Category: Beritajatim.com Politik

  • Mas Rusdi Dorong Disperindag Pasuruan Bertransformasi di Era Digital

    Mas Rusdi Dorong Disperindag Pasuruan Bertransformasi di Era Digital

    Pasuruan (beritajatim.com) – Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, memberikan arahan strategis kepada jajaran Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Pasuruan sebagai upaya mendorong perubahan paradigma kerja pegawai di era digital.

    Dalam arahannya, Mas Rusdi menegaskan bahwa dinamika perekonomian telah bergeser dari model konvensional ke digital. Ia meminta Disperindag untuk tidak hanya fokus pada pengelolaan pasar tradisional, namun juga aktif dalam mendukung pelaku industri, UMKM, dan IKM agar tetap bertahan dan berkembang.

    “Sekarang ini era perekonomian sudah berubah. Pemerintah punya tugas membantu pelaku industri, UMKM, dan IKM agar tetap survive,” tegasnya.

    Mas Rusdi juga menyoroti pentingnya digitalisasi sebagai peluang besar bagi pelaku usaha kecil. Ia menyiapkan program pelatihan penjualan daring bagi UMKM, sebagai langkah konkret dalam memperluas akses pasar.

    “Kita harus siapkan pelatihannya, agar UMKM kita tidak tertinggal dan bisa bersaing,” ujarnya. Ia menekankan bahwa Disperindag memiliki peran vital dalam mendorong kemajuan ekonomi daerah.

    Lebih jauh, Mas Rusdi mengajak seluruh pegawai Disperindag untuk bersatu dan berkomitmen membangun Kabupaten Pasuruan yang lebih baik. Ia mengingatkan pentingnya dedikasi sebagai abdi negara dalam memberikan pelayanan publik.

    “Ayo kita buat kebijakan strategis yang berpihak pada masyarakat. Dahulukan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi,” tegasnya.

    Ia menekankan bahwa ASN harus menunjukkan kontribusi nyata. “Kita ini abdi. Kalau tidak berhasil, kita harus malu,” imbuhnya. Mas Rusdi menargetkan Disperindag menjadi instansi yang inovatif dan solutif di tengah tantangan zaman.

    Arahan ini diharapkan menjadi titik tolak semangat baru bagi Disperindag Kabupaten Pasuruan untuk menciptakan kebijakan yang berdampak langsung pada pelaku usaha kecil dan menengah. [ada/beq]

  • Pemkab Magetan Matangkan Koperasi Merah Putih

    Pemkab Magetan Matangkan Koperasi Merah Putih

    Magetan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan mempercepat pembentukan Koperasi Merah Putih di seluruh desa dan kelurahan sebagai langkah strategis memperkuat ekonomi kerakyatan. Upaya ini sejalan dengan instruksi pemerintah pusat yang menargetkan penguatan kelembagaan koperasi berbadan hukum di tingkat akar rumput.

    Penjabat Sekretaris Daerah Magetan, Winarto, menyampaikan bahwa Pemkab Magetan telah menjalin koordinasi lintas sektor demi mempercepat realisasi program ini. “Kita kerja sama dan kolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Dinas Koperasi, dan seluruh potensi yang ada. Sosialisasi juga sudah dilakukan sampai ke tingkat desa,” ujarnya.

    Koperasi Merah Putih diharapkan menjadi wadah pengembangan potensi desa, seperti penguatan UMKM, sektor pertanian, hingga pengolahan produk lokal. “Tujuannya jelas untuk kesejahteraan masyarakat. Skema bisnisnya nanti disesuaikan dengan potensi lokal masing-masing desa,” tambahnya.

    Setiap koperasi akan dilengkapi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) sebagai acuan operasional, disesuaikan dengan karakteristik masing-masing wilayah. Tahap awal program ini menunjuk dua desa per kecamatan sebagai proyek percontohan, lengkap dengan pendanaan awal untuk keperluan legalitas, termasuk notaris.

    “Jangan sampai salah paham, ini bukan hibah Rp3 miliar atau Rp5 miliar seperti rumor yang beredar. Pendanaan yang dimaksud adalah untuk kebutuhan awal legalitas koperasi. Dan ini yang didanai adalah dua desa dari 18 kecamatan di Magetan,” tegas Winarto. Ia juga menambahkan bahwa bentuk dukungan keuangan bukan hibah, tetapi kemungkinan akses pinjaman lunak melalui lembaga keuangan resmi.

    Pemerintah menargetkan koperasi-koperasi ini sudah berdiri dan berbadan hukum pada Juli 2025. “Pembinaan sudah dilakukan, sosialisasi terus berjalan, dan camat-camat juga sudah turun langsung. Harapannya, semua desa dan kelurahan di Magetan bisa memiliki Koperasi Merah Putih,” lanjutnya.

    Sementara itu, Kepala Bagian Tata Pemerintahan Magetan, Setiya Widayaka, menyatakan bahwa 28 kelurahan di Magetan juga akan membentuk Koperasi Merah Putih, dengan pendanaan berasal dari APBD, sedangkan untuk desa bersumber dari APBDes.

    ”Kami juga sudah memberikan sosialisasi pada kelurahan melalui kecamatan. Rencananya pembentukan Koperasi Merah Putih ini bakal serentak seluruh Indonesia pada 12 Juli atau bertepatan dengan Hari Koperasi,” ungkap Setiya.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Magetan tahun 2024, terdapat 887 koperasi aktif. Sebanyak 263 merupakan koperasi wanita, 104 koperasi pertanian, 96 koperasi simpan pinjam pembiayaan syariah, dan 93 koperasi serba usaha. Dari jumlah itu, 66,67 persen bergerak di bidang konsumsi perdagangan, 19,38 persen di sektor jasa/simpan pinjam, 11,48 persen di sektor serba usaha, 1,98 persen koperasi buruh/karyawan, 0,37 persen koperasi produksi industri, dan 0,12 persen merupakan koperasi pusat non-KUD. [fiq/beq]

  • Menang Gugatan Atas Penguasaan Kantor Demokrat Jatim, Siapa Bonie Laksmana?

    Menang Gugatan Atas Penguasaan Kantor Demokrat Jatim, Siapa Bonie Laksmana?

    Surabaya (beritajatim.com) – Bonie Laksmana, mantan Sekretaris DPD Partai Demokrat Jawa Timur, baru-baru ini memenangkan gugatan hukum terkait penguasaan kantor DPD Demokrat Jatim. Pengadilan Negeri Surabaya menyatakan gedung yang terletak di Jalan Kertajaya Indah Timur No. 82, Surabaya, adalah milik pribadi Bonie, bukan aset partai.

    Putusan ini menandai akhir dari sengketa panjang antara Bonie dan DPD Demokrat Jatim yang saat ini dipimpin oleh Emil Elestianto Dardak. Dalam perkara No. 1151/Pdt.Bth/2024/PN.Sby, majelis hakim PN Surabaya menolak seluruh gugatan Partai Demokrat.

    Pria kelahiran 6 Februari 1973 ini bukanlah sosok baru dalam dunia politik. Sebagai putra sulung mantan Wali Kota Madiun dua periode, Bambang Irianto, Bonie kenyang akan pengalaman politik.

    Bonie pernah menjabat sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Madiun dan Sekretaris DPW Partai Demokrat Jatim. Di bawah kepemimpinannya, Demokrat berhasil meraih kursi di DPRD Kota Madiun pada Pemilu 2009 dan 2 kursi DPR RI di Dapil 8 Jatim pada Pemilu 2014.

    Bonie juga menjadi konsultan politik untuk Partai Perindo dalam Pemilu 2024. Pada Pileg 2024 tersebut, Perindo menjadi partai pemenang di Kota Madiun hingga meraih Kursi Ketua DPRD.

    Selain kiprahnya di dunia politik, Bonie juga memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni. Bonie menempuh pendidikan dasar hingga menengah di Kota Madiun, yaitu di SDN Madiun Lor (Endrakila), SMPN 1 Kota Madiun, dan SMAN 3 Kota Madiun. Kemudian melanjutkan studi di Universitas Trisakti Jakarta jurusan Teknik Industri.

    Bonie kemudian melanjutkan pendidikan dan meraih gelar Master di bidang Keuangan dari University of Houston, Texas, Amerika Serikat, pada 1999, dan menerima penghargaan Delta Mu Delta.

    Bonie juga maju pada Pilwali Kota Madiun 2024. Bonie berpasangan dengan Bagus Rizki Dinarwan dalam Pilkada Kota Madiun 2024, dengan dukungan dari Partai Golkar dan Perindo. Namun, harus kandas oleh petahana Maidi – Bagus. [asg/beq]

  • Viral Pelaku Jaranan Tak Senonoh, Disbudpar Banyuwangi Ingatkan Jaga Marwah Kesenian

    Viral Pelaku Jaranan Tak Senonoh, Disbudpar Banyuwangi Ingatkan Jaga Marwah Kesenian

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) bersama Dewan Kesenian Blambangan menggelar pertemuan dengan para ketua kelompok kesenian jaranan dan barong se-Banyuwangi, Senin sore (19/5/2025). Pertemuan ini menjadi respons atas viralnya aksi tak senonoh dalam sebuah pertunjukan jaranan beberapa waktu lalu.

    Berlokasi di Pendopo Pelinggihan Disbudpar, forum ini digelar sebagai bentuk evaluasi menyeluruh dan edukasi kepada seluruh pelaku seni jaranan di Banyuwangi. Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Banyuwangi, Dewa Alit Siswanto, menyebut awalnya hanya dua kelompok yang diundang, namun akhirnya diperluas untuk seluruh kelompok jaranan.

    “Sebenarnya awalnya kami hanya mengundang dua kelompok kesenian yang terlibat. Namun, pimpinan memutuskan untuk mengundang seluruh kelompok jaranan di Banyuwangi agar evaluasi ini lebih menyeluruh dan dapat menjadi pembelajaran bersama,” ujar Dewa Alit.

    Dewa Alit menekankan bahwa peristiwa ini harus menjadi momentum bersama untuk menjaga nama baik kesenian tradisional, apalagi saat ini Kementerian Kebudayaan tengah mengusulkan Jaranan sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO.

    “Kami berharap para pelaku seni jaranan dan konten kreator dapat share hal-hal yang baik. Kita jaga bersama supaya nama jaranan Banyuwangi semakin baik,” katanya.

    Ketua Dewan Kesenian Blambangan, Hasan Basri, menyebut forum ini penting sebagai ruang refleksi dan perbaikan bersama. “Kami melihat hikmah dari kejadian ini. Dengan mendengar masukan dari para pelaku seni, kita bisa mengetahui persoalan yang mereka hadapi dan harapan mereka ke depan,” ujarnya.

    Dua kelompok kesenian yang sempat viral juga hadir dan menyatakan komitmen memperbaiki diri. Ketua Sanggar Barong Lintang Joyo Kusumo, Asis Marsuki, menyampaikan permintaan maaf dan siap mendukung surat kesepakatan bersama. Ketua Sanggar Jaranan Arum Sari, Sucipto Hadi, juga mengaku siap berbenah dan mematuhi aturan yang disepakati.

    Dalam forum tersebut, seluruh ketua kelompok menandatangani Surat Kesepakatan Bersama yang memuat enam poin penting. Di antaranya adalah kewajiban menjaga etika dan estetika pertunjukan, larangan terhadap unsur pornoaksi, SARA, pelanggaran hukum, serta komitmen menjaga ketertiban dan kerukunan antar kelompok.

    Kesepakatan tersebut akan menjadi pedoman bersama, dan setiap pelanggaran akan dikenai sanksi sesuai aturan yang berlaku. Sebagai tindak lanjut, para pelaku seni akan menggelar diskusi lanjutan guna menyusun pakem pertunjukan jaranan Banyuwangi secara lebih komprehensif. [alr/beq]

  • Harkitnas, KH Kholilurrahman: Mari Bangkit Bersama Menuju Pamekasan Maju

    Harkitnas, KH Kholilurrahman: Mari Bangkit Bersama Menuju Pamekasan Maju

    Pamekasan (beritajatim.com) – 20 Mei merupakan hari yang penting bagi Indonesia karena menandai awal dari perjuangan bangsa meraih kemerdekaan, sekaligus menandakan sebagai Hari Kebangkitan Nasional seiring dengan berdirinya organisasi Budi Utomo, pada 20 Mei 1908 silam.

    Organisasi dengan nama awal Boedi Oetomo merupakan organisasi pertama di Indonesia sebelum kemerdekaan, keberadaannya diperingati untuk dijadikan sebagai momentum membangkitkan semangat nasionalisme dan persatuan bangsa di tengah penjajahan.

    Momentum Harkitnas ke-177 Tahun 2025 mengusung tema ‘Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat’, mencerminkan semangat kolektif seluruh elemen bangsa untuk melanjutkan perjuangan membangun Indonesia tangguh dan berdaya saing.

    “Hari Kebangkitan Nasional bukan hanya sekadar memperingati tanggal, tetapi juga untuk memotivasi semangat persatuan, kesadaran nasional, dan memperkuat jati diri bangsa,” kata Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman, Selasa (20/5/2025).

    Lebih lanjut disampaikan jika Hakitnas menjadi tonggak awal kesadaran nasionalisme melalui bentuk kesadaran masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. “Keberadaan awal organisasi Budi Utomo ini menjadi awal perjuangan terorganisir, dan tentu saja pergerakan menuju kemerdekaan,” ungkapnya.

    Bahkan bupati yang akrab disapa Kiai Kholil, juga menegaskan jika kebangkitan nasional mencakup berbagai aspek dalam sisi kehidupan berbangsa dan bernegara. “Mulai dari sisi politik, kemudian sisi sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Serta banyak lagi sisi lain yang harus kita bangkitkan bersama,” jelasnya.

    “Maka dari itu, kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama menjadikan Hari Kebangkitan Nasional sebagai titik awal kebangkitan bersama, mari kita bangkit bersama untuk Pamekasan Maju,” pungkasnya.

    Untuk diketahui, organisasi Budi Utomo didirikan oleh dr Sutono bersama rekan seperjuangannya di Sekolah Kedokteran Tinggi (STOVIA), sekaligus menjadi titik awal kebangkitan nasional, di mana rakyat Indonesia mulai aktif memperjuangkan kemerdekaan.

    Selain itu, kebangkitan nasional sekaligus menandakan bangkitnya semangat nasionalisme, persatuan dan kesatuan bangsa yang muncul dari para rakyat, terutama kalangan anak muda. Salah satunya melalui cara mengembangkan diri melalui gerakan organisasi yang sebelumnya tidak pernah muncul selama masa penjajahan.

    Kebangkitan nasional sekaligus menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia, bersatu padu mengusir penjajah dan menghapus penjajahan dari Indonesia, yang selanjutnya Indonesia berhasil mendeklarasikan diri sebagai Negera Merdeka pada 17 Agustus 1945. [pin/ted]

  • Tersentuh dan Miris: Wabup Sidoarjo Relokasi Mbah Tasriban dari Gubuk Dekat Lumpur Lapindo

    Tersentuh dan Miris: Wabup Sidoarjo Relokasi Mbah Tasriban dari Gubuk Dekat Lumpur Lapindo

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Keprihatinan Wakil Bupati Sidoarjo Hj. Mimik Idayana terhadap warganya yang masih bertempat tinggal di rumah tidak layak huni langsung ditunjukkan dengan aksi nyata.

    Tasriban seorang lanjut usia yang sebatang kara hidup dalam gubuk dekat tanggul kolam penampungan lumpur Lapindo di Desa Ketapang, Kecamatan Tanggulangin, dibantu untuk bersedia pindah ke tempat kos yang lebih layak.

    Hj. Mimik Idayana datang berkunjung dengan mengajak Baznas Sidoarjo. Hj. Mimik memberikan bantuan sembako dan peralatan kebutuhan sehari-hari kepada Tasriban. Selain itu Mimik juga menawarkan tempat tinggal yang lebih layak di kos milik wabup.

    “Saya menawarkan fasilitas di kos saya dan Alhamdulillah Mbah Tasriban bersedia untuk pindah. Nantinya, untuk kebutuhan sehari-harinya juga akan saya tanggung, agar bisa menjalani hidup dengan lebih tenang dan nyaman,” ujarnya Senin (20/5/2025).

    Hj. Mimik menambahkan soal kondisi warga yang ada, sebagai pemimpin daerah merasa mempunyai tanggungjawab bersama Baznas untuk membantu meringankan beban masyarakat yang kurang mampu di Sidoarjo. “Pemerintah harus hadir di tengah kehidupan masyarakat yang tidak mampu,” imbuhnya.

    Sekedar diketahui, dalam keseharian Tasriban tinggal sendirian di sana. Sebatangkara. Sehari-hari Tasriban menggantung- kan hidupnya dengan memungut botol bekas dan barang rongsok lainnya untuk dijual. Penghasilan- nya yang minim hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari . [isa/aje]

  • Puluhan Honorer di-PHK, DPRD Blitar Singgung Kepentingan Politik hingga Wali Kota

    Puluhan Honorer di-PHK, DPRD Blitar Singgung Kepentingan Politik hingga Wali Kota

    Blitar (beritajatim.com) – Komisi 2 DPRD Kota Blitar geram atas adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) puluhan tenaga honorer di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Blitar. Wakil Ketua Komisi 2 DPRD Kota Blitar, Nuhan Eko Wahyudi bahkan sempat menyinggung soal kepentingan politik hingga Wali Kota Blitar.

    Nuhan dengan tegas menolak adanya PHK terhadap 26 tenaga honorer di 2 dinas tersebut. Politikus PPP (Partai Persatuan Pembangunan) menyebut jika ada janji politik, maka dirinya mempersilahkan Wali Kota Blitar untuk menambah jumlah tenaga honorer namun jangan ada PHK.

    “Intinya dari DPRD meminta tidak ada PHK. Bahkan jika perlu perpanjangan tetap dipertahankan orang-orang yang lama, kalau misalkan ada kepentingan politik ya, mungkin kepala daerah punya janji kepada yang mereka ini maka silahkan tambah tenaga tidak apa-apa, tapi jangan diberhentikan yang sudah bekerja kasihan,” ucap Nuhan, Selasa (20/5/2025).

    Secara garis besar, DPRD Kota Blitar meminta agar PHK yang sudah terjadi dibatalkan. DPRD Kota Blitar pun telah memanggil kedua dinas tersebut untuk menindaklanjuti rekomendasi pembatalan PHK.

    DPRD Kota Blitar pun berjanji tidak akan tinggal diam jika PHK ini tetap dilangsungkan dan tidak dibatalkan. Panitia Khusus (Pansus) pun akan dibentuk DPRD Kota Blitar jika PHK terhadap 26 honorer tersebut tetap berjalan.

    “Kita tidak akan tinggal diam. Ini seburuk-buruk kemungkinan ya tapi mudah-mudahan tidak, kalau itu nanti tetap dilakukan PHK kita akan buat Pansus,” ujarnya.

    Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Blitar, Edy Wasono mengakui bahwa di OPD (Organisasi Perangkat Daerah) memang ada PHK terhadap tenaga harian lepas. Total ada 16 tenaga harian lepas yang di-PHK di Disbudpar Kota Blitar.

    “Hasil rekomendasi Komisi 2 DPRD bahwa yang pertama itu perlu ada tanggapan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata atas pemberhentian tenaga kebersihan dan keamanan, dan kami akan memanggil pihak ketiga untuk menindak lanjuti rekomendasi dari Komisi 2 DPRD,” ungkapnya.

    Sebagai informasi, sebanyak 10 orang tenaga harian lepas yang bekerja di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Blitar mengalami pemutusan hubungan kerja atau PHK. Bukan hanya di Dispora, sebanyak 16 tenaga harian lepas yang bekerja di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Blitar juga mengalami hal yang sama. [owi/aje]

  • PKB Jabar Luncurkan 200 Ambulans, Ning Ais: Bukan Seremoni, Ini Gerakan Kemanusiaan

    PKB Jabar Luncurkan 200 Ambulans, Ning Ais: Bukan Seremoni, Ini Gerakan Kemanusiaan

     

    Surabaya (beritajatim.com) – Ketua Harian DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Ais Shafiyah Asfar, menyampaikan apresiasi besar atas langkah konkret DPW PKB Jawa Barat (Jabar) yang meluncurkan 200 unit ambulans dalam Apel Siaga Tanggap Gerak Darurat. Menurutnya, peluncuran ini bukan sekadar seremoni, tetapi wujud dedikasi partai terhadap kerja-kerja kemanusiaan.

    Ning Ais sapaan lekatnya menyebut langkah DPW PKB Jawa Barat yang mengalokasikan anggaran senilai Rp91 miliar untuk pengadaan ambulans sebagai respons langsung atas amanah rakyat. Dia menegaskan bahwa PKB akan terus hadir setiap saat, bukan hanya dalam momentum politik.

    “Sebagai Ketua Harian DPP PKB, saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada DPW PKB Jawa Barat yang telah menginisiasi Apel Siaga Tanggap Gerak Darurat sekaligus meluncurkan 200 unit ambulans untuk kebutuhan masyarakat dengan total 91 miliar untuk rakyat seluruh Jawa Barat,” ujar Ning Ais, Selasa (20/5/2025).

    Ning Ais menambahkan bahwa peluncuran armada ambulans ini adalah bentuk keberanian partai untuk selalu dekat dengan rakyat yang membutuhkan. Menurut dia, inisiatif ini mencerminkan semangat PKB untuk menjawab kebutuhan riil masyarakat.

    “Hari ini, kita bukan hanya melepas 200 ambulans, tapi juga melepas harapan dan keberanian untuk selalu hadir di tengah rakyat yang membutuhkan,” kata politisi muda ini.

    Ning Ais juga menegaskan bahwa komitmen PKB terhadap rakyat tidak bersifat musiman. Menurutnya, PKB hadir bukan hanya saat menjelang pemilu, tetapi terus bekerja tanpa henti dalam setiap lini kehidupan sosial.

    “PKB akan terus menjadi garda terdepan dalam kerja-kerja kemanusiaan. Ini adalah bentuk nyata bahwa PKB tidak hanya peduli masyarakat dalam politik lima tahunan, melainkan setiap jam mendedikasikan untuk rakyat,” tegasnya.

    Ais berharap langkah inspiratif dari DPW PKB Jawa Barat ini dapat menjadi contoh bagi wilayah lain. Dia mendorong seluruh DPW PKB di Indonesia untuk mereplikasi gerakan serupa demi pelayanan kemanusiaan yang lebih luas.

    “Kami berharap inisiatif luar biasa ini bisa direplikasi oleh DPW PKB di seluruh Indonesia,” tandas Ais.[asg/aje]

  • Pemkab Mojokerto Luncurkan Aplikasi Suhita Mobile, Dorong Efisiensi Kinerja ASN

    Pemkab Mojokerto Luncurkan Aplikasi Suhita Mobile, Dorong Efisiensi Kinerja ASN

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto resmi meluncurkan aplikasi Sistem Unggah Hitung Data Kinerja (Suhita) Mobile sebagai inovasi untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN). Peluncuran aplikasi ini dilakukan langsung oleh Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra.

    Peluncuran Suhita Mobile dalam kegiatan pelatihan Leaders Alignment Program di salah satu hotel di Kecamatan Trawas ini menjadi bagian penting dari upaya transformasi digital di lingkungan pemerintahan. Program ini bertujuan menciptakan sinergi dan keselarasan kepemimpinan demi mendukung pencapaian visi, misi, dan tujuan strategis Pemkab Mojokerto.

    Kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 60 peserta, yang terdiri dari Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat Administrator, para Camat, Direktur RSUD R.A. Basoeni, Kepala Bagian di Sekretariat Daerah, hingga Direktur BUMD. Turut hadir Wakil Bupati Mojokerto, Ketua Tim Penggerak PKK, serta tim pelatih dari Accelerated Transformation Consulting International.

    Dalam sambutannya, Gus Barra (sapaan akrab, red) menekankan pentingnya kepemimpinan yang adaptif dan kolaboratif di tengah dinamika perubahan. Di era yang penuh dengan perubahan dan tantangan, kita memerlukan pemimpin yang adaptif dan kolaboratif,” ungkapnya, Senin (19/5/2025).

    Suhita Mobile, lanjutnya, dirancang sebagai aplikasi berbasis smartphone yang memudahkan pegawai dalam melaporkan kinerja secara cepat dan efisien. Dengan aplikasi tersebut, pihaknya berharap pelaporan kinerja ASN menjadi lebih cepat, akurat, dan produktif. Gus Barra juga mendorong seluruh ASN untuk memanfaatkan teknologi informasi secara maksimal.

    “Termasuk pola kerja fleksibel seperti bekerja dari rumah atau lokasi lainnya jika diperlukan. Melalui peluncuran Suhita Mobile dan pelatihan ini, Pemkab Mojokerto berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan responsif kepada masyarakat,” tegasnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Gus Barra memberikan penghargaan kepada Bagian Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Daerah yang berhasil meraih Indeks Profesionalitas ASN Individu Tahun 2023 kategori tinggi. Ia berharap prestasi tersebut dapat menjadi motivasi bagi perangkat daerah lainnya untuk terus meningkatkan kinerja dan profesionalisme. [tin/ian]

  • DPRD Jember: BPKAD Tak Punya Bukti Kepemilikan Pemandian Patemon

    DPRD Jember: BPKAD Tak Punya Bukti Kepemilikan Pemandian Patemon

    Jember (beritajatim.com) – Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Jember, Jawa Timur, tidak memiliki bukti kepemilikan destinasi wisata pemandian di Desa Patemon, Kecamatan Tanggul. Demikian kesimpulan sementara usai rapat dengar pendapat Komisi C DPRD Jember, Senin (19/5/2025).

    “Kami menerima surat oengaduan dari masyarakat soal kepemilikan lahan di objek wisata pemandian Patemon, Ada tujuh ahli waris yang membawa bukti kepemilikan dan menurut kami bukti itu benar adanya,” kata Wakil Ketua Komisi C DPRD Jember Ikbal Wilda Fardana.

    Pemkab Jember menguasai lahan pemandian sekitar 2,7 hektare. Warga mengklaim lahan pintu masuk seluas 1.740 meter persegi adalah milik Pak Suha, Sementara di bagian dalam pemandian, ada persil atas nama Mbah Kacung seluas 1,2 hektare. Ada 33 orang ahli waris yang saat ini mengklaim lahan tersebut.

    Mereka mengantongi bukti petok, bukti pembayaran pajak, dan gambar bidang obyek tanah dari Badan Pertanahan Nasional yang menunjukkan bahwa tanah itu belum bersertifikat.

    Renal Shendra Hermawan, juru bicara keluarga ahli waris, memperkirakan hanya tujuh ribu meter persegi yang dimiliki Pemkab Jember. “Selebihnya itu tanah masyarakat,” katanya.

    Komisi C sempat menanyakan bukti kepemilikan oleh pemerintah daerah kepada BPKAD, “BPKAD masih belum mempunyai data. Makanya kami dapat menyimpulkan untuk sementara ini apa yang disampaikan para ahli waris adalah benar,” kata Ikbal.

    Dicky Giantara, staf fungsional Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Jember, mengakui jika Pemkab Jember belum memiliki sertifikat tanah lahan tersebut. “Kami sudah melakukan pengajuan atas objek tersebut, yang nantinya akan di-SHP-kan (SHP adalah Sertifikat Hak Pakai) atas nama Pemkab Jember pada 2021-2022,” katanya.

    Komisi C memberikan kesempatan kepada BPKAD Jember untuk menunjukkan data pembanding. Sejauh ini, BPKAD hanya mencatat pemandian Patemon sebagai KIB (Kartu Inventaris Barang) A milik Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jember.

    “KIB A itu hanya catatan. Internal aset. Artinya untuk KIB tadi dasar pemerintah daerah ini apa. Itu yang kami minta,” kata Ikbal.

    Renal Shendra Hermawan berharap ada keadilan dalam persoalan ini. “Negara ini, dugaan kami, telah melakukan perbuatan melawan hukum yang dilakukan puluhan tahun, menjajah tanah masyarakatnya. Mengambil kontribusi dana dari parkir, karcis, dan itu masuk ke negara itu sampai dengan saat ini. Masyarakat ini mencari keadilan,” katanya.

    Ada puluhan pelaku usaha mikro kecil menengah di dalam lokasi wisata Patemon, termasuk ahli waris tanah. “Mereka berjualan gorengan, mie instan, buka lapak di sana. Mereka ini juga mencari nafkah di situ. Nah, itu mungkin bisa dibuat pertimbangan juga,” kata Renal.

    Sekretaris Komisi C David Handoko Seto berkomitmen membela hak rakyat. “Bukan membela pemerintah daerah, Kalau rakyat harus dibela dengan data-data yang dimiliki dan bisa diperjuangkan, kami pastikan, kami akan ada di depan, tidak di belakang,” katanya dalam rapat dengar pendapat, Senin (19/5/2025).

    Selama ini pemandian Patemon sudah menyumbangkan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Jember. “Namun demikian kami tidak menafikan ada upaya dari ahli waris yang hari ini sudah menyajikan data-data,” kata David, berharap sengketa kepemilikan ini tidak berakhir di pengadilan.

    “Kami berharap agar suasana kondusif, tidak perlu ada gugatan. Mudah-mudahan selesai di tataran komunikasi yang kami fasilitasi di gedung rakyat ini,” kata David.

    Hanan Kukuh Ratmono, anggota Komisi C dari Gerindra, mengakui pemerintah punya kepentingan besar, karena Patemon salah satu objek wisata di kawasan barat. “Tapi kita tidak bisa membela pemerintah 100 persen pemerintah, letika memang salah,” katanya.

    Hanan ingin destinasi wisata di Jember tidak bermasalah. dan memiliki kepemilikan jelas. Ini akan mempermudah pemerintah mengembangkannya. “Kalau memang punya ahli waris, bagaimana bentuk kompensasinya,” katanya.

    Agung Budiman, anggota Komisi C dari Golkar, ingin persoalan diselesaikan sebelum ahli waris saat ini meninggal. “Kalau sudah meninggal dan belum selesai, nanti ada cucu keturunannya menggugat lagi. Tidak selesai-selesai,” katanya.

    Ketua Komisi C Ardi Pujo Prabowo meminta BPKAD melengkapi data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jember. “Jika sudah siap, kami bisa segera turun meninjau lapangan. Kami bukan pemutus, kami hanya bisa merekomendasikan ini kepada bupati,” katanya. [wir]