan:

    “Sesungguhnya puasa itu perisai. Maka jika salah seorang dari kamu berpuasa, jangan berkata keji dan kasar. Kalau dia dicela atau hendak diperangi seseorang hendaklah ia berkata ‘sesungguhnya aku sedang berpuasa’.”

    Di balik kalimat sesungguhnya ‘aku sedang berpuasa’ tersimpan makna yang kuat. Yakni ‘jangan main-main dengan saya, sebab saya berpuasa’, atau boleh jadi terkandung sikap yang lembut ‘saya sedang berpuasa dan tidak mempunyai kekuatan seimbang dengan kalian, maka urungkanlah usaha kalian memerangi saya’.

    Maka dari beberapa uraian diatas, puasa secara tidak langsung sebuah pelatihan kepada jiwa atau hawa nafsu agar ia menjadi tenang. Tentunya seorang pemuda dengan memiliki ketenangan jiwa ia akan mampu membuat Keputusan-keputusan yang tidak terpengaruh oleh nafsu syahwatnya. 

    Begitu pula puasa, dalam diri manusia sedang melakukan pelatihan jiwa dan dalam Islam puasa adalah perintah dari Allah Swt kepada hambanya. Maka antar keduanya dapat dikaitkan benang merahnya, bahwasanya sesungguhnya Islam selalu menyeru kepada hambanya dalam hal kebaikan, baik terhadap diri sendiri maupun kepada sesama. 

    *Penulis adalah mahasiswi Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI)

  • Wamenag Harap Semesta Ramadhan Rutin Digelar BTV

    Wamenag Harap Semesta Ramadhan Rutin Digelar BTV

    Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Menteri Agama (Wamenag) R Muhammad Syafi’i resmi membuka event Semesta Ramadhan 2025 bersama BTV yang digelar di Masjid At Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Jumat (14/3/2025). 

    Dalam sambutannya, Muhammad Syafii mengucapkan terima kasih pada B-Universe karena sudah menyelenggarakan event ini sebagai upaya untuk mengedukasi masyarakat, memberikan hiburan dan memeriahkan bulan Ramadan. 

    “Acara ini menjadi kewajiban sosial bagi lembaga penyiaran seperti BTV karena acaranya bisa langsung dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia dan di sini saya langsung melihat terjalinnya silaturahmi yang baik dan jadi efek sosial bagi seluruh keluarga yang menunggu acara ini,” ungkap pria yang akrab disapa Romo itu. 

    Diterangkan lebih lanjut, event Semesta Ramadhan ini juga mampu menghidupkan perekonomian masyarakat. 

    “Acara ini bisa menghidupkan UMKM-UMKM dan ini juga sebagai sesuatu yang berarti karena mampu menjawab tantangan dari Presiden Prabowo Subianto,” tambahnya.

    Wamenag berharap event Semesta Ramadhan ini bisa jadi agenda rutin yang digelar B-Universe setiap tahunnya.

    “Saya menganggap acara ini sangat baik. Tentu kita berharap event ini bisa jadi kalender kegiatan BTV setiap tahunnya karena selain memberikan penguatan keimanan. Acara ini juga memberi dampak yang sangat baik kepada UMKM dan juga masyarakat Indonesia. Kita berharap masyarakat bisa ramai-ramai datang ke sini untuk mensukseskan dan meramaikan acara ini,” tandas Wamenag mengenai event Semesta Ramadhan bersama BTV. 

  • Prabowo Usul Penjara Koruptor di Pulau Terpencil, Kabur Ketemu Hiu

    Prabowo Usul Penjara Koruptor di Pulau Terpencil, Kabur Ketemu Hiu

    Jakarta, Beritasatucom – Sebuah penjara koruptor di pulau terpencil untuk mereka yang dihukum karena kasus korupsi. Itulah ancaman yang dilontarkan Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, pada Kamis (13/3/2025) saat ia menegaskan kembali komitmennya dalam memberantas korupsi.

    Berbicara dalam kunjungannya ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) di Jakarta, Prabowo mengkritik para pejabat korup yang menyalahgunakan dana negara yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Ia menekankan bahwa korupsi menjadi salah satu hambatan terbesar bagi pembangunan Indonesia.

    “Kami akan mengusir mereka dari tanah kami. Jika perlu, saya akan mengalokasikan anggaran khusus untuk membangun penjara di daerah terpencil agar mereka tidak bisa melarikan diri. Kita cari pulau, supaya yang kabur bisa berhadapan dengan hiu,” kata Prabowo terkait usulan penjara koruptor seperti dikutip dari Jakarta Globe.

    Menurut kantor berita Antara, Prabowo menyoroti dampak buruk korupsi terhadap masyarakat, terutama bagi guru, dokter, tenaga medis, dan petani yang paling merasakan akibat dari penyalahgunaan dana negara.

    “Kami bertekad untuk berusaha sekuat tenaga, dengan segala sumber daya yang kami miliki, untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi. Dengan kekayaan yang kita miliki, jika kita bisa mengurangi kebocoran dan korupsi, maka kesejahteraan rakyat akan meningkat,” ujar Prabowo.

    Ia menegaskan tidak akan mundur dalam perjuangan membersihkan negara dari korupsi.

    “Mereka harus mengerti bahwa saya siap mati demi bangsa dan negara ini. Saya tidak takut pada mafia mana pun,” katanya.

    Ini bukan pertama kalinya Prabowo secara terbuka menegaskan sikap tegasnya terhadap korupsi. Pada Desember lalu, ia mendesak hakim agar memberikan hukuman berat bagi para koruptor, terutama mereka yang menyebabkan kerugian negara hingga ratusan triliun rupiah.

    Indonesia telah menyaksikan berbagai kasus korupsi tingkat tinggi. Tahun lalu, pengusaha terkenal Harvey Moeis dijatuhi hukuman 6,5 tahun penjara dan denda sebesar US$ 13 juta atas keterlibatannya dalam kasus korupsi pertambangan timah.

    Bulan lalu, beberapa eksekutif senior dari anak perusahaan PT Pertamina ditangkap terkait skandal korupsi minyak mentah senilai US$ 12 miliar. Usulan Prabowo untuk membangun penjara koruptor di pulau terpencil ini diharapkan dapat membawa perubahan nyata dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.

  • Meningkatkan Spiritualitas Generasi Z Selama Ramadan

    Meningkatkan Spiritualitas Generasi Z Selama Ramadan

    Belakangan ini, perbincangan mengenai generasi Z semakin populer, mulai dari pandangan positif hingga stigma negatif yang beredar di masyarakat. Generasi yang lahir antara 1997 hingga 2012 ini menarik perhatian generasi-generasi sebelumnya.  

    Sebagian memandang generasi Z sebagai generasi yang lemah, sementara yang lain  melihatnya sebagai generasi yang kreatif, inovatif, dan suportif. Hal ini tidak  mengherankan, mengingat generasi Z tumbuh pada era perkembangan digital yang pesat,  sehingga mereka lebih melek teknologi dan mampu mengakses informasi dengan mudah. Namun, bagaimana tingkat spiritualitas generasi Z? 

    Prof Dr Abdul Mu’ti dalam acara pengajian menyambut Tahun Baru Hijriah 1445 yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengajian Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, menyatakan berdasarkan penelitian, tingkat spiritualitas generasi Z relatif lebih rendah dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini disebabkan transformasi digital yang sangat cepat yang membuat mereka cenderung lebih terbuka dan  longgar dalam relasi antarteman, bahkan antarumat beragama, serta lebih menerima nilai-nilai universal daripada nilai-nilai yang memisahkan mereka. Oleh karena itu, penting untuk menjaga spiritualitas generasi muda, terutama generasi Z sebagai salah satu generasi penerus (rijalul ghod). 

    Ramadan menjadi momentum yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan spiritualitas generasi Z. Ramadan adalah bulan suci yang penuh makna dan disambut penuh sukacita oleh umat muslim di seluruh dunia sebagai bulan yang dipenuhi  dengan limpahan pahala, ampunan, dan terkabulnya doa-doa. Rasulullah SAW bersabda:

    مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَا نَا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

    “Barang siapa berpuasa di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari  dan Muslim) 

    Banyak aktivitas dan amalan yang dapat dilakukan untuk meraih berbagai pahala dan  ganjaran tersebut. Lalu, bagaimana generasi Z dapat menemukan makna ibadah pada Ramadan? Berikut beberapa tip yang dapat dilakukan generasi Z untuk menemukan makna ibadah dengan tetap kreatif dan inovatif, tetapi tetap bernilai ibadah. 

    1. Memanfaatkan teknologi untuk ibadah dan belajar 

    Ibadah dan belajar merupakan amalan yang memiliki keutamaan besar pada Ramadan, sebagaimana disebutkan dalam hadis: 

    Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,“Apabila telah masuk bulan Ramadan, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan  setan-setan dibelenggu. Selain itu, ada satu seruan yang terdengar dari Allah Swt ‘Hai  orang-orang yang beriman, dekatkanlah diri kalian kepada-Ku dengan memperbanyak  amal ibadah pada bulan ini, dan belajarlah di dalamnya karena sesungguhnya  pelajaran pada bulan Ramadan lebih afdal daripada pelajaran di bulan-bulan  lainnya’.” (HR Ibnu Majah) 

    Generasi Z dapat memanfaatkan berbagai platform digital untuk beribadah dan belajar, seperti  aplikasi Muslim Pro, Qur’an.com atau Tafsir Kemenag. Platform ini memudahkan generasi Z mengisi waktu dengan produktif, seperti membaca Al-Qur’an, mempelajari tafsir,  melafalkan doa-doa, atau sebagai pengingat waktu salat. Selain itu, generasi Z juga dapat menggunakan Zoom atau media sosial, seperti YouTube, Instagram, Facebook, atau  TikTok, untuk mengikuti kajian-kajian keagamaan secara daring yang diselenggarakan oleh ulama atau komunitas keagamaan. Pengetahuan  keagamaan juga bisa didapat melalui podcast tokoh-tokoh agama dan dai inspiratif. 

    2. Membuat konten kreatif bernilai ibadah 

    Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 104:

    وَلۡتَكُنۡ مِّنۡكُمۡ اُمَّةٌ يَّدۡعُوۡنَ اِلَى الۡخَيۡرِ وَيَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ​ؕ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ‏ ١٠٤ 

    “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka  itulah orang-orang yang beruntung.”

    Pada era digital, berdakwah tidak harus dilakukan secara konvensional, seperti dari pintu ke  pintu atau tampil di hadapan publik. Semua orang dapat menyampaikan pesan kebaikan melalui konten kreatif. Generasi Z yang familier dengan dunia konten digital dapat  memanfaatkan media sosial seperti untuk membuat  konten-konten Ramadan yang menarik dan bermanfaat. Misalnya, video tentang amalan-amalan selama bulan puasa, tip menghadapi godaan, resep sahur sederhana, tata cara salat  tarawih, doa-doa mustajab, atau challenge berbuat baik dalam Ramadan. Dengan cara  ini, generasi Z dapat melaksanakan amar makruf nahi mungkar dengan konsep yang unik dan  modern. 

    3. Bergabung dengan komunitas online 

    Banyak komunitas online yang dapat ditemukan di platform media sosial. Komunitas-komunitas ini menyediakan ruang bagi generasi Z untuk terlibat dalam kegiatan produktif dan bernilai ibadah, seperti forum diskusi  keagamaan, tadarus Al-Qur’an, menghafal Al-Qur’an, atau menjadi relawan di berbagai  daerah di Indonesia. Bergabung dengan komunitas online dapat membantu generasi Z tetap terhubung dengan nilai-nilai spiritual, meskipun berada di dunia digital. 

    4. Ibadah secara personal

    Ramadan membuka lebar ladang pahala, sehingga memotivasi umat muslim  untuk memperbanyak amalan yang mendekatkan diri kepada Allah Swt. Untuk mengukur keberhasilan ibadah selama Ramadan, generasi Z dapat membuat jurnal refleksi  harian, mencatat target ibadah, atau hal-hal yang disyukuri. Selain  itu, bisa dibuat target spiritual, seperti one day one juz atau membaca buku-buku keagamaan secara konsisten. Hal ini dapat membantu menjaga keistikamahan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: 

    أَحَبَنُ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ 

    “Amal (kebaikan) yang paling dicintai Allah adalah yang kontinu meski sedikit.” (HR Muslim) 

    5. Menjadi inisiator kegiatan sosial 

    Bersedekah pada Ramadan memiliki keutamaan yang luar biasa, sebagaimana  disebutkan dalam hadis:

    عَنْ أَنَسٍ قِيْلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ : صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ

    “Dari sahabat Ibnu Abbas: Rasulullah SAW adalah orang paling dermawan di  antara manusia lainnya, dan ia semakin dermawan saat berada di bulan Ramadan.”  (HR Bukhari dan Muslim) 

    Generasi Z, dengan pengaruhnya yang besar di media sosial, memiliki peluang untuk menginisiasi kegiatan sosial secara online maupun offline. Misalnya, bagi-bagi takjil gratis, pemberian donasi, atau kampanye online untuk mengajak orang lain bersedekah. Kegiatan ini tidak hanya bernilai sosial, juga merupakan ibadah. 

    Kesimpulan 

    Generasi Z  sebagai generasi digital dapat menemukan makna ibadah dengan cara yang  unik dan modern. Dengan memadukan tradisi dan teknologi, kreativitas dan spiritualitas,  serta personalisasi dan kebersamaan, generasi Z dapat menjadikan Ramadan sebagai  momentum untuk tumbuh secara spiritual, intelektual, dan kreatif. 

    Meskipun tantangan lingkungan sekitar tidak dapat diabaikan, semangat dalam menjalankan ibadah puasa harus tetap dijaga. Dengan memanfaatkan platform digital untuk berkolaborasi dan berbagi kebaikan, generasi Z dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas dengan cara yang inspiratif. Mari jadikan Ramadan tahun ini sebagai momentum untuk  meningkatkan kualitas diri dalam segala aspek kehidupan.

    Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI).

  • Indonesia Kirim 600.000 Tenaga Kerja Usai Moratorium ke Arab Dicabut

    Indonesia Kirim 600.000 Tenaga Kerja Usai Moratorium ke Arab Dicabut

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) berencana mengirimkan sekitar 600.000 tenaga kerja migran ke Arab Saudi setelah kebijakan moratorium penempatan pekerja ke negara tersebut nanti resmi dicabut.

    Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding, mengungkapkan rencana tersebut seusai bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Jumat (14/3/2025).

    “Kami akan membuka kembali pengiriman pekerja migran dan telah mengadakan diskusi serta negosiasi dengan Kementerian Sumber Daya Manusia dan Sosial Arab Saudi, dalam hal ini Kementerian Tenaga Kerja, untuk membahas lebih lanjut mengenai pembukaan ini,” ujar Karding.

    Dijelaskan lebih lanjut, dari 600.000 tenaga kerja yang akan dikirim, sebanyak 400.000 di antaranya akan bekerja sebagai asisten rumah tangga, sementara 200.000 lainnya akan mengisi sektor pekerjaan formal.

    Pengiriman tenaga kerja ini akan diresmikan melalui nota kesepahaman yang segera ditandatangani oleh pemerintah Indonesia dan Arab Saudi dalam waktu dekat di Jeddah.

    Tahap awal keberangkatan pekerja migran dijadwalkan mulai Juni 2025, dengan jumlah kuota yang akan ditentukan lebih lanjut oleh Pemerintah Indonesia.

    Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui pembukaan kembali moratorium ini dan menginstruksikan agar skema pelatihan bagi calon pekerja segera disiapkan.

    “Beliau alhamdulillah setuju dan meminta kami untuk menyiapkan sistem pelatihan serta penempatan tenaga kerja secara matang. Kami akan kembali melaporkan kepada beliau mengenai rencana-rencana yang telah kami susun,” kata Karding.

    Moratorium penempatan pekerja migran Indonesia ke Arab Saudi telah berlaku sejak 2015. Kebijakan ini sebelumnya diterapkan akibat maraknya penyelundupan tenaga kerja ilegal, dengan sedikitnya 25.000 tenaga kerja yang diberangkatkan ke Arab Saudi setiap tahun tanpa prosedur resmi.

  • Presiden Prabowo Setujui Moratorium Kirim Tenaga Kerja ke Arab Dicabut

    Presiden Prabowo Setujui Moratorium Kirim Tenaga Kerja ke Arab Dicabut

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengungkapkan Presiden Prabowo Subianto telah memberikan persetujuan untuk mencabut moratorium pengiriman tenaga kerja migran Indonesia ke Arab Saudi. Saat ini, terdapat kebutuhan sekitar 600.000 tenaga kerja di negara tersebut.

    Menurut Karding, Prabowo sangat mendukung kebijakan ini sebagai upaya untuk membuka lebih banyak peluang kerja bagi masyarakat Indonesia. Ia juga menekankan Presiden Prabowo menaruh perhatian besar pada pelatihan dan pembekalan bagi pekerja migran sebelum mereka diberangkatkan ke Arab Saudi.

    “Alhamdulillah, Bapak Presiden telah menyetujui moratorium pengiriman tenaga kerja migran Indonesia ke Arab Saudi dicabut. Beliau meminta kami untuk menyiapkan skema pelatihan sekaligus sistem penempatan bagi para tenaga kerja,” ujar Karding setelah melaporkan perkembangan ini kepada Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (14/3/2025).

    Dalam kesempatan tersebut Karding juga melaporkan pembentukan Desk Koordinasi Perlindungan Pekerja Migran Indonesia dan Tindak Pidana Perdagangan Orang. 

    Karding menjelaskan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan telah menunjuk Kementerian P2MI untuk memimpin Desk Koordinasi Perlindungan Pekerja Migran Indonesia dan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

    Mengenai kapan pencabutan moratorium pengiriman PMI ke Arab Saudi dilakukan, Karding berharap segera ditentukan. “Nanti ya kita tunggu moratorium pengiriman tenaga kerja ke Arab Saudi kalau bisa dibuka lebih cepat lebih baik,” kata dia.

  • Rampung 2025, Pembangunan Tol Probowangi Paket 3 Capai 74,9 Persen

    Rampung 2025, Pembangunan Tol Probowangi Paket 3 Capai 74,9 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Pembangunan proyek Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) Paket 3 yang dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) telah mencapai 74,9% dan ditargetkan rampung pada 2025. Proyek ini bertujuan meningkatkan konektivitas antarwilayah di Jawa Timur serta mendukung efisiensi transportasi dan logistik.

    Tol Probowangi dibangun untuk menambah akses antara Probolinggo dan Banyuwangi, yang selama ini hanya terhubung melalui jalur arteri. Kehadiran tol ini diharapkan mengurangi kepadatan lalu lintas, menekan biaya logistik, serta meningkatkan daya saing ekonomi di wilayah sekitar. Dengan infrastruktur ini, waktu tempuh diperkirakan berkurang 30-50%, sehingga dapat mengefisiensikan konsumsi bahan bakar serta menekan biaya logistik hingga 10-20%.

    Dalam proyek ini, WIKA menerapkan teknologi canggih untuk memastikan efisiensi dan kualitas konstruksi. Salah satu inovasi yang digunakan adalah Building Information Modeling (BIM) yang meningkatkan efisiensi perencanaan dan desain. Selain itu, teknologi geoteknik dengan drone dan pemetaan 3D juga dimanfaatkan untuk survei tanah yang lebih akurat.

    Selain aspek teknis, WIKA juga menjalin kolaborasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat guna mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Langkah ini mencakup pemberdayaan tenaga kerja dan subkontraktor lokal, sehingga manfaat pembangunan dapat dirasakan lebih luas.

    Sebagai bagian dari penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG), WIKA memperhatikan dampak sosial dan lingkungan dalam proses pembangunan tol ini. Melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), WIKA terlibat dalam berbagai inisiatif, seperti pembangunan fasilitas desa, penanaman pohon, dan pencegahan banjir di sekitar area proyek.

    WIKA menegaskan komitmennya untuk menghadirkan infrastruktur berkualitas yang mampu meningkatkan konektivitas wilayah dan menekan biaya logistik di Indonesia. Sebagai perusahaan Engineering, Procurement, Construction, and Commissioning (EPCC) terkemuka, WIKA terus berupaya menghadirkan solusi inovatif yang ramah lingkungan dan berdampak sosial positif.

    “Proyek Tol Probowangi merupakan salah satu bentuk dukungan kami terhadap Asta Cita Pemerintah. Infrastruktur ini akan meningkatkan efisiensi logistik, memperkuat konektivitas, dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. WIKA yakin dapat memberikan kontribusi positif bagi transportasi yang lebih efisien dan berkelanjutan di Indonesia,” ujar, Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (13/3/2025).

  • Presiden Prabowo Minta Perguruan Tinggi Tingkatkan Kualitas Pendidikan

    Presiden Prabowo Minta Perguruan Tinggi Tingkatkan Kualitas Pendidikan

    Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto meminta rektor dan pimpinan perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran demi mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul serta mendorong terobosan riset teknologi bagi kebangkitan ekonomi dan industri nasional.

    Arahan tersebut disampaikan melalui Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, dalam acara silaturahmi dan panel diskusi dengan rektor serta pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (13/3/2025).

    Menurut Brian, Prabowo menegaskan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju, tetapi hal itu hanya bisa terwujud jika bangsa ini menguasai sains dan teknologi.

    “Pak Presiden menyampaikan hanya bangsa yang menguasai sains dan teknologi yang akan menjadi bangsa yang makmur,” ujar Brian kepada wartawan seusai acara.

    Lebih lanjut, Prabowo menyebut rektor dan pimpinan perguruan tinggi sebagai “brains of our country” yang memiliki peran strategis dalam menentukan arah pendidikan nasional. Selain penguatan riset dan teknologi, Presiden Prabowo juga menekankan pentingnya menjaga integritas akademik dan membangun budaya antikorupsi di lingkungan perguruan tinggi.

    “Prospek Indonesia ke depan sangat cerah, tetapi harus didukung oleh pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap menjaga integritas. Budaya antikorupsi harus terus diingatkan kepada generasi muda,” papar Brian.

    Silaturahmi dan diskusi panel bersama Presiden Prabowo ini dihadiri oleh 124 rektor perguruan tinggi negeri (PTN), 40 rektor perguruan tinggi swasta (PTS), 18 rektor perguruan tinggi keagamaan (PTA), 17 perwakilan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti).

  • Antisipasi Arus Mudik, Menhub Terapkan 3 Klaster Pelabuhan Selat Sunda

    Antisipasi Arus Mudik, Menhub Terapkan 3 Klaster Pelabuhan Selat Sunda

    Bandar Lampung, Beritasatu.com – Kementerian Perhubungan akan menerapkan tiga klaster di pelabuhan penyeberangan Selat Sunda pada arus mudik 2025. Tiga klaster itu yakni mengoperasionalkan tiga pelabuhan di Banten, yakni Pelabuhan Bojonegara, Merak, dan Ciwandan.

    Sementara di Lampung, yakni Pelabuhan Bakauheni, Pelabuhan Wika Beton dan Pelabuhan BBJ. Selain itu, untuk kelancaran arus mudik Lebaran, Menhub juga menghapus layanan eksekutif di pelabuhan.

    Selain melihat kesiapan arus mudik Pelabuhan Bakauheni, Lampung, Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian juga meninjau kesiapan arus mudik Lebaran Tahun 2025 di Terminal Induk Tipe A Rajabasa, Bandar Lampung, Kamis (13/3/2025).

    Pada arus mudik Lebaran 2025, Kementerian Perhubungan akan menerapkan tiga klaster di pelabuhan penyeberangan Selat sunda. Untuk menjalankan rencana tersebut, Kementerian Perhubungan telah menyiapkan Pelabuhan Merak, Pelabuhan Bojonegara, dan Pelabuhan Ciwandan di Merak, Banten.

    Sementara untuk di Lampung, Kementerian Perhubungan menyiapkan Pelabuhan Bakauheni, Pelabuhan Wika Beton, dan Pelabuhan BBJ di Lampung Selatan.

    Dalam klaster ini, Kementerian Perhubungan akan menetapkan Pelabuhan Merak hanya untuk penumpang pejalan kaki dan kendaraan pribadi serta bus. Sementara untuk sepeda motor akan dibuka melalui Pelabuhan Ciwandan. Sementara kendaraan berat akan melalui Pelabuhan Bojonegoro di Merak.