Category: Beritajatim.com Politik

  • Pemberhentian Parkir Berlangganan di Bangkalan Picu Keluhan Jukir

    Pemberhentian Parkir Berlangganan di Bangkalan Picu Keluhan Jukir

    Bangkalan (beritajatim.com) – Pemberhentian program parkir berlangganan yang telah berlangsung sejak beberapa minggu terakhir mulai menuai keluhan dari sejumlah juru parkir (jukir) di Bangkalan.

    Mereka merasa terdampak secara ekonomi dan kehilangan beberapa fasilitas yang sebelumnya diberikan melalui skema ini.

    Ketua Komisi I DPRD Bangkalan, Fadhur Rosi, menjelaskan bahwa keputusan penghentian ini diambil setelah mempertimbangkan masukan dari para jukir yang merasa terbebani dengan sistem parkir konvensional.

    Namun, dampak lain yang cukup signifikan adalah hilangnya fasilitas BPJS Kesehatan yang sebelumnya ditanggung melalui program parkir berlangganan. “Para jukir ini dilindungi oleh BPJS, setelah tidak diterapkan parkir berlangganan maka perlindungan itu juga dicabut,” terang Fadhur Rosi, Kamis (13/2/2025).

    Selain itu, Fadhur Rosi menegaskan bahwa jika sistem parkir berlangganan kembali diterapkan, pengelolaannya akan dievaluasi secara tahunan guna memastikan efektivitasnya. Petugas parkir juga diwajibkan memiliki Surat Keputusan (SK) yang valid dan sesuai dengan nama yang bertugas di lapangan.

    “SK ini berlaku selama satu tahun dan dapat diperpanjang jika hasil evaluasi menunjukkan kinerja yang baik,” tambahnya.

    Ia juga menekankan bahwa parkir berlangganan sebenarnya merupakan solusi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta mengurangi potensi kebocoran anggaran. Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2024 yang mengatur sistem parkir berlangganan masih berlaku dan harus dioptimalkan.

    “Penerapan parkir berlangganan ini tidak hanya menguntungkan pemerintah, tetapi juga warga asal dengan manajemen yang baik,” pungkasnya. [sar/suf]

  • Tak Ingin Ada Korban Lagi, Anggota DPRD Jatim Usulkan Pengadaan Ambulans Laut Untuk Kepulauan Sumenep

    Tak Ingin Ada Korban Lagi, Anggota DPRD Jatim Usulkan Pengadaan Ambulans Laut Untuk Kepulauan Sumenep

    Sumenep (beritajatim.com) – Meninggalnya seorang ibu hamil bernama Siti Salihah (20) di Kapal Sabuk Nusantara saat akan dirujuk ke Rumah Sakit di Sumenep, cukup menyita perhatian. Warga Desa Sukajeruk, Kecamatan Masalembu ini dirujuk ke Rumah Sakit di wilayah daratan karena kesulitan saat akan melahirkan.

    Anggota DPRD Jawa Timur dari Daerah Pemilihan (Dapil) Madura, Nur Faizin, mengusulkan pengadaan ambulans laut sebagai solusi operasional kesehatan bagi masyarakat kepulauan di Jatim.

    Politisi PKB ini menilai, wilayah kepulauan masih menjadi tantangan besar untuk mengoptimalkan layanan kesehatan. Apalagi jika infrastruktur penghubung antar pulau tersedia.

    “Karena itu kami menilai bahwa ambulans laut bisa menjadi alternatif sebelum infrastruktur seperti jalan penghubung antar pulau tersedia,” ujarnya, Kamis (13/02/2025).

    Ia memaparkan, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, terdapat 13 daerah dengan total 508 pulau, termasuk pulau-pulau di Kabupaten Sumenep. Dengan kondisi geografis itu, keterbatasan transportasi menjadi hambatan utama bagi warga kepulauan dalam mendapatkan layanan medis darurat.

    “Jangan sampai cerita pilu ibu hamil dari Masalembu yang meninggal di kapal itu terulang lagi. Harus dipikirkan bersama solusinya,” ujarnya.

    Menurutnya, keberadaan ambulans laut dapat menjadi penyelamat bagi warga yang membutuhkan layanan kesehatan darurat. Tetapi yang harus diperhatikan, pengadaan ambulans saja tidak cukup. Harus dibarengi dengan ketersediaan tenaga medis di ambulans tersebut.

    “Di ambulans itu juga harus ada tenaga kesehatan yang mendampingi pasien selama menempuh perjalanan laut. Ini untuk memastikan pasien mendapat penanganan yang tepat sebelum tiba di rumah sakit,” terangnya.

    Ia mengungkapkan, Kabupaten Sumenep layak mendapatkan perhatian lebih, mengingat kontribusi Kabupaten Sumenep dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jatim cukup besar. Terutama dari sektor minyak dan gas bumi yang berada di wilayah kepulauan Sumenep.

    “Sudah selayaknya pemerintah memberikan perhatian lebih kepada masyarakat kepulauan, termasuk dalam penyediaan sarana dan prasarana kesehatan,” tukasnya. (tem/kun)

  • Pemangkasan Anggaran: BMKG Juanda Berhemat, Terapkan WFA Dua Hari Seminggu

    Pemangkasan Anggaran: BMKG Juanda Berhemat, Terapkan WFA Dua Hari Seminggu

    Surabaya (beritajatim.com) –  BMKG Juanda menerapkan work form anywhere (WFA) selama dua hari dalam satu pekan, setelah turun kebijakan pemerintah; terkait pemangkasan anggaran.

    Perubahan sistem kerja WFA itu dikatakan Kepala BMKG Juanda, Taufiq Hermawan. Ia mengatakan, WFA hanya diterapkan ke karyawan reguler di hari Kamis-Jumat.

    “Tidak ada (pengurangan karyawan). Hanya ada work form anywhere dalam satu pekan dua hari, Kamis dan Jumat,” ujar Taufiq Hermawan, Kamis (13/2).

    Dia menjelaskan bahwa kebijakan WFA dua hari ini, bersamaan dengan Surat Edaran (SE) yang ia terima. Di mana, BMKG Juanda harus melakukan penghematan pengeluaran di listrik, telepon, gas, air (LTGA), dan jaringan internet.

    “LPGA dikurangi, karena itu kita menerima surat edarannya. Selain itu biaya seperti pemeliharaan gedung, kantor, halaman kantor ini, masih belum bisa dikerjakan. Karena masih dibahas di pusat,” jelas dia.

    Taufiq menyampaikan, pemangkasan anggaran oleh pemerintah saat ini belum begitu dirasakan dampaknya. Operasional BMKG Juanda selama 24 jam non- stop masih berjalan normal, seperti biasanya.

    “BMKG operasional 24 jam. (Menganggapi terkait kebijakan pemangkasan anggaran ini) yang berwenang memberi saran itu pusat, kita sebagai BMKG faerah hanya menjalankan intruksi,” tandas Taufiq. (rma/ted)

  • Otoritas IKN Akhirnya Dapat Anggaran Rp5,2 Triliun

    Otoritas IKN Akhirnya Dapat Anggaran Rp5,2 Triliun

    Jakarta (beritajatim.com) – Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) yang semula menerima imbas pemotongan anggaran dari Pagu Rp 6,3 triliun menjadi Rp 1,1 triliun, ditambah kembali menjadi Rp 5,2 triliun.

    Anggaran tersebut belum termasuk untuk pembangunan gedung legislatif, yudikatif dan ekosistem pendukungnya yang telah disetujui senilai Rp. 8,1 triliun pada tahun 2025.

    Anggota DPR RI Fraksi PKB Komisi II DPR RI Indrajaya mengatakan, pembangunan IKN itu amanat UU No. 3 Tahun 2022. Sepanjang UU masih berlaku, maka pembangunan terus dijalankan.

    “Bila sebelumnya saya nyatakan tidak ada salahnya menunda IKN karena pemblokiran anggaran, maka saatnya kembali melaksanakan pembangunan sesuai tahapan, tidak usah tergesa-gesa” kata Indra.

    Indra pun menjelaskan, bahwa anggaran IKN juga ada di Kementerian PU. Karena Kementerian PU mengalami pemblokiran anggaran sebesar 80 persen dari DIPA 2025 sebesar Rp 110,95 triliun menjadi Rp 29,57 triliun. Maka, oleh Kementerian PU, anggaran IKN yang semula Rp 60,6 triliun menjadi Rp 14,87 triliun.

    “Tentu saya berharap pada pembahasan anggaran selanjutnya, anggaran IKN akan ditambah, apalagi ini sifatnya pemblokiran yang dimungkinkan dibuka kembali,” ujar Indra. (hen/ted)

  • Ketua DPRD Bondowoso Minta Pemkab tak Literal Terjemahkan Efisiensi Anggaran

    Ketua DPRD Bondowoso Minta Pemkab tak Literal Terjemahkan Efisiensi Anggaran

    Bondowoso (beritajatim.com) – Ketua DPRD Kabupaten Bondowoso, H Ahmad Dhafir, meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso untuk tidak menerjemahkan kebijakan efisiensi anggaran secara literal.

    Menurut Dhafir, pemerintah pusat memang melakukan efisiensi anggaran secara nasional, termasuk dengan memangkas beberapa pos belanja seperti alat tulis kantor (ATK) hingga 90 persen.

    Namun, ia menekankan bahwa Pemkab Bondowoso harus lebih selektif dalam menerapkan kebijakan ini agar tidak berdampak buruk, terutama terhadap tenaga honorer.

    “Saya minta jangan menerjemahkan secara literal. Artinya, anggaran di luar yang dituangkan dalam PMK (Peraturan Menteri Keuangan) Nomor 29 Tahun 2025 itu masih bisa disisir untuk efisiensi. Sehingga anggaran yang ada bisa dialokasikan ke sektor yang sangat dibutuhkan masyarakat, seperti infrastruktur,” ujar Dhafir kepada BeritaJatim.com, Kamis (13/2/2025).

    Ia mengungkapkan, untuk tahun 2025, Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembangunan jalan masih diterima oleh Bondowoso.

    Namun, ada pengurangan signifikan, bahkan beberapa pos untuk pembangunan infrastruktur jalan mengalami pemangkasan hingga nol.

    Oleh karena itu, ia mendorong agar efisiensi dilakukan dengan bijak, sehingga kepentingan masyarakat tetap berjalan.

    Salah satu kekhawatiran utama Dhafir adalah potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap tenaga honorer.

    Ia menegaskan bahwa hal ini bisa berdampak besar, seperti meningkatnya angka pengangguran di Bondowoso.

    “Jangan sampai seperti kabupaten lain, jangan sampai ada PHK massal. Dampaknya luar biasa. Maka, bagaimana honor mereka bisa dijadikan solusi. Prinsipnya, jangan sampai ada PHK,” tegasnya.

    Ia juga menyoroti program pemerintah pusat yang mendorong peningkatan gizi anak untuk mencegah stunting. Menurutnya, kebijakan ini baik, tetapi tidak boleh mengabaikan kondisi ekonomi keluarga.

    “Oke, anak-anak bisa makan bergizi gratis. Tapi kalau orang tuanya di-PHK? Bagaimana mereka bisa bertahan? Artinya, kebijakan pemerintah pusat menyiapkan generasi cerdas dan sehat, tetapi jangan sampai di sisi lain menambah angka pengangguran,” katanya.

    Dhafir pun berharap agar tenaga honorer tetap fokus bekerja, sementara Pemkab dan DPRD Bondowoso akan terus mencari solusi terbaik agar mereka tetap bisa bertahan.

    Pihaknya menekankan agar Pemkab Bondowoso mengedepankan aspek kemanusiaan dalam menerapkan kebijakan efisiensi anggaran.

    Dengan begitu, kebijakan yang diambil tidak hanya mengutamakan penghematan, tetapi juga mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. (awi/ted)

  • Rasio Gini Surabaya Menurun, DPRD: Indikator Pemerataan Ekonomi Membaik

    Rasio Gini Surabaya Menurun, DPRD: Indikator Pemerataan Ekonomi Membaik

    Surabaya (beritajatim.com) – Rasio gini di Kota Surabaya terus menunjukkan tren penurunan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rasio gini di Surabaya pada 2024 sebesar 0,381, mengalami penurunan yang cukup signifikan dibanding tahun 2023 yang sebesar 0,423.

    Rasio gini sendiri adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kesenjangan/disparitas pendapatan masyarakat dalam suatu wilayah. Nilainya antara 0 sampai 1, di mana semakin mendekati 0 maka semakin menunjukkan adanya pemerataan ekonomi yang kian baik di wilayah tersebut. Penurunan rasio gini tersebut juga selaras dengan penurunan kemiskinan menjadi 3,96 persen pada 2024 dari posisi 5,23 persen pada 2021.

    Anggota Badan Anggaran DPRD yang juga Ketua Komisi C DPRD Surabaya Eri Irawan mengatakan, penurunan rasio gini bisa menjadi indikator yang menunjukkan tiga hal terpenting dalam gerak program perekonomian di Kota Pahlawan. Pertama, efektivitas program pembangunan sebagai stimulan dalam mendorong pergerakan ekonomi di masyarakat. Efektivitas program itu tecermin dari kuatnya integrasi antar-program peningkatan ekonomi masyarakat.

    ”APBD bisa menjadi instrumen fiskal untuk menstimulan perekonomian, di antaranya melalui pembangunan infrastruktur, perbaikan ribuan rumah tidak layak huni berbasis padat karya, kehadiran ratusan Rumah Padat Karya di mana ada 133 aset Pemkot Surabaya yang menjadi lahan usaha masyarakat dengan memberdayakan warga kurang mampu di sekitarnya, dan berbagai inisiatif program lainnya,” ujarnya.

    Maka program sejenis yang langsung berdampak ke masyarakat, lanjut Eri, ke depan harus terus diperluas. Efektivitas APBD Surabaya mesti terjaga untuk memastikan semua program berdampak langsung ke masyarakat, termasuk dengan mengurangi belanja alat tulis kantor dan sejenisnya yang bisa disiasati dengan penguatan digitalisasi.

    Hal kedua, lanjut Eri, penurunan rasio gini menunjukkan inklusivitas pertumbuhan ekonomi. Artinya semakin banyak warga masyarakat yang memiliki akses terhadap berbagai potensi sumberdaya ekonomi. Misalnya dengan pelibatan warga untuk dilatih dalam produksi paving yang kemudian hasilnya dibeli untuk penataan kampung di Surabaya.

    ”Lalu juga pelibatan UMKM dalam belanja Pemkot Surabaya seperti melalui toko daring e-Peken yang berdasarkan laporan telah menjangkau lebih dari 4.500 usaha rakyat dengan total transaksi lebih dari Rp150 miliar. Bahkan e-Peken menjadi salah satu toko daring dengan transaksi belanja terbesar berdasarkan basis data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP),” jelas Eri.

    Ketiga, papar Eri, adalah kemampuan membangun inisiatif kolaborasi antar-pemangku kepentingan dalam menggerakkan kesejahteraan sosial-ekonomi di Kota Pahlawan. Hal itu terlihat pada berbagai inisiatif seperti Kampung Madani di mana semua warga di kampung tersebut saling bergotong royong dalam mencari solusi atas masalah sosial-ekonomi di wilayahnya.

    ”Warga yang mampu membantu warga yang kurang mampu. Tradisi sinoman, jimpitan beras, dan sebagainya menjadi budaya di kampung-kampung, saling melengkapi dengan intervensi program yang dijalankan pemerintah,” jelas Eri.

    Inisiatif kolaborasi lainnya juga terlihat pada pelibatan UMKM dalam menyuplai kebutuhan hotel, sektor swasta, sampai seragam pelajar gratis di Surabaya. ”Bahkan dunia usaha bergotong royong membantu bedah rumah dan beasiswa bagi anak-anak muda. Itu semua menjadi pendorong penurunan tingkat kesenjangan,” ujarnya.

    Namun, Eri mengingatkan bahwa penurunan rasio gini bukan menjadi satu-satunya indikator inklusivitas perekonomian secara mutlak. Dia mendorong berbagai program pro-rakyat yang sudah berjalan terus diperluas.

    “Pemkot Surabaya harus terus mendorong langkah yang sudah tepat saat ini menjadi lebih masif, terutama dalam memastikan warga memiliki akses yang cukup pada sumberdaya ekonomi, serta mengurangi beban pengeluaran warga pada sektor-sektor dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan ruang tinggal,” ujar mantan pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jatim tersebut. [asg/beq]

  • Efisiensi Anggaran, KPU Pasuruan Kembalikan 6 Mobil Dinas

    Efisiensi Anggaran, KPU Pasuruan Kembalikan 6 Mobil Dinas

    Pasuruan (beritajatim.com) – Efisiensi anggaran tak hanya berdampak pada pemerintah daerah, namun juga berimbas pada Komisi Pemilihan Umum (KPU). Enam mobil dinas KPU Kabupaten Pasuruan telah dikembalikan pada Kamis (13/2/2025).

    Sekretaris KPU Kabupaten Pasuruan, Sherla Rusdianto, membenarkan informasi tersebut saat ditemui di kantornya. “Sudah dikembalikan masing-masing untuk enam mobil dinas di KPU. Hari ini terakhir pengembalian mobilnya. Jadi komisioner sudah tidak memakai mobil dinas per tanggal ini,” ungkapnya.

    Sherla menjelaskan bahwa mobil dinas yang digunakan komisioner KPU bukan berasal dari anggaran pilkada, melainkan dari anggaran KPU Provinsi. KPU Kabupaten Pasuruan hanya menerima manfaatnya. “Jadi untuk anggarannya sendiri langsung dari pemerintah provinsi, kita hanya menerima manfaatnya. Untuk totalnya KPU Kabupaten Pasuruan telah memanfaatkan mobil dinas selama dua tahun,” tambahnya.

    Saat ditanya terkait berapa lama seharusnya KPU Kabupaten Pasuruan menerima manfaat mobil dinas, Sherla enggan menjawab. Hal ini dikarenakan anggaran untuk memanfaatkan mobil dinas langsung dilakukan oleh KPU Provinsi.

    Tak hanya KPU, mobil dinas Bawaslu Kabupaten Pasuruan juga akan dikembalikan pada Rabu (19/2/2025). “Dua kendaraan yang sudah ditarik itu untuk sekretariat dan sentra gakkumdu. Nanti milik komisioner juga akan dikembalikan. Sekarang agendanya tidak terlalu padat, jadi mobilitasnya menurun dibanding saat tahapan kemarin,” jelas Arie. [ada/beq]

  • Pacitan Luncurkan Program CKD, DPRD Pertanyakan Biaya Lanjutan Pasien

    Pacitan Luncurkan Program CKD, DPRD Pertanyakan Biaya Lanjutan Pasien

    Pacitan (beritajatim.com) – Program cek kesehatan gratis (CKG) resmi diluncurkan di Kabupaten Pacitan. Program ini merupakan inisiatif Pemerintah Pusat yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan serta mendukung deteksi dini berbagai penyakit.

    Ketua Komisi II DPRD Pacitan, Rudi Handoko, menekankan pentingnya persiapan dan perencanaan yang matang agar program ini berjalan optimal. Ia menegaskan bahwa program cek kesehatan gratis sangat bermanfaat bagi masyarakat. Sekaligus menjadi bukti kehadiran Pemerintah dalam menjamin kesehatan warga khususnya di Kabupaten Pacitan.

    “Pada prinsipnya, program ini sangat baik. Masyarakat harus benar-benar merasakan manfaatnya, dan Pemerintah harus memastikan layanan ini bisa menjangkau seluruh warga yang membutuhkan,” kata Rudi Handoko, Kamis (13/02/2025).

    Politisi Partai Demokrat itu juga berencana berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk mengetahui respon masyarakat. Selain itu juga mengetahui jenis penyakit yang mendapatkan fasilitas pemeriksaan gratis tersebut.

    Ia juga mempertanyakan, bagaimana tindak lanjut bagi pasien dengan penyakit berat yang membutuhkan rujukan. Apakah biaya pengobatan lanjutan, juga akan ditanggung dalam program ini.

    “Kita harus tanyakan ke Dinas Kesehatan, bagaimana jika penyakit yang terdeteksi masuk kategori berat dan perlu dirujuk? Apakah itu juga gratis? Ini yang perlu diperjelas agar masyarakat tidak bingung,” ungkapnya

    Lebih lanjut, Rudi menyoroti pentingnya pendataan by name by address agar program ini berjalan efektif, dan menyasar masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Serta memastikan warga yang akan periksa tengah berulang tahun.

    “Kami berharap program ini sukses dan bisa meningkatkan kesehatan masyarakat Pacitan secara keseluruhan,” pungkasnya.

    Cek kesehatan gratis sudah dimulai, baik untuk bayi baru lahir, balita, dewasa, maupun lansia. Program ini bisa dilakukan di seluruh Puskesmas di Indonesia dengan berbagai jenis skrining untuk memeriksa kesehatan masyarakat. [end/but]

  • BBWS Bengawan Solo Bantah Beri Rekomtek untuk Proyek Tembok Penahan Tebing Rp40 M di Bojonegoro

    BBWS Bengawan Solo Bantah Beri Rekomtek untuk Proyek Tembok Penahan Tebing Rp40 M di Bojonegoro

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Maryadi Utama, mengonfirmasi bahwa pihaknya tidak pernah mengeluarkan rekomendasi teknis (Rekomtek) untuk pembangunan tembok penahan tebing senilai Rp40 miliar di Sungai Bengawan Solo, tepatnya di Desa Lebaksari, Kecamatan Baureno.

    “Tidak ada koordinasi dan tidak pernah (mengeluarkan Rekomtek),” ujarnya saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Kamis (13/2/2025).

    Menurut data di website BBWS Bengawan Solo, Rekomtek adalah syarat teknis yang harus dipenuhi dalam pemberian izin dan dikeluarkan oleh Unit Pelaksana Teknis Kementerian PUPR, dalam hal ini adalah Balai Besar Wilayah Sungai.

    Rekomtek bukanlah izin untuk penggunaan Sumber Daya Air. Izin Penggunaan Sumber Daya Air harus diperoleh dari Pemerintah Pusat/Kementerian PUPR.

    Tembok penahan tebing yang diserahterimakan pada 23 Desember 2024 dan ambles ini sudah dibayar lunas oleh Pemkab Bojonegoro melalui Dinas PU SDA. Proyek yang dibangun oleh PT Indopenta Bumi Permai asal Surabaya ini diduga ambles pada 27 Desember 2024.

    Kepala Bidang SDA Dinas PU SDA Bojonegoro, Iwan Kristian, menyampaikan pernyataan yang berbeda. Menurutnya, pembangunan tembok penahan tebing tersebut sudah ada kerja sama dengan BBWS selaku pemilik wilayah. “Nggih, sudah ada MoU,” ujarnya.

    Saat ini, proyek senilai Rp39,6 miliar ini masih dalam masa pemeliharaan oleh pihak kontraktor. Pihak kontraktor telah menyatakan kesanggupannya untuk memperbaiki pelindung tebing yang ambles.

    “Rekanan sudah punya kesanggupan dan pernyataan (menyelesaikan) 150 hari kerja, walaupun batas akhirnya Desember 2025,” kata Iwan Kristian.

    PT Indopenta Bumi Permai mengaku telah melakukan langkah awal untuk penanganan ambrolnya pelindung tebing, seperti pengangkatan beban bronjong dan menyiapkan material serta alat berat di lokasi.

    “Proyek sudah masuk masa pemeliharaan. Langkah awal sudah kita laksanakan yaitu pengangkatan beban bronjong,” ujar Pelaksana Lapangan PT Indopenta Bumi Permai, Ardhiyana, Selasa (11/2/2025). [lus/beq]

  • 232 Mobil Dinas KPU Seluruh Jatim Ditarik Imbas Anggaran Disunat

    232 Mobil Dinas KPU Seluruh Jatim Ditarik Imbas Anggaran Disunat

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebanyak 232 unit mobil dinas KPU seluruh Jawa Timur (Jatim) ditarik oleh KPU Jatim. Hal ini imbas anggaran KPU yang disunat

    Sekretaris KPU Provinsi Jatim, Nanik Karsini memastikan bahwa anggaran KPU RI dipangkas sebesar Rp893 miliar. Hal itu berdampak pada operasional KPU di tingkat pusat hingga kabupaten/kota.

    Akibatnya, KPU Jatim menarik 232 unit kendaraan untuk dikembalikan kepada vendor. Seluruh mobil tersebut sebelumnya digunakan untuk operasional lima komisioner dan sekretaris KPU seluruh Jatim.

    Selain itu, kendaraan operasional pejabat eselon III di KPU Jatim turut dikembalikan ke vendor. Ratusan mobil tersebut saat ini dikumpulkan di sebuah gudang di Sidoarjo dan Mojokerto.

    “Terakhir pengembalian mobil operasional itu pada 14 Februari 2025. Pengembalian itu karena kebijakan efisiensi anggaran,” tuturnya.

    Terkait operasional KPU kabupaten/kota pasca pengembalian mobil operasional, sesuai arahan KPU pusat, diharapkan mengoptimalkan kendaraan yang sudah ada.

    “Dari pengadaan tahun-tahun sebelumnya, KPU kabupaten dan kota paling tidak masing-masing punya 2 unit kendaraan operasional,” ujarnya.

    Bagi KPU kabupaten/kota yang punya lebih, bisa meminjamkan ke daerah yang kekurangan kendaraan operasional. “Kendaraan di KPU Jatim bisa juga dipinjamkan jika diperlukan,” tuturnya. [tok/beq]