Category: Beritajatim.com Politik

  • Khofifah Ungkap Sulitnya Penyelamatan Korban Ambruknya Mushola Ponpes Al-Khoziny: Tim SAR Menggali Sambil Tengkurap

    Khofifah Ungkap Sulitnya Penyelamatan Korban Ambruknya Mushola Ponpes Al-Khoziny: Tim SAR Menggali Sambil Tengkurap

    Surabaya (beritajatim.com) – Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan sulitnya upaya penyelamatan untuk korban reruntuhan atau ambruknya mushola Ponpes Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo.

    “Saya belum pernah sampaikan ke media. Dalam kesempatan ini, saya sampaikan bahwa ada kesulitan-kesulitan khusus yang ditemukan tim SAR bersertifikat internasional di lokasi. Bahwa tim menggali itu dilakukan sambil tengkurap tidur. Ada betonnya dan bajanya,” ujar Khofifah, di acara Opening Ceremony Jatim Fest 2025 dalam Rangka Hari Jadi ke-80 Provinsi Jatim di Grand City Surabaya, Rabu (1/10/2025).

    Khofifah pun intens memantau progres penyelamatan yang masih berlangsung. “Selesai upacara tadi saya monitor, bahwa pinggangnya bisa dibebaskan, tetapi kakinya masih terhimpit beton,” ungkap Khofifah.

    “Harus disiapkan oksigen, air dan vitamin untuk korban. Semaksimal mungkin kita ikhtiarkan. Saya baru dari Buduran, sekarang Pak Wagub dan Pak Sekda yang ada di Buduran Sidoarjo. Mohon doa semuanya, semoga proses penyelamatan bisa berjalan lancar. Ini karena ada kesulitan secara teknis. Ada sebanyak 12 orang tim SAR dari Basarnas yang bersetifikat internasional di lokasi melakukan penyelamatan. Mereka pernah mendapatkan apresiasi dari Presiden Turki Erdogan dan pemerintahan Myanmar,” imbuhnya.

    Khofifah mengatakan, segitupun tidak mudah untuk mengambil posisi penyelamatan, dirinya berharap untuk para korban bisa ditemukan dalam keadaan selamat.

    “Alhamdulillah, ada sinergi semua lini untuk layanan terbaik bagi mereka yang terdampak ambruknya Musala Ponpes Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo. Saat ini ada Kepala Basarnas dan Kepala BNPB. Kemarin ada Pak Menteri Agama dan tim. Hari ini ada Pak Mensos bersama tim. Perhatian Pak Presiden dan pemerintah pusat tinggi sekali,” tuturnya.

    Khofifah pun bercerita saat dirinya sedang melakukan misi dagang di Palembang, langsung mengontak Wagub Emil Elestianto Dardak dan Sekdaprov Adhy Karyono untuk membuat dapur umum dan pos kesehatan.

    “Bayangan saya sederhana saat itu, untuk membawa ekskavator dan crane membantu melakukan evakuasi. Ternyata tidak sesederhana itu, excavator dan crane belum bisa difungsikan sampai sekarang. Jika ada yang bilang penanganan terkesan lambat, saya tegaskan bukan lambat. Tim tidak berani mengambil risiko. Saya yang minta datang crane dan ekskavator itu. Kalau ini crane dan excavator bergerak, penyelamatan menjadi terganggu. Mohon doanya, semoga proses penyelamatan berjalan lancar dan evakuasi bisa dilakukan,” paparnya.

    “Mudah-mudahan dengan doa yang terus mengalir, Allah memberikan ketabahan dan kesabaran keluarganya. Ada tiga santri yang meninggal. Semoga masih banyak yang bisa diselamatkan dalam kondisi hidup,” pungkasnya. [tok/beq]

  • Petani Pasuruan Keluhkan Distribusi Pupuk Tak Merata, DPRD dan LPP NU Turun Tangan

    Petani Pasuruan Keluhkan Distribusi Pupuk Tak Merata, DPRD dan LPP NU Turun Tangan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Masalah distribusi pupuk kembali menjadi perhatian serius di Kabupaten Pasuruan. Sejumlah organisasi tani dan lembaga pertanian mendesak pemerintah agar segera memperbaiki sistem penyaluran pupuk subsidi.

    Tani Merdeka bersama LPP NU Bangil dan LPP NU Pasuruan mendatangi Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan, Rabu (1/10/2025). Mereka mengungkapkan keluhan petani terkait distribusi pupuk yang dinilai timpang, terutama di wilayah Tosari dan Tutur.

    Ketua Tani Merdeka Pasuruan, Winaryo Sujoko, menegaskan bahwa program Merdeka Pupuk yang digagas bupati harus benar-benar dijalankan. Menurutnya, jangan sampai ada petani yang tidak kebagian pupuk sementara di daerah lain berlimpah.

    “Distribusi pupuk harus merata. Jangan ada kesenjangan antarwilayah, karena ini kebutuhan mendasar petani,” ujarnya.

    Selain soal pupuk, Winaryo juga menyinggung program santripreneur yang dinilainya masih belum optimal. Ia menekankan bahwa pelatihan harus dibarengi dengan akses modal agar santri benar-benar bisa terjun di sektor pertanian.

    “Pelatihan saja tidak cukup, harus ada dukungan modal. Kalau ada tambahan tenaga penyuluh juga lebih baik untuk mendampingi petani,” tambahnya.

    Menanggapi hal itu, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan, Agus Setiya Wardana, menyebut pihaknya sudah menindaklanjuti keluhan dengan PT Pupuk Indonesia sejak dua bulan lalu. Namun ia juga menyoroti masalah lain, yakni melimpahnya limbah kotoran sapi di Pasuruan timur.

    “Kalau tidak dikelola, limbah ini bisa mengganggu kesehatan. Tapi jika diolah jadi pupuk organik, justru bermanfaat bagi petani,” jelas Agus.

    Agus juga mendorong pemerintah daerah merancang program riset benih unggulan lokal. Menurutnya, kemandirian petani bisa terwujud jika mereka tidak lagi tergantung pada benih dari luar daerah.

    “Dengan benih unggulan sendiri, petani Pasuruan akan lebih mandiri. Anggaran riset harus dipersiapkan,” tegasnya.

    Sementara itu, Kabid Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, Ririn, menjelaskan kondisi produksi pertanian saat ini. Ia menyebut padi yang dihasilkan masih sebatas beras sehat, sementara untuk beras organik membutuhkan proses panjang.

    “Untuk jadi beras organik harus benar-benar steril, bahkan pengairan harus dari mata air langsung. Tidak boleh ada kontaminasi pestisida,” ungkapnya.

    Ririn menambahkan tren penanaman padi dan jagung di Pasuruan terus meningkat. Kenaikan produksi jagung didorong adanya dukungan dari kepolisian yang membantu pasokan pakan untuk peternakan.

    “Jagung meningkat karena ada program dari kepolisian. Hasilnya juga kami distribusikan untuk kebutuhan pakan ternak,” jelasnya.

    Terkait jumlah penyuluh pertanian, Ririn mengakui masih jauh dari ideal. Saat ini hanya sekitar 100 orang penyuluh yang harus menangani ribuan petani di Pasuruan.

    “Kami tetap berusaha memaksimalkan yang ada. Meski terbatas, penyuluh tetap mendampingi petani semaksimal mungkin,” tandasnya. (ada/ted)

  • Sambangi Ponpes Al-Khoziny, Lita Machfud Arifin Janji Perjuangkan Pendidikan Santri Korban Terdampak

    Sambangi Ponpes Al-Khoziny, Lita Machfud Arifin Janji Perjuangkan Pendidikan Santri Korban Terdampak

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Ketua DPW Partai NasDem Jawa Timur sekaligus Anggota DPR RI Komisi X, Lita Machfud Arifin, menyampaikan duka mendalam atas musibah ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Setelah mendapat kabar melalui pemberitaan saat kunjungan ke DPD NasDem Mojokerto, ia langsung menuju lokasi pada Selasa (30/9/2025).

    Dalam kunjungan tersebut, Lita hadir bersama Ketua DPD Partai NasDem Sidoarjo, Muh Zakaria Dimas Pratama, dan Sekretaris DPD, Mahenda Abdillah Kamil. Rombongan menyerahkan santunan kepada pengasuh pesantren KH R. Abdus Salam Mujib serta memberikan dukungan moral dan logistik bagi keluarga santri dan relawan yang berada di lokasi.

    “Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya atas musibah yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Khoziny. Semoga para korban yang wafat mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Musibah ini adalah duka kita bersama,” ujar Lita dalam keterangan tertulisnya, Rabu (1/10/2025).

    Lita menegaskan bahwa Partai NasDem akan terus hadir mendampingi masyarakat dalam situasi sulit. Menurutnya, perhatian utama harus diberikan kepada santri yang terdampak agar masa depan pendidikannya tetap terjamin.

    “Partai NasDem akan terus hadir untuk mendampingi masyarakat dalam situasi sulit. Khususnya, memastikan anak-anak korban tidak kehilangan masa depan pendidikannya,” ungkapnya.

    Dia menambahkan, musibah ini menjadi pengingat pentingnya kehadiran negara dalam menjamin hak pendidikan anak-anak. Sebagai legislator yang membidangi pendidikan, ia memastikan komitmennya untuk memperjuangkan akses pendidikan bagi santri yang terdampak.

    “Musibah ini sangat mengguncang hati kita semua. Saya ingin memastikan bahwa anak-anak yang terdampak tidak kehilangan masa depannya. Negara harus hadir, dan saya pastikan pendidikan mereka akan tetap terjamin,” tegas Lita.

    Sebagai anggota Komisi X DPR RI, Lita menyatakan akan memperjuangkan beasiswa bagi santri terdampak melalui berbagai program pemerintah. Dukungan tersebut mencakup Program Indonesia Pintar (PIP), Kartu Indonesia Pintar (KIP), hingga bantuan pendidikan lanjutan di perguruan tinggi.

    “Pesantren adalah benteng pendidikan moral bangsa. Perhatian pemerintah terhadap keselamatan infrastruktur dan keberlangsungan pendidikan di pesantren harus benar-benar menjadi prioritas,” jelasnya.

    Menurut Lita, pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan memiliki peran strategis dalam membentuk karakter generasi bangsa. Karena itu, perhatian terhadap keselamatan sarana dan keberlangsungan pendidikan di pesantren tidak boleh diabaikan.

    “NasDem hadir bersama rakyat, bukan hanya dalam suka, tapi juga di saat duka. Saya berharap seluruh pihak bergotong royong membantu pemulihan pesantren Al-Khoziny, agar para santri dapat kembali belajar dengan tenang dan aman,” pungkasnya. [asg/beq]

  • Ning Ita Tekankan Keamanan Pangan untuk UMKM Kuliner Mojokerto

    Ning Ita Tekankan Keamanan Pangan untuk UMKM Kuliner Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari meninjau langsung Pelatihan Keamanan Pangan di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Maja Citra Kinarya, Rabu (1/10/2025). Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya serta diikuti puluhan pelaku UMKM makanan dan minuman.

    Dalam kesempatan itu, Ning Ita—sapaan akrabnya—menyebutkan bahwa dari total 27.993 UMKM di Kota Mojokerto, lebih dari 70 persen bergerak di sektor kuliner. Menurutnya, peningkatan kualitas produk pangan, khususnya terkait keamanan pangan, menjadi perhatian serius pemerintah daerah.

    “Kami berkomitmen ingin meningkatkan perekonomian Kota Mojokerto melalui UMKM. Itulah kenapa fasilitasi yang kami berikan tidak main-main, setiap tahun kami anggarkan puluhan miliar rupiah yang sasarannya UMKM,” ungkapnya.

    Ia menekankan, produk kuliner Kota Mojokerto tidak hanya harus halal, tetapi juga aman dikonsumsi. “Kami mendorong bagaimana supaya produk kuliner Kota Mojokerto aman, tidak mengandung bahan-bahan yang membahayakan kesehatan. Ini komitmen kami supaya UMKM benar-benar naik kelas,” tambahnya.

    Selain keamanan pangan, Ning Ita mendorong pelaku UMKM mendaftarkan produknya ke e-katalog pemerintah. Dengan demikian, produk UMKM Mojokerto tidak hanya terjamin kualitasnya, tetapi juga memiliki peluang lebih besar masuk dalam belanja pemerintah daerah.

    “Kami ingin UMKM kuliner di Kota Mojokerto bukan sekadar bertahan, tapi berkembang dan naik kelas, salah satunya dengan memastikan produk yang mereka hasilkan benar-benar aman untuk masyarakat,” tegasnya.

    Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pelaku usaha dalam menjaga standar keamanan pangan. Pemerintah Kota Mojokerto optimistis, langkah ini akan membuat UMKM lokal semakin berdaya saing dan berkontribusi nyata pada pertumbuhan ekonomi daerah. [tin/beq]

  • Air Mata Haru Sambut Pembukaan Sekolah Rakyat di Banyuwangi

    Air Mata Haru Sambut Pembukaan Sekolah Rakyat di Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Suasana haru mewarnai pembukaan Sekolah Rakyat di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Muncar, Banyuwangi, Selasa (30/9/2025). Sebanyak 73 anak dari berbagai latar belakang diantar orang tua dan keluarganya untuk menempuh pendidikan berasrama di sekolah gratis yang digagas Presiden Prabowo Subianto.

    Di tengah riuh suasana, momen paling menyentuh datang dari Nur Wahidah (50), ibu tunanetra asal Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar. Air matanya menetes saat disapa Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang hadir meresmikan sekolah tersebut.

    Dengan suara lirih, Wahidah menceritakan perjuangannya membesarkan empat anak seorang diri. Anak sulungnya telah meninggal dunia, anak kedua sudah bekerja, anak ketiga masih duduk di bangku SMA, sementara yang ia antar ke Sekolah Rakyat adalah Rehan Meizi, anak bungsunya yang kini kelas 5 SD.

    “Sudah sembilan tahun saya kehilangan penglihatan. Untuk hidup, saya hanya bisa bekerja sebagai tukang pijat. Dengan adanya Sekolah Rakyat ini, saya merasa sangat terbantu. Semoga anak saya bisa maju, berkembang, dan menjadi orang yang sukses kelak,” tuturnya.

    Mendengar kisah itu, Ipuk menguatkan. “Tetaplah semangat ngih Bu. InsyaAllah anak-anak ibu bisa menggapai cita-citanya. Bapak Presiden melalui Sekolah Rakyat ini ingin semua anak memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan,” ucapnya.

    Puluhan orang tua lain juga menyimpan asa yang sama. Tutik (54), warga Songgon, tampak bersemangat ketika mengantar anaknya, Hidayatur Ramadan, siswa kelas 2 SMA, untuk mulai bersekolah di Sekolah Rakyat.

    “Perasaan saya senang sekali setelah tahu tempatnya nyaman. Daripada di rumah main terus, di sini anak saya lebih terarah. Hati saya juga lega, apalagi semuanya gratis,” ujar Tutik, yang sejak sembilan tahun lalu berjuang sendiri menghidupi keluarga setelah suaminya meninggal dunia.

    Semangat serupa juga ditunjukkan Yesi, siswi SMA asal Siliragung. Ia sempat bersekolah di Tulungagung sebelum kembali ke Banyuwangi untuk merawat neneknya yang sakit. “Awalnya saya mau sekolah di SMK PGRI, lalu saya direkomendasikan pendeta saya bahwa ada sekolah program presiden. Saya tertarik, karena memang kami kurang mampu akhirnya saya memutuskan untuk sekolah di sini,” katanya.

    Yesi yang gemar menyanyi dan menari itu bertekad untuk serius belajar, melanjutkan kuliah, dan bercita-cita menjadi psikolog. Harapan tersebut diamini oleh Bupati Ipuk.

    “Semoga apapun cita-cita kalian mudah-mudahan bisa diwujudkan. Belajarlah dengan sungguh-sungguh, jadikan Sekolah Rakyat ini langkah awal untuk mewujudkan harapan apapun di masa depan,” pesannya. [alr/beq]

  • Kendaraan Plat Merah di Jatim yang Nunggak Pajak Capai Ribuan Unit

    Kendaraan Plat Merah di Jatim yang Nunggak Pajak Capai Ribuan Unit

    Surabaya (beritajatim.com) – Kepala Bidang Pajak Bapenda Jatim, Kresna Bimasakti mengungkapkan, untuk kendaraan plat merah yang menunggak pajak sampai dengan bulan Agustus 2025 mencapai ribuan unit.

    “Kami dibantu Pak Kakanwil Jasa Raharja Jatim dan kepolisian. Kami tidak lelah koordinasi dengan bupati/wali kota untuk menagih pajak untuk kendaraan. Kemarin saat bertemu Wali Kota Malang, langsung Pak Wali meminta kepada pegawai yang belum bayar, segera membayar. Kalau pegawainya nggak mbayar, mereka diancam akan ditarik kendaraan dinasnya,” tutur pejabat yang akrab disapa Bima ini di kantornya, Rabu (1/10/2025).

    “Kami tidak diam saja, kami bersama kepolisian dan Jasa Raharja tetap menarik pajak bagi yang menunggak,” imbuhnya.

    Bagaimana bagi kendaraan plat merah yang sudah rusak dan minta dihapus dari data regident?

    “Selama dia melengkapi laporannya, dan dilengkapi fotonya bahwa benar-benar rusak, kami pasti menghapusnya dari data objek pajak yang menunggak. Itu nanti menunggu surat rekomendasi dari kepolisian bahwa kendaraan plat merah yang rusak itu telah dihapus dari data regident. Seperti kemarin di Surabaya, ada sekitar 100 kendaraan sudah rusak semua dan tinggal rangkanya saja. Akhirnya, kami menghapusnya dari data tunggakan,” pungkasnya. [tok/beq]

  • Kota Mojokerto Resmi Miliki BPBD, Momentum Bersejarah di Bulan PRB 2025

    Kota Mojokerto Resmi Miliki BPBD, Momentum Bersejarah di Bulan PRB 2025

    Mojokerto (beritajatim.com) – Kota Mojokerto resmi memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang diresmikan bersamaan dengan pembukaan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tahun 2025 di GOR Seni Mojopahit, Rabu (1/10/2025).

    Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang menunjuk Mojokerto Raya sebagai tuan rumah agenda berskala nasional tersebut.

    “Alhamdulillah, di tahun pertama periode kedua saya menjabat, Kota Mojokerto dipercaya sebagai tuan rumah kegiatan nasional yang sangat strategis. Ini juga menjadi momentum bersejarah karena BPBD Kota Mojokerto resmi dibentuk pada tahun 2025,” ungkapnya.

    Meski hanya memiliki tiga kecamatan dan 18 kelurahan, Ning Ita menegaskan bahwa Kota Mojokerto dialiri tujuh sungai besar yang berpotensi menimbulkan risiko bencana, terutama banjir. Untuk itu, pemerintah daerah telah membekali setiap kelurahan agar menjadi kelurahan tangguh bencana.

    “Pembentukan BPBD ini adalah bentuk komitmen kami agar penanggulangan bencana lebih responsif dengan melibatkan masyarakat secara aktif. Ketangguhan bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga karakter, kedisiplinan, dan solidaritas sosial. Sinergi lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas generasi adalah kunci dalam menghadapi bencana,” tegasnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Ning Ita juga menyampaikan terima kasih kepada TNI, Polri, relawan, dan seluruh mitra yang selama ini bersinergi dalam edukasi serta pendampingan masyarakat. Peringatan Bulan PRB 2025 di Kota Mojokerto mengusung tagline khas Jawa Timur “Tangguh Rek”, yang mencerminkan semangat kebersamaan membangun ketangguhan bangsa.

    “Dengan sinergi pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media, Mojokerto siap menjadi kota yang tangguh menghadapi risiko bencana. Mari kita sukseskan Bulan PRB 2025 sebagai bukti ketangguhan Mojokerto, Bumi Majapahit,” ujarnya.

    Agenda Bulan PRB 2025 akan berlangsung selama tiga hari dengan beragam kegiatan, mulai dari Pameran Penanggulangan Bencana, Pelayanan Masyarakat, hingga Permainan Edukasi. Hadir dalam peresmian tersebut antara lain Anggota Komisi VIII DPR RI Sri Wulan, Sekretaris Utama BNPB Dr. Rustian, serta Sekretaris BPBD Provinsi Jawa Timur Andhika Nurrahmad Sudigda. [tin/beq]

  • 72 Prajurit Kodim 0802/Ponorogo Naik Pangkat, Kasdim: Bukan Hak, tapi Penghargaan Negara

    72 Prajurit Kodim 0802/Ponorogo Naik Pangkat, Kasdim: Bukan Hak, tapi Penghargaan Negara

    Ponorogo (beritajatim.com) – Sebanyak 72 prajurit Kodim 0802/Ponorogo resmi menyandang pangkat baru pada periode 1 Oktober 2025. Prosesi Korps Raport kenaikan pangkat digelar di Gedung Paraduta, Markas Kodim 0802/Ponorogo.

    Dalam sambutannya, Kasdim 0802/Ponorogo, Mayor Inf Agus Budi C, mewakili Dandim Letkol Inf Dwi Soerjono, menyampaikan apresiasi sekaligus ucapan selamat kepada anggota yang mendapat kepercayaan kenaikan pangkat.

    “Selamat kepada 72 anggota yang pada periode 1–10 tahun 2025 ini mendapat penghargaan naik pangkat satu tingkat lebih tinggi dari pangkat semula,” kata Mayor Inf Agus Budi C, Rabu (1/10/2025).

    Dia menegaskan, kenaikan pangkat bukan sekadar hak, melainkan bentuk penghargaan dari negara. Prosesnya didasarkan pada penilaian menyeluruh dari pimpinan, mencakup aspek disiplin, loyalitas, kesetiaan, serta kualitas dan potensi kerja.

    “Agar dipahami oleh seluruh anggota terutama yang naik pangkat bahwa kenaikan pangkat bukanlah hak, tetapi salah satu wujud penghargaan negara yang diberikan melalui berbagai persyaratan dan kriteria penilaian dari pimpinan dengan mengacu pada beberapa aspek baik kedisiplinan, loyalitas, kesetiaan serta kualitas dan potensi kerja,” tegasnya.

    Kasdim juga berpesan agar momentum ini menjadi pemacu semangat dalam pengabdian sehari-hari. Selain itu, dia mengingatkan pentingnya sikap syukur atas amanah dan anugerah yang telah diterima.

    “Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari semakin semangat, dan yang tidak kalah penting untuk senantiasa bersyukur atas segala anugerah yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala Tuhan Yang Maha Kuasa,” pungkasnya.

    Adapun 72 orang anggota Kodim 0802/Ponorogo yang naik pangkat periode 01 Oktober 2025 kali ini terdiri dari : Kenaikan pangkat Pama sebanyak 6 orang yang mana mereka melaksanakan laporan Korps di Makodam V/Brawijaya; kenaikan pangkat Bintara Penghargaan ada 6 orang; Kenaikan Bintara Reguler ada 46 orang serta kenaikan Tamtama regular ada sebanyak 15 orang prajurit. (end/kun)

  • Banyuwangi Perluas Pasar Produk Unggulannya di Misi Dagang Sumsel

    Banyuwangi Perluas Pasar Produk Unggulannya di Misi Dagang Sumsel

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar misi dagang dan investasi bersama Pemprov Sumatera Selatan di Palembang.

    Dalam kegiatan tersebut Kabupaten Banyuwangi juga turut difasilitasi untuk memperkenalkan berbagai produk unggulannya kepada para pelaku usaha di forum bisnis tersebut.

    Agenda ini merupakan program rutin Pemprov Jatim untuk memperluas pasar produk daerah. Banyuwangi berkesempatan untuk memperkenalkan berbagai potensinya.

    Misi dagang tersebut dipimpin langsung Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono turut mendampingi Gubernur Jatim.

    Mujiono menjelaskan misi dagang ini sebagai upaya mempererat kerja sama perdagangan antara Pemprov Jatim dengan daerah lain di Indonesia.

    “Terima kasih kepada Gubernur Jatim yang memfasilitasi Banyuwangi untuk memasarkan potensinya. Alhamdulillah, produk kami banyak dibeli oleh buyer dan banyak pesanan,” kata Mujiono.

    Banyuwangi memasarkan banyak produk, mulai batik, udeng, beras organik ekspor, kopi Osing, gula semut, gula batok, tas, manik-manik ekspor, hingga jajanan khas seperti bagiak, selai pisang, hingga bolu kuwuk.

    “Beberapa produk yang menjadi unggulan Banyuwangi ini kita bawa ke misi dagang untuk dipertemukan langsung dengan buyer atau pelaku bisnis yang ada di Sumatera Selatan,” kata Mujiono.

    Selain memamerkan produk UMKM, Banyuwangi juga menghadirkan budaya lokal. Pada sesi pembukaan, ditampilkan fashion show Wastra Osing, batik khas masyarakat Osing serta tari-tarian daerah ini.

    “Ajang ini menjadi sarana strategis untuk memperluas jaringan pasar sekaligus memperkenalkan potensi Banyuwangi ke luar Jawa,” tuturnya.

    Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan (Diskop UMP) Banyuwangi, Nanin Oktaviantie, menambahkan, forum ini mempertemukan pelaku usaha Banyuwangi dengan buyer di daerah lain di Indonesia.

    “Banyuwangi berkesempatan mengenalkan produk sekaligus menjajaki pasar baru,. Bahkan ada ekspoetir yang tertarik dengan produk kita,” kata Nanin. [tar/ian]

  • Pansel Umumkan Pimpinan Baru Perumda Sari Gunung: Judha dan Koko Terpilih

    Pansel Umumkan Pimpinan Baru Perumda Sari Gunung: Judha dan Koko Terpilih

    Ponorogo (beritajatim.com) – Panitia seleksi (pansel) resmi mengumumkan hasil rekrutmen untuk dewan pengawas (dewas) dan direktur Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Sari Gunung.

    Dari proses seleksi yang berlangsung sejak awal September, terpilih 2 nama, yakni Judha Slamet Sarwo Edi, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Ponorogo, ditetapkan sebagai Dewan Pengawas (Dewas). Sementara Koko Priyo Utomo dipercaya menduduki kursi Direktur Sari Gunung.

    Ketua Pansel sekaligus Sekretaris Daerah (Sekda) Ponorogo, Agus Pramono, menegaskan bahwa penetapan keduanya telah melalui mekanisme seleksi terbuka dengan berbagai tahapan.

    “Alhamdulillah, setelah melalui tahapan UKK dan wawancara, dan berdasarkan urutan nilai, kita sepakati Mas Judha Sarwo Edi sebagai Dewan Pengawas dan Mas Koko Priyo Utomo sebagai Direktur Sari Gunung,” ungkap Agus Pramono, Rabu (1/10/2025).

    Judha dan Koko berhasil menyisihkan kandidat lain berkat pengalaman manajerial yang dinilai lebih unggul. Proses seleksi ini berlangsung objektif sesuai aturan yang berlaku. Setelah pengumuman, tahapan berikutnya adalah pelantikan resmi.

    Keduanya akan mengemban tanggung jawab besar untuk mengelola berbagai sektor usaha Sari Gunung, mulai dari pariwisata, pertanian, pertambangan, hingga perikanan.

    “Harapan kita ya Perumda Sari Gunung ke depan bisa lebih berkembang dengan baik,” katanya.

    Agus menambahkan, tantangan terbesar ke depan bukan hanya soal diversifikasi usaha, melainkan juga penguatan permodalan. Pemerintah daerah masih melakukan perhitungan terkait dukungan modal, apalagi saat ini ada kebijakan efisiensi anggaran.

    Terpilihnya Judha dan Koko membawa harapan baru terhadap kiprah Perumda Sari Gunung. Dengan latar belakang pengalaman birokrasi dan kemampuan manajerial, keduanya diharapkan mampu menghidupkan kembali potensi daerah yang selama ini belum tergarap maksimal. (end/ian)