Category: Beritasatu.com Nasional

  • Maki: Perampasan Aset Lebih Efektif untuk Membuat Jera Koruptor

    Maki: Perampasan Aset Lebih Efektif untuk Membuat Jera Koruptor

    Jakarta, Beritasatu.com – Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (Maki), Boyamin Saiman, menanggapi rencana Presiden Prabowo Subianto untuk membangun penjara khusus bagi koruptor. Menurutnya, solusi utama dalam pemberantasan korupsi adalah perampasan aset.

    “Pemidanaan di Indonesia masih lemah. Hukuman bagi koruptor tergolong ringan, banyak remisi, pembebasan bersyarat, dan harta hasil korupsi pun sering tidak dimaksimalkan sebagai uang pengganti,” ujar Boyamin kepada Beritasatu.com, Jumat (14/3/2025).

    Sebelumnya, saat memberikan sambutan di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kamis (13/3/2025), Presiden Prabowo Subianto menyebut akan membuat penjara kecil di lokasi terpencil khusus bagi para koruptor.

    Boyamin menilai meskipun penjara koruptor dibuat terpencil, tetap ada celah bagi mereka untuk menghindari hukuman penuh.

    “Banyak modus, misalnya pura-pura sakit agar dirawat di rumah sakit, atau alasan olahraga dan kepentingan hukum seperti sidang perceraian,” kata Boyamin.

    “Jika koruptor tetap bisa menikmati hasil kejahatannya, mereka tidak akan jera. Yang harus dilakukan adalah miskinkan mereka dengan menyita seluruh harta, termasuk milik keluarga yang diduga terkait dengan tindak pidana,” tambahnya.

    Ia juga mendorong pemerintah segera mengesahkan Undang-Undang Perampasan Aset. Jika DPR menolak, Boyamin menyarankan agar Prabowo menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu), seperti yang pernah dilakukan mantan Presiden Jokowi dalam berbagai kebijakan strategis.

    “Jika pemerintah serius ingin memberantas korupsi, maka UU Perampasan Aset harus segera disahkan. Pemberantasan korupsi bukan hanya soal memenjarakan pelaku, tetapi juga memastikan uang negara benar-benar digunakan untuk kesejahteraan rakyat,” kata Boyamin.

  • 193 WNI yang Dideportasi dari Arab Saudi Tiba di Tanah Air

    193 WNI yang Dideportasi dari Arab Saudi Tiba di Tanah Air

    Tangerang, Beritasatu.com – Sebanyak 193 warga negara Indonesia (WNI) yang dideportasi dari Arab Saudi tiba di Tanah Air melalui Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Sabtu (15/3/2025) dini hari WIB. Kedatangan mereka disambut langsung oleh Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding.

    “Ini adalah gelombang kedua yang tiba hari ini. Sebelumnya, sebanyak 545 WNI telah dipulangkan sekitar seminggu yang lalu. Masih ada sekitar 468 orang yang menunggu pemulangan, dari total 1.206 pekerja migran Indonesia yang dipulangkan khusus dari Jeddah,” ujar Karding di Bandara Soekarno-Hatta.

    Karding mengungkapkan mayoritas WNI yang dideportasi dari Arab Saudi merupakan pekerja migran non-prosedural. Pasalnya, Indonesia telah memberlakukan moratorium pengiriman tenaga kerja ke Arab Saudi sejak 2015.

    “Kebijakan moratorium sudah berlaku sejak 10 tahun lalu, yang berarti tidak ada kerja sama penempatan tenaga kerja dengan Arab Saudi. Dengan demikian, siapa pun yang berangkat sejak 2015 pasti melalui jalur tidak resmi,” jelas Karding.

    Ia menambahkan sebagian besar pekerja migran non-prosedural menggunakan visa ziarah, visa umrah, atau visa turis untuk masuk ke Arab Saudi dan kemudian bekerja secara ilegal.

    Sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah, Karding memastikan 193 WNI yang baru tiba akan mendapatkan tempat penampungan sementara sebelum dipulangkan ke daerah asal masing-masing.

    “Bagi yang tidak dijemput keluarga, mereka akan ditampung di fasilitas dekat bandara. Selanjutnya, pemerintah akan mengatur kepulangan mereka ke kampung halaman, baik melalui pendampingan langsung maupun fasilitas transportasi yang disediakan,” ungkapnya.

    Selain itu, pemerintah juga memberikan perhatian khusus pada kesehatan para WNI yang dideportasi dari Arab saudi, serta apakah mereka mendapatkan perlakuan tidak layak selama bekerja di sana.

  • Spiritualitas Ramadan di Era Digital: Antara Kesalehan dan Distraksi

    Spiritualitas Ramadan di Era Digital: Antara Kesalehan dan Distraksi

    Ramadan merupakan bulan suci yang penuh keberkahan, di mana umat Islam berusaha meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah, ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, di antaranya mempergunakan alat teknologi, kemajuan teknologi membawa banyak manfaat dalam kehidupan kita, termasuk dalam urusan ibadah. 

    Kini, kita bisa dengan mudah mengakses kajian keislaman, membaca Al-Qur’an secara digital, hingga mendapatkan pengingat salat melalui aplikasi. Namun, di sisi lain, era digital  juga menghadirkan tantangan yang tidak ringan. Media sosial, hiburan daring, dan arus informasi yang tiada henti sering kali mengalihkan perhatian kita dari tujuan utama Ramadan.  

    Betapa banyak waktu kita yang terbuang untuk sekadar menggulir layar ponsel, mengikuti tren di media sosial, atau menonton hiburan yang tidak bermanfaat. Padahal, bulan Ramadan adalah kesempatan bagi kita untuk menata kembali kehidupan spiritual kita, mengendalikan hawa nafsu, serta membiasakan diri dengan amalan-amalan yang mendekatkan  kita kepada Allah.  

    Allah جل جلاله berfirman dalam Al-Qur’an:  

    وَاَمَّا مَنْ اٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهٗ جَزَاۤءً ࣙالْحُسْنٰىۚ وَسَنَقُوْلُ لَهٗ مِنْ اَمْرِنَا يُسْرًاۗ 

    “Adapun orang yang beriman dan beramal saleh mendapat (pahala) yang terbaik sebagai balasan dan akan kami sampaikan kepadanya perintah kami yang mudah-mudah.” (QS. Al-Kahfi: 88)  

    Dan Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga bersabda:  

    مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ

    “Di antara tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. Tirmidzi) 

    Dari ayat dan hadis ini, kita dapat memahami bahwa menjaga kesalehan tidak hanya tentang memperbanyak ibadah, tetapi juga tentang menyaring aktivitas yang benar-benar bermanfaat bagi kehidupan kita di dunia dan akhirat.  

    Maka, bagaimana cara kita agar tetap fokus beribadah di bulan Ramadan tanpa teralihkan oleh distraksi digital?  

    Pertama, kita perlu menetapkan batasan dalam penggunaan teknologi. Gunakan media sosial secara bijak, dan manfaatkan teknologi hanya untuk hal-hal yang mendukung ibadah, seperti membaca Al-Qur’an digital atau mengikuti kajian keislaman.  

    Kedua, biasakan menghindari konten-konten yang tidak bermanfaat. Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengajarkan bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri  dari perkataan sia-sia dan perbuatan yang tidak mendekatkan diri kepada Allah. Dengan hadis Rasulullah  صلى الله عليه وسلم :

    مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

    “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak  butuh dia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari)  

    Dari hadis ini, jelas bahwa keberhasilan puasa tidak hanya diukur dari aspek fisik, tetapi juga dari pengendalian diri terhadap hal-hal yang sia-sia, termasuk distraksi digital. Dengan memahami hakikat puasa sebagai bentuk tazkiyatun nafs (penyucian jiwa), seorang Muslim diharapkan mampu mengendalikan godaan digital yang bisa mengurangi esensi ibadah Ramadan. 

    Oleh karena itu, mari kita gunakan waktu di bulan Ramadan ini dengan lebih banyak membaca Al-Qur’an, berzikir, bersedekah, dan memperbanyak doa. Jangan sampai gadget kita  justru menjadi penghalang bagi kita untuk meraih pahala yang besar di bulan yang mulia ini.  

    Ketiga, jadikan Ramadan sebagai momentum untuk membentuk kebiasaan baru yang lebih baik. Setelah bulan suci ini berlalu, kita harus tetap mempertahankan pola hidup yang  lebih islami, termasuk dalam cara kita menggunakan teknologi. Kurangi ketergantungan pada media sosial, perbanyak interaksi langsung dengan keluarga dan lingkungan, serta teruslah menjaga ibadah agar tetap istikamah.  

    Era digital menghadirkan tantangan dan peluang bagi umat Islam dalam menjalani Ramadan. Sementara teknologi dapat menjadi alat yang memperkaya ibadah, ia juga bisa menjadi penghalang bagi kesalehan jika tidak dikelola dengan baik. 

    Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dan strategi untuk tetap menjaga keseimbangan antara pemanfaatan teknologi dan  fokus ibadah. Dengan cara ini, Ramadan dapat menjadi bulan yang benar-benar membawa  peningkatan spiritual tanpa teralihkan oleh distraksi digital. 

    Sebagai penutup, marilah kita jadikan Ramadan ini sebagai ajang refleksi dan  transformasi diri. Jangan biarkan teknologi menguasai waktu kita, tetapi gunakanlah ia sebagai alat untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah. Dengan demikian, kita dapat menjalani  Ramadan dengan penuh keberkahan, tanpa kehilangan esensi spiritual yang seharusnya kita  raih di bulan yang mulia ini.  

    Lebih dari itu, Ramadan bisa menjadi momentum bagi umat Islam untuk membentuk kebiasaan digital yang lebih sehat. Dengan mengendalikan konsumsi media sosial, menyaring informasi yang bermanfaat, serta menjadikan teknologi sebagai alat pendukung ibadah, umat Islam dapat menjadikan Ramadan sebagai bulan pembelajaran spiritual yang berdampak  jangka panjang dalam kehidupan sehari-hari. 

    Semoga Allah جل جلاله memberikan kita kekuatan untuk menjalani ibadah dengan khusyuk  dan menjadikan Ramadan sebagai momentum perubahan menuju kehidupan yang lebih baik.  

    *Penulis adalah mahasiswa/i Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI)

  • Pengawasan Ketat, Harga dan Volume Minyakita di Pasar Tomang Sesuai

    Pengawasan Ketat, Harga dan Volume Minyakita di Pasar Tomang Sesuai

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memastikan harga dan volume minyak goreng Minyakita di Pasar Tomang Barat, Jakarta, sesuai aturan. Minyakita dijual dengan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp 15.700 per liter, dengan volume tetap 1 liter.

    Hal ini ditemukan saat mendag meninjau pasar dalam agenda Gerakan Nasional Membersihkan Pasar Nusantara (Gernas Mapan) bersama Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq pada Jumat (14/3/2025).

    “Harga Minyakita sesuai HET Rp 15.700. Di beberapa pasar bisa lebih tinggi, tetapi di sini masih sesuai. Ukurannya juga normal, 1 liter,” ujar Mendag Budi Santoso.

    Pengawasan Ketat Harga dan Stok

    Mendag menegaskan pemerintah akan terus memantau harga dan ketersediaan bahan pokok menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN), terutama Minyakita. Kemendag bekerja sama dengan Satgas Pangan Polri, Pemerintah Daerah, serta Kementerian/Lembaga terkait untuk memastikan tidak ada kecurangan atau kelangkaan stok.

    “Kita harus melakukan pengawasan ketat bersama Satgas Pangan dan pihak terkait,” tegasnya.

    Sebelumnya, mendag juga mengecek harga bahan pokok lainnya di Pasar Tomang Barat. Ia menemukan meskipun harga beberapa komoditas naik, secara umum stok tetap aman dan terkendali.

    Beberapa temuan Mendag di pasar, yaitu harga telur ayam naik di atas HET Rp 30.000 per kilogram (kg), harga daging sapi di bawah HET Rp 140.000 per kg, dan pasokan bahan pokok aman dan tidak mengalami keterlambatan distribusi.

    Dengan pengawasan ketat ini, pemerintah berharap harga bahan pokok, terutama Minyakita tetap stabil dan pasokan aman, terutama menjelang Ramadan dan Idulfitri 2025.

  • Semesta Ramadan 2025 Sukses, Wamenag Muhammad Syafi’i Puji B Universe

    Semesta Ramadan 2025 Sukses, Wamenag Muhammad Syafi’i Puji B Universe

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Agama (Kemenag) memuji penyelenggaraan Semesta Ramadan 2025 oleh BTV di Masjid Agung At-Tin, TMII, Jakarta Timur. Acara ini berlangsung selama tiga hari dan mendapat sambutan positif dari masyarakat.

    Dalam sambutannya, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Muhammad Syafi’i mengapresiasi inisiatif BTV dalam menghadirkan program yang mendukung peningkatan ibadah selama bulan suci Ramadan.

    “Tentu kita harus bergembira karena BTV membuat program yang berkaitan dengan peningkatan ibadah kita selama Ramadan. Semoga ini bisa menambah pengetahuan dan menenangkan kita dalam menjalankan ibadah,” ujar Muhammad Syafi’i.

    Dukungan bagi UMKM dan Ekonomi Masyarakat

    Pria yang akrab disapa Romo itu juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada B-Universe atas penyelenggaraan acara Semesta Ramadan 2025. “Saya yakin acara ini memberikan manfaat, bukan hanya dari sisi keimanan, tetapi juga dari sisi ekonomi karena banyak UMKM yang berpartisipasi,” ungkapnya.

    Wamenag menambahkan, event ini turut membantu menggairahkan dunia usaha dan memperkuat perekonomian masyarakat, sejalan dengan program Presiden Prabowo Subianto.

    “Harapannya, dengan agenda ini, terjadi perputaran ekonomi yang menguntungkan masyarakat. Ini terbukti dengan adanya transaksi ekonomi selama event berlangsung,” tambahnya.

    Dengan suksesnya Semesta Ramadan 2025, diharapkan kegiatan serupa dapat terus digelar pada tahun-tahun mendatang untuk memperkuat nilai spiritual dan ekonomi umat.

  • Kunjungi PFN, Dasco Prihatin Gaji Karyawan Belum Terbayar

    Kunjungi PFN, Dasco Prihatin Gaji Karyawan Belum Terbayar

    Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyambangi gedung Produksi Film Negara (PFN) di Jalan Otista Raya, Bidara Cina, Jatinegara, Kota Jakarta Timur pada Jumat (14/3/2025) siang. 

    Dalam kunjungan itu, Dasco beserta jajaran anggota DPR Komisi VI meninjau kondisi gedung PFN dan karyawan-karyawan yang sudah lama kurang diperhatikan kesejahteraannya. 

    Dasco mengaku prihatin dengan kondisi gedung PFN. Ia menuturkan kondisi terkini seperti bangunan tua, banyaknya tunggakan utang hingga gaji karyawan yang belum paripurna terbayarkan. 

    “Kami telah melihat kondisi terkini perusahaan film negara dan dengan keadaan yang cukup memprihatinkan, bangunan lama, utang banyak, gaji karyawan masih tertunggak, gaji direksi yang belum terbayar, dan operasional serta dana produksi yang tersendat-sendat,” jelas Dasco di lokasi, Jumat (14/3/2025). 

    Untuk itu, Dasco mengatakan kunjungannya itu sebagai rangkaian tindak cepat menanggulangi terbengkalainya PFN. 

    “Ya, sengaja ini komisi teknis dalam hal ini, komisi VI nanti akan melakukan rapat dengan Kementerian BUMN dan juga akan memanggil stakeholder yang lain untuk sama-sama memikirkan bagaimana kemudian membangkitkan industri kreatif dan film melalui pembenahan perusahaan film negara,” terang Dasco. 

    Sementara itu, Direktur Utama PFN, Ifan Seventeen mengatakan meski dirinya baru menjabat sebagai kepala pimpinan selama tiga hari, dirinya mengakui permasalahan PFN yang sudah lama terbengkalai. Untuk itu, Ifan bersama jajarannya merasa bersyukur telah didatangi oleh anggota parlemen. 

    “Ini kita bersyukur sekali karena sudah puluhan tahun, bahkan kita belum pernah diberikan ruang audiensi di DPR. Alhamdulillahnya hari ini malah didatangi,” ucap Ifan. 

    Lebih lanjut, Ifan mengatakan kunjungan Dasco bersama jajaran anggota Komisi VI DPR tersebut bukan sebagai suatu sidak. Dia mengatakan kunjungan kali ini sebagai sebuah bentuk perhatian negara.  “Kunjungan ke PFN ini bentuknya bukan sama sekali sidak tetapi perhatian. Akhirnya negara bisa hadir di sini,” tegas Ifan. 

  • Zakat Fitrah: Lebih Utama dengan Beras atau Uang?

    Zakat Fitrah: Lebih Utama dengan Beras atau Uang?

    Jakarta, Beritasatu.com – Zakat fitrah merupakan jenis zakat yang wajib dibayar oleh umat muslim di bulan Ramadan. Menurut para ulama, zakat fitrah yang harus dikeluarkan oleh seseorang adalah sebesar satu sha’ atau setara dengan 2,5 kg makanan pokok.

    Makanan pokok pada setiap wilayah tentunya berbeda, sehingga zakat fitrah tersebut dapat disesuaikan dengan makanan pokok di wilayah masing-masing. Masyarakat Indonesia biasanya menggunakan nasi yang diolah dari beras sebagai makanan pokok.

    Namun, tidak sedikit pula orang-orang yang memilih bayar zakat dengan uang. Lantas, beras atau uang yang lebih utama untuk bayar zakat fitrah? Simak penjelasannya berikut ini.

    Hukum Membayar Zakat Fitrah dengan Uang Tunai

    Terdapat beberapa pendapat yang mendasari tentang hukum membayar zakat dengan uang tunai. Menurut Ulama Mazhab Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah, membayar zakat fitrah dengan uang tunai hukumnya tidak diperbolehkan dan harus berupa makanan pokok setempat. Hal ini karena mengacu kepada sabda Rasulullah SAW dan para sahabat yang terbiasa membayar zakat fitrah dalam bentuk makanan.

    Dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim dari Abu Sa’id, ia berkata: “Pada masa Nabi Muhammad SAW, kami membayar zakat fitrah sebanyak satu sha’ makanan, dan pada waktu itu makanan kami berupa kurma, gandum, anggur, dan keju”. (HR Muslim)

    Sedangkan menurut pendapat Imam Hanafi, apabila seseorang mengeluarkan zakat fitrah berupa uang senilai dengan 1 sha’ gandum jenis tertentu atau setengah sha’ untuk jenis gandum hukumnya diperbolehkan.

    Ibnu Taimiyah berpendapat, jika membayar zakat fitrah dengan uang senilai kadar zakat dan akan mendatangkan maslahat yang lebih besar dan lebih dibutuhkan kepada para mustahik, maka dibolehkan. Sebaliknya jika tidak ada kondisi yang mengharuskan itu, maka dianjurkan untuk tidak menggunakan uang tunai, sehingga lebih diutamakan dibandingkan dengan makanan pokok.

    Makanan Pokok yang Dikeluarkan untuk Zakat Fitrah

    Adapun jenis makanan yang boleh dikeluarkan sebagai alat pembayaran zakat fitrah, antara lain tepung terigu, kurma, kismis, gandum, iqht (sejenis keju kering), beras, jagung, ubi, dan sagu.

    Apabila penduduk dalam suatu wilayah mengonsumsi salah satu dari jenis makanan tersebut, maka dibolehkan untuk bayar zakat fitrah menggunakan bahan makanan pokok sesuai wilayah masing-masing. Pada intinya, zakat fitrah wajib dibayar berupa makanan pokok dan menjadi yang paling utama.

  • Menteri P2MI Dalami Kasus PMI Asal Riau yang Tewas di Malaysia

    Menteri P2MI Dalami Kasus PMI Asal Riau yang Tewas di Malaysia

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding buka suara terkait kasus Juliana Dewi (24), pekerja migran Indonesia (PMI) asal Riau yang ditemukan tewas gantung diri di Malaysia pada Jumat (7/3/2025).

    Abdul Karding menegaskan pihaknya akan mendalami kasus ini serta melakukan penanganan yang cepat. Dia mengaku belum mendapatkan informasi terbaru terkait kasus tersebut.

    “Saya akan update nanti ya, datanya belum masuk ke saya. Namun, pasti semua kasus kita tangani, termasuk kasus Yetti di Peru dan Eva yang viral kemarin,” ujar Karding usai bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (14/3/2025).

    Koordinasi dengan KBRI dan Pihak Terkait

    Karding menyatakan pemerintah akan berkoordinasi dengan keluarga korban serta perusahaan pengirim PMI. Jika pekerja migran tersebut berangkat secara prosedural, pihaknya akan segera menangani kasus Juliana Dewi (24), PMI asal Riau yang ditemukan tewas gantung diri di Malaysia pada Jumat (7/3/2025).

    Namun, jika tidak, koordinasi akan dilakukan dengan Kementerian Luar Negeri, atase kepolisian, atau atase pertahanan. Hingga saat ini, penyebab Juliana Dewi nekat mengakhiri hidupnya masih belum diketahui.

    Berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan di Rumah Sakit Hospital Al-Sultan Abdullah UITM, Puncak Alam, Selangor, kematian Juliana Dewi diduga kuat akibat gantung diri. Namun, motif di balik aksi tersebut masih dalam penyelidikan.

    Saat ini, BP3MI Riau sedang berkoordinasi dengan Kementerian P2MI serta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur untuk mengungkap lebih lanjut kasus Juliana Dewi (24), PMI asal Riau yang ditemukan tewas gantung diri di Malaysia pada Jumat (7/3/2025).

  • WarTakjil Antar-Umat Beragama dalam Pandangan Islam

    WarTakjil Antar-Umat Beragama dalam Pandangan Islam

    Kata war dalam Bahasa Inggris diterjemahkan dengan perang, berperang, peperangan. Istilah war dalam bahasa gaul sosial media di Indonesia sering diartikan dengan merebutkan sesuatu dalam transaksi online. Adapun takjil berasal dari Bahasa Arab akar kata dari ‘ajjala-yu’ajjilu-ta’jīlan yang berarti cepat-cepat, bergegas, mempercepat, mendesak, berlari, bersegera. 

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata takjil berarti mempercepat dalam berbuka puasa, atau makanan untuk berbuka puasa. Maka dari definisi tersebut war takjil dapat diartikan dengan merebutkan makanan ringan untuk berbuka puasa yang dilakukan ketika sore hari atau menjelang waktu Maghrib.

    Ketika bulan Ramadan menjadi kesempatan bagi para pedagang untuk mengais keuntungan sebanyak-banyaknya dengan berjualan beraneka macam jajanan. Mereka berdagang di pinggiran jalan, di pasar dan tempat-tempat umum lainnya. Para pedagang war takjil biasanya menjual makanan minuman siap santap dan siap saji, seperti kolak, bubur, gorengan, es buah, es cendol, es campur dan lain-lain. 

    Target penjualan mereka seluruh kalangan status sosial, mulai dari para pejabat, budak corporate, hingga orang rumahan atau para ibu rumah tangga. Selain bagi seluruh kalangan status sosial, target market mereka pun tidak memandang ras, suku bahkan agama. Karena umumnya mereka menjual makanan dan minuman yang boleh atau halal dikonsumsi bagi agama apapun. 

    Sebagaimana yang telah digambarkan terkait target market serta makanan dan minuman yang dijual, maka orang-orang non-Islam pun sering ikut ngewar takjil ini meski tidak berpuasa. Sebab umumnya orang non-Islam pun suka mengonsumsi makanan yang halal karena lebih bersih dan highienis. 

    Terlebih lagi jam-jam di sore hari adalah waktu orang-orang selesai beraktivitas atau pulang dari kerja. Maka untuk mengobati rasa lelah dan laparnya ketika perjalanan pulang mereka membeli makanan ringan atau takjil untuk sekedar mengganjal perut. 

    Ribuan warga Kota Malang berwisata sembari berburu makanan tradisional untuk berbuka puasa di pasar takjil Kota Malang, Jawa Timur yang terletak di Jalan Surabaya, Minggu, 9 Maret 2025. – (Beritasatu.com/Didik Fibrianto)

    Walaupun dari segi penggunaan bahasa takjil ini dikhususkan untuk umat muslim yang sedang melakukan puasa Ramadan. Karena Negeri Indonesia mayoritas muslim, maka istilah war takjil sering digunakan untuk kalangan umum . 

    Tren war takjil ini ramai di sosial media jika dilakukan oleh non Islam dengan jokes mengucapkan kalimat syahadat atau login terlebih dahulu sebelum membeli makanan atau minuman ketika war takjil. Tidak jarang pula dari kalangan umat muslim sering kehabisan atau tidak kebagian makanan minuman war takjil untuk berbuka puasa.

    Meski demikian, tidak pantas jika umat Islam geram dengan umat non-Islam perihal makanan minuman war takjil yang kehabisan. Karena umumnya tiap-tiap manusia butuh asupan makanan untuk bertahan hidup. Dalam Islam pun tidak begitu detail menjelaskan terkait macam-macam jenis makanan untuk berbuka. 

    Islam hanya menganjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa jika di wilayah tersebut sudah masuk waktu Magrib, agar tidak menunda-nunda untuk berbuka puasa. Menyegerakan berbuka puasa dengan apa saja yang ada, namun dianjurkan atau disunnahkan dengan kurma atau yang manis-manis, jika tidak ada maka dengan air putih.  Jadi tidak ada ketentuan khusus terkait makanan atau minuman yang harus ada untuk takjil.

    Tren war takjil yang dilakukan oleh seluruh kalangan dan seluruh umat beragama ketika bulan Ramadhan adalah bentuk kerukunan antar umat beragama. Indonesia terkenal negeri yang harmonis, damai walau hidup berdampingan dengan bermacam-macam ras, suku dan agama. Selain bentuk kerukunan antar umat beragama, tren war takjil juga menjadi bentuk toleransi dan saling menghormati dalam momen Ramadhan.

    Hidup rukun antarumat beragama yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia tidak hanya sekedar budaya atau tradisi saja. Melainkan hal demikian memang sudah diatur dalam al-Qur`an untuk hidup berdampingan secara damai dengan umat agama lain. Sebagaimana disebutkan dalam surah al-Mumtaḥanah ayat 8. 

    لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ

    Artinya: “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.”

    Diriwayatkan bahwa Aḥmad bin Ḥanbal menceritakan kepada beberapa imam yang lain dari ‘Abdullāh bin Zubair, ia berkata, “Telah datang ke Medinah (dari Mekah) Qutailah binti ‘Abdul ‘Uzzā, bekas istri Abu Bakar sebelum masuk Islam, untuk menemui putrinya Asmā’ binti Abu Bakar dengan membawa berbagai hadiah. Asmā’ enggan menerima hadiah itu dan tidak memperkenankan ibunya memasuki rumahnya. 

    Kemudian Asmā’ mengutus seseorang kepada ‘Aisyah agar menanyakan hal itu kepada Rasulullah. Maka turunlah ayat ini yang membolehkan Asmā’ menerima hadiah dan mengizinkan ibunya yang kafir itu tinggal di rumahnya.

    Kegiatan berbagi takjil gratis dan buka bersama di Kampus II Universitas Negeri Surabaya (Unesa). – (Beritasatu.com/Agung Dharma Putra)

    Allah tidak melarang orang-orang yang beriman berbuat baik, mengadakan hubungan persaudaraan, tolong-menolong, dan bantu-membantu dengan orang musyrik selama mereka tidak mempunyai niat menghancurkan Islam dan kaum Muslimin, tidak mengusir kaum Muslimin dari negeri-negeri mereka, dan tidak pula berteman akrab dengan orang yang hendak mengusir itu.

    Ayat ini memberikan ketentuan umum dan prinsip agama Islam dalam menjalin hubungan dengan orang-orang yang bukan Islam dalam satu negara. Kaum Muslimin diwajibkan bersikap baik dan bergaul dengan orang-orang kafir, selama mereka bersikap dan ingin bergaul baik, terutama dengan kaum Muslimin.

    Seandainya dalam sejarah Islam, terutama pada masa Rasulullah saw dan masa para sahabat, terdapat tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kaum Muslimin kepada orang-orang musyrik, maka tindakan itu semata-mata dilakukan untuk membela diri dari kezaliman dan siksaan yang dilakukan oleh pihak musyrik.

    Di Makkah, Rasulullah dan para sahabat disiksa dan dianiaya oleh orang-orang musyrik, sampai mereka terpaksa hijrah ke Madinah. Sesampai di Madinah, mereka pun dimusuhi oleh orang Yahudi yang bersekutu dengan orang-orang musyrik, sekalipun telah dibuat perjanjian damai antara mereka dengan Rasulullah. 

    Oleh karena itu, Rasulullah terpaksa mengambil tindakan keras terhadap mereka. Demikian pula ketika kaum Muslimin berhadapan dengan kerajaan Persia dan Romawi, orang-orang kafir di sana telah memancing permusuhan sehingga terjadi peperangan. Jadi ada satu prinsip yang perlu diingat dalam hubungan orang-orang Islam dengan orang-orang kafir, yaitu boleh mengadakan hubungan baik, selama pihak yang bukan Islam melakukan yang demikian pula. 

    Hal ini hanya dapat dibuktikan dalam sikap dan perbuatan kedua belah pihak. Di Indonesia prinsip ini dapat dilakukan, selama tidak ada pihak agama lain bermaksud memurtadkan orang Islam atau menghancurkan Islam dan kaum Muslimin.

    Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI)

  • Sekolah Rakyat Prabowo, Kemendikdasmen Siapkan Kurikulum dan Guru

    Sekolah Rakyat Prabowo, Kemendikdasmen Siapkan Kurikulum dan Guru

    Magelang, Beritasatu.com – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) siap berkolaborasi dengan sekolah rakyat, program pendidikan gratis yang akan dibangun Presiden Prabowo Subianto mulai 2025. Kemendikdasmen menyiapkan kurikulum dan guru.

    Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan, kementeriannya akan berperan sebagai mitra strategis dalam pengembangan sekolah rakyat, terutama dalam penyusunan kurikulum dan penyediaan tenaga pendidik atau guru.

    “Kami menjadi bagian dari mitra, terutama dalam kurikulum. Pada tahap awal, jika diperlukan guru, kami juga siap menugaskan tenaga pengajar di sekolah rakyat,” ujar Abdul Mu’ti seusai meresmikan gedung Klinik Pratama KH Ahmad Dahlan di Magelang, Jumat (14/3/2025).

    Pendidikan Gratis bagi Kelompok Rentan

    Sekolah Rakyat berada di bawah naungan Kementerian Sosial (Kemensos) dan ditujukan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Meski belum resmi dibuka, perencanaan lokasi dan jenjang pendidikan telah disiapkan pemerintah.

    Program sekolah rakyat gratis Presiden Prabowo Subianto ini menyediakan pendidikan gratis setara SD, SMP, dan SMA dengan standar nasional. Peserta didik berasal dari kategori desil 1 dan 2 dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yang mencakup kelompok ekonomi rentan.

    Langkah Strategis Menuju Indonesia Emas 2045

    Program sekolah rakyat diharapkan memutus rantai kemiskinan melalui akses pendidikan berkualitas. Dalam jangka panjang, inisiatif ini menjadi bagian dari strategi besar menuju visi Indonesia Emas 2045.

    Abdul Mu’ti menambahkan Kemendikdasmen masih menunggu arahan lebih lanjut dari Kemensos terkait teknis pelaksanaan sekolah rakyat gratis.

    “Tunggu saja setelah sekolah rakyat benar-benar dibuka,” tambahnya.

    Pemerintah optimistis program sekolah rakyat gratis Presiden Prabowo Subianto dapat meningkatkan kualitas SDM Indonesia serta menciptakan peluang lebih luas bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.