Capek Setelah Nongkrong? Bisa Jadi Anda Alami Social Burnout

Capek Setelah Nongkrong? Bisa Jadi Anda Alami Social Burnout

JAKARTA – Ada kalanya aktivitas sosial yang biasa dilakukan menjadi tidak menyenangkan dan justru melelahkan. Fenomena tersebut dikenal dengan istilah social burnout.

Social burnout biasanya dialami oleh orang yang memiliki jadwal sosial padat, seperti nongkrong bersama teman, menghadiri acara komunitas, atau kumpul santai di berbagai waktu. Jika Anda orang yang demikian, mari kenali tentang social burnout agar Anda bisa mengatasinya.

1. Pengertian social burnout

Social burnout adalah kondisi ketika seseorang merasa kelelahan akibat interaksi sosial yang berlebihan, dikutip dari Unplugged, pada Jumat, 5 September 2025. Aktivitas sosial yang awalnya menyenangkan justru menjadi sumber terjadinya stres.

Kondisi ini bukan berarti Anda antisosial atau tidak suka berteman. Social burnout lebih kepada titik saat tubuh dan pikiran tidak sanggup menerima stimulasi sosial yang sangat intens, terlebih dalam jangka waktu berdekatan.

2. Tanda-tanda social burnout

Terdapat beberapa tanda-tanda seseorang mengalami social burnout. Beberapa di antaranya adalah rasa jenuh setiap diajak nongkrong, mudah tersinggung saat bersama orang lain, atau merasa tidak nyaman saat berada di keramaian, hingga sering menghindari pertemuan sosial dengan berbagai alasan.

Tak hanya itu, social burnout juga dapat terlihat dari perasaan drained atau kosong setelah berkumpul dengan orang. Bukannya merasa senang karena bercanda dengan teman, Anda justru merasa lelah secara emosional.

3. Penyebab social burnout

Terjadinya social burnout disebabkan berbagai hal. Pertama adalah intensitas interaksi sosial yang terlalu sering tanpa memberi jeda waktu untuk beristirahat. Terlalu banyak nongkrong, menghadiri acara, atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial bisa membuat energi mental terkuras.

Selain itu, adanya ekspektasi sosial yang tinggi juga bisa menyebabkan social burnout. Tekanan ini bisa menimbulkan stres berkepanjangan jika tidak segera diatasi.

4. Cara mengatasi social burnout

Dalam mengatasi social burnout yang utama adalah menemukan keseimbangan antara waktu untuk orang lain dan untuk diri sendiri. Mulailah dengan mengenali batasan pribadi, misalnya tidak harus hadir di setiap ajakan nongkrong dan belajar mengatakan tidak tanpa rasa bersalah.

Anda juga harus memprioritaskan self-care atau perawatan untuk diri sendiri. Mulai dari tidur dengan cukup, olahraga ringan, atau melakukan hobi sendirian.

Jika sudah merasa lelah dan cenderung mengarah ke social burnout, sebaiknya juga ambil waktu untuk detoks sosial dengan membatasi pertemuan. Dengan demikian, nongkrong bisa tetap menjadi kegiatan menyenangkan tanpa harus mengorbankan kesehatan mental Anda.