Category: Beritajatim.com Politik

  • Waspadai Rencana Utang Rp2,9 Triliun Pemkot, DPRD Surabaya: Jangan Ganggu Program Kerakyatan

    Waspadai Rencana Utang Rp2,9 Triliun Pemkot, DPRD Surabaya: Jangan Ganggu Program Kerakyatan

    Surabaya (beritajatim.com)– Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mengajukan pinjaman daerah senilai Rp2,9 triliun pada 2026 menuai perhatian serius dari DPRD Surabaya.

    Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Surabaya, Aning Rahmawati, mengingatkan agar kebijakan ini tidak mengorbankan program-program prioritas yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat.

    “Iya, jadi kan sesuai dengan RPJMD yang sudah dibahas oleh teman-teman Pansus bahwa nanti di 2026 itu ada tercantum hutang. Nilainya 2,9 triliun dan sudah masuk di KUA-PPAS murni yang saat ini sedang kami pelajari,” ujar Aning saat ditemui di DPRD Surabaya, Rabu (17/9/2025).

    Aning menjelaskan, alokasi dana pinjaman tersebut sebagian besar diarahkan untuk pembangunan infrastruktur, seperti saluran irigasi, pengendalian banjir, dan pembebasan lahan. Namun, ia menegaskan bahwa rencana tersebut belum final karena harus melalui proses konsultasi dan persetujuan pemerintah pusat.

    “Karena nilainya cukup besar, maka harus mendapat persetujuan dari Kemendagri, Kemenkeu, dan Bappenas. Jadi saat ini DPRD bersama Pemkot masih dalam tahap konsultasi sebelum pembahasan lebih lanjut,” jelasnya.

    Menurut Aning, tren realisasi APBD beberapa tahun terakhir menunjukkan angka yang tidak sesuai dengan target. Hal ini membuat DPRD lebih berhati-hati dalam membahas rencana penambahan utang.

    “Kalau dilihat dari tren, 2024 targetnya Rp11,3 triliun, tapi realisasinya hanya Rp10 triliun. Tahun 2025 target Rp12,3 triliun, optimisme Pemkot Rp11,6 triliun, tapi bisa jadi hanya tercapai Rp10,5 triliun,” ujarnya.

    Aning khawatir, jika pinjaman Rp2,9 triliun direalisasikan, program prioritas kerakyatan seperti pengentasan kemiskinan dan pengangguran akan terganggu karena sebagian anggaran harus dialokasikan untuk pembayaran cicilan pokok dan bunga utang.

    “Sekarang saja beberapa program kerakyatan sudah terkendala anggaran. Apalagi nanti kalau ada beban utang sebesar ini, bisa jadi program pengentasan kemiskinan dan pengangguran semakin sulit dijalankan,” tegasnya.

    Aning juga mengungkap tingginya angka pengangguran yang menjadi keluhan utama warga dalam reses DPRD. Menurutnya, Pemkot belum memiliki skema jelas untuk menyelesaikan masalah ini.

    “Reses kemarin keluhan soal pengangguran luar biasa banyak. Saya melihat track record Pemkot, terutama di Disnaker, belum menunjukkan pentahapan yang jelas dalam mengatasi masalah pengangguran,” ujarnya.

    Selain itu, Aning juga mengingatkan tentang kewajiban anggaran dasar atau mandatory spending yang harus dipenuhi Pemkot setiap tahun, seperti gaji pegawai, Kader Surabaya Hebat (KSH), serta anggaran pendidikan dan kesehatan. Nilainya mencapai Rp10,5 triliun.

    “Kalau melihat cash flow, ini cukup mengkhawatirkan. Mandatory spending seperti gaji, KSH, pendidikan, dan kesehatan tidak boleh sampai terganggu karena menyangkut pelayanan dasar masyarakat,” jelasnya.

    Aning meminta Pemkot untuk realistis dalam merencanakan APBD 2026. Dari data KUA-PPAS, target APBD 2026 diproyeksikan turun menjadi Rp11,5 triliun, setelah dua tahun berturut-turut target sebelumnya tidak tercapai.

    “Dari sini harus hati-hati. Kalau sampai program prioritas terganggu, pelayanan publik bisa terancam, dan masyarakat yang paling dirugikan,” pungkasnya.[asg/kun]

  • Penyelamatan Sungai Brantas: Aksi Nyata dan Penegakan Hukum Jadi Kunci

    Penyelamatan Sungai Brantas: Aksi Nyata dan Penegakan Hukum Jadi Kunci

    ​Surabaya (beritajatim.com) – Sungai Brantas, yang menjadi urat nadi kehidupan bagi lebih dari 17 juta penduduk Jawa Timur, kini berada dalam kondisi kritis. Selama satu dekade terakhir, sungai sepanjang 320 kilometer ini tercatat mengalami pencemaran yang sangat parah.

    Ancaman krisis air bersih, kekeringan, hingga banjir sudah di depan mata jika tidak segera ada perbaikan.

    Berdasarkan data penelitian dari Universitas Brawijaya (2012-2021), hampir semua parameter kualitas air Brantas-mulai dari BOD, COD, amonia, hingga coliform-masuk dalam kategori tercemar berat.

    Kondisi ini diperburuk oleh dua faktor utama: deforestasi dan alih fungsi lahan di wilayah hulu, serta limbah industri dan sampah domestik yang mencekik bagian hilir.

    ​Menanggapi situasi mendesak ini, Rapat Kerja Teknis Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas digelar di Sidoarjo pada Selasa (16/9/2025). Forum yang dihadiri 57 peserta dari 16 kabupaten dan 6 kota ini menyepakati perlunya kerangka baru dalam pengelolaan Brantas.

    ​”Rapat koordinasi ini bertujuan menyamakan persepsi dalam pengelolaan DAS Brantas secara kolaboratif, berbasis landscape sampai dengan seascape,” ujar Kepala Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup (Pusdal LH) Jawa, Eduward Hutapea.

    ​Pendekatan ini tidak lagi hanya fokus pada hulu ke hilir, tetapi juga mengintegrasikan ekosistem dari pegunungan hingga pesisir dan laut.

    Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menambahkan bahwa penyelamatan Brantas harus dilakukan secara utuh. “Tidak mungkin menyelamatkan hilir jika hulu terus dibiarkan rusak. Pendekatan berbasis landscape adalah jawabannya,” tegasnya.

    ​Sebagai proyek percontohan, Kabupaten Pasuruan akan mengolah kotoran ternak, sampah, dan limbah pertanian menjadi biogas agar tidak langsung mencemari sungai.

    ​Forum ini juga menekankan pentingnya sinergi antarsektor. Guru Besar Universitas Brawijaya, Prof. Eko Ganis Sukoharsono, mengapresiasi inisiasi Pusdal LH dan berharap rekomendasi yang diberikan dapat terimplementasi.

    Senada, Dr. Sonny Kristiyanto dari Universitas Airlangga (Unair) menyoroti peran Brantas di hilir yang krusial sebagai sumber air minum.

    ​Namun, semua solusi tidak akan berjalan tanpa aksi nyata dan penegakan hukum yang tegas. Kepala Bidang Wilayah III Pusdal LH Jawa, Gatut Panggah Prasetyo, menyebutkan empat pilar utama yang harus segera dijalankan: Yakni, penanganan lahan kritis untuk memulihkan daya dukung lingkungan, pengelolaan sampah domestik yang lebih kuat, pembinaan sektor industri agar taat regulasi dan penegakan hukum tegas terhadap setiap pelanggaran lingkungan.

    ​”Dengan empat pilar ini, penyelamatan Brantas bisa lebih terukur dan berdampak nyata bagi masyarakat,” pungkas Gatut.

    ​Forum ini memang berhasil merumuskan strategi besar, namun semua pihak sepakat, tanpa eksekusi nyata, Brantas akan tetap terjebak dalam lingkaran pencemaran. Keberanian politik, konsistensi kebijakan, dan penegakan hukum yang tegas adalah kunci utamanya. Sungai Brantas bukan sekadar sungai-ia adalah penentu masa depan ekologi dan sosial Jawa Timur. (tok/ian)

  • Antisipasi Pemangkasan TKD, Wali Kota Eri Cahyadi Genjot Pajak dan Aset Surabaya

    Antisipasi Pemangkasan TKD, Wali Kota Eri Cahyadi Genjot Pajak dan Aset Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan langkah strategis untuk menghadapi kebijakan transfer ke daerah (TKD) dari pemerintah pusat dengan mengoptimalkan aset daerah dan mendorong kejujuran wajib pajak. Hal itu disampaikannya pada Selasa (16/9/2025).

    Eri mengatakan, meski Presiden dan Menteri Keuangan telah memastikan tidak ada pemangkasan TKD, Surabaya tetap harus bersiap karena tidak semua daerah menerima jumlah yang sama.

    “Belum tahu (terkait nominal dipangkasnya), karena kemarin disampaikan Pak Presiden dan Menteri Keuangan tidak ada pemangkasan transfer keuangan daerah. Tapi tidak semua (daerah akan menerima) dengan jumlah yang sama. Dan Surabaya ini adalah fiskal yang kuat ya pasti otomatis agak turun,” kata Eri.

    Menurutnya, pengelolaan aset daerah menjadi prioritas agar stabilitas keuangan kota tetap terjaga. Selain itu, Eri menekankan pentingnya kejujuran dalam pembayaran pajak dengan penerapan sistem non-tunai.

    “Jadi yang selalu saya katakan terkait dengan kejujuran, berapa yang perlu disampaikan. Nanti kita akan menggunakan non tunai, maka kita akan tahu (pajaknya) biasanya berapa,” ungkapnya.

    Eri menjelaskan, penggunaan aplikasi dalam sistem pembayaran pajak merupakan bentuk transparansi pemerintah dengan pengusaha.

    “Seperti kalau dengan dengan restoran, hotel maka kita menggunakan menggunakan aplikator. Aplikator kita ajak kerja sama sehingga tanpa kita harus ngecek sudah masuk ke pemerintah kota,” ujarnya.

    Selain memaksimalkan potensi pajak, Pemkot Surabaya juga menyewakan sejumlah aset daerah yang tidak terpakai untuk menutup potensi kekurangan dana dari pusat.

    “Kita juga menyewakan aset kita, jadi menutup itu dengan menyewakan aset-aset yang tidak kita pakai. Menutup kekurangan-kekurangan transfer keuangan daerah,” ucap Eri. [ram/ian]

  • Keluarga Sopir Pribadi Wakil Ketua DPRD Pacitan Dapat Santunan Jaminan Kematian

    Keluarga Sopir Pribadi Wakil Ketua DPRD Pacitan Dapat Santunan Jaminan Kematian

    Pacitan (beritajatim.com) – Kabar duka menyelimuti jajaran DPRD Kabupaten Pacitan setelah meninggalnya Teddy Supriyadi, sopir pribadi Wakil Ketua DPRD Pacitan, Lancur Susanto. Almarhum tutup usia akibat penyakit paru-paru yang dideritanya beberapa waktu lalu.

    Sebagai bentuk perlindungan, ahli waris almarhum menerima santunan jaminan kematian dari BPJS Ketenagakerjaan sebesar Rp 42 juta. Santunan tersebut diserahkan langsung oleh Kepala BPJS Ketenagakerjaan Pacitan, Sultan, di Gedung DPRD Pacitan, Selasa (16/9/2025).

    “Bantuan ini merupakan santunan jaminan kematian karena almarhum terdaftar sebagai pekerja non-ASN di Sekretariat DPRD Pacitan,” ujar Sultan.

    Wakil Ketua DPRD Pacitan, Lancur Susanto, mengaku sangat kehilangan sosok Teddy yang selama ini mendampinginya. Ia menilai almarhum merupakan pribadi amanah dan penuh tanggung jawab.

    “Almarhum adalah sosok yang berdedikasi. Baik saat mendampingi saya maupun ketika bertugas sebagai kurir, ia selalu bisa dipercaya,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

    Sebelum meninggal, Teddy sempat pingsan saat mendampingi Lancur dalam agenda kunjungan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Agus Harimurti Yudhoyono, di Pacitan.

    Sekretaris DPRD Pacitan, Didik Alih Wibowo, menuturkan pihaknya membantu proses klaim BPJS Ketenagakerjaan untuk ahli waris. Pasalnya, Teddy telah bercerai dengan istrinya dan meninggalkan seorang putra yang kini duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kecamatan Nawangan.

    “Dana santunan sebesar Rp42 juta ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, terutama untuk kelanjutan pendidikan anak almarhum,” pungkas Didik.

    Meski bukan Aparatur Sipil Negara (ASN), Teddy tetap mendapat perlindungan ketenagakerjaan melalui program yang difasilitasi pemerintah daerah. (tri/but)

  • Ratusan Desa di Bondowoso Cairkan Dana Desa Tahap Dua

    Ratusan Desa di Bondowoso Cairkan Dana Desa Tahap Dua

    Bondowoso (beritajatim.com) – Ratusan desa di Kabupaten Bondowoso mulai mencairkan Dana Desa (DD) tahap dua pada bulan September 2025 ini.

    Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Bondowoso, dari total 209 desa, sudah ada 149 desa yang mencairkan DD tahap dua hingga Selasa (16/9/2025).

    “Masih ada sekitar 60 desa yang belum mencairkan,” kata Plt Kepala DPMD Bondowoso, Sigit Purnomo saat dikonfirmasi.

    Ia mendorong desa yang belum mencairkan segera menuntaskan persyaratan agar dana bisa segera digunakan. Apalagi saat ini sudah memasuki pertengahan September atau mendekati akhir tahun anggaran 2025.

    Setelah pencairan, lanjutnya, dana tersebut harus segera diserap untuk pembangunan di tingkat desa. “Apalagi DD menjadi stimulus ekonomi di desa, dan pembangunan di desa menjadi ujung tombak,” paparnya.

    Adapun syarat pencairan DD tahap dua tahun 2025, salah satunya adalah laporan capaian keluaran DD tahap satu sebesar 40 persen.

    Selain itu, desa juga diwajibkan menyertakan dokumen terkait pembentukan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), berupa akta pendirian atau bukti penyampaian dokumen ke notaris.

    “Alhamdulillah di Kabupaten Bondowoso pembentukan Koperasi Merah Putih sudah semua di 209 desa,” jelasnya.

    Ia menambahkan, 20 persen dari total DD tahun ini wajib dialokasikan untuk program ketahanan pangan. Namun, untuk modal penyerta bagi KDMP, mekanisme pelaksanaannya masih menunggu Surat Edaran (SE) dari Kementerian Desa. “Termasuk modal penyerta 30 persen belum ada mekanisme,” pungkasnya. (awi/but)

  • Wali Kota Mojokerto Panen Raya Padi di Gunung Gedangan, Produktivitas Naik 33 Persen

    Wali Kota Mojokerto Panen Raya Padi di Gunung Gedangan, Produktivitas Naik 33 Persen

    Mojokerto (beritajatim.com) – Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari bersama para petani melaksanakan panen raya padi di Kelurahan Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Pada panen perdana kali ini, produktivitasnya mencapai 8 ton per hektare atau naik 33 persen.

    Dalam momen tersebut, Ning Ita (sapaan akrab, red) turun langsung ke sawah menggunakan mesin pemanen modern combine harvester. Panen raya ini disebut sebagai bentuk kebersamaan pemerintah dengan para petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus kesejahteraan masyarakat.

    Ning Ita menyampaikan apresiasinya atas kerja keras para petani serta hasil positif kerja sama dengan Pupuk Kaltim melalui program Agro Solution. “Sebelum ada pendampingan, rata-rata hasil panen hanya sekitar 6 ton per hektare. Alhamdulillah, panen perdana kali ini sudah mencapai 8 ton per hektare atau naik 33 persen,” ungkapnya, Selasa (16/9/2025).

    Harapan ke depan, produktivitasnya bisa terus meningkat hingga menyamai daerah lain, bahkan bisa mencapai 12 ton per hektare. Ning Ita optimistis peningkatan hasil panen akan berdampak langsung pada kesejahteraan petani di Kota Mojokerto. Meski Kota Mojokerto bukan daerah produsen padi, program ketahanan pangan tetap berjalan baik.

    “Ketahanan pangan itu dilihat dari tiga dimensi, yaitu ketersediaan, distribusi, dan keterjangkauan harga. Melalui pasar murah, GPM, hingga program TPID, kita pastikan masyarakat tetap terjamin kebutuhan pangannya dengan harga terjangkau,” jelasnya.

    Sementara itu, Ketua Gapoktan Kota Mojokerto, Suhartono mengapresiasi kehadiran Wali Kota dalam panen raya tersebut. Ia menyampaikan, kelompoknya mengelola lahan seluas 18 hektare dan 50 persen di antaranya telah dipanen dengan hasil yang baik.

    “Alhamdulillah hasil panen meningkat, mudah-mudahan musim tanam berikutnya bisa lebih baik lagi. Harapan kami kelompok tani di Kota Mojokerto bisa terus rukun, meriah, dan sejahtera,” ujarnya.

    Panen raya ini juga dihadiri Asisten Vice President Agro Solution Pupuk Kaltim wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara, Atik Dwi Purwandari, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Novi Rahardjo, Forkopimcam Magersari, serta Lurah Gunung Gedangan. [tin/suf]

  • Kebijakan Efisiensi, Dana Transfer Keuangan ke Pemkab Lumajang Dipangkas Rp 56 Miliar

    Kebijakan Efisiensi, Dana Transfer Keuangan ke Pemkab Lumajang Dipangkas Rp 56 Miliar

    Lumajang (beritajatim.com) – Dana transfer keuangan daerah (TKD) dari pemerintah pusat ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, Jawa Timur, tahun 2025 dipotong sebesar Rp 55,9 miliar.

    Pemotongan anggaran ini merupakan imbas dari kebijakan efisiensi anggaran yang sedang dijalankan pemerintah.

    Kebijakan ini tertuang dalam Intruksi Presiden (Inpres) nomor 1 tahun 2025 tentang efisiensi anggaran dalam pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang membuat pengeluaran belanja negara harus dihemat hingga Rp 271 triliun.

    Aturan efisiensi ini juga berdampak terhadap pelaksanaan APBD di tingkat pemerintah daerah (Pemda) maupun Pemprov.

    Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan, dampak efisiensi anggaran membuat alokasi dana TKD dari pemerintah pusat sebesar Rp 55,9 miliar dihapus.

    Diakui, dana puluhan miliar itu berasal dari dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK) yang awalnya direncanakan untuk pembangunan infrastruktur.

    “Awalnya kita sudah dianggarkan Rp 55,9 miliar untuk infrastruktur tahun ini, tapi setelah ada efisiensi anggaran, alokasi dana transfer ini dihilangkan,” kata, Selasa (16/9/2025).

    Imbas dari penghapusan dana transfer ini membuat Pemkab Lumajang harus mencari cara untuk menutupi kekurangan dana pembangunan infrastruktur yang hilang.

    Menurut Indah, kebijakan yang dilakukan di tengah efisiensi anggaran ini salah satunya dalah dengan memangkas anggaran perjalanan dinas di lingkungan Pemkab Lumajang sebesar 50 persen.

    Selain itu, anggaran untuk pembelian alat tulis kantor (ATK) juga ikut dipotong sebesar 50 persen.

    Selanjutnya, hasil pemotongan angggaran itu dialihkan untuk pembangunan infrastruktur menggantikan dana transfer yang sudah dihapus.

    “Jadi, anggaran perjalanan dinas sudah kita kurangi sampai 50 persen, kemudian belanja ATK juga kita potong,” ucap Indah.

    Indah menyebut, untuk menutupi kekurangan pembiayaan pembangunan infrastruktur yang hilang, kegiatan-kegiatan bersifat seremonial di lingkungan Pemkab Lumajang juga harus dikurangi.

    “Belanja lain yang tidak urgent seperti perayaan seremonial juga kita hilangkan, mudah-mudahan bisa menutupi hilangnya dana transfer yang Rp 55,9 miliar itu,” ungkapnya. (has/but)

     

  • Bupati Sidoarjo Tinjau Program Makan Bergizi Gratis di Kecamatan Tarik

    Bupati Sidoarjo Tinjau Program Makan Bergizi Gratis di Kecamatan Tarik

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Bupati Sidoarjo, H. Subandi, bersama jajaran Forkopimda, melakukan inspeksi mendadak (sidak) program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Tarik pada Selasa (16/9/2025).

    Sidak tersebut bertujuan untuk memastikan kelancaran, kualitas, serta ketepatan sasaran program unggulan pemerintah yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas gizi para siswa.

    Sidak dimulai dengan kunjungan ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang dikelola oleh Bumdesma DAPM Wijaya Mandiri Tarik LKD. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Subandi memantau langsung seluruh fasilitas dan proses persiapan makanan, mulai dari kebersihan dapur, kualitas bahan baku, hingga standar operasional prosedur (SOP) yang diterapkan.

    Dalam wawancara, Bupati Subandi menyampaikan kepuasannya atas kondisi SPPG tersebut. Ia menilai semua aspek telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah, memastikan makanan yang disajikan bagi siswa higienis dan bernutrisi.

    “Kami tadi melihat dapur MBG dari tempat penyimpanan bahan baku makanan hingga tempat proses penyajian makanan, alhamdulillah telah sesuai dengan standar pemerintah,” ujar Bupati Subandi.

    Rombongan kemudian melanjutkan sidak ke SMPN 1 Tarik untuk memantau proses distribusi makanan dan memastikan para siswa menerima makanan yang sesuai. Di sana, Bupati Subandi berdialog dengan beberapa siswa dan guru untuk mendengar respons mereka terkait menu yang disajikan.

    “Menu yang disajikan kepada murid-murid telah baik dan ini perlu dipertahankan untuk standar gizi 4 sehat 5 sempurna,” tutur Bupati Subandi.

    Selain aspek kesehatan, Bupati Subandi juga menekankan pentingnya dampak ekonomi dari program MBG. Ia mendorong agar penyediaan tenaga kerja di dapur dan pasokan bahan makanan sebisa mungkin melibatkan masyarakat dan potensi lokal. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden untuk menciptakan efek positif dari setiap program pemerintah.

    “Sesuai dengan arahan Presiden, tenaga dapur dan pasokan bahan makanan diusahakan dari wilayah setempat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi di wilayah setempat,” jelas Bupati Subandi.

    Dengan memberdayakan masyarakat setempat, program Makan Bergizi Gratis tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan generasi muda, tetapi juga berpotensi menjadi motor penggerak perekonomian lokal, mendukung kesejahteraan masyarakat di tingkat desa dan kecamatan. [isa/suf]

  • 69 PPPK Resmi Dilantik, Bupati Mojokerto Ajak ASN Jaga Integritas dan Semangat Pengabdian

    69 PPPK Resmi Dilantik, Bupati Mojokerto Ajak ASN Jaga Integritas dan Semangat Pengabdian

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sebanyak 69 peserta resmi dilantik sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahap II Tahun Anggaran 2024 oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto. Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra mengajak ASN menjaga integritas dan semangat pengabdian.

    Prosesi pelantikan yang berlangsung di Pendopo Graha Maja Tama (GMT). Dari total peserta, sebanyak 25 orang berasal dari formasi guru, 35 dari tenaga kesehatan, dan sembilan dari tenaga teknis. Berdasarkan golongan, mereka terbagi ke dalam Golongan V (sembilan orang), Golongan VII (27 orang).

    Golongan IX (25 orang), serta Golongan X (delapan orang). Dalam arahannya, Gus Barra (sapaan akrab, red) mengajak seluruh PPPK untuk mensyukuri amanah yang diterima dengan menjalankan tugas penuh tanggung jawab dan integritas.

    “Status sebagai PPPK adalah kesempatan emas untuk membuktikan bahwa Anda mampu memberikan pelayanan terbaik, menghadirkan inovasi, dan menjadi bagian dari roda penggerak pemerintahan yang melayani rakyat dengan sepenuh hati,” ungkapnya, Selasa (16/9/2025).

    Gus Barra menegaskan, ASN memiliki peran strategis sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan masyarakat, sekaligus perekat dan pemersatu bangsa. Di era transformasi digital, lanjutnya, ASN dituntut untuk terus belajar, beradaptasi, dan mengembangkan kompetensi.

    “Integritas adalah modal utama yang harus senantiasa dijaga. Ingatlah bahwa gaji dan tunjangan yang Anda terima bersumber dari pajak rakyat. Maka, sudah sepantasnya setiap pekerjaan diniatkan sebagai ibadah dan pengabdian,” tegasnya.

    Sementara itu, Kepala BKPSDM Kabupaten Mojokerto, Tatang Marhaendrata menuturkan pelantikan tersebut telah sesuai regulasi yang berlaku, mulai dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang ASN, PP Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen PPPK, hingga peraturan terbaru BKN.

    “Penyerahan petikan SK bertujuan memberikan kepastian hukum bagi para peserta yang sebelumnya berstatus honorer atau kontrak. SK ini juga menjadi titik awal dimulainya hubungan kerja antara pemerintah daerah dengan PPPK sesuai jabatan masing-masing,” jelasnya.

    Ia juga menyampaikan bahwa Pemkab Mojokerto telah mendapat persetujuan pengusulan PPPK paruh waktu sebanyak 2.982 orang dari Kementerian PANRB. Saat ini, proses pemberkasan tengah berlangsung di BKN Kanreg II Surabaya, dengan pengisian Daftar Riwayat Hidup (DRH) dijadwalkan selesai paling lambat 22 September 2025.

    “Harapan kami, para PPPK yang dilantik dapat menjadi bagian dari birokrasi yang bersih, melayani, serta mampu menjawab tantangan zaman dengan semangat inovasi dan pengabdian,” pungkasnya.

    Usai pelantikan, para PPPK juga mengikuti pembekalan manajemen di lokasi yang sama sebagai bentuk penguatan kapasitas dan pemahaman birokrasi. [tin/suf]

  • Heboh Oknum DPRD Gresik Minta Diskon Rumah, Ketua Dewan: Hanya Kesalahpahaman

    Heboh Oknum DPRD Gresik Minta Diskon Rumah, Ketua Dewan: Hanya Kesalahpahaman

    Gresik (beritajatim.com) – Pasca viral ada oknum anggota DPRD Gresik meminta harga rumah murah di Perum The Oso Kedamean, langsung ditindaklanjuti oleh pimpinan dan wakil ketua dewan. Dengan menggelar rapat, bersama komisi III. Rapat yang berlangsung selama dua jam lebih itu.

    Ketua DPRD Gresik M.Syahrul Munir menyatakan murni karena kesalahpahaman. Politisi PKB itu juga menegaskan permasalahan lain-lain soal oknum, tanda kutip adalah kesalahpahaman.

    “Rapat yang kami gelar ini sekaligus menjadi klarifikasi semua anggota DPRD Gresik. Sebagai wakil rakyat di legislatif kami bersedia membantu investasi masuk di Gresik. Termasuk mempermudah proses izin lebih cepat,” ujarnya, Selasa (16/9/2025).

    Sementara itu, CEO The OSO Fathir yang turut hadir meluruskan terkait dengan polemik oknum anggota DPRD Gresik. Pria berkacamata minus ini menuturkan, hanya kesalahpahaman saja. “Semuanya sudah clear, kami sampaikan ini hanya negosisasi, komunikasi. Sebetulnya wajar beberapa teman-teman membeli rumah negosisasi juga,” tuturnya.

    Sebelumnya, DPRD Gresik menggelar rapat bersama Komisi III bersama pengembang The Oso Kedamean, dan dinas terkait. Dalam rapat tersebut, menindaklanjuti polemik sidak yang menjadi perbincangan warga terkait ada oknum anggota dewan yang meminta diskon membeli rumah. Rapat dipimpin Ketua DPRD Gresik, M. Syahrul Munir, Wakil Ketua Mujib Riduan, dan Ahmad Nurhamim.

    Dalam rapat tersebut pihak pengembang perumahan The Oso dan Komisi III sama-sama memberikan keterangan terkait sidak tersebut. Dalam rapat meluruskan bahwa sidak terkait drainase, kemudian melengkapi izin yang belum lengkap.

    “Semula dalam sidak itu menindaklanjuti adanya aduan masyarakat terkait drainase di Slempit sebagai dasarnya,” ungkap M.Syahrul Munir.

    Syahrul sapaan akrabnya menambahkan, berdasarkan hasil sidak sudah disampaikan. Pihak pengembang perumahan akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar. “Hasil sidak disampaikan forum pihak perumahaan bersiap sedia melanjutkan sosialiasi kepada masyarakat skitar, melengkai izin belum lengkap serta beberapa izin lainnya,” imbuhnya. [kun]