Category: Beritajatim.com Politik

  • Mbak Wali Dianugerahi Bunda Olahraga Masyarakat, Serukan Olahraga Jadi Gaya Hidup Warga Kota Kediri

    Mbak Wali Dianugerahi Bunda Olahraga Masyarakat, Serukan Olahraga Jadi Gaya Hidup Warga Kota Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Vinanda Prameswati dianugerahi Bunda Olahraga Masyarakat Kota Kediri oleh Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI). Penganugerahan dilakukan dalam acara Festival Olahraga Masyarakat Car Free Day, Minggu (12/10/2025) di Sepanjang Jalan Basuki Rahmat.

    Kegiatan ini diikuti 24 induk organisasi olahraga (Inorga). Mbak Wali juga mengikuti Senam Masal Flashmob Kediri Selalu Dihati.

    “Saya bersyukur pagi hari ini mendapat penganugerahan sebagai Bunda Olahraga Masyarakat. Pastinya penganugerahan ini bukan untuk saya pribadi tetapi untuk masyarakat Kota Kediri. Karena selama ini saya melihat masyarakat Kota Kediri kompak dan gotong-royong memajukan olahraga yang ada di Kota Kediri,” ujarnya.

    Mbak Wali mengapresiasi seluruh masyarakat yang mengikuti Festival Olahraga Masyarakat. Bahkan mulai dari anak-anak hingga dewasa semua berolahraga bersama. Festival ini tidak hanya dilakukan tahun ini, rencana setiap tahun akan dilakukan. Harapannya festival ini menjadi momentum masyarakat untuk menjadikan olahraga sebagai gaya hidup.

    “Saya ingin masyarakat Kota Kediri membiasakan untuk berolahraga. Semua bisa dimulai di rumah mungkin dengan senam bersama atau lari pagi bersama. Saya percaya olahraga ini selain membuat tubuh sehat juga mengurangi stres,” ungkapnya.

    Wali kota termuda ini menjelaskan olahraga menjadi salah satu indikator usia harapan hidup. Dimana hal ini berpengaruh pada indeks pembangunan manusia. Ketika masyarakat aktif berolahraga, maka tubuh akan sehat. Apabila masyarakat sehat maka akan lebih produktif dan mudah beraktivitas sehari-sehari.

    Tentu ini juga berpengaruh pada kemajuan kota. “Semakin banyak yang sehat maka semakin banyak yang produktif dan kota ini bisa menjadi kota yang maju. Semoga olahraga bisa menjadi budaya di masyarakat Kota Kediri,” jelasnya.

    Pada kesempatan ini Mbak Wali meninjau satu per satu Inorga yang tampil di Festival Olahraga Masyarakat. Mbak Wali juga menyerahkan pecut kepada instruktur senam. Turut hadir, Wakil Wali Kota Qowimuddin, Ketua KORMI Kota Kediri Abdian Asgi, Ketua KONI Eko Agus, Kepala OPD terkait, jajaran KORMI, seluruh pengurus induk olahraga dan tamu undangan lainnya. [nm/suf]

  • Berkebun, Jalan Ali Mufthi Belajar Makna Kesabaran

    Berkebun, Jalan Ali Mufthi Belajar Makna Kesabaran

    Surabaya (beritajatim.com) – Kesibukan politik di Senayan dan padatnya agenda partai di Jawa Timur tak membuat Ketua DPD Partai Golkar Jatim, Ali Mufthi, kehilangan ruang untuk menekuni hobinya: berkebun. Di sela jadwal yang padat, ia tetap menyempatkan diri menengok kebun buah-buahannya yang kini mulai berbuah.

    Di lahan hijau miliknya tumbuh berbagai tanaman tropis seperti cempedak dan alpukat. Dengan wajah penuh semangat, Ali menelusuri satu per satu pohon yang ia tanam dan rawat sendiri.

    “Alhamdulillah, sudah mulai berbuah. Nanti kalau sudah matang, kita nikmati bareng-bareng,” ujarnya dalam unggahan di media sosial yang disambut hangat oleh warganet.

    Unggahan yang dibagikan melalui akun Facebook pribadinya itu langsung menyita perhatian publik. Dalam waktu singkat, postingan tersebut dibanjiri komentar positif yang menyoroti sisi humanis dari sosok Ketua DPD Golkar Jatim itu.

    Salah satunya datang dari akun @Masrul Harianto yang menulis, “Panggah mantab, suasana kebun yang tenang dan asri mampu memberikan efek relaksasi yang efektif, apalagi pas panen. Hem… bisa mendadak nyidam haha.”

    Respons positif tersebut menunjukkan bagaimana publik melihat sisi lain dari seorang politisi yang selama ini identik dengan urusan rapat dan kebijakan. Di kebunnya, Ali Mufthi tampil apa adanya — menikmati udara segar, aroma tanah basah, dan makna sederhana dari proses menanam.

    “Kalau politik itu dunia pikiran dan strategi, berkebun adalah ruang hati,” ujarnya.

    Bagi Ali, berkebun bukan sekadar pelarian dari rutinitas, melainkan cermin kehidupan. Ia memaknai setiap daun yang tumbuh dan buah yang matang sebagai pelajaran tentang kesabaran, keberlanjutan, dan kerja keras. Seperti halnya dalam politik, ia percaya bahwa apa yang ditanam dengan niat baik dan dirawat dengan sungguh-sungguh akan berbuah kebaikan bagi banyak orang.

    “Di tengah kerasnya dinamika politik, kebun menjadi ruang untuk kembali belajar bahwa, memimpin bukan hanya soal berbicara dan memutuskan, tetapi juga menanam, menunggu, dan menjaga kehidupan agar terus tumbuh,” pungkasnya. [beq]

  • Upacara Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur di Kota Mojokerto Berlangsung Khidmat, Wali Kota Bacakan Sambutan Gubernur

    Upacara Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur di Kota Mojokerto Berlangsung Khidmat, Wali Kota Bacakan Sambutan Gubernur

    Mojokerto (beritajatim.com) — Upacara Peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur yang digelar di Lapangan Sasana Praja Abhipraya Balai Kota Mojokerto berlangsung khidmat dan penuh makna.

    Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bertindak sebagai inspektur upacara sekaligus membacakan sambutan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

    Dalam sambutan yang dibacakan oleh Ning Ita (sapaan akrab, red), Gubernur Khofifah menegaskan bahwa delapan dekade perjalanan Jawa Timur merupakan bukti daya tahan, kerja keras, dan kreativitas masyarakatnya. Dengan mengusung tema ‘Jatim Tangguh, Terus Bertumbuh’, seluruh elemen masyarakat diajak untuk menjaga semangat kebersamaan dan memperkuat sinergi menuju masa depan yang lebih maju dan berkelanjutan.

    “Dari Bumi Majapahit, kita terus menyalakan semangat persatuan dan kemajuan. Jawa Timur akan terus menjadi rumah bagi harapan, laboratorium inovasi, dan pusat pertumbuhan yang menginspirasi Indonesia,” ungkap Gubernur Khoffifah dalam sambutan yang dibacakan Ning Ita, Minggu (12/10/2025).

    Peringatan Hari Jadi kali ini juga menjadi momentum refleksi atas capaian Jawa Timur sebagai salah satu lokomotif ekonomi nasional. Pada triwulan II tahun 2025, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tercatat mencapai 5,23 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional. Tingkat kemiskinan juga berhasil ditekan hingga 9,5 persen, sementara kemiskinan ekstrem menurun signifikan menjadi 0,66 persen.

    Gubernur dalam sambutannya turut menyoroti peran penting sektor pertanian sebagai tulang punggung ketahanan pangan nasional. Dengan produksi padi yang mencapai lebih dari 12 juta ton, Jawa Timur kembali menegaskan posisinya sebagai lumbung pangan terbesar di Indonesia. Selain sektor ekonomi dan pangan, Jawa Timur juga mencatat berbagai prestasi di bidang lainnya.

    Seperti bidang pendidikan, lingkungan hidup, dan inovasi. Provinsi ini dinobatkan sebagai peringkat pertama nasional dalam implementasi ekonomi hijau dan transisi berkelanjutan, serta memiliki jumlah desa mandiri terbanyak di Indonesia. Melalui filosofi kerja ‘Jatim Bisa’ yang berarti Berdaya, Inklusif, Sinergis, dan Adaptif, Gubernur mengajak seluruh warga untuk terus berkolaborasi dalam pembangunan daerah.

    “Pelaut yang hebat tidak lahir dari lautan yang tenang. Jawa Timur telah membuktikan ketangguhannya menghadapi berbagai tantangan dan terus tumbuh ke arah kemajuan,” ujarnya Gubernur Khoffifah dalam sambutan yang dibacakan Ning Ita.

    Sebagai penutup, Gubernur Khofifah mengajak seluruh masyarakat untuk bersatu dalam semangat ‘Tangguh Nyawiji, Tumuwuh Mulyo”. Hal ini menegaskan bahwa tekad bersama menjadikan Jawa Timur sebagai Gerbang Baru Nusantara.

    “Kami mengundang segenap warga Jawa Timur, apa pun profesinya, untuk bergerak bersama. Dari petani hingga pengusaha, dari guru hingga profesor, dari pekerja hingga profesional, kami membutuhkan panjenengan semua untuk bersama-sama mewujudkan impian Indonesia,” tutupnya. [tin/suf]

  • Fatma Saifullah Yusuf Gerakkan Sinergi Batik Inklusif di Solo

    Fatma Saifullah Yusuf Gerakkan Sinergi Batik Inklusif di Solo

    Solo (beritajatim.com) – Menjelang peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2025, Penasihat I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Sosial (Kemensos), Fatma Saifullah Yusuf, bersama Penasihat II DWP Kemensos, Intan Agus Jabo Priyono, melakukan kunjungan kerja ke Kota Solo, Jawa Tengah, pada Minggu (12/10/2025).

    Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Sosial untuk meneguhkan komitmen terhadap inklusi sosial, pemberdayaan, pelestarian budaya, serta transformasi sosial bagi penyandang disabilitas di Indonesia.

    Kunjungan ini dimulai dengan mengunjungi Batik Owens, sebuah sentra batik terkemuka di Solo yang dirintis oleh Owens Joe. Dalam suasana hangat, Owens Joe menyambut Fatma dan rombongan dengan ramah.

    Di tengah berbagai karya batiknya yang penuh inovasi, Owen bercerita tentang dedikasinya untuk melestarikan nilai budaya batik, serta percaya bahwa semangat membatik dapat menjadi ruang tumbuh bagi siapa saja, termasuk penyandang disabilitas.

    “Batik adalah cermin nilai dan ketekunan bangsa. Kami percaya, semangat membatik dapat menjadi ruang tumbuh bagi siapa pun, termasuk penyandang disabilitas. Mereka bukan hanya penerima manfaat, tetapi juga calon pencipta dan penjaga warisan budaya,” ujar Owen Joe.

    Selanjutnya, Fatma dan rombongan melanjutkan perjalanan ke Batik Ciprat Jombor di Kelurahan Jombor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Di sinilah para penyandang disabilitas mengekspresikan kreativitas mereka melalui seni batik ciprat — sebuah teknik yang memadukan spontanitas dengan kebebasan warna di atas kain.

    Fatma tampak berinteraksi dengan para pengrajin disabilitas, bahkan berkreasi langsung dengan mereka, mencipratkan warna hingga menyelesaikan sebuah karya batik ciprat bersama.

    “Setiap cipratan warna yang lahir dari tangan mereka adalah keberanian. Mereka tidak menyerah pada keterbatasan, tetapi menjadikannya sumber kekuatan,” tutur Wanita kelahiran Jombang Jawa Timur ini.

    Selain itu, Fatma juga memberikan dukungan nyata terhadap ekonomi kreatif penyandang disabilitas dengan membeli sejumlah karya batik ciprat mereka. Dalam kesempatan itu, Owen Joe menyampaikan komitmennya untuk berkolaborasi dengan pengrajin Batik Ciprat Jombor dengan memberikan pelatihan dan pendampingan teknik baru seperti eco-discharge untuk meningkatkan daya saing karya-karya batik ciprat.

    Rombongan DWP Kemensos saat berada di batik Solo

    “Kreativitas adalah pintu menuju kemandirian. Ketika dunia usaha mau membuka ruang berbagi, maka budaya dan inklusivitas tumbuh bersama — saling memperkuat dan memberi nilai,” ungkap Fatma.

    Tak hanya itu, Fatma juga menyerahkan bantuan ATENSI kepada 13 penerima manfaat (PM) pembatik disabilitas yang terdiri dari kebutuhan dasar dan perlengkapan rumah tangga, seperti beras, minyak goreng, kipas angin, dan sarung.

    Bantuan ini menjadi bentuk penghargaan atas semangat dan karya mereka. “Kita ingin memastikan tidak ada yang tertinggal dalam perjalanan menuju kemandirian sosial,” tegas Fatma.

    Kunjungan ini juga dihadiri oleh berbagai pihak, seperti Kepala Sentra Terpadu Soeharso, Ketua DWP Sentra Terpadu Soeharso Solo, serta kepala kelurahan dan kecamatan setempat. Dalam dialog yang berlangsung, Intan Agus Jabo Priyono menegaskan komitmen DWP Kemensos untuk memperkuat jejaring pemberdayaan perempuan dan keluarga penyandang disabilitas.

    “Inklusivitas harus dihidupkan di setiap lini mulai dari keluarga, komunitas, hingga dunia kerja. Batik adalah cara kita menjahit kemandirian itu,” ujarnya.

    Melalui kemitraan antara Batik Owen dan Batik Ciprat Jombor, DWP Kemensos berharap dapat membangun rantai nilai ekonomi batik yang inklusif, di mana penyandang disabilitas menjadi subjek aktif dalam penciptaan karya, bukan hanya penerima bantuan.

    Kunjungan ini menjadi simbol bahwa inklusivitas bukan hanya sebuah tema tahunan menjelang HDI, tetapi merupakan gerakan yang terus berlanjut. Pesan yang dibawa Fatma dan DWP Kemensos jelas: pelestarian budaya dan pemberdayaan sosial dapat berjalan seiring, membentuk wajah Indonesia yang lebih ramah, mandiri, dan berdaya saing.

    “Kita ingin karya teman-teman disabilitas bukan hanya dikenal, tetapi diakui sebagai bagian dari identitas bangsa. Setiap warna pada kain mereka adalah cerita perjuangan — dan hari ini, kita bersama menuliskannya,” tutup Fatma. [suf]

  • Dari Keterbatasan Menjadi Harapan: Kisah Putri dan Ibunya di Sekolah Rakyat Jombang

    Dari Keterbatasan Menjadi Harapan: Kisah Putri dan Ibunya di Sekolah Rakyat Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Pada petang yang cerah di Jombang, Sabtu, 11 Oktober 2025, sebuah momen yang penuh harapan dan emosi mewarnai kunjungan Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, atau yang lebih dikenal dengan Gus Ipul, ke Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 8 Jombang.

    Salah satu momen yang mencuri perhatian adalah saat Putri Anisa Hadi Ningtyas, seorang siswi dengan tekad bulat, melantunkan pidato berbahasa Inggris dengan lantang dan percaya diri.

    Kehadirannya membawa bangga bukan hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi ibunya, Mariani, yang hadir untuk menyaksikan buah hati tercinta berbicara di hadapan tamu-tamu penting. Namun, yang lebih menyentuh adalah kisah perjuangan Mariani yang penuh emosi.

    Sebagai seorang ibu, ia merasa sangat bersyukur dan terharu melihat anak-anaknya, Putri dan adiknya Jingga Ragil Hadi Prameswari, dapat melanjutkan pendidikan mereka di Sekolah Rakyat.

    “Saya sangat berterima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo, karena anak-anak saya bisa sekolah,” ujar Mariani, suaranya bergetar.

    Kisahnya adalah cerminan dari perjuangan seorang ibu yang bekerja keras sebagai buruh laundry, dengan penghasilan hanya Rp40.000 sehari. Suaminya yang sakit tak lagi mampu bekerja, menjadikan Mariani sebagai tulang punggung keluarga.

    Di tengah keterbatasan tersebut, ia tak pernah menyerah untuk memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya, meski sempat terhalang oleh masalah biaya.

    Bagi Mariani, penerimaan kedua anaknya di Sekolah Rakyat adalah anugerah yang luar biasa. “Saya sangat-sangat terima kasih karena anak saya dua-duanya diterima di sini,” tambahnya dengan haru. Ini adalah kisah tentang keteguhan hati seorang ibu yang rela berjuang demi masa depan anak-anaknya.

    Gus Ipul Berikan Apresiasi

    Mensos Gus Ipul saat berdialog dengan murid SRT 8 Jombang

    Kunjungan Gus Ipul ke Sekolah Rakyat 8 Jombang memberikan sorotan khusus pada perubahan yang terlihat pada siswa-siswi di sana. Gus Ipul mengungkapkan rasa kagumnya terhadap perkembangan yang tercatat sejak sekolah ini beroperasi.

    “Saya senang bahwa sejak beroperasi, Sekolah Rakyat Terintegrasi 8 Jombang ini telah melakukan suatu proses yang baik, suatu proses yang terukur sehingga anak-anak ini tampak sudah mulai ada perubahan,” ujarnya.

    Siswa-siswa Sekolah Rakyat datang dari latar belakang yang sangat beragam, dan melalui sistem pendidikan berasrama, mereka diajak untuk beradaptasi dan berkembang. Proses adaptasi tentu tidak mudah, namun Gus Ipul meyakinkan bahwa meskipun bulan-bulan awal penuh tantangan, keadaan akan semakin membaik.

    “Bulan-bulan pertama penuh tantangan, penuh dinamika, tapi masuk bulan kedua, kondisinya akan lebih stabil dan Insya Allah akan membaik,” katanya optimis.

    Tak bisa dipungkiri, kesuksesan adaptasi ini tak lepas dari peran besar para guru dan tenaga kependidikan yang telah mengabdikan diri dengan penuh dedikasi. Gus Ipul juga menyoroti kualitas pengajaran di Sekolah Rakyat yang dipastikan melalui seleksi ketat, serta pengalaman kepala sekolah dan tenaga pendidik yang berkompeten.

    “Guru-gurunya adalah guru-guru yang diseleksi secara ketat. Sehingga kita lihat memang kinerjanya secara umum cukup baik,” tuturnya.

    Sekolah Rakyat 8 Jombang kini menjadi simbol harapan bagi banyak keluarga yang sebelumnya terpinggirkan oleh keterbatasan ekonomi. Melalui kerja keras, dedikasi, dan dukungan yang kuat, sekolah ini terus membuka pintu bagi masa depan yang lebih cerah bagi para siswanya.

    Sebagai informasi, SRT 8 Jombang mengampu 100 siswa. Rinciannya, 50 siswa jenjang SMA dan 50 siswa jenjang SMP. Sebanyak 19 guru, 10 wali asuh, dan 2 wali asrama ikut mendukung proses pembelajaran dan pendampingan. [suf]

  • Grand Final Duta Batik Kota Kediri, Mbak Wali: Momentum Generasi Muda Lestarikan Warisan Budaya

    Grand Final Duta Batik Kota Kediri, Mbak Wali: Momentum Generasi Muda Lestarikan Warisan Budaya

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati menghadiri Grand Final Duta Batik Kota Kediri. Acara berlangsung di Ruang Joyoboyo Balai Kota Kediri, Sabtu (11/10/2025). Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk melestarikan warisan budaya batik di kalangan generasi muda.

    “Saya sampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah menyelenggarakan event ini. Karena event ini sangat bermanfaat. Kita bisa mengetahui potensi generasi muda,” ujarnya.

    Mbak Wali menjelaskan seperti diketahui batik telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya takbenda pada tahun 2009. Tentunya ini merupakan suatu kebanggaan bagi warga negara Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia juga memiliki tanggung jawab melestarikan, mencintai, dan memajukan batik yang ada di Indonesia. Khusunya Kota Kediri.

    “Dengan adanya pemilihan Duta Batik tentunya bukan hanya sekedar kompetisi tentang kecantikan maupun ketampanan. Melainkan di sini para finalis dituntut untuk bisa menjadi sosok generasi muda yang edukatif sekaligus inspiratif. Nantinya ketika menjadi Duta Batik bisa memperkenalkan nilai-nilai yang ada pada batik itu sendiri,” jelasnya.

    Dalam kesempatan ini, Mbak Wali juga mengingatkan bahwa kompetisi ini mampu menghasilkan generasi muda yang dapat memberi pesan kepada masyarakat. Bahwa sebagai warga negara Indonesia harus memiliki rasa cinta dan bangga mengenakan batik. Dimana banyak sekali potensi-potensi lokal, khusunya batik di setiap daerah.

    “Saya harap adik-adik ini bisa memberikan pesan kepada masyarakat bahwa mengenakan batik ini keren,” pungkas wali kota termuda ini.

    Pada kesempatan ini, Mbak Wali juga menyerahkan cinderamata kepada para sponsor yang mendukung acara ini. Turut hadir, Wakil Wali Kota Qowimuddin, Ketua Dekranasda Faiqoh Azizah Muhammad Qowimuddin, jajaran Dekranasda, dewan juri dan tamu undangan lainnya. [nm/suf]

  • Mensos Gus Ipul Disambut Puisi dan Pidato Bahasa Inggris Siswa Sekolah Rakyat Mojokerto

    Mensos Gus Ipul Disambut Puisi dan Pidato Bahasa Inggris Siswa Sekolah Rakyat Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) berkunjung dan berdialog dengan siswa dan orang tua siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama 15 Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (11/10/2025) malam.

    Gus Ipul disambut oleh puisi dan pidato Bahasa Inggris yang dibawakan siswa Sekolah Rakyat. Siswa tampak melafalkan bait-bait puisi dengan penuh penghayatan. Berikut sepernggal puisi yang dibacakan salah satu siswa di hadapan Gus Ipul.

    “Dulu, aku hanya tahu sawah dan lumpur, tahu rasa lapar lebih sering dari rasa kenyang, tapi tak pernah tahu bagaimana rasanya punya seragam baru.”

    “Pernah suatu malam aku berdoa, Tuhan biarkan aku sekolah, sekali saja. Dan doa itu dijawab Sekolah Rakyat berdiri didekat kampungku.”

    Mendengar lantunan puisi yang penuh penghayatan, Gus Ipul dan peserta yang hadir serentak bertepuk tangan. Salah satu siswa juga menampilkan pidato Bahasa Inggris yaitu Amanda Rachmatya Meisyah.

    Penuh percaya diri, Amanda melafalkan untaian kata dalam Bahasa Inggris. Gus Ipul menjelaskan kepercayaan diri dan kedisiplinan siswa adalah buah dari kesabaran para guru dan tenaga kependidikan dalam membimbing siswa.

    “Saya terima kasih kepada kepala sekolah, kepada guru, tenaga kependidikan yang lain yang telah bekerja, dengan penuh kesabaran dan mengikuti prosedur membimbing anak-anak kita, dari berbagai latar belakang lingkungan yang mungkin berbeda-beda satu dengan yang lain,” kata Gus Ipul.

    Ia menambahkan, pada masa awal siswa masuk Sekolah Rakyat perlu waku untuk beradaptasi, mengikuti kebiasaan baru  di asrama dengan jadwal 24 jam.

    Mensos Gus Ipul saat berada di SR Mojokerto

    “Nah anak-anak kita bisa secara bertahap mengikuti proses itu, perkembangannya tadi disampaikan cukup bagus. Tentu pasti ada dinamika, jadi pasti ada dinamika ada tantangan, tapi dinamika tantangan itu bisa diselesaikan dengan baik,” ujarnya.

    Gus Ipul menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Kabupaten Mojokerto yang mempunyai inisiatif memulai langkah cepat pembangunan Sekolah Rakyat. “Sehingga Kabupaten Mojokerto menjadi salah satu titik penyelenggaraan sekolah rakyat rintisan dari 165 titik sekolah,” ungkapnya.

    Kemensos tidak bekerja sendiri dalam penyelenggaraan Sekolah Rakyat, namun didukung oleh banyak kementerian dan instansi, serta dukungan Pemerintah Daerah.

    “Alhamdulillah penyelenggaraan berjalan dengan baik. Dan tentu ini khusus diperuntukkan bagi keluarga-keluarga yang kurang mampu, yang tidak mampu, yang prasejahtera, yang belum terbawa dalam proses pembangunan. Keluarga-keluarga yang ada di data tunggal sosial dan ekonomi nasional,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, SRMP 15 Mojokerto mengampu 50 siswa jenjang SMP. Sebanyak 13 guru, 5 wali asuh, dan 2 wali asrama ikut mendukung proses pembelajaran dan pendampingan siswa. [tin/suf]

  • Jambore Penggalang Kabupaten Kediri 2025 Resmi Dibuka, Mbak Dewi Dorong Generasi Muda Terampil dan Berkarakter

    Jambore Penggalang Kabupaten Kediri 2025 Resmi Dibuka, Mbak Dewi Dorong Generasi Muda Terampil dan Berkarakter

    Kediri (beritajatim.com) – Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa, atau yang akrab disapa Mbak Dewi, secara resmi membuka kegiatan Jambore Penggalang SMP/MTs Kwartir Cabang Kabupaten Kediri Tahun 2025 di Glamping Lembah Kelud, Kecamatan Ngancar. Kegiatan bertema “Terampil, Gembira, Berprestasi” ini diikuti oleh 1.130 peserta dari SMP dan MTs se-Kabupaten Kediri.

    Dalam sambutan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana yang dibacakan oleh Mbak Dewi, disampaikan bahwa Jambore bukan sekadar kegiatan perkemahan, tetapi juga wahana pendidikan di alam terbuka untuk membentuk karakter, kedisiplinan, dan jiwa kepemimpinan generasi muda.

    “Tema Terampil, Gembira, Berprestasi dengan moto Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan mengandung pesan agar adik-adik Pramuka terus mengasah keterampilan, mengikuti kegiatan dengan semangat dan kegembiraan, serta berusaha menorehkan prestasi membanggakan bagi diri, keluarga, dan bangsa,” tutur Mbak Dewi.

    Selama Jambore, para peserta akan diuji dalam berbagai kegiatan seperti penjelajahan, pioneering, pertolongan pertama, keterampilan jurnalistik, hasta karya, pentas seni budaya, hingga bakti masyarakat.

    Menurut Mbak Dewi, seluruh kegiatan tersebut merupakan sarana penting untuk membentuk karakter, kemandirian, dan kerja sama tim.

    “Ini bukan sekadar hiburan, tetapi sarana untuk menanamkan nilai kerja sama, kepedulian, dan cinta tanah air. Adik-adik adalah generasi penerus bangsa. Jadikan Jambore ini sebagai kesempatan emas untuk memperkuat mental dan karakter,” pesannya.

    Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia, pembina, dan pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut.

    “Semoga kerja sama yang baik ini membawa keberkahan dan kesuksesan bagi kita semua serta bagi Kabupaten Kediri,” pungkasnya.

    Acara pembukaan turut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Kediri Mohamad Solikin, Kepala Dinas Pendidikan Mokhamad Muhsin, perwakilan Kementerian Agama, Forkopimcam Ngancar, pengurus Kwartir Cabang, pelatih, ketua Kwaran, Kamabigus, pembina, pengelola Glamping Lembah Kelud, serta seluruh peserta Jambore Cabang Penggalang 2025.  [ADV PKP/nm]

  • Spirit Keagamaan Warnai World Clean Up Day di Mojokerto, Bupati Tekankan Iman dan Kebersihan

    Spirit Keagamaan Warnai World Clean Up Day di Mojokerto, Bupati Tekankan Iman dan Kebersihan

    Mojokerto (beritajatim.com) — Peringatan World Clean Up Day Indonesia (WCDI) di Kabupaten Mojokerto bukan sekadar kegiatan membersihkan lingkungan. Acara yang digelar di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Sambiroto, Kecamatan Sooko, itu justru menjadi ajang menanamkan nilai keagamaan dalam membangun kesadaran menjaga kebersihan.

    Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra, menegaskan bahwa kebersihan merupakan bagian dari ajaran Islam yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW sejak 14 abad silam. “Rasulullah sudah mengingatkan kita sejak lama, annadhofatu minal iman — kebersihan adalah sebagian dari iman,” ujar Gus Barra dalam sambutannya, Sabtu (11/10/2025).

    Menurutnya, menjaga lingkungan bersih bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan panggilan moral dan spiritual bagi setiap umat beragama.

    Gus Barra menilai pendekatan keagamaan bisa menjadi kekuatan baru dalam mengatasi persoalan sampah dan lingkungan hidup.

    “Persoalan kebersihan bukan sekadar urusan rumah tangga atau daerah, tapi masalah global. Karena itu, perlu sinergi semua pihak, termasuk lembaga keagamaan. Saya bangga atas inisiatif sahabat-sahabat Ansor yang menanamkan kepedulian lingkungan lewat aksi nyata. Ini contoh nyata bagaimana nilai keagamaan berpadu dengan gerakan sosial,” tambahnya.

    Semangat kolaborasi itu diwujudkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto melalui berbagai program berbasis lingkungan dan keagamaan, seperti Gerakan Santri Hijau Mojokerto, kampanye pengurangan plastik sekali pakai, serta penguatan Bank Sampah dan UMKM daur ulang.

    Program tersebut melibatkan pondok pesantren, organisasi keagamaan, dan komunitas lingkungan, dengan tujuan menjadikan kebersihan sebagai bagian dari gaya hidup beriman dan berilmu.

    Dalam kesempatan itu, Gus Bupati juga menyampaikan apresiasi kepada Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) yang menjadi salah satu penggerak kegiatan WCDI di Kabupaten Mojokerto.

    Kegiatan ini sekaligus menjadi pembuka rangkaian Hari Santri Nasional (HSN) yang akan diperingati pada 22 Oktober mendatang.

    Melalui peringatan WCDI, Pemkab Mojokerto berharap gerakan peduli kebersihan tidak berhenti pada seremoni semata, tetapi menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
    [tin/kun]

  • Anggota DPR RI BHS Kolaborasi dengan BSN Sosialisasikan SNI untuk UMKM Surabaya

    Anggota DPR RI BHS Kolaborasi dengan BSN Sosialisasikan SNI untuk UMKM Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Haryo Soekartono (BHS) bersama Badan Standardisasi Nasional (BSN) menggelar sosialisasi Sertifikasi Nasional Indonesia (SNI) dan Penilaian Kesesuaian bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Surabaya, Sabtu (11/10/2025).

    Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman pelaku UMKM terhadap pentingnya penerapan SNI sebagai langkah memperkuat daya saing produk nasional, baik di pasar domestik maupun internasional.

    Bambang Haryo menegaskan, UMKM memiliki peran vital sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia, karena berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

    Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta unit, menyumbang 61,07 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau setara Rp 8.573,89 triliun, serta menyerap 97 persen tenaga kerja nasional atau sekitar 117 juta pekerja.

    “Dengan program SNI Bina UMKM, produk-produk lokal bisa semakin diakui dan dirasakan manfaatnya, tidak hanya di Surabaya dan Jawa Timur, tapi juga di tingkat nasional bahkan internasional,” ujar BHS, yang juga menjabat sebagai Kapoksi Fraksi Partai Gerindra DPR RI.

    BHS menekankan bahwa sertifikasi SNI bukan sekadar label mutu, melainkan instrumen strategis untuk menekan biaya produksi, mempercepat distribusi, dan memperluas akses pasar. Dengan demikian, SNI menjadi pondasi penting agar UMKM mampu bersaing di rantai pasok global.

    Namun, ia menyoroti masih minimnya anggaran nasional untuk program standardisasi, yang hanya sebesar Rp 144 miliar. BHS pun mendorong pemerintah untuk meningkatkan dukungan, baik dari sisi pendanaan maupun sumber daya manusia (SDM), agar penerapan SNI lebih masif.

    Sebagai langkah konkret, BHS mengaku telah berkolaborasi dengan dinas terkait di Surabaya dan Sidoarjo untuk mempercepat proses standardisasi bagi pelaku UMKM di wilayah tersebut.

    Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, serta Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya, Febrina Kusumawati, menyambut baik sinergi ini. Ia menyebutkan, dari 106 ribu UMKM di Surabaya, sudah sekitar 8.000 unit usaha yang terstandardisasi melalui program Bina UMKM.

    “Kami akan segera memperkuat koordinasi dengan BSN agar penerapan SNI bisa berjalan optimal. Dinas juga akan mendampingi UMKM agar memenuhi seluruh prasyarat sertifikasi,” ujar Febrina.

    Sementara itu, Kepala Kantor Layanan Teknis BSN Jawa Timur, Faris, mengungkapkan bahwa sekitar 98.000 UMKM di Jatim telah terdaftar dalam program SNI Bina UMKM.

    BSN, lanjutnya, berkomitmen mendampingi pelaku usaha agar mampu memenuhi dua prinsip utama SNI: mutu produk yang konsisten dan sistem produksi yang efisien dan tertata. “Kami ingin memastikan UMKM di Jawa Timur naik kelas dengan produk yang berkualitas dan memenuhi standar nasional,” pungkas Faris. (tok/kun)