Category: Beritajatim.com Politik

  • Emil Dardak Hadiri Perayaan Natal di GSJA Surabaya, Ajak Jaga Kebersamaan

    Emil Dardak Hadiri Perayaan Natal di GSJA Surabaya, Ajak Jaga Kebersamaan

    Surabaya (beritajatim.com) – Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih, Emil Elestianto Dardak, menghadiri perayaan Natal di Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Eben Haezer, Ambengan, Surabaya. Kehadirannya disambut hangat oleh para jemaat yang antusias menyapa hingga mengajak berfoto bersama.

    Dalam perayaan tersebut, Emil mengungkapkan rasa syukur dan kegembiraannya dapat berbagi momen istimewa bersama umat Kristiani. “Karena kebersamaan dengan segenap umat Kristiani setiap waktu Natal adalah sebuah rutinitas yang selalu saya lakukan setiap tahunnya,” ujar Emil di hadapan jemaat.

    Emil juga berbagi pengalaman pribadi menghadapi curah hujan tinggi beberapa hari terakhir yang menyebabkan banjir di wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Ia menceritakan kesulitannya saat banjir mencapai lutut, bahkan sempat menghambat aktivitas sehari-harinya.

    “Saya terus terang kemarin sempat nervous, sempat khawatir karena curah hujan yang sedemikian besarnya di seluruh Indonesia. Tidak terkecuali wilayah Surabaya dan sekitarnya termasuk Sidoarjo menyebabkan saya sendiri tidak bisa keluar rumah,” ungkapnya.

    Meski demikian, Emil tetap bersyukur bisa menghadiri perayaan Natal bersama jemaat GSJA. Ia menekankan pentingnya semangat kebersamaan dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk banjir yang terjadi.

    Dalam pidatonya, Emil juga mengingatkan jemaat tentang tantangan yang dihadapi selama pandemi Covid-19, termasuk meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran. Namun, ia menyampaikan kabar baik bahwa Jawa Timur telah menunjukkan kemajuan yang signifikan pada tahun 2024.

    “Angka kemiskinan dan pengangguran telah berhasil turun ke tingkat yang lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi. Tapi semua tidak ada artinya kalau kita tidak bisa membangun kebersamaan,” tegas Emil.

    Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga persatuan dan kebersamaan dalam momen-momen penting seperti Natal. Menurut Emil, kebersamaan adalah kunci dalam menghadapi tantangan dan mencapai kemajuan.

    Selain berbagi cerita dan refleksi, Emil menyampaikan apresiasinya kepada para petugas keamanan yang telah bekerja keras menjaga kelancaran dan keamanan perayaan Natal. Ia juga mengakhiri pesannya dengan harapan agar kedamaian dan kebahagiaan terus menyertai masyarakat Jawa Timur, serta menyambut tahun baru 2025 dengan optimisme.

    “Semoga kedamaian selalu berada bersama dengan kita semuanya, dan izin saya juga mengucapkan selamat menyambut datangnya Tahun Baru 2025,” pungkas Emil.

    Dalam suasana hangat perayaan Natal, Emil menyumbangkan suara emasnya dengan membawakan lagu “Sesaat Kau Hadir” ciptaan almarhum Utha Likumahuwa. Penampilannya membawa kenangan manis dan kedamaian di tengah jemaat.

    Gembala GSJA Ambengan, Pendeta Triyogo Setyatmoko, juga turut mendoakan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur. Ia berharap Emil Dardak dapat menjalankan tugasnya dengan bijak dan membawa perubahan positif bagi provinsi ini.

    “Izin saya mewakili Jemaat GSJA Eben Haezer mengucapkan terima kasih untuk kehadiran Bapak Wakil Gubernur, Emil Dardak yang sangat kita kasihi. Tolong sampaikan salam dan hormat kami kepada Ibu Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan juga Istri Tercinta Arumi Bachsin,” ujar Pdt Triyogo. [asg/beq]

  • APBD Magetan 2024 Defisit Rp135 Miliar, Bakal Ditutup Pakai SiLPA?

    APBD Magetan 2024 Defisit Rp135 Miliar, Bakal Ditutup Pakai SiLPA?

    Magetan (beritajatim.com) – DPRD Kabupaten Magetan melalui Badan Anggaran (Banggar) menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan di Ruang Banggar, Selasa (24/12/2024). Agenda tersebut membahas tindak lanjut evaluasi APBD 2024 yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur beberapa waktu lalu.

    Ketua DPRD Kabupaten Magetan, Suratno, menyampaikan meskipun tidak ada hal yang terlalu krusial dalam evaluasi tersebut, penyelarasan tetap perlu dilakukan dengan semua pihak terkait.

    “Kami telah memastikan bahwa APBD 2024 mengalami defisit sebesar Rp 135 miliar,” ungkap Suratno usai rapat.

    Defisit tersebut muncul dari realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Magetan 2024, yang sebelumnya ditetapkan sebesar Rp1,9 triliun. Untuk menutupi kekurangan ini, Pemkab Magetan berencana mengandalkan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) tahun 2024.

    “Meski begitu, perhitungan terhadap Silpa belum sepenuhnya rampung. Kami masih menunggu estimasi akhir untuk menutupi defisit APBD 2024,” tambahnya.

    Suratno juga menyoroti belanja pegawai sebagai salah satu penyumbang utama beban anggaran. Oleh sebab itu, pihaknya meminta adanya pencermatan lebih lanjut terhadap pengeluaran di sektor ini untuk memastikan data yang lebih akurat.

    “Kami berharap, hasil akhir dari Silpa 2024 bisa sepenuhnya menutup defisit yang ada. Dalam rapat, belanja pegawai menjadi salah satu isu utama yang dibahas. Kami menilai, diperlukan evaluasi tahunan yang lebih terperinci untuk memastikan pengelolaan anggaran yang lebih efisien,” pungkasnya.

    Dengan langkah-langkah strategis ini, diharapkan pengelolaan keuangan daerah dapat berjalan lebih baik, sehingga defisit APBD di tahun mendatang bisa diminimalkan. [fiq/aje]

  • DPR RI Asal Bangkalan Ini Dukung PPN Naik Jadi 12 Persen

    DPR RI Asal Bangkalan Ini Dukung PPN Naik Jadi 12 Persen

    Bangkalan (beritajatim.com) – Anggota Komisi VI DPR RI, Hasani bin Zuber  asal Bangkalan mendukung kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen. Kenaikan itu menurutnya bisa memberikan dampak yang baik untuk pertumbuhan ekonomi nasional dan memperkuat stabilitas fiskal.

    Pria yang akrab disapa Ra Hasani ini mengatakan, kenaikan PPN ini menjadi salah satu strategi penting untuk meningkatkan penerimaan negara. Dengan pendapatan pajak yang lebih besar, pemerintah akan memiliki ruang fiskal yang cukup untuk melaksanakan berbagai program pembangunan dan pelayanan publik.

    Dirinya juga memiliki beberapa alasan atas dukungan terhadap kenaikan itu. Salah satunya yakni penerimaan negara harus ditingkatkan untuk memastikan keberlanjutan pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan lainnya.

    “Kenaikan PPN ini juga nantinya akan dialokasikan untuk membiayai program sosial,” ujarnya, Rabu (25/12/2024).

    Selain itu, Ra Hasani menyebutkan sejumlah negara telah menetapkan kebijakan tarif PPN diatas 12 persen. Sehingga kenaikan ini dinilai sebagai penyesuaian standart global.

    “Dengan kita ikuti standar global maka kita bisa memiliki daya saing ekonomi yang tetap terjaga,”imbuhnya.

    Namun, Ra Hasani juga meminta pemerintah melakukan pengawasan ketat agar kebijakan ini tidak dimanfaatkan oleh oknum untuk menaikkan harga barang secara tidak wajar.

    “Pemerintah juga harus mengimbangi peningkatan PPN ini dengan kebijakan lain yang mendukung daya beli masyarakat, seperti subsidi atau insentif lainnya. Selain itu juga harus dipastikan kenaikan ini tidak menyasar barang kebutuhan pokok sehingga tidak membebani masyarakat miskin,”pungkasnya.[sar/aje]

  • Pj Wali Kota Kediri Kunjungi Gereja, Tinjau Perayaan Natal

    Pj Wali Kota Kediri Kunjungi Gereja, Tinjau Perayaan Natal

    Kediri (beritajatim.com) – Pj Wali Kota Kediri Zanariah bersama Forkopimda, Kepala Kantor Kemenag dan FKUB meninjau perayaan Natal. Kedatangan Pj Wali Kota Kediri beserta rombongan ini untuk mengucapkan selama Natal bagi umat Kristiani dan memastikan ibadah di malam Natal berjalan dengan aman.

    Rombongan berangkat menuju empat gereja dari Balai Kota Kediri menggunakan Bus Satria. Adapun empat gereja yang dikunjungi yakni, Gereja Kristen Jawi Wetan, GPIB Immanuel Kediri, Gereja Karunia, dan Gereja Katolik St. Vincentius A Paulo.

    “Saya ingin menyampaikan terima kasih sudah membersamai saya menjalankan tugas sebagai Pj Wali Kota Kediri selama satu tahun ini. Malam ini saya datang bersama Forkopimda, Kepala Kemenag dan FKUB. Atas nama Pemkot Kediri bersama Forkopimda dan FKUB mengucapkan selamat Hari Natal untuk seluruh umat Kristiani,” ujarnya.

    Pj Wali Kota Kediri berharap Natal tahun ini membawa berkat untuk semua. Dengan menjunjung tinggi kemuliaan Tuhan, merawat keberagaman untuk menjaga kedamaian. Sehingga semakin banyak menebarkan manfaat agar dunia lebih sejahtera.

    “Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan Bapak Ibu dalam menjaga kerukunan dan toleransi hidup bermasyarakat di Kota Kediri. Di malam Kudus ini saya titip doa semoga Kota Kediri senantiasa aman, nyaman, dan dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Kotanya semakin maju serta masyarakatnya semakin sejahtera,” ungkapnya.

    Turut mendampingi, Dirpamobvit Polda Jatim Kombes Pol Yudi Sumartono, Kabid TIK Polda Jatim Kombes Pol Adewira Siregar, Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji, Komandan Brigif 16 / Wira Yudha Kolonel Inf Taufik Ismail, Ketua DPRD Firdaus, Sekretaris Daerah Bagus Alit, Kepala Kantor Kemenag Ahmad Zamroni, Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Kombes Pol Agung Hadi Wijanarko, FKUB, Kepala OPD, dan tamu undangan lainnya. [nm/but]

  • Banjir Surabaya, DPRD Dukung Pemkot Lakukan Penanganan Terintegrasi

    Banjir Surabaya, DPRD Dukung Pemkot Lakukan Penanganan Terintegrasi

    Surabaya (beritajatim.com) – Komisi C DPRD Surabaya mendorong Pemkot Surabaya untuk terus melakukan penanganan banjir secara terintegrasi dan strategis untuk memitigasi dampak banjir seperti yang terjadi pada Selasa malam (24/12/2024) kemarin.

    Ketua Komisi C DPRD Surabaya Eri Irawan mengatakan, banjir yang terjadi pada Selasa malam (24/12/2024) merupakan perpaduan dari banyak penyebab, bukan satu faktor saja seperti kekuatan sistem saluran yang ada. Sehingga diperlukan penanganan yang lebih terintegrasi.

    ”Yang pertama tentu kita semua perlu menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran petugas Pemkot Surabaya dan semua elemen masyarakat yang terus bekerja menangani banjir. Petugas dan elemen masyarakat, ada perangkat RT/RW, bekerja bahkan sampai Rabu pagi (25/12/2024) sejak Selasa malam, termasuk wali kota dan wakil wali kota. Bahwa masih ada yang perlu dioptimalkan dalam penanganan, itu yang harus terus dibenahi ke depan,” ujar Eri Irawan.

    “Hal terpenting yang harus kita pahami adalah potensi cuaca ekstrem sangat tinggi ke depan karena perubahan iklim. Ini harus menjadi kesadaran kita bersama untuk memitigasi perubahan iklim secara terintegrasi,” imbuhnya.

    Hal berikutnya yang perlu terus dilakukan, lanjut Eri, adalah penanganan banjir yang semakin terintegrasi. Sebab, banjir yang terjadi pada Selasa malam (24/12/2024) memang akumulasi dari berbagai faktor.

    Faktor tersebut di antaranya intensitas hujan yang tinggi dalam durasi lama termasuk di daerah hulu yang kemudian menyebabkan aliran sungai mengalir ke Surabaya, sebagai daerah hilir/muara sungai besar, dalam debit yang cukup tinggi. Berdasarkan data Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, memang terjadi kenaikan debit air pada pintu-pintu air di sepanjang saluran sungai tersebut sejak dari kawasan Jombang dan Mojokerto.

    Akibatnya, sungai di Surabaya penuh tak mampu lagi menampung aliran air. Di sisi lain, terdapat kenaikan permukaan air laut. Akumulasi kejadian itu membuat saluran air harus “antre” mengalirkan air ke sungai besar maupun ke laut.

    Eri Irawan menuturkan, beberapa langkah penanganan terintegrasi yang sudah mulai dijalankan Pemkot Surabaya perlu terus dilakukan, sembari dilakukan sejumlah evaluasi teknis. Pertama, terus melakukan normalisasi agar kapasitas aliran air bisa meningkat.

    “Normalisasi pada saluran air telah diatur waktunya. Sebenarnya sudah dilakukan pada sebagian besar saluran, tetapi memang belum semuanya. Itu yang perlu terus dilakukan, termasuk dengan meningkatkan sumberdayanya agar bisa optimal,” ujar Eri.

    Kedua, terus menambah instrumen tampungan air (reservoir air) untuk pengendali banjir, seperti waduk, bozem, dan sebagainya.

    “Kapasitas saluran sebagai long water storage pasti berpotensi kesulitan menampung curah hujan yang tinggi, termasuk karena di dalamnya ada potensi hambatan seperti sampah, kabel, dan sebagainya. Sehingga kita perlu tampungan air lebih banyak lagi. Ada beberapa lahan prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU) pengembang yang sudah diserahkan ke Pemkot Surabaya yang bisa dimanfaatkan sebagai bozem. Sebagian sudah, dan ke depan harus terus ditambah,” ujarnya.

    Tampungan air tersebut, lanjut Eri, juga bisa diperbanyak dengan membikin resapan-resapan air untuk mengurangi banjir sekaligus meningkatkan cadangan air tanah. Bahkan, hal itu bisa dilakukan dengan mengintegrasikan resapan air dan box culvert sebagai saluran air. Sehingga, sistem drainase yang ada tidak hanya membantu mengalirkan air, tetapi juga memungkinkan berperan sebagai resapan air.

    ”Setahu saya saat ini Pemkot Surabaya sedang menguji coba hal itu di beberapa titik box culvert. Ini perlu terus ditingkatkan karena menjadi solusi inovatif manajemen air hujan dengan mengintegrasikan model drainase modern seperti box culvert dengan fungsi resapan air,” ujarnya.

    Ketiga, lanjut Eri, kolaborasi sejak dari daerah hulu, mengingat Surabaya adalah daerah hilir atau daerah delta yang memiliki dataran lebih rendah. Pengelolaan lingkungan yang baik di daerah hulu, termasuk dalam hal pengelolaan air hujan, akan memastikan daerah hilir seperti Surabaya tidak terdampak secara signifikan.

    Termasuk bila diperlukan menambah tampungan air di wilayah hulu. Maka kolaborasi antar-daerah yang dikoordinasikan Pemprov Jatim menjadi hal penting, termasuk pelibatan pemangku kepentingan lain seperti Balai Besar Wilayah Sungai Brantas dan Perum Jasa Tirta I.

    ”Fungsi alami sungai termasuk di daerah hulu harus dikembalikan, di antaranya dengan memperkuat vegetasinya untuk mengurangi risiko bencana termasuk banjir,” jelasnya.

    Keempat, manajemen sampah harus terus diperbaiki kualitasnya, karena public masih melihat setiap hari petugas membersihkan sampah di rumah pompa, yang jumlahnya bisa mencapai 1-2 ton per hari. Hal ini harus menjadi evaluasi bersama antara pemerintah dan publik. Di satu sisi, Pemkot Surabaya perlu menangani sampah sejak dari hulu di tingkat rumah tangga di kampung-kampung. Dalam hal ini, partisipasi public diperlukan dengan kesadaran bersama memilah sampah sejak dari rumah.

    Kelima, Pemkot Surabaya perlu melakukan penataan ruang secara lebih terukur, termasuk mengurangi pembangunan di daerah yang berpotensi menjadi resapan air.

    ”Aset-aset Pemkot yang idle juga perlu secara bertahap ditingkatkan fungsinya menjadi kawasan hijau,” ujarnya.

    Keenam, yang juga sangat penting adalah pemanfaatan teknologi untuk optimalisasi berbagai instrument pengendalian banjir, termasuk pintu air dan rumah-rumah pompa.

    “Teknologi juga perlu dimanfaatkan untuk menyampaikan potensi dampak banjir dengan melaporkan curah hujan dan ketinggian air secara real time ke warga,” pungkasnya. [asg/aje]

  • Pengamanan Natal, Pj. Gubernur Jatim dan Kapolda Tinjau 2 Gereja di Surabaya

    Pengamanan Natal, Pj. Gubernur Jatim dan Kapolda Tinjau 2 Gereja di Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto dan Pangkoarmada II Laksda TNI Ariantyo Condrowibowo meninjau kesiapan pengamanan Natal di dua gereja. Diantaranya Gereja Katolik Santo Vincentius A Paulo dan Gereja GPIB Jemaat Eben Haezer, Surabaya, Selasa (24/12/2024) malam.

    Setibanya di gereja, Forkopimda Jatim disambut hangat oleh romo hingga para jemaat gereja.
    Saat di Gereja Katolik Santo Vincentius A Paulo, Adhy memastikan bahwa telah berkoordinasi langsung dengan Kapolda Jatim dan Pangkoarmada II agar bisa memberikan rasa aman dalam proses rangkaian ibadah Natal.

    “Pada kunjungan kali ini, kami hadir bersama Kapolda dan jajaran Forkopimda Jawa Timur, ingin menjadi bagian untuk bersama-sama memberikan rasa aman pada rangkaian Ibadah Natal,” ujarnya.

    Adhy pun menyampaikan bahwa Forkopimda Jatim telah merancang bagaimana skema pengamanan termasuk untuk mendukung kondusifitas perayaan Natal. Ia optimistis kondusifitas ini terjaga selama Natal dan Tahun Baru.

    “Terkait dengan pengamanan, kami pastikan bersama Kapolda melakukan pengamanan dengan baik sehingga jemaat bisa beribadah dengan khusuk dan damai,” katanya.

    Adhy juga optimis, keguyuban, harmoni, dan persaudaraan bisa terus terjalin dan terjaga baik, karena masyarakat Jawa Timur adalah masyarakat yang bisa menjaga harmonisasi antarsesama.

    “Semoga seluruh kekerabatan, harmoni dan persaudaraan di antara kita bisa tetap terjaga dan terjalin dengan baik serta terus membangun Jawa Timur penuh kegotongroyongan, persatuan dan persaudaraan,” kata Adhy.

    Sementara ketika di Gereja GPIB Jemaat Eben Haezer, Adhy secara khusus sengaja mampir karena bagian dari tetangga. Menurutnya, sebagai tetangga ia ingin menunjukkan wujud toleransi antar agama.

    “Kenapa saya tidak ke sini, rasanya tidak mungkin saya meninggalkan tetangga sebelah. Oleh karena itu saya tungguin tadi, karena keburu sudah Kebaktian maka izinkan saya mengucapkan selamat Natal kepada tetangga saya, jemaat GPIB Eben Haezer,” kata Adhy.

    Selain itu, Adhy berharap perayaan Natal tahun ini bisa membawa kebahagiaan dan cinta kasih bagi seluruh umat. Ia pun meengajak para jemaat untuk ikut mendoakan kemajuan Jawa Timur ke depannya.

    “Semoga kasih Natal memberikan damai dan berkat untuk jemaat baik di kedua gereja ini dan gereja lainnya di Jawa Timur. kesejahteraan, kemuliaan, semoga Tuhan memberkati,” katanya.

    “Saya juga mohon doanya agar Jawa Timur yang sudah stabil dengan dukungan semua pihak termasuk pihak termasuk pemuka agama Kristen, Katolik dan jemaatnya, untuk kami bisa melangkah menjadi provinsi yang maju, berkelanjutan dan mendunia,” tambah dia.

    Sementara itu, Kapolda Jatim, Irjen Pol Imam Sugianto mengatakan bahwa pelaksanaan inadah Misa Natal berjalan lancar. Ia menyebut, ada sebanyak 13.724 personel gabungan yang dikerahkan dalam pengamanan.

    “Dengan kekuatan personel kita yang cukup ini, bisa memberikan pelayanan pengamanan khususnya di Kota Surabaya maupun Jawa Timur pada umumnya,” kata kapolda.

    “Mudah-mudahan dua hari ini saudara kita umat Kristiani dan Katolik bisa merayakan Natal dengan penuh kedamaian, kelancaran, keamanan dan nyaman. Serta, berkumpul dengan seluruh keluarga dengan bahagia,” pungkasnya. [tok/suf]

  • Bupati Lamongan Tinjau Sejumlah Gereja, Pastikan Kondusifitas Perayaan Natal

    Bupati Lamongan Tinjau Sejumlah Gereja, Pastikan Kondusifitas Perayaan Natal

    Lamongan (beritajatim.com) – Bupati Lamongan Yuhronur Efendi bersama jajaran Forkopimda Kabupaten Lamongan meninjau sejumlah Gereja pada malam perayaan Hari Raya Natal 2024, Selasa (24/12/2024).

    Peninjauan ke sejumlah gereja tersebut dilakukan untuk memastikan perayaan Natal yang dilaksanakan pada Rabu (25/12/2024) berjalan kondusif.

    “Pemkab Lamongan akan memastikan perayaan Natal berjalan dengan baik, lancar, dan aman. Sehingga seluruh jemaat dapat melangsungkan ibadah dengan damai,” tutur Bupati yang akrab disapa Pak Yes, di GKJW Jemaat Sumbergondang.

    Dalam kunjungannya Selasa malam, Pak Yes menjelaskan bahwa kondusifitas sangat mempengaruhi pembangunan di Kabupaten Lamongan. Karena akan menciptakan produktifitas dalam pekerjaan, fokus dalam beribadah, hingga menciptakan harmonisasi sosial yang baik.

    “Kondusifitas ini harus berlangsung setiap hari, tidak hanya menjelang Natal atau lainnya. Karena kondusifitas sangat berperan penting dalam mendukung pembangunan daerah. Kabar baiknya di Lamongan ini harmonisasi sosialnya sudah sangat bagus,” tuturnya.

    Selanjutnya orang nomor satu di Kota Soto itu melakukan peninjauan di GKJW Jemaat Cangkring, yang berada di Jl. Raya Bluluk Sukorame Lamongan.

    Komitmen memastikan kelancaran Natal juga direalisasikan dengan pemantauan melalui pos pengamanan (pospam) dan pos pelayanan (posyan) yang diprakarsai oleh Polri dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Lamongan.

    Pada kesempatan ini Pak Yes melakukan peninjauan pos pelayanan Natal dan Tahun Baru (Nataru), yang berlokasi di Terminal Lamongan. Tahun ini Polres Lamongan menyediakan 2 pos pengamanan (Tugu Wingko Babat dan WBL) dan 1 Posyan yang terletak di Terminal Kabupaten Lamongan.

    Pos pelayanan dapat difungsikan sebagai rest area bagi pemudik dan pusat informasi lalu lintas, karena terletak disimpul transportasi. Sehingga dengan adanya Posyan diharapkan dapat membantu mengguna jalan pada Nataru. [fak/suf]

  • Malam Natal, PDIP Surabaya Berhasil Perjuangkan Biaya Persalinan Warga di RSUD Dr. Soetomo

    Malam Natal, PDIP Surabaya Berhasil Perjuangkan Biaya Persalinan Warga di RSUD Dr. Soetomo

    Surabaya (beritajatim.com) – Malam Natal menjadi momen penuh haru bagi seorang warga Makam Peneleh Surabaya yang melahirkan bayi perempuan di RSUD Dr. Soetomo.

    Persalinan yang awalnya tidak ditanggung oleh program Jaminan Kesehatan Semesta (JKS) hampir membebani keluarga tersebut dengan biaya sebesar Rp 2 juta. Namun, berkat bantuan dan pendampingan dari DPC PDIP Surabaya, persoalan itu akhirnya terselesaikan.

    Achmad Hidayat, Wakil Sekretaris DPC PDIP Surabaya, mengungkapkan bahwa kasus ini pertama kali dilaporkan langsung kepadanya oleh pihak keluarga. “Awalnya, persalinan ini tidak di-cover oleh JKS di RSUD Dr. Soetomo. Sehingga keluarga pasien harus membayar Rp 2 juta,” jelas Achmad Hidayat, Selasa (24/12/2024).

    Menurutnya, setelah mendengar keluhan tersebut, pihaknya segera bergerak cepat untuk mencari solusi. PDIP Surabaya mengupayakan agar pasien bisa menggunakan program Jaminan Kesehatan Semesta yang dibiayai oleh APBD Pemkot Surabaya. Komunikasi intensif dilakukan dengan pihak terkait untuk memastikan biaya persalinan tersebut ditanggung.

    “Kami langsung komunikasikan persoalan ini dengan pihak RSUD dan Pemkot Surabaya. Akhirnya, persalinan tersebut berhasil dicover oleh Jaminan Kesehatan Semesta APBD,” tambah Achmad,

    Langkah sigap PDIP Surabaya dalam menangani persoalan ini mendapatkan apresiasi dari masyarakat sekitar. Bantuan ini menjadi bukti nyata komitmen partai dalam memperjuangkan kepentingan rakyat, khususnya dalam akses kesehatan.

    Achmad Hidayat juga menegaskan pentingnya keberlanjutan program Jaminan Kesehatan Semesta agar setiap warga Surabaya dapat merasakan manfaatnya tanpa terkendala birokrasi.

    “Kita ingin memastikan bahwa semua warga Surabaya, terutama yang kurang mampu, mendapatkan haknya untuk layanan kesehatan yang layak,” pungkasnya. [asg/suf]

  • Apartemen Ciputra Surabaya Sudah Baik tapi BPHTB dan PBB Masih Bermasalah

    Apartemen Ciputra Surabaya Sudah Baik tapi BPHTB dan PBB Masih Bermasalah

    Surabaya (beritajatim.com) – DPRD Surabaya bersama perwakilan Pemerintah Kota melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Apartemen Ciputra World di Jalan Mayjen Sungkono pada Selasa (24/12/2024). Sidak ini bertujuan memastikan pengelola apartemen telah memenuhi kewajiban memiliki Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dan meninjau tata kelola pajak terkait properti tersebut.

    Wakil Ketua DPRD Surabaya, Arif Fathoni, mengapresiasi pengelola Apartemen Ciputra yang telah memiliki SLF sejak tahun 2019. Namun, ia juga menyoroti adanya kendala dalam proses jual beli unit apartemen yang berpotensi menahan pendapatan dari sektor Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

    “Dari hasil tinjauan tadi, SLF untuk Apartemen Ciputra ini sudah dimiliki sejak tahun 2019,” kata Arif Fathoni.

    Fathoni menjelaskan, banyak pengembang apartemen vertikal hanya menggunakan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) tanpa melanjutkan ke Akta Jual Beli (AJB). Hal ini menyulitkan pemerintah menarik pajak BPHTB, yang semestinya menjadi sumber pendapatan asli daerah.

    “Alasan mereka tidak segera membuat AJB biasanya karena belum mengantongi SLF. Akibatnya, pembeli juga tidak mendapat strata title dari Kantor Pertanahan. Ini merugikan pemerintah karena pendapatan pajak tertahan, sementara dampak negatif seperti kemacetan tetap dirasakan masyarakat,” tegasnya.

    Anggota Komisi B DPRD Surabaya, Budi Leksono, menambahkan bahwa pengelolaan Apartemen Ciputra dapat menjadi contoh yang baik, khususnya dalam hal pengurusan SLF. Namun, ia menyoroti adanya tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di beberapa unit apartemen.

    “Tadi sudah disampaikan bahwa ada beberapa unit yang masih menunggak pajak. Kita berharap ini segera diselesaikan sehingga mereka menjadi pembayar pajak yang baik,” ujar Budi Leksono.

    Di sisi lain, Kepala Bidang PBB dan BPHTB Dispenda Surabaya, Miftah mengakui bahwa pihaknya masih melakukan verifikasi data terkait unit-unit yang belum melunasi pajak.

    “Beberapa unit memang masih belum bayar pajak. Kami akan koordinasikan lebih lanjut agar proses pembayarannya segera diselesaikan,” ungkap Miftah.

    Selain itu, sidak juga dilakukan untuk memastikan investasi pemerintah di kawasan tersebut tidak sia-sia. Anggota Komisi C DPRD Surabaya, Achmad Nurdjayanto, menekankan pentingnya evaluasi atas dampak lingkungan dan infrastruktur yang telah dibangun.

    “Pembangunan di sini cukup besar, mulai dari jalan hingga drainase untuk mengurangi banjir. Kami ingin memastikan dari sisi amdalalin dan pengelolaan air hujan semuanya berjalan baik agar tidak ada pihak yang dirugikan, terutama masyarakat sekitar,” tuturnya.

    General Affair Apartemen Ciputra, Joseph Candra, menyambut baik kunjungan tersebut dan berkomitmen memperbaiki tata kelola pajak serta bersinergi dengan Pemkot.

    “Kami bersinergi dengan baik bersama Pemkot dan DPRD. Untuk PBB, nanti kami akan jadwalkan pertemuan dengan tim Dispenda untuk menyinkronkan data, terutama terkait unit-unit yang sudah AJB,” jelasnya. [asg/but]

  • DPRD Magetan Pertanyakan Realisasi Pengadaan Tanah Telaga Wahyu dan Sarangan Rp17 M

    DPRD Magetan Pertanyakan Realisasi Pengadaan Tanah Telaga Wahyu dan Sarangan Rp17 M

    Magetan (beritajatim.com) – Juru Bicara Badan Anggaran (Banggar) DPRD Magetan, Didik Haryono, menyampaikan kekhawatirannya terkait belum terealisasinya pengadaan tanah di sekitar Telaga Wahyu, meski anggaran sebesar Rp10 miliar dan Rp7 Miliar di Telaga Sarangan telah dialokasikan dalam perubahan APBD 2024.

    Hal ini diungkapkan Didik usai menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Magetan.

    Menurut Didik, tahapan pengadaan tanah telah selesai dilakukan, mulai dari penentuan batas, komunikasi dengan pemilik lahan, hingga appraisal. Namun hingga saat ini, proses tersebut belum berlanjut ke tahap realisasi.

    “Kami ingin menanyakan mengapa belum terealisasi, sementara waktu untuk pencairan keuangan sangat terbatas. Bagian Keuangan menyebutkan batas pencairan terakhir adalah 27 Desember 2024,” ujar Didik usai RDP dengan sejumlah OPD di Ruang Banggar Magetan, Selasa (24/12/2024).

    Banggar DPRD Magetan menilai percepatan realisasi program ini sangat penting, mengingat pengadaan tanah tersebut merupakan bagian dari pengembangan sektor pariwisata di Telaga Wahyu.

    “Pengembangan wisata ini tidak hanya berbicara soal investasi jangka pendek, tetapi juga investasi jangka panjang yang tidak bisa langsung diukur dari sisi pengembalian ekonominya,” jelas Didik.

    Selain itu, ia menyoroti pentingnya peran Dinas Pariwisata sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pemanfaatan lahan. Hingga kini, Dinas Pariwisata belum memiliki grand desain terbaru terkait pengembangan Telaga Wahyu.

    Desain yang digunakan saat ini dibuat pada 2016 dan dinilai sudah tidak relevan dengan kebutuhan dan kondisi terkini.

    “Kami berharap, setelah pengadaan tanah selesai, Dinas Pariwisata segera membuat grand desain baru yang lebih modern dan sesuai dengan tren wisata saat ini. Jangan sampai tanah yang sudah dibeli justru tidak termanfaatkan secara optimal. Hal ini akan menghambat pengembangan Telaga Wahyu sebagai destinasi wisata unggulan Magetan,” imbuhnya.

    Pengembangan wisata di Telaga Wahyu dipandang sebagai langkah strategis untuk menambah daya tarik wisata Magetan. Namun, Didik mengingatkan bahwa nilai tambah dari pengembangan ini harus jelas, baik dari sisi estetika maupun ekonomi.

    “Kalau tidak ada nilai tambah yang memikat wisatawan, maka investasi ini akan sia-sia,” tegasnya.

    DPRD Magetan melalui Banggar menekankan komitmennya untuk mendorong percepatan program ini agar manfaatnya dapat segera dirasakan oleh masyarakat dan mendukung Magetan sebagai kota wisata yang lebih kompetitif. [fiq/suf]