JABAR EKSPRES – Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 3, Ahmad Syaikhu bertemu dan menyerap aspirasi-aspirasi para tokoh komunitas gereja menjelang akhir masa kampanye Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2024.
Dalam pertemuan yang berlangsung di The Jayakarta Suite Hotel & Resort, Kota Bandung pada Jumat (22/11/2024) itu, salah satu aspirasi yang disampaikan adalah terkait keberadaan gereja di tengah-tengah masyarakat.
“Kalau di masyarakat ada masalah yang terkait dengan gereja atau hal-hal lain, itu akan berpengaruh. Dalam rangka ini, kita harus bisa meredam semuanya agar tidak ada kegiatan-kegiatan atau penutupan gereja yang berdampak buruk,” ucap perwakilan pengurus Badan Musyawarah Antar Gereja Lembaga Keagamaan Kristen Indonesia (BAMAG LKKI), Irman B.
Irman pun berharap, kepemimpinan Ahmad Syaikhu bersama Ilham Habibie (ASIH) ini nantinya dapat menghilangkan stigma-stigma negatif terhadap gereja yang berkembang di tengah masyarakat.
Jika ada apa-apa terhadap gereja, jangan sampai masyarakat curiga. Saya pikir, kita bisa menyampaikan bahwa pasangan ASIH juga merangkul semua, inklusif, ada kesetaraan dan toleransi,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, perwakilan pengurus Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB), Jeffri mengatakan bahwa isu yang berkembang di masyarakat khusus di Kota Bandung saat ini adalah isu-isu tahun 70-an.
“Saya tinggal di Bandung sejak tahun 1989 dan isu yang ada sekarang adalah sentimen dari tahun 70-an,” ucap Jeffri.
Jeffri menjelaskan bahwa secara kelembagaan kristen pada masa itu, ada dua hal yang diperkuatkan adalah pendidikan dan kesehatan.
“Saya pikir, jika kita bersama-sama berantas isu ini dengan kontra narasi, kita bisa menunjukkan bahwa sebenarnya isu seperti itu untuk pendidikan dan kesehatan sudah tidak relevan lagi,” imbuhnya.
Oleh karena itu, pihaknya pun berharap pasangan ASIH ini bisa mengatasi isu tersebut yang hingga saat ini masih berkembang di tengah masyarakat.
“Kita akan melihat ini sebagai sesama bangsa. Apalagi kalau sudah berbicara tentang gereja dan membangun, itu sudah ada lembaga gerejanya. Jadi harapan saya, isu ini harus kita atasi di masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, perwakilan dari Konghucu/KHC, Fam Kiun Fak mengatakan bahwa saat ini masyarakat Tionghoa memiliki trauma yang sulit untuk dihilangkan.