Jakarta, Beritasatu.com – Di era digital yang serba cepat dan canggih, umat muslim dihadapkan pada tantangan baru dalam menjaga keimanan. Teknologi memang memudahkan akses informasi dan interaksi sosial, tetapi juga membawa godaan yang dapat menggoyahkan iman.
Kemudahan dalam mengakses informasi, konten hiburan, dan berinteraksi melalui media digital telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dunia digital juga dipenuhi oleh konten negatif, seperti fitnah, kebohongan, serta gaya hidup yang berorientasi pada kesenangan duniawi.
Hal ini dapat merusak keimanan seorang muslim jika tidak disikapi dengan bijak. Dilansir dari NU Online, berikut adalah lima cara menjaga keimanan di tengah paparan konten digital.
1. Menguatkan kualitas ibadah
Ibadah merupakan kunci utama dalam menjaga keimanan. Salat lima waktu adalah tiang agama yang tidak boleh ditinggalkan. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا
Artinya: “Apabila kamu telah menyelesaikan salat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah salat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin” (QS An-Nisa: 103).
Dengan menjaga kualitas ibadah, seperti memperbanyak zikir dan membaca Al-Qur’an, kita dapat memperoleh ketenangan hati serta menghindari pengaruh negatif dari konten digital.
2. Mengatur maktu dengan bijak
Penggunaan teknologi yang berlebihan sering kali membuat seseorang lupa akan kewajiban beribadah. Oleh karena itu, penting untuk mengatur waktu dengan bijak. Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya keberkahan dalam penggunaan waktu:
Artinya: “Tidak ada kehidupan yang lebih baik selain kehidupan yang diberkahi dengan waktu” (HR Tirmidzi).
Membagi waktu antara aktivitas duniawi dan spiritual dapat membantu menghindari kecanduan digital serta memastikan keseimbangan dalam kehidupan.
3. Memanfaatkan teknologi secara positif
Teknologi bukanlah sesuatu yang buruk jika digunakan dengan bijak. Justru, teknologi dapat menjadi sarana untuk memperdalam ilmu agama serta menyebarkan dakwah. Banyak platform digital yang menyediakan konten Islami, artikel keagamaan, serta komunitas yang mendukung pengembangan spiritual. Sebagaimana firman Allah Swt:
مَنْ يَّشْفَعْ شَفَاعَةً حَسَنَةً يَّكُنْ لَّهٗ نَصِيْبٌ مِّنْهَاۚ وَمَنْ يَّشْفَعْ شَفَاعَةً سَيِّئَةً يَّكُنْ لَّهٗ كِفْلٌ مِّنْهَاۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ مُّقِيْتًا
Artinya: “Siapa yang memberi pertolongan yang baik niscaya akan memperoleh bagian (pahala) darinya. Siapa yang memberi pertolongan yang buruk niscaya akan menanggung bagian (dosa) darinya. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu” (QS An-Nisa: 85).
Dengan menggunakan teknologi secara positif, kita dapat menjadikannya sebagai alat untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain.
4. Menjaga lingkungan yang positif
Lingkungan, baik secara digital maupun fisik, sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter dan spiritualitas seseorang. Oleh karena itu, penting untuk mengelilingi diri dengan orang-orang yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat.
Di dunia digital, kita dapat bergabung dalam komunitas yang saling mendukung dalam kebaikan, mengingatkan satu sama lain untuk tetap berpegang teguh pada ajaran Islam, serta membantu kita berada di jalan yang benar.
5. Introspeksi diri secara rutin (Muhasabah)
Langkah penting lainnya adalah melakukan muhasabah atau introspeksi diri secara rutin. Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Orang yang cerdas adalah orang yang menghisab dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati” (HR Tirmidzi).
Meluangkan waktu untuk mengevaluasi diri dapat memperbaiki kualitas ibadah dan perilaku agar senantiasa sesuai dengan ajaran agama. Muhasabah membantu kita tetap sadar akan tujuan hidup serta pentingnya menjaga iman dalam menghadapi tantangan era digital.
Dengan menerapkan kelima cara menjaga keimanan ini, kita dapat tetap teguh dalam keimanan meskipun hidup di tengah arus informasi digital yang begitu deras. Semoga Allah Swt senantiasa memberikan hidayah dan kekuatan kepada kita semua dalam menjaga iman di era digital ini.
