Category: Beritajatim.com Nasional

  • Penyelundupan 696 Botol Miras dari Lamongan ke Jombang Digagalkan

    Penyelundupan 696 Botol Miras dari Lamongan ke Jombang Digagalkan

    Jombang (beritajatim.com) – Penyelundupan 696 botol miras (minuman keras) berbagai jenis dari Lamongan ke Jombang berhasil digagalkan oleh petugas Polsek Kabuh. Selanjutnya, seluruh cairan haram tersebut disita petugas.

    Kapolres Jombang AKBP Eko Bagus Riyadi melalui Kapolsek Kabuh AKP Qoyum Mahmudi mengatakan, terbongkarnya penyekundupan miras tersebut bermula dari informasi masyarakat. Tim Gabungan Unit Samapta dan Unit Reskrim Polsek Kabuh langsung bergerak menghadang pengiriman miras itu di Jl Raya Kabuh-Babat, Kecamatan Kabuh, Sabtu (14/9/2024).

    Sedianya, miras tersebut dari Lamongan hendak diselundupkan ke Jombang dan Mojokerto. Benar saja, tim gabungan berhasil menghentikan mobil pikap S 9951 JA yang melaju dari arah Lamongan. Pikap ini dikemudikan Abdul Wahab (48), warga Desa Baturono, Kecamatan Sukodadi, Lamongan.

    Tanpa banyak kata, penggeledahan pun dilakukan. Walhasil, petugas menemukan 696 botol minuman keras dari berbagai merk. “Saat ini, pelaku beserta barang bukti kami amankan di Polres Jombang,” kata Qoyum, Selasa (17/9/2024).

    Atas perbuatannya, pelaku dijerat pasal 7 ayat 1 Perda Kabupaten Jombang No.16 Tahun 2009 tentang pengawasan dan pengendalian minuman beralkohol. “Penjual minuman beralkohol kita jerat tipiring,” tegasnya. [suf]

  • Surabaya Bersatu Melawan Narkoba: Ribuan Warga Ikut Sosialisasi di Kapas Madya

    Surabaya Bersatu Melawan Narkoba: Ribuan Warga Ikut Sosialisasi di Kapas Madya

    Surabaya (beritajatim.com) – Surabaya kembali menunjukkan komitmennya dalam memerangi narkoba. Kegiatan ini merupakan inisiatif dari masyarakat setempat bersama dengan Polrestabes Surabaya, Pemkot Surabaya, dan BNNP Jatim.

    Kepala BNNP Jatim, Brigjen Awang Joko Rumitro, mengapresiasi antusiasme warga. “Ini adalah contoh nyata bagaimana masyarakat bisa berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari narkoba,” ujarnya.

    Awang juga berharap kegiatan serupa dapat menginspirasi daerah lain di Jawa Timur.

    Camat Tambaksari, Yudi Eko, turut mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kondisi lingkungan dan keluarga. Ia menekankan pentingnya gotong-royong dalam memerangi peredaran narkoba di Surabaya. “Kita harus bersatu dalam memberantas narkoba, ini bukan tugas individu, melainkan tanggung jawab bersama,” jelasnya.

    Yudi juga menyoroti bahwa pengguna narkoba tidak hanya sekadar ikut-ikutan tren, namun ada faktor lain seperti ekonomi, pendidikan, dan masalah keluarga yang menjadi pemicu. “Kalau ada tetangga yang terlihat mencurigakan, segera laporkan ke RT. Kita harus saling membantu,” tambahnya.

    Ribuan warga Kapas Madya tumpah ruah mengikuti sosialisasi “Kampung Sangar (Sadar Ngelawan Narkoba)” pada Senin (16/9/2024).

    Hal senada diungkapkan oleh Ipda Ritno, Kasubnit Narkoba Polrestabes Surabaya. Berdasarkan pengalamannya di Satresnarkoba Polrestabes Surabaya, ia menekankan pentingnya peran keluarga dalam pencegahan.

    “Sebagian besar pengguna narkoba berasal dari keluarga yang kurang perhatian. Penting bagi keluarga untuk memantau aktivitas anak-anak mereka, termasuk memeriksa media sosial secara berkala,” paparnya.

    Ipda Ritno juga mengimbau para ketua RT dan pemilik kos untuk lebih waspada dan aktif dalam mendata penghuni kos. “Banyak bandar narkoba berpindah-pindah tempat, mencari lingkungan yang kurang peduli. Pemilik kos harus proaktif dalam memantau aktivitas di sekitar mereka,” tegasnya. (ram/ted)

  • Setelah Bocah TK, Kini Gadis SMP Jadi Korban Pencabulan di Jember

    Setelah Bocah TK, Kini Gadis SMP Jadi Korban Pencabulan di Jember

    Jember (beritajatim.com) – Pencabulan terhadap anak kembali terjadi di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Setelah bocah usia taman kanak-kanak menjadi korban, kini gadis berusia sekolah menengah pertama jadi obyek seksual pria yang lebih dewasa.

    Kasus pencabulan yang menimpa gadis kelas 3 SMP ini dilaporkan oleh sang paman berinisial H dari Kecamatan Ambulu ke Markas Kepolisian Resor Jember, Selasa (17/9/2024). “Kami menuntut keadilan,” katanya kepada wartawan.

    Pencabulan terhadap H terungkap dari pesan-pesan WhatsApp antara korban dengan terduga pelaku yang berstatus pacar. Korban berusia 15 tahun dan si pelaku berusia 19 tahun. “Terbongkarnya tadi malam. Kami tahu dari chat WA antara korban dan tersangka. Saya dikasih tahu kakak perempuan korban,” kata H.

    Dari pengakuan korban, mereka berhubungan intim tujuh kali. “Tapi saya yakin lebih dari itu,” kata H.

    Korban dan terduga pelaku berpacaran selama tujuh bulan. Keluarga korban sebenarnya mengenal baik terduga pelaku sebagai sosok yang sopan. “Dia diterima baik,” kata H.

    Rupanya di balik kebaikannya, terduga pelaku memaksa korban berhubungan layaknya suami-istri beberapa kali di rumah terduga pelaku. Saat itu kondisi rumah kosong, karena orangtua terduga pelaku sedang bekerja.

    “Dia dipaksa. Ancamannya kalau korban tidak mau melayani, maka tidak akan dipulangkan ke rumah. Jarak rumah korban dengan tersangka cukup jauh sekitar 15 kilometer,” jelas H.

    Pencabulan juga dilakukan di rumah nenek terduga pelaku yang juga tengah kosong. Sebelum berbuat, terduga pelaku memberi korban makanan. H menduga ada sesuatu yang membahayakan korban yang terkandung dalam makanan itu.

    H ingin terduga pelaku ditangkap dan dijebloskan penjara, agar tak ada lagi korban. “Korban ini anak di bawah umur. Masih masa pembelajaran pendidikan. Kalau kejadian seperti ini, lalu bagaimana masa depannya? Sementara anak ini berasal dari keluarga dengan ekonomi tidak mampu,” kata H.

    H khawatir terduga pelaku lari dari tanggung jawab. “Saat ini dia masih ada di rumahnya. Kerjanya serabutan,” katanya.

    Polisi Tahan Mahasiswa Tersangka Rudapaksa terhadap Bocah TK
    Sebelumnya, polisi juga menerima laporan rudapaksa terhadap seorang bocah perempuan berusia lima tahun atau usia taman kanak-kanak oleh seorang mahasiswa di rumah sang nenek, di Kecamatan Tempurejo. “Tiap pulang sekolah, anak saya selalu main ke sana,” kata A, ayah korban.

    Rumah sang nenek berada di belakang rumah A dan berdekatan dengan rumah tersangka. Rudapksa terjadi sekitar dua sampai tiga kali pada Desember 2023. Tersangka mengancam korban agar tidak melaporkan perbuatan itu.

    Kejadian ini terungkap setelah anak A merasa kesakitan setiap kali buang air kecil. “Istri saya bertanya kenapa. Dan saya bawa ke puskesmas, dan dirujuk ke rumah sakit. Kata dokter di rumah sakit, ada robekan (selaput dara),” kata A.

    A dan istrinya kaget saat dokter menanyakan hal ihwal robeknya selaput dara itu. “Ini apakah jatuh dari sepeda?” kata A, menirukan ucapan dokter.

    Kasus ini sudah dilaporkan ke polisi sejak Januari 2024. Tersangka berasal dari kalangan menengah ke atas. “Orangtuanya punya toko,” kata A.

    Sebelum melapor ke polisi, A sudah mencoba berembuk dengan keluarga tersangka. “Tidak ada itikad baik. Saya mohon agar anak saya yang jadi korban ini mendapat keadilan seadil-adilnya dan kasus ini agar segera cepat ditangani,” katanya.

    Dua kasus kekerasan seksual ini tengah ditangani polisi. Tersangka rudapaksa terhadap bocah berusia lima tahun mengaku tidak melakukan penetrasi dan hanya memasukkan jari ke daerah sensitif korban.

    Dia saat ini sudah ditahan. Dia terancam hukuman minimal lima tahun penjara dan maksimal 15 tahun penjara, dengan jeratan pasal 82 ayat 1 juncto 76e Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016.

    Sementara untuk laporan terakhir yang menimpa bocah SMP masih diproses. “Laporan baru masuk hari ini. Kami akan periksa saksi-saksi dan mencari alat bukti,” kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminalitas Polres Jember Ajuin Komisaris Abid Uais Al-Qarni. [wir]

  • Dua Pria Ngawi dan Bojonegoro Ketahuan Bawa Sabu, Ini Kronologinya!

    Dua Pria Ngawi dan Bojonegoro Ketahuan Bawa Sabu, Ini Kronologinya!

    Ngawi (beritajatim com) – Tim Satuan Reserse Narkoba Polres Ngawi, Polda Jatim, kembali mengungkap kasus peredaran narkotika. Dua orang dengan inisial F (30) asal Ngawi dan MIM (28) asal Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, berhasil diamankan dalam operasi tersebut.

    Keduanya ditangkap bersama barang bukti di area Street Food, Jalan Imam Bonjol No. 02, Kelurahan Margomulyo, Kecamatan/Kabupaten Ngawi.

    “Kami berhasil mengamankan dua tersangka beserta barang bukti pada Minggu, 15 September 2024 sekitar pukul 02.00 dini hari,” ujar Kapolres Ngawi, AKBP Dwi Sumrahadi Rakhmanto, kepada media pada Selasa, 17 September 2024.

    Barang bukti yang disita berupa serbuk kristal putih yang diduga sebagai narkotika jenis sabu, dengan total berat kotor sekitar 1,35 gram.

    Kapolres Ngawi juga mengimbau masyarakat agar lebih waspada dan segera melaporkan jika menemukan adanya peredaran narkotika di lingkungan sekitar.

    “Dengan pengungkapan kasus ini, kami berharap bisa memberikan efek jera bagi para pelaku sekaligus menjaga rasa aman dan nyaman bagi masyarakat,” lanjut AKBP Dwi Sumrahadi.

    Kapolres Ngawi menegaskan bahwa kegiatan penindakan serupa akan terus digencarkan guna menekan peredaran narkotika di wilayah hukum Polres Ngawi.

    Kedua tersangka akan dijerat dengan Pasal 114 ayat (1) juncto Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

    “Para tersangka terancam hukuman minimal lima tahun hingga maksimal 20 tahun penjara,” jelas Kasat Resnarkoba Polres Ngawi, AKP Ipung Herianto. [fiq/aje]

  • Berangkat ke Kamboja, TKI Sidoarjo Dipaksa Jadi Admin Judol dan Disiksa

    Berangkat ke Kamboja, TKI Sidoarjo Dipaksa Jadi Admin Judol dan Disiksa

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Video seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Candi, Kabupaten Sidoarjo, meminta tolong kepada Presiden dan Kapolri atas penyiksaan yang dialaminya dari perusahaan investasi ilegal di Kamboja, viral di media sosial,

    Pria bernama Yudha Wahyu Qolbi itu mengaku berangkat ke Kamboja, lantaran ditawari oleh agen penyalur dari Indonesia. Saat itu, dia ditawari bekerja sebagai customer service di salah satu hotel.

    Alih-alih mendapat pekerjaan yang dijanjikan, di sana ia malah disiksa dan dipaksa menjadi admin judi online. “Saya meminta tolong Pak Presiden dan Pak Kapolri, saya disini disiksa secara fisik dan ditekan secara mental. Saya sudah mencoba menghubungi KBRI di Kamboja, tidak ada tanggapan sampai dua minggu lebih,” kata Yudha dalam video yang ia bagikan di beranda Info Lantas Sidoarjo (ILS) Selasa (17/9/2024).

    Beberapa pekan dia mengaku alami penyiksaan di perusahaan ilegal tersebut. Yudha kembali dijual ke perusahaan lain dengan pekerjaan serupa. Selama dua pekan di perusahaan baru, kepolisian Kamboja menjemputnya untuk diamankan di kantor kepolisian imigrasi Kamboja.

    “Kami pikir setelah diamankan kami segera dijemput. Tolong kami, Pak. Kami di sini makan sendiri, makan cuman sekali sehari. Kami mohon, kami di sini ada delapan orang Indonesia, Pak,” katanya mengakhiri. [isa/beq]

  • Laporan Dugaan Korupsi Macet, Aktivis Berdandan Badut Demo Kejaksaan Jombang

    Laporan Dugaan Korupsi Macet, Aktivis Berdandan Badut Demo Kejaksaan Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Aktivis FRMJ (Forum Rembuk Masyarakat Jombang) melakukan demonstrasi di Kejaksaan Negeri (Kejari) setempat, Selasa (17/9/2024). Demo tersebut menyita perhatian pengguna jalan.

    Pasalnya, ada lima aktivis yang berdandan ala badut. Namun demikian, badut satu dengan badut lainnya berbeda tampilan. Di antaranya, badut markus, badut debt collector, badut koruptor, badut sertifikasi, serta badut pungli.

    Bukan hanya orasi, para badut tersebut juga berjoget-joget di depan kantor Kejari Jombang sembari bernyanyi’ di sini senang di sana senang’. Dalam aksinya, para aktivis juga membagikan pernyataan sikap kepada pengguna jalan.

    Ketua FRMJ Joko Fatah Rochim mengatakan bahwa pihaknya sengaja menampilkan badut dalam demonstrasi tersebut. Itu merupakan sindiran untuk oknum kejaksaan yang berwatak seperti badut. “Ada yang melakukan pungli, ada yang menjadi debt collctor, serta berwatak markus (makelar kasus),” ujar Fatah.

    Fatah juga membeberkan sejumlah kasus korupsi yang sudah mereka laporkan ke Kejari Jombang. Hanya saja, kasus-kasus tersebut masuk peti es alias mandek. Kepala Kejari silih berganti, namun kasus dugaan korupsi yang dilaporkan FRMJ tak pernah tuntas tertangani.

    Kasus itu di antaranya, dugaan tindak pidana korupsi penyimpangan proyek rumah burung hantu (rubuha) Rp734 juta dari APBD-P tahun 2020. Kemudian dugaan penyelewengan pembangunan sumur dalam di Desa Sidomulyo Kecamatan Megaluh tahun 2023.

    Selanjutnya, kasus dugaan korupsi penyimpangan bantuan Kemendes PDTT tahun 2021 sebesar Rp500 juta dan dana penyertaan modal Rp50 juta/Bumdesma. Anggaran ini dikelola 10 desa melalui Bumdesma (Badan Usaha Desa Bersama) Kabupaten Jombang.

    Para pendemo menyampaikan tuntutan di depan kantor Kejari Jombang

    Kasus lainnya, lanjut Fatah, dugaan penyimpangan proses hibah lahan sentra IKM slag alumunium di Kecamatan Sumobito. FRMJ juga meminta usut tuntas dugaan penyalahgunaan jabatan oknum Kejaksaan Jombang dalam melaksanakan kegiatan peningkatan mutu kepala desa dan perangkat yang menggunakan DD (dana desa) tahun 2024.

    “Kami meminta Kepala Kejari Jombang yang baru mengusut tuntas seluruh kaus dugaan korupsi yang macet tersebut. Kebetulan Kepala Kejari Jombang baru saja berganti,” ujar Fatah yang mengenakan kaus hitam dipadu dengan ikat kepala ini.

    Demonstrasi yang dilakukan FRMJ ini mendapatkan pengawalan ketat dari apparat kepolisian. Petugas membuat pagar betis di gerbang kantor Kejari Jombang. Usai menyampaikan tuntutannya, para pendemo membubarkan diri. Mereka tidak mau ditemui oleh Kasi Intel. [suf]

  • Polrestabes Surabaya Tetapkan Tersangka Pembina Pramuka Cabuli Muridnya

    Polrestabes Surabaya Tetapkan Tersangka Pembina Pramuka Cabuli Muridnya

    Surabaya (beritajatim.com) – Setelah menjalani serangkaian penyelidikan, Pria berinisial Z guru SD yang mencabuli sejumlah muridnya saat perkemahan Jumat-Sabtu (Perjusa) ditetapkan sebagai tersangka.

    Setelah diamankan di sebuah sekolah dasar di Surabaya Barat, Sabtu (14/09/2024) siang, Z langsung ditahan di dalam sel penjara.

    “Iya sudah (ditetapkan sebagai tersangka) kemarin Senin,” kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Aris Purwanto, Selasa (17/09/2024).

    Saat ini polisi masih melakukan pendalaman untuk menguak fakta dalam peristiwa itu. Termasuk dugaan korban yang lebih dari 1 siswa. “Masih kami dalami,” tutur Aris.

    Sebelumnya, seorang anggota komite sekolah di Sukomanunggal saat ditemui beritajatim.com, membenarkan peristiwa pencabulan tersebut. Kata dia, korban siswi lebih dari 1 orang dan aksi pencabulan dilakukan ketika giat kemah.

    “Korban pencabulan waktu itu Jumat (13/9/2024) malam menangis. Korbannya lebih dari satu, dari kelas 5 dan 6,” ungkap Komite SD Negeri tersebut yang enggan disebut namanya, saat ditemui beritajatim.com. (ang/ted)

  • Jaga Situasi Jelang Pilkada, Polres Sumenep Razia Cafe dan Balap Liar

    Jaga Situasi Jelang Pilkada, Polres Sumenep Razia Cafe dan Balap Liar

    Sumenep (beritajatim.com) – Polres Sumenep mengintensifkan patroli malam hari ke tempat-tempat hiburan malam, serta beberapa jalan protokol yang kerap digunakan ajang balap liar.

    Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti S mengatakan, patroli tersebut menyasar lokasi-lokasi yang dinilai rawan menjadi tempat peredaran minuman keras, narkoba, dan balap liar.

    “Patroli ini kami lakukan sebagai bagian dari operasi cipta kondisi jelang pelaksanaan Pilkada. Kami berharap situasi tetap kondusif,” ujarnya, Senin (16/09/2024).

    Dalam operasi tersebut, petugas menyisir beberapa titik strategis, di antaranya Cafe Mr. Ball. Di cafe ini tidak ditemukan adanya peredaran minuman keras. Kemudian petugas melanjutkan patroli ke tugu kuda terbang. Di lokasi ini, petugas menindak tegas pengendara motor berknalpot brong dan memberikan tilang. Kemudian patroli dilanjutkan ke Jl. Lingkar Barat dan Jl Diponegoro.

    “Sejumlah kendaraan bermotor yang diduga digunakan untuk balap liar, diamankan di Polres. Beberapa sepeda motor yang diamankan diantaranya Vario dan CBR,” terang Widiarti.

    Patroli tersebut akan terus dilakukan secara rutin dan intensif, sebagai salah satu upaya untuk menekan angka kriminalitas, terutama yang berkaitan dengan peredaran narkoba dan gangguan kamtibmas lainnya menjelang Pilkada serentak.

    “Kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi masyarakat Sumenep, apalagi saat ini menjelang Pilkada serentak 2024,” tukasnya. (tem/ted)

  • Polisi Dalami Penyerangan Kampung Semolowaru Surabaya, 5 Rumah Rusak

    Polisi Dalami Penyerangan Kampung Semolowaru Surabaya, 5 Rumah Rusak

    Surabaya (beritajatim.com) – Polisi mendalami peristiwa penyerangan kampung Semolowaru, Surabaya yang terjadi Senin (16/09/2024) dini hari. Dari hasil pendataan polisi, 5 rumah rusak dan 2 orang mengalami luka di kepala.

    “Untuk pelaku masih kita selidiki karena kejadiannya sangat cepat. Setelah melakukan penyerangan mereka langsung menghilang,” kata Kapolsek Sukolilo, Kompol I Made Patera Negara.

    Polisi mengidentifikasi pelaku lebih dari 20 orang. Ketika melakukan penyerangan mereka memukuli setiap orang yang ditemuinya. Bahkan ada kakek tua yang dicekek saat membeli rokok di warung. Rumah yang rusak kebanyakan dilempari batu dan pot bunga. Beberapa kendaraan warga juga rusak karena dilempari pot.

    “Ya setiap ketemu orang dipukuli, setiap ketemu di sana dipukul, dirusak. Ada lima tempat yg dirusak, dilempari pot macem-macem,” imbuh Made.

    Made menjelaskan bahwa satu minggu yang lalu memang ada gesekan antar warga di lokasi itu. Namun, permasalahan sudah selesai dimediasi. Antar warga pun sudah membuat kesepakatan damai. Sehingga polisi belum bisa menyimpulkan apakah penyerangan yang terjadi terkait dengan peristiwa minggu lalu. “Untuk yg semalam belum bisa kami pastikan dari mana pelakunya karena memang mereka cepat,” tutur Made.

    Saat ini, petugas kepolisian masih melakukan pendalaman dan mengumpulkan berbagai barang bukti di lokasi.

    Diketahui, Kampung Semolowaru Selatan Gang 1 diserang oleh sekelompok orang yang belum diketahui identitasnya, Senin (16/09/2024) dini hari. Pantauan Beritajatim.com di lokasi, ada 2 korban dan rumah warga yang dirusak.

    Salah satu warga yang enggan namanya disebutkan mengatakan ia awalnya membeli rokok di warung. Tiba-tiba puluhan sepeda motor masuk ke kampung dan langsung melakukan pengrusakan. “Saya sempat dicekik lalu dibentak-bentak. Ga lama kejatuhan mereka melempar pot dan bati ke rumah warga,” kata warga yang tidak mau disebutkan namanya.

    Saksi mata mengatakan, total hampir ada 20-30 motor yang masuk ke kampung. Mereka melakukan aksinya dan kabur ke jalan Raya. Beberapa warga sempat melakukan pengejaran namun kelompok yang belum diketahui identitasnya itu berhasil kabur.

    Akibat penyerangan itu, warga Semolowaru Selatan gang 1 meningkatkan penjagaan dengan menutup portal akses masuk dan keluar. Warga juga sempat membawa balok kayu, tongkat besi, dan batu untuk mengantisipasi serangan selanjutnya. (ang/kun)

  • Remaja di Mojokerto Terekam CCTV Dikeroyok di Depan SPBU Sampangagung

    Remaja di Mojokerto Terekam CCTV Dikeroyok di Depan SPBU Sampangagung

    Mojokerto (beritajatim.com) – Aksi pengeroyokan terjadi di depan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Desa Sampangagung, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto pada, Minggu (16/9/2024). Pengroyokan yang terjadi sekitar pukul 03.10 WIB ini terekam kamera CCTV.

    Dalam rekaman CCTV tersebut terlihat seorang remaja memakai kaos hitam dan celana pendek dikroyok sejumlah remaja. Awalnya, terlihat korban diseret seorang remaja dan menghajarnya di pinggir jalan Mojosari-Trawas tersebut. Beberapa remajanya lainya mendatangi korban dan ikut menghajar korban.

    Hingga terlihat sejumlah remaja berkumpul dan mengkroyok korban. Akibat pengroyokan tersebut korban mengalami luka-luka di bagian wajah dan tangan. Dari rekaman CCTV terlihat beberapa remaja itu sebelum menganiaya sempat berkumpul dengan menaiki sepeda motor.

    Pengawas SPBU, Carles Caniago mengatakan, aksi pengeroyokan tersebut terjadi saat situasi jalan sekitar dalam keadaan sepi. “Iya korban dikeroyok, korbannya 1 orang. Kalau pelakunya lebih 5 orang. Sebelumnya mereka kumpul-kumpul terus ngeroyok,” ungkapnya, Senin (16/9/2024).

    Informasi yang diterima, korban ada tiga orang yakni berinial R (16), A (16) dan I (16) yang merupakan warga Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto. Ia tidak mengetahui pemicu terjadinya pengeroyokan tersebut, namun informasi yang didapat ketiga korban sudah melaporkan ke Polres Mojokerto.

    “Kemudian lari ke arah Mojosari (terduga pelaku). Nggak (korban tidak minta tolong). Saya tahu dikasih tahu teman saya, saya kan tidur terus saya cek di CCTV itu. Dari rekaman CCTV, ngumpul dulu habis itu pergi. Beberapa menit kemudian ada kejadian itu (pengeroyokan),” katanya.

    Sementara itu, ibu korban R (16) yakni Yanti Wulansari mengaku, jika anaknya pamit hendak ke Pacet namun tidak kunjung pulang. “Katanya mau ke Pacet, sempat saya larang ngopi di rumah saja. Katanya sebentar, pulang-pulang nangis bilang dikeroyok orang tak dikenal di depan SPBU Sampangagung,” ujarnya.

    Korban mengalami luka pada bagian wajah, kepala belakang, kaki dan punggung. Korban meminta sang ibu untuk datang ke SPBU Sampangagung mengecek rekaman CCTV agar tahu nomor kendaraan milik para pelaku. Menurutnya, anaknya selama ini tidak memiliki musuh.

    “Tidak (diperiksa dokter). Dia tidak mau, saya kasih minyak tawon. Sekarang ke Polres Mojokerto laporan, minta keadilan saja. Pingin tahu siapa pelakunya,” tegasnya. [tin/kun]