Bukan hanya Massal, Industri Pariwisata Berkualitas Perhatikan Perubahan Iklim

1 March 2024, 17:36

Wisatawan berekreasi di Pantai Pasir Putih Malikan (Papuma), Wuluhan,Jember, Jawa Timur, Senin (26/2/2024).(Antara/Ari Bowo Sucipto)

INDUSTRI pariwisata berkualitas menjadi kunci keberhasilan pembangunan sektor strategis ini. Salah satu yang menjadi sorotan ialah pengembangan pariwisata massal dan perubahan iklim. Pemerintah Indonesia bahkan memasukkan isu ini dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2025-2029).
Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga menegaskan komitmen dari industri digital untuk turut menyukseskan program pemerintah tersebut. “Kami sebagai pelaku industri digital siap mendukung dan menerapkan sistem yang mampu mendorong keberhasilan pengembangan sektor pariwisata yang berkualitas di Indonesia,” ujar Bima dalam diskusi bertajuk Road to International Quality Tourism Conference, belum lama ini.
Pemerintah juga menegaskan komitmennya untuk bisa menjadikan pariwisata Indonesia yang tak hanya maju, tetapi juga memiliki standar berkualitas di semua lini. “Kami membuka kerja sama dan komunikasi seluas-luasnya dengan pelaku industri digital dan pariwisata untuk memastikan empat pilar seperti infrastruktur dasar, berkelanjutan, keunikan, serta berkualitas tinggi bisa terpenuhi dan diterapkan,” kata Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Odo Manuhutu.
Baca juga : Upaya Antisipasi yang Tepat Tentukan Kesiapan Hadapi Potensi Lonjakan Wisatawan
Odo melanjutkan quality tourism akan mengubah norma, standar, serta menjalankan praktik-praktik sesuai norma dan standar baru. “Pemerintah melalui BBWI berupaya menggalang wisatawan domestik, menjadikan industri pariwisata lebih resilient. Targetnya 80% income pariwisata akan berasal dari wisatawan domestik.”
Salah satu pelaku digital di sektor pariwisata, Traveloka, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk membentuk masa depan pariwisata Indonesia selaras dengan visinya dalam menetapkan standar dalam quality tourism untuk ekosistem perjalanan yang lebih berkelanjutan dan inklusif. “Seiring dengan berevolusinya industri pariwisata, kami percaya bahwa digitalisasi akan mendukung pertumbuhan industri pariwisata yang berkelanjutan,” ujar Co-Founder Traveloka, Albert. “Melalui platform digital, Traveloka mampu memberikan tidak hanya penawaran yang lebih beragam, tetapi juga membantu konsumen dalam membuat keputusan yang terinformasi tentang pengalaman perjalanan mereka.”
Menurut Research Coordinator, Center for Digital Society (CFDS) Perdana Karim, sebelum pandemi, sektor pariwisata Indonesia lebih fokus pada pembangunan infrastruktur tanpa memikirkan aspek jangka panjang. “Perlu pendekatan yang lebih holistik. Jangan sampai mengupayakan sustainability untuk menarik wisatawan, cater to all their needs, tetapi penduduk lokal tidak diperhatikan, hanya dieksploitasi tetapi tidak bisa menikmati keindahan daerahnya sendiri.” Baca juga : SiteMinder: Sektor Perjalanan Bangkit, Industri Akomodasi Kian Prospektif
Fokus pariwisata juga penting untuk ditelisik. “More tourism or better tourism?” ujar Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Fransiskus Xaverius Teguh. Sebelum menuju pariwisata yang berkualitas, lanjut dia, pembangunan dasar yang menerapkan pilar-pilar berkelanjutan harus dipenuhi terlebih dulu. 
Di sisi lain, Asia Pacific Manager Global Sustainable Tourism Council (GSTC) Emi Kaiwa menyoroti empat poin yang menjadi tolak ukur penerapan pariwisata yang berkualitas. Sertifikasi penerapan standar tersebut menjadi wujud komitmen. Selain itu, bisa menjadi referensi wisatawan dalam memilih destinasi wisata yang baik dan nyaman. 
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki area laut yang jauh lebih besar ketimbang darat. Pemberdayaan pariwisata water based tentu sangat tepat. “Sayangnya, pariwisata dengan label eco-tourism belum tentu sustainable. Karena banyak ekowisata yang dampaknya justru merusak lingkungan, bukan malah merawat atau
memperbaiki lingkungan,” ujar Executive Director and Co-Founder, Biorock Indonesia, Tasya Karissa. “Mewujudkan pariwisata berkualitas, salah satunya melakukan konservasi dengan mindset usaha dan pariwisata berkelanjutan.”
Selain itu, University of Indonesia Vocational Program (Tourism) Diaz Pranita menilai peningkatan jumlah kunjungan wisata kerap mengakibatkan kerusakan lingkungan yang justru berdampak negatif untuk jangka panjang. “Pariwisata berkualitas cenderung memberikan dampak ekonomi dan behavioral yang positif.”
Diaz juga menjelaskan bahwa sektor pariwisata menjadi salah satu industri pertama yang mengadopsi teknologi digital. Dengan demikian, platform digital berperan penting pada perkembangan industri pariwisata, termasuk memberikan atau menyampaikan informasi seputar pentingnya peralihan tren dari mass tourism ke quality atau sustainable tourism. Catatan pentingnya yakni kebutuhan masyarakat, tak hanya pelaku industri pariwisata, untuk turut ambil peran pada pembentukan quality tourism. (Z-2)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi