Bulan Syaban Sampai Kapan? Ini Keutamaannya

Bulan Syaban Sampai Kapan? Ini Keutamaannya

Jakarta, Beritasatu.com – Bulan Syaban merupakan salah satu bulan istimewa dalam kalender Hijriah yang berada di antara dua bulan mulia, Rajab dan Ramadan. Banyak umat Islam bertanya-tanya, “bulan Syaban sampai kapan?” sebab bulan ini menjadi momen penting untuk memperbanyak amal ibadah sebelum memasuki Ramadan.

Syaban tidak hanya menjadi bulan persiapan spiritual, tetapi juga memiliki berbagai keutamaan yang dijelaskan dalam hadis dan riwayat para ulama. Lantas, kapan bulan Syaban berakhir dan apa saja keutamaannya? Simak penjelasannya berikut ini!

Kapan Bulan Syaban 2025/1446 H Berakhir?

Bulan Syaban merupakan bulan kedelapan dalam kalender Hijriah yang memiliki keutamaan tersendiri bagi umat Islam. Tahun ini, Syaban 2025/1446 H dimulai pada Jumat (31/1/2025), dan diperkirakan berakhir pada Jumat (28/2/2025). Hari berikutnya, Sabtu (1/3/2025), diperkirakan menjadi awal Ramadan 1446 H, sebagaimana telah diumumkan oleh beberapa organisasi keislaman seperti Muhammadiyah.

Namun, perlu diperhatikan bahwa penetapan akhir bulan Syaban dan awal Ramadan dapat berbeda di berbagai negara atau organisasi keagamaan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan metode yang digunakan dalam menentukan awal bulan Hijriah, seperti metode hisab (perhitungan astronomis) dan rukyat (pengamatan hilal).

Keutamaan Bulan Syaban

Beberapa keutamaan bulan Syaban di antaranya adalah diangkatnya amal manusia kepada Allah Swt, disebut sebagai bulannya Rasulullah SAW, sebagai bulan penentuan ajal manusia, serta dianjurkan untuk memperbanyak sedekah. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:

1. Bulan diangkatnya amal manusia

Salah satu keutamaan bulan Syaban adalah bulan di mana amal perbuatan manusia diangkat kepada Allah Swt. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menyampaikan bahwa beliau ingin amalnya diangkat dalam keadaan berpuasa.
hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Abu Dawud, Imam Nasa’i, dan Imam Ibnu Khuzaimah. Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ, لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ, قَالَ : ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ, وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ, فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: “Dari Usamah bin Zaid berkata: Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah SAW, aku tidak melihatmu berpuasa seperti engkau berpuasa di bulan Syaban (karena seringnya).’ Beliau menjawab, ‘Bulan itu adalah bulan yang dilalaikan oleh banyak orang, yaitu antara Rajab dan Ramadan. Di bulan itu diangkat amal-amal kepada Allah Tuhan semesta alam, dan aku ingin amalku diangkat dalam keadaan aku berpuasa”.

2. Bulannya Rasulullah SAW

Bulan Syaban juga disebut sebagai bulan Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menyebut bahwa setiap bulan memiliki keterkaitan khusus, di mana bulan Rajab disebut sebagai bulan Allah, Syaban adalah bulan Rasulullah, dan Ramadan adalah bulan umatnya. Rasulullah SAW bersabda:

رَجَبٌ شَهْرُ اللَّهِ وَ شَعْبَانُ شَهْرِي وَ رَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِي

Artinya: “Rajab adalah bulan Allah, Syaban adalah bulanku, dan Ramadan adalah bulan umatku”.

Keutamaan ini menunjukkan bahwa bulan Syaban menjadi waktu yang tepat untuk memperbanyak ibadah, mengikuti sunah Rasulullah SAW, serta memperbanyak selawat kepadanya.

3. Bulan penentuan ajal manusia

Bulan Syaban juga disebut sebagai bulan di mana malaikat maut mencatat siapa saja yang akan wafat hingga bulan Syaban berikutnya. Catatan ini terjadi pada malam Nisfu Syaban, yang merupakan malam pertengahan bulan Syaban.

Dalam kitab Tuhfah Al-Ikhwan, disebutkan bahwa Atha’ bin Yasar berkata:

“Jika datang malam Nisfu Syaban, malaikat maut mencatat siapa yang akan mendatangi ajalnya dari bulan Syaban itu hingga Syaban yang akan datang. Mungkin seorang laki-laki telah berbuat aniaya, berbuat maksiat, menikahi beberapa wanita, menanam pepohonan, sedang dia tidak tahu bahwa namanya telah tertulis di daftar orang-orang yang mati. Tiada satu malam pun setelah malam Lailatulqadar lebih utama daripada malam Nisfu Syaban”.

Karena itu, malam Nisfu Syaban menjadi salah satu malam yang sangat istimewa dan dimanfaatkan oleh sebagian umat Islam untuk beribadah dan berdoa.

4. Bulan untuk bersedekah

Bersedekah di bulan Syaban juga memiliki keutamaan yang besar. Orang yang bersedekah di bulan ini akan mendapatkan penjagaan dari Allah Swt, serta mendapatkan pahala yang berlipat ganda di hari kiamat.

Hal ini sebagaimana riwayat dari Imam Shadiq yang mengatakan:

“Mengapa kalian lupa dengan puasa di bulan Syaban?” Seseorang bertanya, “Apakah pahala orang yang berpuasa satu hari di bulan Syaban?” “Demi Allah, surga adalah pahalanya,” tegas Imam Shadiq. “Apakah amalan terbaik di bulan ini?” “Bersedekah dan membaca istigfar. Barang siapa bersedekah di bulan Syaban, maka Allah Swt akan memelihara sedekah tersebut sebagaimana salah seorang dari kalian memelihara anak untanya, sehingga pada hari kiamat, sedekah tersebut sampai di tangan pemiliknya sebesar Gunung Uhud”.

Bulan Syaban memiliki banyak keutamaan yang sebaiknya tidak dilewatkan oleh umat Islam. Selain menjadi bulan di mana amal manusia diangkat, bulan ini juga merupakan bulan yang sangat dicintai Rasulullah SAW, serta memiliki peristiwa penting seperti pencatatan ajal manusia.