Bisnis.com, JAKARTA – Bupati Aceh Tamiang, Armia Pahmi mengirimkan surat ke 14 perusahaan untuk meminta Hak Guna Usaha (HGU) dicabut guna membangun hunian sementara (Huntara) dan hunian tetap (Huntap).
Hal itu disampaikan saat rapat koordinasi dengan satgas Pemulihan Pasca Bencana dan Pimpinan DPR RI, Selasa (30/12/2025). Sebab, berdasarkan hasil perhitungan, Aceh Tamiang membutuhkan 15 ribu huntap bagi masyarakat yang terdampak.
Pembangunan hunian ini, katanya, juga melibatkan aset pemerintah daerah setempat.
“Kami sudah menyiapkan untuk pembangunan huntara dan huntap, baik itu tanah yang merupakan aset Pemda dan juga kami sudah menyurati beberapa perusahan HGU ada 14 perusahaan HGU yang kami mintakan untuk bisa dilepaskan sebagai nantinya tempat dibangunkan huntara atau huntap,” jelasnya.
Dari data yang dipaparkan Armia, sebanyak 4.800 rumah hilang terutama yang dibangun di pinggir sungai. Kemudian 8.509 rumah rusak berat, 9.396 rusak sedang, serta 15.174 rumah rusak ringan.
Selain itu, pihaknya juga sudah mengusulkan ke Bapanas untuk menyalurkan sembako selama 6 bulan kedepan mulai dari Januari hingga Juni 2026 yang meliputi beras, telur, minyak, dan kebutuhan pangan pokok lainnya. Dia menyampaikan bahwa saat ini kondisi masyarakat sudah memprihatinkan.
“Kita punya masyarakat 313,245 jiwa jadi estimasi enam bulan ke depan kami sudah meminta rumusan ke Bapanas per orang mendapatkan sembako ini dalam sebulan,” ujarnya.
Kondisi serupa juga diungkapkan oleh Bupati Pidie Jaya, Sibral Malasyi bahwa daerah yang dipimpinnya membutuhkan bantuan logistik sampai pembangunan huntara-huntap.
Dia menyebutkan telah menyiapkan 11 hektare lahan untuk dibangun huntara-huntap. Menurutnya, kehidupan masyarakat di pengungsian sudah tidak kondusif, terutama penggunaan toilet.
Keprihatinan lainnya adalah sulitnya air bersih. Dia menjelaskan tujuh bendungan sudah tidak bisa digunakan karena dampak dari bencana alam. Alhasil menyebabkan kelangkaan air bersih.
“Kemudian kami ada bendungan irigasi di Pidie Jaya itu sebanyak tujuh bendungan. Namun, bendungan irigasi ini semuanya sudah dibawa arus. Tidak ada satupun yang bisa berfungsi,” terangnya.
Dia berharap penanganan bencana ini segera membaik mengingat bulan suci ramadhan segera tiba. Dia khawatir banyak masyarakat tidak dapat menjalankan ibadah puasa karena banjir Sumatra.
