Bye-Bye Kota Pensiun: Blitar Kini Jadi Pusat Dagang, Investasi Tembus 194 Miliar

Bye-Bye Kota Pensiun: Blitar Kini Jadi Pusat Dagang, Investasi Tembus 194 Miliar

Blitar (beritajatim.com) – Kota Blitar kini telah berubah dari daerah “Pensiun” menjadi wilayah perdagangan. Bumi Bung Karno yang sebelumnya tenang dan adem ayem, kini telah ubah menjadi daerah industri.

Berbagai perusahaan pun kini mulai melirik Kota Blitar sebagai wilayah untuk mengembangkan usahanya. Mulai dari perusahan rokok hingga makanan minuman pun kini kian banyak yang ekspansi ke Bumi Bung Karno.

Iklim investasi di Kota Blitar pun kini terus menunjukkan tren yang sangat positif, mencatatkan realisasi fantastis sebesar Rp 194 miliar sepanjang periode Januari hingga Juni 2025. Angka ini menegaskan posisi Blitar sebagai wilayah strategis yang semakin diminati investor, didorong oleh kemudahan berusaha dan regulasi yang kondusif.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Blitar, Heru Eko Pramono, mengkonfirmasi geliat investasi ini. Menurutnya, upaya menumbuhkan daya tarik investor adalah prioritas, mengingat dampak domino investasi terhadap perekonomian lokal.

“Investasi bukan hanya urusan pemerintah, tetapi harus kita sadarkan masyarakat bahwa adanya investasi, roda perekonomian akan bergerak. Masyarakat yang belum mendapat kerja bisa ditampung, selain itu sektor perumahan, makan dan minum, kafe, dan lainnya juga akan terangkat,” jelas Heru pada Rabu (15/10/2025).

Realisasi investasi yang mencapai ratusan miliar tersebut berasal dari beragam sektor. Mulai dari proyek besar seperti perhotelan, pabrik rokok, swalayan, hingga sektor vital Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan non-UMKM.

Meski realisasi sudah tinggi, Pemerintah Kota Blitar tetap berkomitmen memperluas jangkauan dengan menggandeng investor kecil. Heru menyebut, pemerintah daerah memiliki target khusus untuk investasi skala kecil hingga Rp 10 miliar, menunjukkan inklusivitas dalam strategi pembangunan ekonomi.

“Kita memiliki keunggulan dalam bidang tenaga kerja, biaya gaji kita rendah dibanding daerah lain itu yang membuat perusahan melirik kita,” ungkapnya.

Heru Eko Pramono berharap arus investasi baru ini tidak hanya memperkuat fondasi ekonomi secara instan, tetapi juga secara berkelanjutan, sekaligus menempatkan Kota Blitar sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru yang signifikan di Jawa Timur.

“Meski kita tidak memiliki fasilitas jalan tol, tapi kami memiliki keunggulan itu, sehingga itu menjadi daya tawar lebih kita,” tegasnya. [owi/aje]