Category: Beritajatim.com Politik

  • Rencana Pembangunan Pasar Besar Malang Ditolak Sejumlah Pedagang

    Rencana Pembangunan Pasar Besar Malang Ditolak Sejumlah Pedagang

    Malang (beritajatim.com) – Rencana pembangunan Pasar Besar Malang mendapat penolakan dari sejumlah pedagang yang tergabung dalam Himpunan Pedagang Pasar Besar Malang (Hippama). Sikap penolakan dilakukan di depan Pasar Besar Malang pada Rabu, 29 Januari 2025.

    Wakil Ketua Hippama, Agus Priambodo mengungkapkan alasan penolakan pembangunan total karena mengacu pada hasil kajian independen yang dilakukan oleh Institut Teknologi Sepuluh November (ITS Surabaya) yang menyatakan bahwa Pasar Besar Kota Malang masih layak. Untuk itu mereka lebih setuju jika Pasar Besar Malang cukup direnovasi.

    “Jadi uji forensik dari ITS itu menyatakan pasar ini masih layak dan hanya perlu pembenahan sedikit aja agar lebih baik bukan dibangun total,” ujar Agus.

    Hippama juga mengeluarkan sikap bahwa oknum yang mengatasnamakan Hippama dengan mendukung pembangunan total sebenarnya sudah dikeluarkan dari Hippama. Mereka bahkan mengancam akan menempuh jalur hukum jika ada yang mengatasnamakan Hippama.

    Sebelumnya, Kepala Diskopindag Kota Malang Eko Sri Yuliadi menyatakan 85 persen pedagang setuju pembangunan total Pasar Besar Malang. Klaim itu dibantah Agus justru dia menyebut 85 persen pedagang yang menolak.

    “Hippama ini memperjuangkan untuk perbaikan. Pasar ini sejak 2016 kebakaran tapi tidak pernah ada perawatan. Keluhan pedagang yang selama ini tak dihiraukan pemerintah, mulai soal kebersihan, kebocoran atap tak pernah dihiraukan,” ujar Agus.

    Agus menuturkan seharusnya Pemkot Malang melakukan perbaikan sejak beberapa tahun yang lalu pasca kebakaran. Namun, upaya perbaikan gedung justru dilakukan pedagang dengan cara swadaya.

    “Justru kami pedagang sendiri yang secara swadaya melakukan perbaikan sendiri, seperti perbaikan talang, keramik dan lainnya. Alhamdulillah dari swadaya pedagang, sampai pedagang sayur juga ikut itu bisa memperbaiki talang sepanjang 100 meter dan spandek 50 meter,” ujar Agus. (luc/kun)

  • Alun-Alun Tuban Sudah Bisa Dinikmati Pengunjung, Begini Respon Masyarakat

    Alun-Alun Tuban Sudah Bisa Dinikmati Pengunjung, Begini Respon Masyarakat

    Tuban (beritajatim.com) – Meski belum diresmikan, Alun-Alun Tuban sudah dibuka untuk umum pasca revitalisasi tahun 2024, kini nampak modern dengan nuansa ruang terbuka hijau dan dihiasi lampu-lampu.

    Meski mengalami keterlambatan dari yang ditargetkan pada bulan Desember 2024, Alun-Alun Tuban kini bisa dinikmati oleh banyak pengunjung untuk menjadi tempat berkumpul.

    Sempat disinggung oleh Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky bahwa Alun-Alun Tuban direvitalisasi setelah Taman Hutan Kota Abipraya selesai.

    Bahkan, sejak ia menjabat beberapa ruang publik seperti Rest Area yang sebelumnya sangat memprihatinkan, kini menjadi ruang publik dengan nama Tuban Abirama yang patut dikunjungi.

    Setelah itu, revitalisasi Taman Hutan Kota Abipraya dan Alun-Alun Tuban dilakukan, serta sebelumnya GOR Tuban juga turut diperbaiki dan membangun ikon patung 9 ekor kuda di Taman Sleko.

    Dari banyaknya pembangunan di kota Tuban, salah seorang masyarakat asal Tuban kota bernama Danny mengaku puas dengan pembangunan di Alun-Alun Tuban. “Setelah menunggu lama, akhirnya dibuka ya, kini jadi bagus,” ujar Danny. Rabu (29/01/2025).

    Namun, ia sedikit menyayangkan persoalan masyarakat itu sendiri yang tidak bisa menjaga fasilitas umum, seperti halnya air mancur dibuat renang, serta rumputnya diinjak-injak. “Harusnya kita bisa menjaga fasilitas disini sih, kan sudah dibangun bagus juga,” terang Danny.

    Selain itu, ia juga merasa puas karena bisa dibuat sarana olahraga lari yang mana biasanya dirinya lari di GOR Tuban, kini bisa beralih ke Alun-Alun Tuban. “Kalau di Alun-Alun Tuban enak kita sekali muter saja bisa 750 meter, sedangkan di GOR harus muter 5 kali dulu baru dapat segitu,” kata dia.

    Danny berharap, Alun-Alun Tuban dapat dimanfaatkan masyarakat dengan sebaik mungkin dan menjaga fasilitas yang ada agar tetap terawat. “Ya itu saja sih harapannya, mudah-mudahan tetap bagus seperti ini,” pungkasnya. [ayu/kun]

  • Plt Bupati Sidoarjo Tinjau Kondisi RTLH Warga Desa Jati

    Plt Bupati Sidoarjo Tinjau Kondisi RTLH Warga Desa Jati

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Pemkab Sidoarjo terus berkomitmen upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sidoarjo. Salah satunya merenovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) . Kali ini RTLH yang direnovasi adalah rumah Amiruddin (39) Desa Jati Kecamatan Sidoarjo.

    Rumah Amiruddin juga mendapatkan sidak dari Plt Bupati Sidoarjo H. Subandi Rabu (29/1/2025). Ikut mendampingi dalam sidak itu, Kapolresta Sidoarjo, Kepala Dinas Sosial, Camat Sidoarjo, Baznas, dan Kepala Desa Jati. Subandi memastikan kondisi RTLH tersebut layak untuk mendapatkan bantuan.

    Rumah Amiruddin kondisinya sangat memprihatinkan. Tembok rumah banyak yang mengelupas, atap sebagian dari asbes yang kayu penyangga sudah lapuk. Lantai rumah hanya sebagian yang menggunakan ubin. Rumah ini tidak memiliki kamar mandi dan jamban, selama ini numpang di rumah saudaranya.

    Selain itu, plafon rumah yang terbuat dari anyaman bambu suda rusak parah. Kondisi ini semakin memburuk saat musim hujan, dimana banyak bagian atap dan plafon yang bocor.

    Melihat kondisi tersebut, Plt Bupati Subandi langsung menginstruksikan kepada baznas untuk segera memproses bantuan agar segera dilakukan perbaikan.

    “Kondisi rumah seperti ini tentu tidak dapat dibiarkan begitu saja. Pemerintah daerah bersama Baznas akan terus turun ke lapangan untuk mengidentifikasi rumah-rumah yang tidak layak huni dan memberikan bantuan perbaikan. Ini sudah menjadi tanggung jawab pemerintah, terutama untuk warga yang tidak mampu,” ujar Subandi dengan tegas.

    Ia juga menegaskan pentingnya perhatian terhadap kondisi RTLH demi menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi masyarakat. “Kami berharap dengan adanya perbaikan RTLH, kualitas hidup warga dapat meningkat, yang pada gilirannya akan menciptakan stabilitas sosial di wilayah ini,” terangnya.

    Sementara itu, Kepala Desa Jati, menambahkan bahwa pihaknya siap untuk berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan Baznas untuk mengupayakan perbaikan rumah Amir, serta memastikan warga lain yang memiliki nasib serupa dapat memperoleh perhatian yang sama.

    Amiruddin, yang tinggal bersama anak istrinya, sangat bersyukur, Dimana kunjungan kepala daerah ke rumahnya membawa kabar untuk memberikan bantuan rehab rumahnya. Sudajh lama Amir berniat merenovasi rumahnya, namun tidak punya biaya. “Saya juga mengucapkan terima kasih, karena sertifikat rumah saya sudah lama hilang, mau gurus tidak ada biaya, ini malah dapat dibantu ngurus lewat program PTSL,” jelasnya. (isa/kun)

  • Hari Raya Imlek, Plt Bupati Sidoarjo Kunjungi Klenteng Tjong Hok Kiong

    Hari Raya Imlek, Plt Bupati Sidoarjo Kunjungi Klenteng Tjong Hok Kiong

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Perayaan Hari Raya Imlek 2576 tahun 2025, Plt Bupati Sidoarjo Subandi bersama pimpinan Forkopimda Sidoarjo melakukan kunjungan ke Klenteng Tjong Hok Kiong di Sidoarjo Kota, Rabu (29/1/2025).

    Kunjungan ini dilaksanakan sebagai bentuk silaturahmi serta dukungan penuh terhadap perayaan Imlek yang diadakan oleh umat Kong Hu Chu.

    “Kami hadir di sini untuk memberikan support, sekaligus memastikan bahwa perayaan ibadah saudara-saudara yang merayakan Imlek dapat berjalan dengan lancar dan tanpa kendala,” ujar Subandi di hadapan pengurus klenteng.

    Ia juga menegaskan bahwa sebagai pimpinan daerah, akan terus berupaya agar setiap kegiatan ibadah umat beragama di Sidoarjo, termasuk Imlek, dapat berjalan dengan baik dan aman.

    “Kami juga sudah bertemu dengan pengurus klenteng untuk menanyakan terkait perizinan tempat ibadah serta kegiatan-kegiatan ibadah yang dilaksanakan. Semua sudah terpenuhi, namun jika ada kekurangan mengenai perizinan, kami siap membantu agar ibadah dapat berlangsung dengan nyaman,” tambah Subandi.

    Sementara itu, Kapolres Sidoarjo, Komber Pol Christian Tobing, memastikan bahwa pengamanan untuk ibadah Imlek telah dipersiapkan dengan baik. “Personel dari Polresta Sidoarjo sudah kami siapkan untuk menjaga keamanan di masing-masing klenteng. Harapannya, seluruh rangkaian ibadah Imlek di Sidoarjo dapat berjalan dengan aman dan lancar,” ujarnya.

    Perayaan Imlek di Sidoarjo tahun ini diharapkan tidak hanya mempererat tali persaudaraan antarumat beragama, tetapi juga menciptakan suasana yang aman, damai, dan penuh rasa toleransi di tengah masyarakat.

    “Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan aparat keamanan, diharapkan perayaan Imlek dapat berjalan dengan sukses, memberikan kebahagiaan bagi umat Kong Hu Chu, dan menjadi contoh bagi kehidupan berdampingan antar umat beragama di Kabupaten Sidoarjo,” urai berharap. (isa/kun)

  • DPRD Surabaya Sesalkan Pembongkaran Sepihak di Tambak Medokan Ayu

    DPRD Surabaya Sesalkan Pembongkaran Sepihak di Tambak Medokan Ayu

    Surabaya (beritajatim.com) – Kasus sengketa lahan yang terjadi di kawasan Tambak Medokan Ayu, Surabaya, mendapat perhatian serius dari Wakil Ketua DPRD Surabaya, Arif Fathoni. Menurutnya, pembongkaran sepihak yang dilakukan oleh salah satu pihak yang terlibat dalam sengketa lahan sangat disayangkan karena bertentangan dengan prosedur hukum yang berlaku.

    Fathoni langsung mendatangi lokasi sengketa pada Rabu (29/1/2025) untuk mendekati kedua pihak yang terlibat, yakni Uswatun Khasanah dan Permadi. “Ya, InsyaAllah ada jalan keluar yang baik. Warga Surabaya ini kan selalu menyelesaikan masalah dengan duduk bersama dan musyawarah,” ujar Fathoni.

    Selain itu, Toni juga menyebut masalah kewenangan dalam penegakan aturan. Dia menegaskan bahwa hanya Satpol PP Kota Surabaya yang memiliki kewenangan untuk menegakkan Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Wali Kota (Perwali).

    “Secara aturan tidak dibenarkan seorang warga atau individu melakukan kewenangan untuk menjalankan sanksi dari sebuah aturan. Kewenangan penegakan Perda dan Perwali merupakan kewenangan absolut Satpol PP Kota Surabaya,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Toni menyoroti proses penerbitan izin mendirikan bangunan (IMB) yang dikeluarkan oleh Pemkot Surabaya. Menurutnya, izin tersebut seharusnya ditunda jika masih ada sengketa di atas lahan yang bersangkutan.

    “Kami akan meminta klarifikasi ke Pemkot Surabaya, utamanya Cipta Karya, untuk mengkaji kembali IMB yang diterbitkan karena ada dugaan kesalahan prosedur penerbitan,” tegas Toni, yang juga mantan Ketua Komisi A DPRD Surabaya ini.

    Mengenai penyelesaian sengketa, Toni memberikan tenggat waktu dua minggu agar kedua belah pihak dapat duduk bersama untuk mencari solusi secara musyawarah.

    “Kami memberikan waktu dua minggu bagi warga yang bersengketa untuk duduk bersama dan menyelesaikan konflik ini secara musyawarah,” ujarnya.

    Toni juga mengkritik keras tindakan Permadi yang melakukan pembongkaran rumah Uswatun Khasanah tanpa prosedur yang sah. “Tindakan seperti ini tidak dibenarkan. Ibarat pepatah ini adalah Homo Homini Lupus. Artinya, manusia adalah serigala bagi manusia lainnya,” pungkas Fathoni yang juga Ketua DPD Partai Golkar Surabaya ini.

    Sementara itu, kasus ini menjadi perhatian publik setelah sebuah video viral di media sosial menunjukkan Uswatun Khasanah yang rumahnya dibongkar secara sepihak.

    Dalam video tersebut, Uswatun dengan wajah memelas mengadu kepada Presiden Prabowo dan meminta keadilan atas perlakuan yang ia terima, mengingat pembongkaran rumahnya dilakukan oleh individu dan bukan atas keputusan pengadilan.[asg/kun]

  • DPRD Surabaya Dukung Efisiensi Anggaran, Teknologi dan Inovasi Jadi Solusi Efektif

    DPRD Surabaya Dukung Efisiensi Anggaran, Teknologi dan Inovasi Jadi Solusi Efektif

    Surabaya (beritajatim.com) – Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Surabaya, Azhar Kahfi memberikan tanggapan terkait Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 yang mengharuskan efisiensi belanja APBN dan APBD. Kahfi menegaskan bahwa meskipun efisiensi anggaran diperlukan, kebijakan ini harus mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat sebagai prioritas utama.

    Menurut Kahfi, penting untuk tidak hanya fokus pada penghematan anggaran, tetapi juga memastikan bahwa sektor-sektor yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat, seperti kesehatan dan pendidikan, tetap mendapatkan perhatian yang layak.

    “Kami mendukung langkah efisiensi ini, tanpa mengurangi kualitas pelayanan publik yang langsung berhubungan dengan kesejahteraan rakyat, seperti kesehatan dan pendidikan, tetap mendapatkan kualitas perhatian,” ungkap Kahfi saat dihubungi, Rabu (29/1/2025).

    Selain itu, Kahfi menyebutkan bahwa efisiensi anggaran harus dilakukan dengan bijak dan tidak sekadar melihat angka. Setiap pemotongan anggaran, menurutnya, harus terukur dan mempertimbangkan dampaknya terhadap program yang sedang berjalan.

    “Efisiensi harus dilakukan dengan bijak dan tidak hanya melihat angka, tetapi juga dampaknya terhadap pembangunan dan pelayanan masyarakat,” tegas politisi Gerindra ini.

    Kahfi juga menyebut pentingnya inovasi dan strategi baru dalam menjalankan efisiensi belanja. Pemanfaatan teknologi dan digitalisasi layanan, lanjutnya, dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi biaya operasional tanpa mengorbankan kualitas pelayanan.

    “Pemanfaatan teknologi dan digitalisasi layanan dapat menjadi solusi efektif untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat dengan biaya yang lebih efisien,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Kahfi menekankan bahwa pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) menjadi hal krusial dalam memastikan efisiensi anggaran. Dengan memperkuat kapasitas SDM, diharapkan pengelolaan anggaran dan pelayanan publik dapat berjalan lebih baik.

    “Pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM juga krusial. Dengan demikian, kita dapat mencapai efisiensi anggaran tanpa mengorbankan kualitas pelayanan kepada publik,” tambahnya.

    Sebagai langkah lanjutan, Kahfi mengingatkan pentingnya evaluasi berkala dan transparansi anggaran untuk menjaga akuntabilitas dalam setiap kebijakan yang diambil. “Evaluasi dan transparansi anggaran tetap harus dilakukan untuk memastikan anggaran digunakan dengan tepat sasaran dan akuntabel,” tandasnya.[asg/kun]

  • Langkah Konkret, Pemkab Pacitan Bakal Ganti Sapi yang Mati Akibat PMK

    Langkah Konkret, Pemkab Pacitan Bakal Ganti Sapi yang Mati Akibat PMK

    Pacitan (beritajatim.com) – Penyakit mulut dan kuku (PMK) masih menjadi ancaman serius bagi peternakan di Kabupaten Pacitan. Hingga 27 Januari 2025, tercatat 1.231 kasus PMK dengan penambahan 24 kasus baru. Namun, tidak ada laporan kematian sapi dalam data terbaru.

    Sebagai bentuk perhatian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan tengah merancang program kompensasi untuk warga yang kehilangan ternaknya akibat serangan penyakit PMK. Kebijakan ini, berupa pemberian anak sapi (pedhet) senilai Rp5 juta per ekor. Sehingga kompensasi yang diberikan, nantinya bukan dalam bentuk uang tunai.

    Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pacitan, Sugeng Santoso, menyatakan bahwa program tersebut merupakan hasil rapat bersama dengan Komisi II DPRD Pacitan. Pun program ini sudah mendapatkan lampu hijau dari Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji.

    “Program ini sudah mendapat persetujuan dari Bupati Indrata Nur Bayuaji dan kini masih dalam tahap penyusunan regulasi melalui peraturan bupati,” ungkap Sugeng, Rabu (29/01/2025).

    Sugeng menjelaskan, syarat untuk mendapatkan kompensasi, mencakup bukti kematian ternak, yang dilengkapi dengan keterangan saksi warga sekitar, atau surat pernyataan dari pemerintah desa (Pemdes) setempat. Namun, pencairan bantuan baru akan dilakukan setelah wabah PMK mereda di kabupaten yang terkenal dengan sebutan 1.001 goa tersebut.

    Saat ini, Pemkab Pacitan sedang melakukan pendataan warga yang ternaknya terdampak PMK. Dengan kebijakan ini, diharapkan para peternak dapat melanjutkan usaha mereka, meskipun mengalami kerugian akibat penyakit PMK. (end/ian)

  • Revitalisasi Masjid An-Nuur Pare Kediri Rampung, Kini Tampak Makin Megah

    Revitalisasi Masjid An-Nuur Pare Kediri Rampung, Kini Tampak Makin Megah

    Kediri (beritajatim.com) – Proyek revitalisasi Masjid An-Nuur Pare Kediri telah selesai. Kini, baik interior maupun eksterior masjid yang telah berdiri hampir 50 tahun itu terlihat semakin cantik dan megah.

    Baru-baru ini, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, melalui akun Instagram pribadinya (@dhitopramono), membagikan foto terbaru dari salah satu ikon Kabupaten Kediri tersebut. Masjid ini memiliki gaya arsitektur khas Jawa dengan atap tajug berbentuk piramida yang kini tampil lebih segar.

    Mas Dhito menampilkan foto kondisi sebelum dan sesudah revitalisasi. Hasilnya, Masjid An-Nuur kini tampak layaknya bangunan baru, semakin indah, dan memberikan kenyamanan lebih bagi jamaah.

    “Alhamdulillah, revitalisasi pada beberapa bangunan Masjid An-Nuur Pare telah selesai dilakukan, utamanya membuat akses khusus bagi kalangan difabel dan perbaikan interior maupun eksterior,” tulis Mas Dhito.

    Ia pun berharap perbaikan ini dapat memberikan kenyamanan lebih bagi jamaah dalam beribadah.

    “Semoga dengan perbaikan ini, keindahan Masjid An-Nuur Pare bisa lebih fresh dan tentunya lebih memberi kenyamanan bagi para jamaah untuk beribadah,” lanjutnya.

    Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Kediri sebelumnya menyampaikan bahwa revitalisasi tahap pertama mencakup pembangunan toilet dan tempat wudhu yang ramah bagi disabilitas dan lansia. Selain itu, pagar sisi timur masjid dibongkar, serta beberapa trab dihilangkan untuk menambah kapasitas kantong parkir kendaraan.

    Dengan anggaran sebesar Rp3,9 miliar, proyek ini juga mencakup perbaikan interior dan eksterior. Pada bagian interior, dinding kaca masjid diganti dengan terawangan untuk mengurangi efek mendengung pada audio. Sedangkan di bagian eksterior, dilakukan pengecatan ulang sejumlah atap guna mempercantik tampilan masjid.

    Meskipun telah mengalami berbagai perbaikan, karakteristik arsitektur Masjid An-Nuur tetap dipertahankan. Bangunan tetap mengusung gaya khas Jawa, dengan atap tajug berbentuk piramida serta struktur beratap joglo yang menjadi ciri khasnya.

    Sementara itu, revitalisasi tahap kedua direncanakan akan dimulai setelah Hari Raya Idulfitri 2025 atau sekitar bulan April, dengan anggaran sekitar Rp1,5 miliar. [ADV PKP/nm]

  • Momen Imlek, Puan Ajak Masyarakat Perkuat Persaudaraan dan Kebersamaan

    Momen Imlek, Puan Ajak Masyarakat Perkuat Persaudaraan dan Kebersamaan

    Jakarta (beritajatim.com) – Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan ucapan selamat Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili kepada seluruh warga etnis Tionghoa dan umat Konghucu di Indonesia. Menurut Puan, perayaan Tahun Baru Imlek tak hanya menjadi perayaan keagamaan bagi etnis Tionghoa saja, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan bagi semua etnis dan umat beragama di Indonesia.

    “Indonesia yang memiliki beragam etnis, suku, budaya, dan agama dapat berdiri kokoh karena masyarakatnya memiliki semangat kebersamaan, harmoni dalam bingkai Pancasila,” ujar Puan, Rabu (29/1/2025).

    Puan pun menilai perayaan Imlek dapat dijadikan sebagai inspirasi bagi semua untuk menjadi pribadi yang lebih peduli dan berempati terhadap sesama. Menurutnya, solidaritas dan kebersamaan dalam perbedaan akan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

    “Melalui solidaritas, kebersamaan, dan kerja bersama, kita akan mampu menghadapi tantangan yang ada dan menciptakan masa depan yang cerah bagi seluruh rakyat Indonesia,” tuturnya.

    Puan menyebut unsur keberagaman di Indonesia sudah menjadi perhatian khusus sejak zaman kemerdekaan, terlihat dengan diterbitkannya Penetapan Pemerintah No.2/OEM-1946 tentang hari-hari raya umat beragama oleh Presiden pertama RI Sukarno di mana perayaan Imlek masuk sebagai hari perayaan agama secara nasional.

    “Itulah mengapa para pendiri bangsa menjadikan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia. Semboyan ini menggambarkan walaupun kita memiliki keberagaman namun Indonesia tetap merupakan satu bangsa yang utuh,” kata Puan.

    Dia pun berharap masyarakat etnis Tionghoa dan umat Konghucu dapat merayakan rangkaian perayaan Imlek dengan lancar. Puan berharap Tahun Baru Imlek membawa kesejahteraan dan kemakmuran.

    “Semoga masyarakat Tionghoa dan umat Konghucu dapat menjalankan ibadah secara khidmat, dan selamat berkumpul dengan keluarga,” ungkap mantan Menko PMK tersebut. [hen/beq]

  • Penampilan Barongsai Meriahkan Imlek di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban

    Penampilan Barongsai Meriahkan Imlek di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban

    Tuban (beritajatim.com) – Perayaan Imlek tahun 2025 di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban menampilkan hiburan Barongsai yang tampil memukau di depan para pengunjung dan umat beribadah.

    Dalam perayaan tersebut tampak meriah, saat Barongsai melakukan atraksi mengambil buah-buahan dan diberikan kepada pengurus TITD Klenteng Kwan Sing Bio Tuban.

    Dari aksinya itu, 2 Barongsai mendapatkan angpau ciri khas dari Imlek itu sendiri, serta pengunjung yang juga ikut memberikan saweran.

    Salah satu pengunjung Adilla (25) asal Semanding, Kabupaten Tuban ini mengaku terpukau melihat atraksi Barongsai di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, bahkan dirinya sudah menunggu sejak pagi tadi.

    “Niat kesini memang mau melihat Barongsai sama foto-foto dan sudah dari tadi jam 8, tapi belum mulai,” ujar Adilla, Rabu (29/01/2025)..

    Sementara itu, Pengurus Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, Liana menjelaskan, bahwa setiap tahunnya perayaan Imlek yakni hiburan Barongsai selalu diberikan kepada masyarakat tidak hanya umat beribadah namun siapapun boleh melihatnya.

    “Memang kami berikan hiburan kepada pengunjung disini, tetapi di halaman Klenteng, tidak di area kawasan Altar, karena untuk ibadah saja,” ujar Liana.

    Selain itu, Barongsai ini khusus didatangkan dari Semarang dan baru sampai di Tuban tadi pukul 05.30 Wib. “Ya harapannya bisa memberikan hiburan kepada masyarakat,” terang dia.

    Menurut Liana, para pengunjung juga dapat menikmati spot foto yang ada di Klenteng terbesar se-Asia Tenggara ini, karena banyak hiasan berupa Lampion, serta patung Shio Ular Kayu.

    “Setiap tahunnya kita membuat patung Shio, kebetulan tahun ini kan Shionya Ular Kayu jadi patungnya menyerupai Ular Kayu,” tutup Liana.

    Sejarah Klenteng Kwan Sing Bio Tuban
    Klenteng Kwan Sing Bio di Tuban, Jawa Timur, merupakan salah satu klenteng terbesar di Asia Tenggara dan memiliki sejarah yang kaya, mencerminkan akulturasi budaya Tionghoa dengan lokal.

    Asal Usul dan Pendirian
    Klenteng ini awalnya merupakan tempat pemujaan kecil milik keluarga Tionghoa yang bermigrasi ke Jawa. Menurut legenda, pada sekitar 200 tahun lalu, patung Dewa Kwan Kong (Kwan Sing Tee Koen) yang hendak dipindahkan dari Desa Tambak Boyo terhenti di lokasi klenteng saat ini. Ritual “melempar pue” (kayu berbentuk ginjal) dilakukan, dan hasilnya menunjukkan keinginan dewa untuk menetap di Tuban.

    Klenteng kemudian dibangun di tepi pantai tersebut, yang dahulu merupakan area tambak.
    Terdapat perbedaan catatan tahun pendirian: beberapa sumber menyebut 1773, sementara lainnya menyatakan 1928. Namun, prasasti tertua di klenteng berasal dari tahun 1840, yang mungkin menandai periode renovasi atau perluasan.

    Dewa Utama dan Fungsi Religius
    Klenteng ini didedikasikan untuk Dewa Kwan Kong (Guan Yu), dewa perang dalam kepercayaan Tionghoa yang dihormati sebagai simbol kesetiaan, kejujuran, dan pelindung perdagangan. Patungnya setinggi 30 meter pernah tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai patung panglima perang tertinggi di Asia Tenggara, meski sempat rubuh pada 2020.
    Selain sebagai tempat ibadah Tri Dharma (Buddha, Tao, Konghucu), klenteng ini juga menjadi pusat kegiatan budaya dan toleransi antarumat beragama di Tuban.

    3. Arsitektur dan Simbol Unik
    – Nuansa Laut: Klenteng menghadap langsung ke Laut Jawa, menegaskan peran historis Tuban sebagai kota pelabuhan.
    – Patung Kepiting: Di atas gerbang masuk terdapat patung kepiting, simbol yang langka di klenteng lain. Legenda menyebutkan bahwa pengurus klenteng bermimpi tentang kepiting raksasa yang masuk ke area tersebut, sehingga dipasanglah patung ini sebagai penanda.
    – Warna dominan merah, kuning, dan hijau, serta ornamen naga dan lampion, menciptakan nuansa khas Tionghoa.

    4. Peran dalam Sejarah dan Budaya
    – Era Kolonial hingga Orde Lama: Pada masa pemerintahan Soekarno, gambar Dewa Kwan Kong pernah dipasang di pengadilan sebagai simbol sumpah bagi warga Tionghoa.
    – Akulturasi dengan Lokal: Klenteng menjadi saksi interaksi pedagang Tionghoa dengan masyarakat Jawa sejak abad ke-13, terutama saat Tuban menjadi pusat perdagangan Majapahit.
    – Kunjungan Cheng Ho: Catatan sejarah menyebutkan bahwa Laksamana Cheng Ho singgah di Tuban selama ekspedisinya, memperkuat jejak budaya Tionghoa di wilayah ini.

    5. Perkembangan dan Kontroversi
    – Legenda Mongol: Cerita turun-temurun menyebut klenteng telah ada sejak kedatangan tentara Mongol pada 1293 M, meski bukti tertulis terbatas.
    – Pemugaran dan Rekonstruksi: Klenteng mengalami perluasan dari masa ke masa, termasuk renovasi besar pada 1970-an. Patung Dewa Kwan Kong yang rubuh pada 2020 masih menjadi perhatian masyarakat untuk dipulihkan.

    Klenteng Kwan Sing Bio tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol sejarah panjang akulturasi budaya, perdagangan, dan spiritual di Tuban. Keunikan arsitektur, legenda, dan perannya dalam memelihara tradisi menjadikannya destinasi wisata religi dan budaya yang penting di Jawa Timur.
    [ayu/ted]