Dispora Sleman menggelar pertemuan dengan panitia Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten (Popkab) Sleman dan orang tua Ghiyats Gajaksahda, Kamis (30/11). Foto: Arfiansyah Panji/kumparanGhiyats Gajaksahda (9) atau yang biasa dipanggil Egi menjadi yang tercepat kedua di nomor 100 meter gaya bebas. Akan tetapi, usai pertandingan, panitia tak menyebut nama Egi dalam daftar pemenang.Kini Egi telah ditetapkan sebagai juara 2 kembar oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sleman, DIY, dalam ajang Pekan Olahraga Pelajar di kabupaten itu.Sebenarnya, orang tua Egi tak bisa memprotes karena bukan ofisial. Namun, dengan mempertimbangkan bukti video dari orang tua Egi sebagai referensi serta adanya human error dari panitia, maka hasil akhir pun diubah.Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan human error seperti ini ke depan tak boleh terulang lagi. Di sisi lain, Kustini menegaskan dari hasil penelusurannya tidak ada kecurangan yang sengaja dibuat untuk membuat Egi kalah.”Tidak ada kecurangan. Tapi ada human error sehingga ada kesalahan. Dan ini yang jadi evaluasi kita ke depan yang harus diperbaiki,” kata Kustini dalam keterangan tertulis, Kamis (30/11).Kustini mengatakan dirinya langsung meminta Dispora Sleman melakukan mediasi begitu mengetahui hal ini.Dispora Sleman menggelar pertemuan dengan panitia Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten (Popkab) Sleman dan orang tua Ghiyats Gajaksahda, Kamis (30/11). Foto: Arfiansyah Panji/kumparan”Sudah saya perintahkan agar segera dimediasi. Dan hari ini sudah dilakukan (mediasi), alhamdulilah hasilnya diputuskan juara 2-nya bersama,” kata Kustini.Ke depan akan ada pembenahan termasuk meningkatkan kemampuan wasit hingga teknologi dalam penilaian perlombaan.”Saya akan minta dinas atau instansi terkait yang akan menyelenggarakan perlombaan semacam ini perlu untuk cermat. Tentu dibarengi upgrading sumber daya perwasitan, kepelatihan, pengelolaan dan penggunaan teknologi dalam penilaian sistem olahraga,” pungkasnya.
