Category: Beritajatim.com Politik

  • Anak Kades Jalani Hukuman Percobaan Narkoba Lolos Seleksi Sekdes di Kwadungan Ngawi, Atong: Brutal

    Anak Kades Jalani Hukuman Percobaan Narkoba Lolos Seleksi Sekdes di Kwadungan Ngawi, Atong: Brutal

    Ngawi (beritajatim.com) – Proses seleksi calon perangkat salah satu Desa di Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi, tengah menjadi sorotan publik.

    Masyarakat setempat menilai proses seleksi tersebut tidak adil dan tidak transparan, bahkan memunculkan dugaan kuat adanya praktik nepotisme dan politik uang.

    Kisruh bermula ketika salah satu peserta seleksi, RS, yang diketahui merupakan anak dari Kepala Desa di salah satu Desa di Kwadungan, dinyatakan lolos sebagai Calon Sekretaris Desa dengan nilai tertinggi, yakni 85,2 pada ujian tertulis dan praktik komputer.

    Namun, fakta bahwa RS saat ini masih berstatus narapidana narkoba dengan bebas bersyarat pada 2026 nanti  memantik kemarahan warga.

    “Anak kades nyalon perangkat (sekdes) tapi statusnya masih masa percobaan (5 bulan) narkoba. Harusnya waktu cari SKCK itu ada keterangannya,” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya, Kamis (30/10/2025).

    Warga juga menyoroti adanya pelanggaran terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi yang mengatur bahwa sebelum membuka pendaftaran umum, posisi jabatan sekdes harus terlebih dahulu ditawarkan kepada perangkat desa yang masih aktif.

    “Kalau tidak ada (yang berminat), baru boleh dibuka pendaftaran umum,” lanjut warga tersebut.

    Meskipun masyarakat telah melayangkan protes dan keberatan kepada panitia seleksi, aspirasi tersebut tampaknya diabaikan. Akibatnya, muncul kecurigaan bahwa proses seleksi telah diatur sedemikian rupa untuk meloloskan anak kepala desa.

    Krisis Moralitas Kepemimpinan

    Pengamat kebijakan publik asal Ngawi, Agus Fatoni, menilai apa yang terjadi di salah satu Desa Kecamatan Kwadungan sebagai bentuk keculasan yang nyata dan brutal dalam tata kelola pemerintahan desa. Ia bahkan menyebut kasus ini sebagai kasus merosotnya kepemimpinan.

    “Sungguh nyata sekali pola dan cara-cara culasnya. Publik akhirnya mengetahui. Tak hanya bagi warga setempat namun bagi seluruh masyarakat Ngawi. Ngisin-ngisini(memalukan),” ujar Agus Fatoni yang karib disapa Atong ini.

    Menurutnya, praktik semacam ini tidak hanya mencederai rasa keadilan masyarakat, tetapi juga menghancurkan kepercayaan publik terhadap kepemimpinan di tingkat desa.

    “Yang sangat menghina dan meluluhlantakkan keadilan warga, seakan Ngawi tak punya daya mengatasi kebrutalan dan keculasan,” tegas Atong.

    Ia pun menegaskan bahwa persoalan ini bukan semata-mata soal regulasi, tetapi menyangkut moralitas dan etika kepemimpinan di daerah.

    “Ini bukan masalah regulasi lagi. Ini tentang adakah ketegasan dan itikad baik elite Ngawi menjaga kondusifitas, rasa keadilan, dan etika masyarakat. Atau mereka justru membiarkan kebrutalan Tirak hanya dengan alasan regulasi semata,” ujarnya.

    Atong mendesak pemerintah Kabupaten Ngawi, khususnya Bupati Ngawi, untuk turun tangan secara tegas dan transparan dalam menindaklanjuti dugaan penyimpangan ini.

    “Pemangku kepentingan di Ngawi harus segera bertindak untuk menyelamatkan norma sosial, etika, dan keadilan masyarakat. Jangan sampai ini menjadi catatan buruk di periodisasi 2024–2029,” pungkasnya.

    Krisis ini menjadi simbol kerapuhan integritas di level pemerintahan desa. Masyarakat berharap ada langkah konkret dari aparat terkait agar praktik-praktik penyimpangan serupa tidak kembali terulang di wilayah lain. (ted)

  • DPRD Kota Probolinggo Soroti Tiga Proyek Mangkrak, PUPR Akui Ada Kendala Finansial di Rekanan

    DPRD Kota Probolinggo Soroti Tiga Proyek Mangkrak, PUPR Akui Ada Kendala Finansial di Rekanan

    Probolinggo (beritajatim.com) – Komisi III DPRD Kota Probolinggo menyoroti tiga proyek pembangunan yang dinilai mangkrak dan belum menunjukkan hasil optimal. Sorotan tersebut disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Probolinggo, yang digelar di ruang Komisi III DPRD dengan dihadiri para anggota dewan serta perwakilan dinas terkait.

    Tiga proyek yang menjadi perhatian utama DPRD adalah pembangunan Gedung Inspektorat, Rumah Dinas Wakil Wali Kota, dan proyek Pondok Pesantren Mambaul Ulum di Kelurahan Sumbertaman. Ketiganya dinilai belum mengalami progres signifikan meski telah berjalan dalam tahun anggaran 2025.

    Kepala Dinas PUPR Kota Probolinggo, Setyorini Sayekti, mengakui adanya hambatan serius di sejumlah proyek tersebut. Ia menyebut faktor utama keterlambatan disebabkan oleh kemampuan finansial rekanan pelaksana yang belum siap mendahulukan biaya pembelian material.

    “Dari hasil evaluasi, masalah utama ada pada kemampuan keuangan rekanan pelaksana. Banyak perusahaan tidak siap secara finansial untuk mendahulukan pembelian material,” jelas Setyorini dalam rapat bersama dewan.

    Ia menegaskan, Dinas PUPR akan menggandeng Inspektorat dan bagian hukum untuk mengkaji aturan baru terkait kelayakan finansial rekanan. Menurutnya, penguatan regulasi ini penting agar proses tender berikutnya dapat menghasilkan pelaksana proyek yang siap secara administrasi dan finansial.

    Selain tiga proyek tersebut, Dinas PUPR juga menyoroti pekerjaan preservasi Jalan Soekarno-Hatta dan Panglima Sudirman yang merupakan program Kementerian PUPR. Proyek perbaikan drainase, trotoar, dan pengaspalan ini mendapat banyak sorotan dari masyarakat karena menimbulkan dampak lingkungan di sekitar lokasi.

    “Kami akan mengadakan forum lanjutan antara PUPR, Komisi III, dan pelaksana proyek dari pusat. Harapannya agar ruang lingkup pekerjaan lebih jelas, termasuk penanganan dampak lingkungan seperti penggantian pohon yang ditebang,” terang Setyorini.

    Ketua Komisi III DPRD Kota Probolinggo, Muchlas Kurniawan, menyatakan pihaknya akan terus mengawal jalannya proyek agar selesai tepat waktu dengan mutu terbaik. “Tiga proyek besar menjadi fokus utama kami, yaitu rumah dinas wakil wali kota, gedung inspektorat, dan pondok pesantren Mambaul Ulum. Kami akan memanggil kontraktor pelaksana untuk dimintai keterangan langsung,” ujarnya.

    Muchlas juga menegaskan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam setiap proyek pembangunan. “Kami tidak ingin pekerjaan ini asal jadi. Proyek-proyek tersebut harus bermanfaat bagi masyarakat dan menjadi bagian dari tata kota yang tertata rapi,” tegasnya.

    Komisi III DPRD Kota Probolinggo memberikan catatan khusus agar koordinasi antarinstansi diperkuat. Dewan berharap seluruh proyek dapat diselesaikan sesuai jadwal tanpa mengorbankan kualitas, estetika, dan kepentingan publik dalam pembangunan di Kota Probolinggo. [ada/beq]

  • Bupati Ponorogo Bicara Taskintul, Solusi Pengentasan Kemiskinan

    Bupati Ponorogo Bicara Taskintul, Solusi Pengentasan Kemiskinan

    Ponorogo (beritajatim.com) – Di tengah tingginya harga kebutuhan pokok, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menawarkan solusi nyata bagi masyarakat kecil. Dia memperkenalkan program Taskintul, singkatan dari Pengentasan Kemiskinan yang Betul. Sebuah gerakan untuk memanfaatkan lahan sempit menjadi sumber pangan dan pendapatan keluarga.

    Dengan semangat kemandirian, Bupati Sugiri menunjukkan bahwa pekarangan kecil pun bisa produktif jika dikelola dengan baik. Di halaman berukuran hanya dua kali tiga meter, dirinya memelihara 30 ekor ayam petelur. Berkat pakan sehat dan perawatan teratur, ayam-ayam itu mampu menghasilkan 22 hingga 24 butir telur setiap hari.

    Selain beternak, Bupati Sugiri juga mencontohkan pertanian rumah tangga di lahan sempit. Setiap ruang kosong diisi dengan polybag berisi tanah subur dan berbagai jenis sayuran, seperti cabai rawit, cabai keriting, tomat, kangkung, sawi, hingga tanaman dapur lainnya.

    Konsep sederhana ini dinilai efektif menghadapi lonjakan harga bahan pokok, sekaligus memperkuat ketahanan pangan keluarga. Bupati Sugiri menegaskan bahwa keterbatasan lahan tidak boleh menjadi alasan untuk tidak bisa bertani atau beternak.

    “Apalagi pekarangan rumah kita di lahan sempit, sudahlah antara rumah dengan tetangga atau tembok di situ pasti bisa dipakai ternak ayam walaupun kecil ayam petelur, terus di depan rumah ada pinggir-pinggir genteng bisa dipakai polybag-polybag, di lahan sempit apapun sudahlah Indonesia ini subur. Ayo kita berbuat yang penting asal ada kemauan yakin bisa. Apalagi saat ini harga melambung tinggi. Lah iya, ini solusi sekaligus menjawab tantangan ke depan. Modal bertani modal berternak tidak harus membutuhkan lahan lebar kalau semua rakyat sama betapa menjadi pusat telur,” ujar Bupati Sugiri Sancoko, Kamis (30/10/2025).

    Bupati menyebut, program Taskintul diharapkan menjadi gerakan kolektif masyarakat Ponorogo untuk menekan beban ekonomi rumah tangga. Pemerintah daerah bahkan berencana menyalurkan bantuan ayam petelur dan bibit tanaman bagi warga ekonomi menengah ke bawah, agar bisa meniru model yang Dia kembangkan.

    “Apalagi saat ini harga melambung tinggi, ini solusi sekaligus menjawab tantangan ke depan,” tegasnya.

    Menurut Bupati Sugiri, kemandirian pangan berbasis rumah tangga bukan hanya solusi jangka pendek, tetapi juga pondasi pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan. Orang nomor satu di Bumi Reog berharap, melalui program ini, masyarakat Ponorogo mampu memenuhi kebutuhan sendiri tanpa harus bergantung sepenuhnya pada pasar.

    Dengan memadukan pertanian sederhana dan peternakan rumahan, konsep Taskintul menjadi bukti bahwa inovasi tak selalu harus mahal. Dari lahan sempit pun, kesejahteraan bisa tumbuh jika disertai kemauan dan kerja keras. (End

  • KPP Pratama Laporkan Pendapatan Pajak di Tuban Capai 155 Miliar, Berikut Rinciannya

    KPP Pratama Laporkan Pendapatan Pajak di Tuban Capai 155 Miliar, Berikut Rinciannya

    Tuban (beritajatim.com) – Pendapatan dana transfer pemerintah pusat kepada Kabupaten Tuban yang sebagian bersumber dari pajak terhitung sejak 30 September 2025 realisasi penerimaan pajak di Kabupaten Tuban mencapai Rp 155,94 miliar dari target Rp 399,55 miliar atau 39,03%.

    Adapun rinciannya yakni berasal dari Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp. 69,38 miliar dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp 61,62 miliar. Sedangkan, penerimaan PBB sejumlah Rp 65.024.000 (enam puluh lima juta dua puluh empat ribu rupiah) dan pajak lainnya senilai Rp 24,86 Miliar.

    Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tuban, Hanis Purwanto saat melaporkan data tersebut ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) pada 29 Oktober 2025 menyampaikan bahwa realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak lainnya mencapai Rp 34,46 miliar.

    “Ini menunjukkan angka kenaikan sampai 291 persen dibanding sebelumnya,” ujar Hanis Purwanto.

    Sementara itu, untuk PBB ada kenaikan sebesar 108 persen dari tahun sebelumnya, dan untuk pajak lainnya ada kenaikkan 500 persen lebih. Sebab, dari yang ditargetkan 56.033 SPT di tahun 2025, baru terealisasi pelaporan SPT sebanyak 50.084 SPT.

    “Data tersebut terdapat angka kekurangan 7.436 SPT atau sekitar 13 persen dari target,” imbuhnya.

    Kemudian, untuk kekurangan yang ada, terdapat 4.000 SPT diatas PTKP dan sisanya pajak nihil atau dibawah PTKP. Sedangkan, sebanyak 5000 ASN di lingkup pemerintah Kabupaten Tuban sudah melaporkan SPT. “Hanya menyisakan sekitar 130 orang pegawai atau ASN yang masih belum melaporkan pajaknya sesuai jadwal,” kata Hanis sapanya.

    Akan tetapi pelaporan masih memiliki kesempatan hingga akhir periode tahun ini. Karena, selain fokus dalam pelaporan pajak penghasilan, pihaknya juga sedang memperkuat implementasi sistem Coretax.

    “Dari jumlah sekitar 310.000 wajib pajak Tuban belum mengaktifkan akun coretax, baru sekitar 88.670 yang sudah melakukan pengaktifan,” paparnya.

    Dari jumlah 310.000 tersebut terdiri dari 81.295 akun orang pribadi, 6.140 akun wajib pajak badan dan sisanya ada 1.235 akun dari instansi pemerintahan.

    “sekitar 220 ribu akun yang masih menjadi target kami dan kesadaran masyarakat Tuban untuk mengaktifkan aplikasi ini, sekarang aplikasinya sudah berbeda dengan sebelumnya. Dalan pengoperasiannya tidak lemot, karena selalu ada pembaharuan oleh ahli teknologinya,” tutup Hanis. [dya/aje]

     

  • Ning Ita Resmikan Gerai KKMP Gedongan Kota Mojokerto, Dorong Inovasi Layanan Cepat dan Efisien

    Ning Ita Resmikan Gerai KKMP Gedongan Kota Mojokerto, Dorong Inovasi Layanan Cepat dan Efisien

    Mojokerto (beritajatim.com) – Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, meresmikan Gerai Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) Gedongan, Kamis (30/10/2025). Dalam sambutannya, Wali Kota yang akrab disapa Ning Ita itu menekankan pentingnya inovasi pelayanan yang cepat, efektif, dan efisien agar koperasi mampu bersaing di tengah tantangan era digital.

    “Poin yang paling penting adalah bagaimana panjenengan, Pak Ketua beserta jajarannya, bisa melayani dengan jemput bola secara lebih cepat, efektif, dan efisien. Kuncinya di sana,” ujar Ning Ita.

    Ia menjelaskan, perubahan perilaku konsumen akibat perkembangan teknologi menjadi tantangan besar bagi pelaku koperasi. Masyarakat kini lebih terbiasa bertransaksi secara daring dengan proses cepat, praktis, dan sistem pembayaran fleksibel.

    “Tantangan saat ini adalah para pedagang online. Pesan cukup lewat WA, cepat mudah. Pembayaran pun begitu. Bisa cash, bisa cashless,” tambahnya.

    Ning Ita juga mendorong agar KKMP tidak hanya fokus pada penjualan komoditas sembako, tetapi mulai mengembangkan produk-produk potensial lainnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Ia membuka peluang kerja sama lintas wilayah untuk memperluas jaringan usaha koperasi.

    “Ke depan sangat memungkinkan dikembangkan dengan komoditas lain, bekerja sama dengan KKMP dari luar Kecamatan Magersari, bahkan luar Kota Mojokerto,” katanya.

    KKMP Gedongan merupakan salah satu dari 18 KKMP di Kota Mojokerto yang menjadi bagian dari 8.000 KKMP se-Indonesia dan telah diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 21 Juli 2025. Program ini menjadi bentuk nyata pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis komunitas yang bertujuan memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan produktivitas ekonomi lokal. [tin/beq]

  • Nduk Nik Imbau Pesantren di Jatim Cek Kelayakan Bangunan Usai Asrama Putri di Situbondo Ambruk

    Nduk Nik Imbau Pesantren di Jatim Cek Kelayakan Bangunan Usai Asrama Putri di Situbondo Ambruk

    Jakarta (beritajatim.com) – Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur III, Nihayatul Wafiroh atau yang akrab disapa Nduk Nik, mengimbau seluruh yayasan pondok pesantren di Jawa Timur untuk proaktif memeriksa kualitas bangunan setelah peristiwa ambruknya asrama putri Pondok Pesantren Salafiah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jailani di Jalan Pesanggrahan, Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Rabu (29/10/2025) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB.

    “Keselamatan santri harus menjadi prioritas. Saya mengimbau seluruh pesantren agar segera memeriksa kelayakan bangunan asrama dan ruang belajar, dan melaporkan jika ada potensi kerawanan kepada Satgas Penataan Bangunan Pondok Pesantren, baik melalui saya maupun hotline 158,” ujarnya dalam keterangan yang diterima, Rabu (29/10/2025).

    Wakil Ketua Komisi IX DPR RI itu menegaskan, dirinya merasa terpanggil untuk memastikan proses pemulihan pascakejadian berjalan cepat dan menyeluruh. “Sebagai wakil rakyat dari dapil Jatim III, saya merasa terpanggil untuk memastikan proses pemulihan berjalan cepat dan menyeluruh. Semoga kejadian serupa tidak terulang kembali di pondok-pondok pesantren lainnya,” imbuhnya.

    Sebagai bentuk tanggapan cepat, Nduk Nik juga memerintahkan seluruh tim Nihayah Center (NC) untuk turun langsung membantu penanganan musibah di lokasi. “Tim kami akan berkoordinasi dengan pihak pondok, pemerintah daerah, dan dinas terkait untuk memastikan penanganan berjalan cepat. Baik kebutuhan akses kesehatan, logistik, maupun sarana prasarana insyaallah kami bantu sekuat mungkin,” tegasnya.

    Dalam kesempatan itu, Nduk Nik turut menyampaikan duka cita mendalam atas musibah yang menimpa asrama putri Pondok Pesantren Salafiah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jailani.

    “Belum sembuh luka kami para santri setelah musibah Al Khoziny, kini kami kembali diuji dengan peristiwa serupa. Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga almarhumah husnul khatimah dan para santriwati yang terluka segera diberikan kesembuhan,” ujarnya. [hen/beq]

  • Berkaca dari Tragedi Longsor Tulungagung, Pemkab Blitar Larang PKL Jualan di Tepi JLS

    Berkaca dari Tragedi Longsor Tulungagung, Pemkab Blitar Larang PKL Jualan di Tepi JLS

    Blitar (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar mengambil langkah cepat dan tegas untuk melindungi keselamatan warganya menyusul peristiwa longsor yang merusak warung di Jalur Lintas Selatan (JLS) Sine, Tulungagung, beberapa waktu lalu. Pemkab Blitar resmi melarang aktivitas berjualan di sepanjang pinggir JLS yang teridentifikasi sebagai zona rawan longsor, khususnya di ruas-ruas yang menghubungkan wilayah tersebut.

    Larangan ini bukan tanpa alasan. Berdasarkan pemetaan dan pengalaman pahit di daerah tetangga, keberadaan warung dan aktivitas pedagang kaki lima (PKL) di tepi JLS yang notabene berada di lereng bukit atau tebing rawan, sangat membahayakan nyawa utamanya pada saat cuaca buruk seperti saat ini.

    “Jadi jangan berjualan jangan mengadakan kegiatan di daerah yang berbahaya seperti di tepi JLS,” ungkap Puguh Imam Susanto, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Blitar pada Kamis (30/10/2025).

    Tepi JLS merupakan salah satu daerah rawan bencana. Pada musim penghujan seperti saat ini tepi JLS rawan terjadi longsor, sehingga demi keselamatan Pemkab Blitar mengimbau warga agar tidak berjualan di tepi JLS.

    “Jadi warga yang berada di daerah rawan bencana harus siap siaga,” tegasnya.

    JLS Blitar sendiri saat ini sudah tembus hingga Trenggalek. Meski telah bisa dilalui kendaraan, namun JLS Blitar belum resmi beroperasi. Sejauh pedagang kaki lima pun sudah ada yang berjualan di tepi JLS, namun lokasinya dirasa masih cukup aman.

    “Selama ini belum dilewati JLS itu jadi kami imbau kepada para pedagang dan warga untuk selalu siaga atas ancaman bencana,” tandasnya. [owi/beq]

  • GMKI Surabaya Ajak Pemuda Hidupkan Semangat Persatuan di Tengah Tantangan Zaman

    GMKI Surabaya Ajak Pemuda Hidupkan Semangat Persatuan di Tengah Tantangan Zaman

     

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Pengurus Cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Surabaya menggelar dialog kebangsaan bertema “Refleksi 97 Tahun Sumpah Pemuda: Membangkitkan Antusiasme Persatuan di Tengah Tantangan Zaman.”

    Kegiatan ini digelar di Student Center GMKI Surabaya, Jalan Tegalsari Nomor 62, dengan melibatkan tokoh gereja dan organisasi kepemudaan.

    “Sumpah pemuda bukanlah sekedar momen historis, melainkan warisan nilai persatuan para pemuda Indonesia. Oleh karenanya, mari kita lanjutkan perjuangan kongres pemuda yang telah melahirkan sumpah pemuda sebagai refleksi kolektif kita sebagai pemuda untuk mengawal demokrasi dan keutuhan Bangsa demi menyongsong Indonesia Emas 2025,” ujar Amos Tampubolon, Ketua GMKI Surabaya Periode 2024–2026.

    Amos mengatakan, refleksi Sumpah Pemuda hari ini tidak cukup berlangsung dalam ruang diskusi saja, melainkan harus diterjemahkan dalam gerakan sosial, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat. Menurut dia, pemuda memiliki posisi strategis dalam menutup celah intoleransi, konflik identitas, dan disintegrasi sosial yang muncul akibat dinamika informasi digital.

    “Kita tidak boleh hanya merayakan Sumpah Pemuda secara seremonial. Semangat ini harus tampil melalui kerja nyata, kehadiran aktif pemuda di tengah rakyat, dan keberanian mengoreksi keadaan dengan cara yang beradab,” tambahnya.

    Dalam pemaparan materi, Ketua Bidang I MPH PGI-W Jawa Timur, Pdt. Andri Purnawan, menekankan bahwa persatuan bangsa yang kita nikmati hari ini adalah hasil perjuangan panjang generasi pemuda masa lalu. Dia menyebut tantangan tiap zaman berbeda, sehingga cara memaknai Sumpah Pemuda juga harus terus berkembang.

    “Harus ada pembaharuan mengenai refleksi sumpah pemuda yakni dengan beradaptasi terhadap situasi dan kondisi di masa kini,” kata Pdt. Andri.

    Sementara itu, Ketua SAPMA Pemuda Pancasila Jawa Timur, Arderio Hukom, menegaskan bahwa pemuda harus tetap kritis terhadap keadaan sosial. Dia menilai kemampuan untuk menyuarakan kebenaran harus menjadi karakter dasar generasi muda hari ini.

    “Pemuda yang cerdas harus mampu mengamati kondisi sosial, jangan mudah terjebak dalam konstruksi sosial yang tidak selaras dengan makna sumpah pemuda,” ujar Arderio.

    Amos menutup kegiatan dengan ajakan agar pemuda lintas organisasi, agama, dan identitas menjadi pelaku perubahan, bukan hanya penonton. Menurut dia, perjuangan pemuda akan selalu relevan selama bangsa ini terus bergerak maju menghadapi tantangan baru.

    “Persatuan bukan slogan. Persatuan harus menjadi tindakan yang hadir dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai pemuda,” pungkas alumnus Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya ini.[asg/aje]

  • Pemkot Mojokerto Gelar Sarasehan Kepemudaan dalam Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97

    Pemkot Mojokerto Gelar Sarasehan Kepemudaan dalam Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97

    Mojokerto (beritajatim.com) – Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97, Pemerintah Kota Mojokerto menyelenggarakan Sarasehan Kepemudaan di GOR Seni Majapahit pada Rabu, 29 Oktober 2025. Acara ini dihadiri oleh ratusan pelajar dari berbagai sekolah SMA sederajat yang memadati ruangan dengan semangat kebangsaan yang tinggi.

    Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, memberikan sambutan yang penuh motivasi kepada para pemuda Kota Mojokerto. Ia menekankan pentingnya peran pemuda dalam menjaga persatuan dan kemajuan bangsa Indonesia.

    “Para tokoh pemuda zaman dulu telah menunjukkan semangat luar biasa dalam memperjuangkan persatuan bangsa. Kini tugas kita adalah melanjutkan semangat itu dengan berkarya dan berkontribusi nyata bagi kemajuan negeri,” ungkapnya.

    Dalam acara tersebut, Ning Ita, sapaan akrab Wali Kota, tak hanya memberikan pesan kebangsaan, tetapi juga berinteraksi langsung dengan para peserta melalui sesi tanya jawab mengenai sejarah Sumpah Pemuda. Peserta yang dapat menjawab pertanyaan dengan cepat dan tepat berkesempatan mendapatkan hadiah menarik yang disediakan oleh sang Wali Kota.

    Hadir pula dalam acara ini Danrem 082/CPYJ Kolonel Inf Bathara Alex Bulo, yang memberikan apresiasi atas upaya Pemkot Mojokerto dalam menanamkan nilai-nilai nasionalisme kepada generasi muda. “Kegiatan seperti ini sangat penting untuk memperkuat rasa cinta tanah air dan semangat kebangsaan di kalangan pelajar,” ujarnya.

    Puncak acara sarasehan ditandai dengan penyerahan hadiah untuk para pemenang Lomba Yel-Yel Kepemudaan, bagian dari rangkaian Festival Pemuda 2025. Juara pertama diraih oleh SMA Negeri 1 Mojokerto, disusul Karang Taruna Kelurahan Surodinawan di posisi kedua, dan SMK Taman Siswa yang meraih juara ketiga.

    Melalui acara ini, Pemkot Mojokerto berharap dapat memperkuat karakter generasi muda Kota Mojokerto untuk selalu menjaga persatuan, cinta tanah air, dan berperan aktif dalam pembangunan kota. Semangat Sumpah Pemuda pun kembali digaungkan dengan harapan agar para pemuda menjadi bagian penting dalam kemajuan bangsa. [tin/suf]

  • Puan: Perang Lawan Narkoba Tak Hanya Dibebankan pada Aparat

    Puan: Perang Lawan Narkoba Tak Hanya Dibebankan pada Aparat

    Jakarta (beritajatim.com) – Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan, perang melawan narkoba tidak bisa hanya dibebankan pada aparat penegak hukum, melainkan memerlukan gerakan nasional yang melibatkan keluarga, sekolah, komunitas, hingga dunia digital.

    “Kita harus membentengi anak-anak muda dengan pendidikan karakter, ketahanan moral, dan lingkungan sosial yang sehat. Jangan sampai bonus demografi yang kita miliki justru berubah menjadi bencana demografi karena narkoba,” ujarnya saat ikut menyaksikan pemusnahan 214,84 ton barang bukti narkoba di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/10/2025)

    Puan juga mengingatkan narkoba sudah sangat jelas merusak kehidupan, termasuk generasi muda Indonesia. Ia berpesan kepada seluruh pihak agar jangan pernah lengah melawan narkoba demi terciptanya generasi emas pada tahun 2045.

    “Jangan pernah beri ruang bagi peredaran narkoba. Kita harus lindungi generasi muda dan masa depan bangsa Indonesia,” kata Puan.

    Dia juga menegaskan, narkoba bukan sekadar masalah hukum, tetapi ancaman serius terhadap masa depan generasi muda dan keberlanjutan cita-cita Indonesia Emas 2045.

    “Pemusnahan ini bukan hanya simbol penegakan hukum, tetapi juga pengingat keras bagi kita semua bahwa narkoba adalah musuh bangsa. Jika generasi muda kita terjerat narkoba, maka masa depan Indonesia akan terampas,” ujar Puan.

    Mantan Menko PMK itu pun menekankan komitmen DPR RI yang mendukung penuh langkah pemerintah dan aparat penegak hukum dalam memperkuat kebijakan dan anggaran yang berkaitan dengan pencegahan, rehabilitasi, dan pemberantasan narkoba.

    “Jangan sampai Indonesia Emas 2045 tidak tercapai karena bencana narkoba,” katanya.

    Diketahui, sepanjang periode Oktober 2024 hingga Oktober 2025, Polri berhasil menyita 214,84 ton narkotika senilai Rp29,37 triliun, menangkap 65.572 tersangka dari 49.306 kasus, serta mengungkap 22 tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan aset senilai Rp221,38 miliar. Barang bukti yang dimusnahkan hari itu mencapai 2,1 ton narkotika berbagai jenis, hasil kerja kolaboratif antara Polri, BNN, Bea Cukai, Kejaksaan, dan PPATK. [hen/aje]