Category: Beritajatim.com Politik

  • Tunjangan DPRD Madiun Capai Puluhan Juta, Namun Warga Miskin Masih Kesulitan Akses Bansos

    Tunjangan DPRD Madiun Capai Puluhan Juta, Namun Warga Miskin Masih Kesulitan Akses Bansos

    Madiun (beritajatim.com) – Ironi terjadi di Kabupaten Madiun. Saat para wakil rakyat menikmati berbagai tunjangan dengan nilai hingga puluhan juta rupiah setiap bulan, masih ada warga miskin yang kesulitan memenuhi kebutuhan hidup dan tidak tersentuh bantuan sosial.

    Salah satunya dialami pasangan lanjut usia, Kateno (60) dan istrinya Misnah (55), warga Desa Glonggong, Kecamatan Dolopo. Hidup di gang sempit dengan kondisi serba kekurangan, mereka harus mengandalkan penghasilan dari mengumpulkan barang bekas.

    “Setiap hari ya cari rosok (barang bekas). Dulu pernah dapat beras tapi hanya sekali, setelah itu tidak pernah lagi,” keluh Kateno, Selasa (23/9/2025).

    Kepala Desa Glonggong, Mustakim, membenarkan bahwa Kateno termasuk warga kurang mampu. Namun, ia mengaku tidak mengetahui secara rinci kondisi warganya satu per satu. Menurutnya, data penerima bansos sepenuhnya ditentukan pemerintah pusat melalui Dinas Sosial.

    “Sebenarnya kita sudah update terus data warga mana yang layak dan tidak layak. Tapi dari Dinas Sosial itu tidak dirubah. Untuk PKH, BPNT atau bansos lainnya, desa hanya menyalurkan,” ujarnya.

    Selain program pusat, Mustakim menyebut ada pula bansos dari Dana Desa berupa BLT. Namun, Kateno ternyata tidak masuk daftar penerima. “Nanti saya tanyakan ke Pak Kesranya,” imbuhnya.

    Senin siang (29/9/2025), Mustakim bersama perangkat desa akhirnya mengunjungi rumah Kateno untuk memberikan bantuan sembako. Ia berjanji akan mengusahakan agar keluarga tersebut bisa mendapatkan bantuan Dana Desa pada bulan berikutnya.

    Di sisi lain, anggota DPRD Kabupaten Madiun setiap bulannya menerima tunjangan fantastis berdasarkan sejumlah Peraturan Bupati (Perbup). Hal itu disampaikan Sekretaris DPRD Madiun, Sawung Rehtomo, yang mengacu pada tiga Perbup terkait hak keuangan, perumahan, dan transportasi anggota dewan.

    Berdasarkan Perbup Nomor 3 Tahun 2023, tunjangan komunikasi intensif bagi pimpinan dan anggota DPRD mencapai Rp14,7 juta per bulan. Ketua DPRD juga mendapat dana operasional Rp12,6 juta, sementara Wakil Ketua Rp6,72 juta.

    Perbup Nomor 31 Tahun 2021 menetapkan tunjangan transportasi anggota DPRD sebesar Rp13,82 juta per bulan. Sementara Perbup Nomor 31 Tahun 2023 mengatur tunjangan perumahan: Ketua DPRD Rp22,7 juta, Wakil Ketua Rp16,4 juta, dan anggota Rp10,2 juta per bulan.

    Jika dijumlah, Ketua DPRD bisa mengantongi tunjangan sekitar Rp50 juta setiap bulan. Wakil Ketua sekitar Rp37,8 juta, sedangkan anggota dewan mencapai Rp38,7 juta. Itu pun belum termasuk hak keuangan lain yang melekat pada jabatan mereka.

    Fenomena timpang ini menimbulkan ironi di tengah masih banyaknya warga miskin di Madiun yang belum terakomodasi dalam program bantuan. Kasus Kateno hanyalah salah satu dari sekian banyak cerita rakyat kecil yang masih harus berjuang sendiri untuk bertahan hidup. (rbr/ian)

  • Hadiri Haul KH Sahlan, Gus Qowim: Warisan Ulama Kediri Adalah Amanah Bangun Peradaban Pesantren

    Hadiri Haul KH Sahlan, Gus Qowim: Warisan Ulama Kediri Adalah Amanah Bangun Peradaban Pesantren

    Kediri (beritajatim.com) – Wakil Wali Kota Kediri, Qowimuddin Thoha (Gus Qowim), menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus Haul ke-7 Almagfirullah KH. Sahlan Aidy Siroj yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Haji Sahlan Al-Fakkar pada Selasa (30/9/2025).

    Kehadiran Wakil Wali Kota Kediri ini merupakan bentuk penghormatan dan dukungan langsung terhadap kegiatan keagamaan, sekaligus mengenang jasa ulama besar yang berkontribusi pada perkembangan pendidikan Islam di Kota Kediri.

    Dalam sambutannya, Gus Qowim menyampaikan rasa syukur atas kesempatan dapat hadir dalam Haul KH. Sahlan Aidy Siroj, seorang sosok yang dinilainya memiliki jasa besar. Beliau menggarisbawahi tantangan dan keberhasilan almarhum dalam mendirikan institusi pendidikan agama di tengah wilayah perkotaan.

    “Alhamdulillah, hari ini kita memperingati haul ke-7 KH. Sahlan Aidy Siroj. Beliau adalah sosok luar biasa karena mampu merintis sebuah pondok pesantren di tengah kota, sesuatu yang tidak mudah. Warisan beliau bukan berupa harta benda, melainkan tanggung jawab besar untuk mengelola dan mengembangkan pondok pesantren ini. Saya mendoakan semoga para penerusnya mampu dan sanggup melanjutkan perjuangan yang telah beliau rintis,” tutur Gus Qowim.

    Wakil Wali Kota Kediri, Qowimuddin Thoha (Gus Qowim), bersama para tokoh ulama pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus Haul ke-7 Almagfirullah KH. Sahlan Aidy Siroj.

    Lebih lanjut, Wakil Wali Kota Kediri tersebut menekankan bahwa peran pondok pesantren sangat vital dalam membentuk karakter masyarakat yang religius. Pesantren tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga sebagai kekuatan sosial yang penting bagi pembangunan di Kota Kediri. Gus Qowim berharap pengembangan pesantren di Kediri dapat terus berlanjut.

    “Harapan saya, di Kediri semakin banyak tumbuh pesantren yang berkembang, menjadi bunga-bunga indah di bawah pohon yang besar dan rindang, yaitu Ponpes Lirboyo,” ujarnya.

    Gus Qowim juga menggunakan kesempatan tersebut untuk memohon doa dari para ulama dan hadirin agar dirinya bersama Wali Kota Kediri dapat menjalankan amanah kepemimpinan dengan sebaik-baiknya demi mewujudkan kota yang Mapan (Maju, Produktif, Aman, dan Ngangeni).

    “Kami berharap Kota Kediri menjadi kota yang maju dan agamis, banyak pondok pesantren yang tumbuh dan berkembang di sini, menghasilkan alumni-alumni luar biasa. Kota Kediri harus menjadi kota yang produktif, aman bagi siapa pun yang datang, dan pada akhirnya menjadi kota yang ngangeni,” imbuhnya.

    Acara peringatan Maulid Nabi dan Haul ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk KH. Mahin Thoha, KH. Zubaddus Zaman, KH. Reza Ahmad Zahid, KH. Muh. Faruq, Ketua PCNU Kota Kediri KH. Abu Bakar Abdul Jalil, KH. Abdul Hamid dari Pondok Pesantren Maunah Sari, Gus Riza Ahlan Siroj selaku shohibul hajat, perwakilan Polres Kediri Kota, serta sejumlah tamu undangan lainnya. [nm/ian]

  • Gus Fawait Instruksikan Kader Tidar Jatim Kawal Program MBG

    Gus Fawait Instruksikan Kader Tidar Jatim Kawal Program MBG

    ​Surabaya (beritajatim.com) – Ketua PD Tunas Indonesia Raya (Tidar) Jatim, Gus Fawait, menegaskan komitmen organisasinya untuk mengawal dan menyukseskan program prioritas nasional, Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Instruksi khusus ini disampaikan Gus Fawait dalam acara konsolidasi organisasi sayap kepemudaan Partai Gerindra tersebut di Surabaya, Selasa (30/9/2025) malam.

    ​”Salah satu yang kami tekankan adalah program MBG. Saya bersama kader Tidar Jatim berkomitmen penuh mengawal dan menyukseskan program ini,” kata Gus Fawait.

    ​Gus Fawait, yang juga menjabat sebagai Bupati Jember, menyatakan bahwa MBG adalah program yang sangat ditunggu oleh masyarakat. Ia mengaku sering ditagih oleh warga soal kapan program MBG mulai diterima.

    ​Meskipun belakangan muncul kabar miring terkait temuan MBG, Gus Fawait meminta agar melihat respons mayoritas publik. “Saya juga bertemu adik-adik siswa-siswi yang sudah mendapatkan MBG, mereka semuanya senang dan berharap program ini terus jalan,” jelasnya.

    Gus ​Fawait menekankan bahwa MBG terbukti nyata menggerakkan ekonomi masyarakat hingga ke pelosok. “Dampak perputaran ekonomi dengan adanya MBG sangat terasa. Tentu program yang baru berjalan sekitar sembilan bulan pasti belum sempurna, tapi kami di daerah akan berjuang keras untuk terus memperbaiki dan menyempurnakan MBG di masyarakat,” tegasnya.

    ​Dalam konsolidasi tersebut, Gus Fawait juga menerima berbagai aspirasi dari para kader. Ia memastikan Tidar Jatim akan semakin masif turun ke tengah masyarakat dan berkomitmen mendukung penuh program prioritas Presiden Prabowo.

    ​”Kami diskusi sumbangsih anak muda Tidar terhadap pembangunan di Jawa Timur dan Indonesia. Tidar akan menyukseskan program prioritas nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo,” tukasnya.

    Pertemuan pengurus PD Tidar Jatim itu juga diisi dengan diskusi hingga nonton bareng film lokal ‘Kang Solah from Kang Mak X Nenek Gayung’ sebagai upaya mempererat pengurus dan mendukung perfilman nasional. (tok/ian)

  • Bupati Sumenep Warning PPPK Tak Terlibat Judi Online dan Perselingkuhan

    Bupati Sumenep Warning PPPK Tak Terlibat Judi Online dan Perselingkuhan

    Sumenep (beritajatim.com) – Bupati Sumenep, Ach. Fauzi Wongsojudo meminta agar para Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), tidak coba-coba berurusan dengan judi online maupun perselingkuhan.

    “Dua hal itu benar-benar harus dihindari. Jangan sampai karena sudah resmi menerima SK, terus gajinya untuk main judi online. Atau ada yang selingkuh. Sanksinya bisa pada pencabutan SK atau pemberhentian,” katanya Selasa (30/09/2025).

    Ia menjelaskan, setelah menerima SK maka PPPK harus siap semua. Mulai siap bekerja, loyal, disiplin, dan berintegritas.

    “Tidak boleh bolos. Paham sumpah yang sudah diucapkan tadi. Loyal pada kepentingan Pemerintah dan negara. Jaga juga nama baik Kabupaten Sumenep,” terangnya.

    Pada Selasa, dilakukan penyerahan SK dan pengambilan sumpah Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahap II formasi tahun anggaran 2024 di lingkungan Pemkab Sumenep.

    Untuk PPPK tahap II, tercatat sebanyak 167 orang yang menerima SK dari total formasi 374. Sebanyak 207 PPPK telah menerima SK di tahap I.

    167 PPPK tahap II terdiri dari PPPK guru sebanyak 104 orang, PPPK Guru 104, PPPK teknis 18 orang, dan PPPK nakes sebanyak 45 orang. (tem/ian)

  • DPRD Surabaya: Pinjaman Daerah Bisa Hemat Anggaran dan Percepat Manfaat Infrastruktur

    DPRD Surabaya: Pinjaman Daerah Bisa Hemat Anggaran dan Percepat Manfaat Infrastruktur

    Surabaya (beritajatim.com) – Anggota Badan Anggaran DPRD Surabaya, Eri Irawan, menegaskan rencana Pemkot mengajukan pinjaman daerah bisa menjadi solusi mempercepat pembangunan infrastruktur sekaligus menghemat anggaran. Menurutnya, menunda pembangunan justru berpotensi membuat biaya jauh lebih besar di masa mendatang.

    “Pembangunan daerah selalu dihadapkan pada problem klasik, yaitu ketersediaan anggaran. Kalau pembangunan ditunda dengan pola APBD biasa, konsekuensinya struktur biaya akan lebih besar di tahun-tahun berikutnya,” ujar Eri di DPRD Surabaya, Selasa (30/9/2025).

    Politisi PDI Perjuangan ini menjelaskan harga bahan baku konstruksi, tenaga kerja, dan biaya operasional terus meningkat setiap tahun akibat inflasi dan dinamika pasar. Karena itu, percepatan pembangunan dengan skema pinjaman daerah bisa lebih efisien dalam jangka panjang.

    “Dengan memulai tahun ini, pemerintah daerah bisa menghemat anggaran. Program yang dituntaskan lebih cepat akan mengurangi risiko pembengkakan biaya atau cost overrun,” tutur mantan jurnalis ini.

    Berdasarkan kajian, sejumlah proyek seperti Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB), pelebaran Jalan Wiyung, flyover Dolog, saluran diversi Gunungsari, penerangan jalan, hingga jalan Dharmahusada-MERR, bisa lebih hemat bila dikerjakan lewat pembiayaan alternatif. Jika dibandingkan dengan skema APBD murni, ada potensi efisiensi hingga Rp59,9 miliar.

    “Tentu perencanaannya harus matang dan diawasi ketat agar hasilnya berkualitas dan berdampak optimal bagi publik,” kata Eri.

    Eri menambahkan, langkah Pemkot juga bisa memanfaatkan momentum kebijakan pusat yang memberi dukungan fiskal pada periode tertentu. Misalnya, melalui konsep cost sharing pembangunan flyover Dolog yang akan menopang program SRRL pemerintah pusat.

    “Selain menghemat anggaran, percepatan pembangunan lewat pembiayaan alternatif membuat manfaat sosial-ekonomi bisa dirasakan warga lebih cepat. Infrastruktur besar membuka lapangan kerja baru, menumbuhkan pusat ekonomi, dan mengurangi risiko banjir,” pungkas Ketua Komisi C DPRD Surabaya ini. [asg/ian]

  • Pemkab Lumajang Bakal Ikut Tanggung Biaya Pengobatan Santri yang Keracunan Larutan HCL

    Pemkab Lumajang Bakal Ikut Tanggung Biaya Pengobatan Santri yang Keracunan Larutan HCL

    Lumajang (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, Jawa Timur memastikan akan ikut menanggung biaya pengobatan Dewangga Naufal Al Yusen yang menjadi korban keracunan larutan Hydrochloric Acid (HCL).

    Sebelumnya, Dewangga yang merupakan seorang santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Asy-Syarify 01 Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, diduga sengaja diberi temannya larutan HCL yang dimasukan dalam sebuah botol minuman kemasan pada 10 Juli 2025.

    Hal ini membuat Dewangga terbaring lemas di tempat tidur rumahnya karena mengalami penyumbatan saluran lambung ke usus dampak dari meminum cairan HCL.

    Diketahui, setiap harinya putra sulung dari pasangan Arif Yusin (37) dan Ratna Purwati (38) ini memerlukan susu dan obat khusus sebagai pengganti makanan.

    Mengetahui kondisi ini, Bupati Lumajang Indah Amperawati memastikan akan menanggung biaya obat Dewangga.

    Langkah ini diambil untuk meringankan beban keluarga yang setiap hari harus membeli obat dengan harga cukup tinggi.

    “Saya janji Pemkab akan membantu, obatnya yang diminum setiap hari cukup mahal, sudah kita tanggung. Ini nanti tanggal 6 akan kontrol ke Surabaya juga akan kita antar,” terang Indah, Selasa (30/9/2025).

    Selain biaya pengobatan, Indah juga mendorong masyarakat yang ingin berdonasi agar menyalurkan bantuan langsung kepada keluarga korban.

    “Ini kalau ada masyarakat yang ingin berdonasi silakan diberikan ke orang tuanya saja,” tambahnya.

    Sebagai penanganan, ke depan pembinaan lebih ketat kepada para santri dinilai penting untuk dilakukan. Tujuannya, agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

    “Pengasuh pondok sudah bertemu dengan saya. Dengan kejadian ini, mestinya ada pembinaan terhadap santri-santri lainnya,” ungkapnya. (has/ian)

  • Pemkot Mojokerto Fasilitasi Sertifikasi Halal, Benpas Disiapkan Jadi Zona Kuliner Halal

    Pemkot Mojokerto Fasilitasi Sertifikasi Halal, Benpas Disiapkan Jadi Zona Kuliner Halal

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto terus mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mendapatkan sertifikasi halal, khususnya di sektor makanan dan minuman. Tahun ini, fasilitasi halal kembali diberikan kepada para pedagang kuliner di kawasan Jalan Benteng Pancasila (Benpas).

    Tak hanya kuliner, fasilitasi sertifikasi halal juga berlaku bagi industri kreatif lainnya, seperti batik dan alas kaki. Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menyebutkan potensi kuliner Kota Mojokerto sangat besar. Setiap akhir pekan, wisatawan dari berbagai daerah datang untuk menikmati ragam kuliner yang semakin berkembang.

    “Kalau kemudian kita kumpulkan dalam satu area dan seluruh pedagang kulinernya sudah bersertifikat halal, maka kita bisa membranding Kota Mojokerto sebagai zona kuliner halal,” ungkapnya, saat pengarahan fasilitasi halal bagi PKL Benpas di Sentra IKM Batik Maja Bharama Wastra, Selasa (30/9/2025).

    Menurutnya, hal tersebut akan lebih menarik, khususnya bagi wisatawan muslim karena ada jaminan kehalalan dari semua makanan dan minuman yang dijual. Ning Ita (sapaan akrab, red) menegaskan bahwa sertifikasi halal bagi pelaku usaha makanan dan minuman bukan sekadar kewajiban mengikuti regulasi, melainkan juga bentuk ketaatan terhadap ajaran Rasulullah Muhammad SAW.

    “Rasulullah juga pernah menyampaikan bahwa diterimanya ibadah kita itu tidak hanya terkait dengan makanan dan minuman yang masuk ke tubuh kita yang harus halal. Kita melaksanakan sebuah program yang memang ingin memberikan manfaat bagi masyarakat Kota Mojokerto dengan meningkatkan kesejahteraan warga melalui potensi sektor mikro yang luar biasa banyak,” katanya.

    Upaya Pemkot Mojokerto dalam menghadirkan produk halal tersebut juga mendapat apresiasi melalui Syariah Award 2025. Meski begitu, orang nomor satu di lingkungan Pemkab Mojokerto ini menekankan bahwa capaian penghargaan bukanlah tujuan utama. [tin/ian]

  • Anggaran Pusat Dipangkas, Kabupaten Sampang Kehilangan DAU Infrastruktur dan DAK Fisik 2026

    Anggaran Pusat Dipangkas, Kabupaten Sampang Kehilangan DAU Infrastruktur dan DAK Fisik 2026

    Sampang (beritajatim.com) – Pemerintah pusat resmi mengumumkan penurunan signifikan Transfer ke Daerah (TKD) untuk tahun anggaran 2026.

    Informasi tersebut disampaikan melalui surat Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Nomor S-62/PK/2025 tertanggal 23 September 2025, sehingga langsung menyita perhatian Pemerintah Daerah (Pemda), termasuk Kabupaten Sampang.

    Menanggapi hal tersebut, dua lembaga kunci di lingkungan Pemkab Sampang, yakni Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD), langsung bergerak cepat melakukan penyesuaian.

    Kepala Bappeda Sampang, Umi Hanik Laila mengungkapkan pihaknya akan segera melakukan rasionalisasi atas program kegiatan yang telah dirancang oleh masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

    “Penurunan TKD ini tentu sangat memengaruhi arah kebijakan dan capaian prioritas pembangunan di tahun 2026. Oleh karena itu, kami akan menyesuaikan kembali seluruh rencana kerja dan APBD sesuai dengan kondisi terbaru,” ujarnya, Selasa (30/9/2025).

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, alokasi TKD nasional untuk tahun 2026 hanya sebesar Rp650 triliun, turun drastis dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp919 triliun. Artinya, terdapat selisih penurunan sekitar Rp269 triliun secara nasional.

    Penurunan alokasi tersebut juga berdampak langsung pada Kabupaten Sampang. DAU dan DBH turun sebesar Rp34 miliar, DAK Non Fisik berkurang sekitar Rp9,5 miliar, sementara Dana Desa terpangkas hingga Rp25,6 miliar.

    Lebih dari itu, Sampang dipastikan tidak mendapatkan alokasi DAU Infrastruktur maupun DAK Fisik, yang selama ini menjadi tumpuan pembangunan fisik daerah.

    “Kondisi ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah,” pungkas Umi Hanik. [sar/ian]

  • Guru Besar FEB Unair: Surabaya Perlu Pembiayaan Alternatif untuk Percepat Pembangunan Infrastruktur

    Guru Besar FEB Unair: Surabaya Perlu Pembiayaan Alternatif untuk Percepat Pembangunan Infrastruktur

    Surabaya (beritajatim.com) – Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga, Prof. Dr. Fitri Ismiyanti, menilai Surabaya perlu menyiapkan skema pembiayaan alternatif agar pembangunan infrastruktur tidak terhambat. Menurutnya, keterbatasan fiskal daerah harus diimbangi dengan strategi pembiayaan yang cermat dan terencana.

    “Surabaya mungkin perlu rencana pembiayaan alternatif, bisa melalui pinjaman daerah ataupun strategi pembangunan lain. Hal ini agar proyek infrastruktur tetap berjalan di tengah tantangan fiskal yang ada,” ujar Prof. Fitri saat ditemui di Surabaya, Selasa (30/9/2025).

    Prof. Fitri menegaskan kondisi keuangan Kota Surabaya saat ini masih dalam kategori sehat. Rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau Debt Service Coverage Ratio (DSCR) tercatat jauh di atas batas minimal 2,5 yang disyaratkan pemerintah pusat.

    “Kalau misalnya pinjam Rp100 miliar untuk sebuah program pembangunan, harus diproyeksikan dulu berapa lama tenor pinjaman, berapa bunga yang dibayar, dan dicek kemampuan APBD untuk membayarnya,” tegasnya.

    Ia menambahkan, pengelolaan keuangan harus dilakukan secara transparan dan akuntabel agar publik percaya bahwa pembiayaan alternatif digunakan untuk sektor prioritas. Kejelasan manfaat jangka panjang harus selalu dikedepankan dalam setiap keputusan penggunaan utang daerah.

    “Yang penting, tata kelola keuangan harus transparan dan akuntabel. Masyarakat perlu diyakinkan bahwa dana pinjaman digunakan untuk sektor prioritas dan memberikan manfaat jangka panjang,” imbuh Prof. Fitri.

    Menurutnya, pembangunan infrastruktur bukan sekadar soal fisik, tetapi instrumen penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Infrastruktur yang kuat akan memperbaiki iklim investasi, membuka lapangan kerja baru, dan mendukung pertumbuhan ekonomi kota.

    “Tidak ada salahnya menggunakan pembiayaan eksternal untuk infrastruktur sejauh beban keuangan bisa ditanggung. Justru semakin cepat infrastruktur dibangun, semakin cepat pula masyarakat menikmati manfaatnya,” tutur Prof. Fitri.

    Prof. Fitri mengungkapkan bahwa rencana pembiayaan alternatif yang tengah disiapkan memiliki nilai Return on Investment of Infrastructure (ROII) hingga 943%. Angka tersebut menunjukkan proyek-proyek infrastruktur Surabaya layak secara ekonomi dan berpotensi memberi dampak besar bagi masyarakat.

    Sejumlah proyek prioritas yang kini masuk dalam daftar pembangunan meliputi Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB), pelebaran jalan di berbagai titik, pembangunan Flyover Dolog, hingga saluran diversi Gunungsari. Selain itu, ada pula pemasangan lampu jalan, normalisasi saluran, dan pembangunan jalan baru untuk mendukung pusat pertumbuhan ekonomi.

    “Proyek-proyek itu membutuhkan dana besar, tapi dampaknya signifikan untuk masyarakat. Selain memperlancar konektivitas dan mobilitas, juga mampu menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan daya saing kota,” jelasnya.

    Meski begitu, ia mengingatkan bahwa manfaat ekonomi dari pembangunan infrastruktur tidak bisa langsung dirasakan setelah proyek selesai. Secara umum, periode balik modal (break even point) dari sisi manfaat ekonomi infrastruktur publik membutuhkan waktu sekitar tujuh tahun. “Karena itu, strategi pembiayaan harus cermat agar kesinambungan pembangunan tetap terjaga,” pungkas Prof. Fitri.[asg/kun]

  • Ada Sekolah Hentikan Program MBG, DPRD Ponorogo Lakukan Sidak

    Ada Sekolah Hentikan Program MBG, DPRD Ponorogo Lakukan Sidak

    Ponorogo (beritajatim.com) – Komisi D DPRD Ponorogo melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Sekolah Dasar Muhammadiyah Terpadu (SDMT) Ponorogo. Sidak dilakukan pasca pihak sekolah memutuskan menghentikan sementara penerimaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Penghentian program unggulam dari Ptabowo-Gibran itu, lantaran distribusi makanan kerap terlambat.

    Ketua Komisi D DPRD Ponorogo, Riyanto, menegaskan pihaknya tidak ingin kejadian serupa terulang di sekolah lain. Distribusi MBG harus tepat waktu, sehingga ke depan tidak mengganggu pelajaran.

    “Kami mewanti-wanti agar keterlambatan distribusi MBG tidak sampai merembet ke sekolah lain. Apalagi di Ponorogo ada lebih dari satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bertugas melayani sekolah,” ungkap Riyanto, Selasa (30/9/2025).

    Dari hasil sidak, kalangan legislatif memastikan bahwa SDMT Ponorogo tidak menolak program nasional MBG yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Hanya saja, pihak sekolah mengeluhkan keterlambatan pengantaran makanan yang beberapa kali molor hingga 1–2 jam dari kesepakatan, yakni pukul 11.00 WIB. Kondisi tersebut terbukti mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar (KBM) dan agenda ekstrakurikuler siswa.

    “Pihak SDMT Ponorogo tetap siap menerima kembali program MBG. Tapi harus ada komitmen jelas, sesuai kesepakatan dengan SPPG agar pengiriman tidak terlambat lagi,” kata Politisi dari PDIP tersebut.

    Lebih lanjut, Riyanto juga meminta SPPG Tonatan segera mengambil alih pelayanan program MBG di SDMT Ponorogo. Pasalnya, dapur bergizi internal yang sebelumnya dikelola pihak sekolah sudah dibubarkan.

    “Kalau tidak segera terlayani, justru siswa yang akan dirugikan,” tegasnya.

    Untuk diketahui sebelumnya, SDMT Ponorogo menghentikan keikutsertaan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kepala SDMT Ponorogo, Jainal Abidin, menegaskan bahwa keputusan mundur diambil demi menjaga kelancaran Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Keterlambatan distribusi dan menu yang dianggap kurang sesuai membuat pihak sekolah bersama wali murid melakukan evaluasi menyeluruh.

    “Beberapa kali pengiriman terlambat, sehingga KBM setelahnya ikut terganggu dan suasana kelas menjadi kurang kondusif,” jelas Jainal. (end/ian)