Probolinggo (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo terus berinovasi dalam pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Bupati Probolinggo, Mohammad Haris, secara langsung meresmikan rumah pengolahan limbah plastik yang berlokasi di Kampung Industri, Desa Bulang, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, pada Jumat (25/4/2025) siang.
Peresmian fasilitas ini menjadi momen penting dalam upaya Pemkab Probolinggo mengubah pandangan masyarakat terhadap sampah, khususnya limbah plastik. Dalam sambutannya, Gus Haris sapaan akrabnya menyampaikan pesan agar masyarakat tidak lagi menganggap sampah sebagai sesuatu yang kotor atau bahkan musibah, tetapi mampu melihatnya sebagai potensi yang membawa berkah.
“Dari yang semula sampah ini dianggap kotor, musibah, menjadi sampah adalah berkah. Sehingga penting mengubah pola pikir masyarakat ini agar sampah dapat dikelola menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis,” terang Gus Haris.
Gus Haris juga berharapan agar ke depannya setiap desa di Kabupaten Probolingo dapat memiliki alat dan fasilitas serupa. Dengan adanya rumah pengolahan limbah di setiap desa, diharapkan secara bertahap wilayah Kabupaten Probolinggo secara keseluruhan akan semakin terbebas dari permasalahan sampah, menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
“Saya berharap bukan hanya Desa Bulang saja yang memiliki alat pengolah limbah sampah plastik seperti ini, agar paradigma masyarakat terhadap sampah bisa berubah, dan mampu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Desa Bulang, Nur Hasan, menyampaikan apresiasinya atas peresmian fasilitas ini dan berharap agar Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang mengelola rumah pengolahan limbah plastik ini bisa segera melengkapi peralatannya. “Untuk sementara ini kami hanya memiliki alat untuk penghancur dan pencuci sampah plastik saja, dan kami belum memiliki alat yang bisa membuat limbah plastik ini menjadi biji plastik lagi,” ujar Nur Hasan.
Meskipun dengan peralatan yang masih terbatas pada tahap penghancuran dan pencucian, Nur Hasan memastikan bahwa rumah pengolahan limbah di Desa Bulang ini sudah mampu berproduksi dengan baik. Buktinya, fasilitas ini telah mempekerjakan kurang lebih 10 orang tenaga kerja dari masyarakat sekitar Desa Bulang.
Seluruh pekerja yang mengelola rumah pengolahan limbah plastik ini bahkan telah didaftarkan dalam program BPJS Ketenagakerjaan, memberikan jaminan sosial bagi mereka.
Dengan peralatan yang ada saat ini, fasilitas di Desa Bulang mampu menghancurkan setidaknya lima ton sampah plastik dalam satu shift kerja. Nur Hasan menyebutkan, jika ada dukungan untuk operasional dua shift, misalnya dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), fasilitas ini berpotensi menghancurkan hingga 10 ton sampah plastik dalam sehari.
“Tidak ada kategori khusus, yang penting sampah, kotor tidak masalah, ya namanya juga sampah ya, asalkan banyak, bisa kami beli,” ungkapnya. (ada/ian)
