JAKARTA – Di tengah derasnya arus globalisasi dan transformasi dunia kerja, kuliah di luar negeri bukan lagi sekadar soal gengsi, tapi tentang strategi menyiapkan masa depan.
Salah satu negara yang kini makin dilirik oleh generasi muda Indonesia adalah Taiwan. Alasannya bukan hanya karena kualitas pendidikannya yang diakui dunia, tetapi juga karena kemampuannya menjembatani peluang karier internasional, terutama di kawasan Asia.
Kemampuan bahasa asing, khususnya Bahasa Mandarin, kini bukan lagi nilai tambah, melainkan keahlian kunci untuk bersaing. Mandarin tak hanya menjadi bahasa dengan penutur terbanyak di dunia, tapi juga memainkan peran vital dalam dunia bisnis, teknologi, dan hubungan diplomatik global.
Bagi Indonesia yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi tujuan utama investasi dari Taiwan dan Tiongkok, kemampuan berbahasa Mandarin membuka pintu lebar ke berbagai peluang kerja.
“Sekarang ini permintaan akan tenaga kerja yang bisa Bahasa Mandarin sangat tinggi, tapi jumlah orang Indonesia yang menguasainya masih sangat sedikit,” ungkap Tomas Thajeb, Wakil Ketua Ikatan Citra Alumni Taiwan se-Indonesia (ICATI), Thomas Thajeb dalam konferensi pers Taiwan Higher Education Fair Indonesia (THEFI) 2025 di Jakarta, baru-baru ini.
Menurutnya, perusahaan-perusahaan asal Tiongkok dan Taiwan yang berinvestasi di Indonesia seringkali menghadapi kendala karena sebagian besar staf mereka tidak fasih berbahasa Inggris, apalagi Bahasa Indonesia.
Inilah yang menjadi alasan tenaga kerja lokal yang bisa Bahasa Mandarin sangat dibutuhkan. Profesi seperti penerjemah, staf operasional, hingga liaison officer terbuka lebar, dan gaji yang ditawarkan pun bisa mencapai dua digit.
Alasan kuliah di Taiwan semakin dilirik
Ada beberapa alasan menempuh studi di Taiwan semakin dilirik. Berikut beberapa faktanya, seperti dituturkan Simon Hu, Ketua ICATI dalam kesempatan yang sama.
1. Peluang beasiswa yang luas
Salah satu daya tarik utama menempuh pendidikan tinggi di Taiwan adalah ketersediaan beasiswa dan peluang magang yang luas. Bagi pelajar Indonesia yang ingin menempuh pendidikan tinggi, tersedia berbagai skema beasiswa dari pemerintah maupun institusi perguruan tinggi.
“ICATI memberikan 23 beasiswa untuk pelajar berprestasi maupun dari keluarga kurang mampu. Kami bekerja sama langsung dengan universitas penyedia beasiswa sampai lulus. Syaratnya tahun ini pun lebih ringan,” kata Tomas.
Beasiswa yang ditawarkan terbagi dalam dua kategori, berdasarkan prestasi akademik dan latar belakang ekonomi. Selain itu, ICATI juga menggalang dana dari para alumni untuk memperluas jangkauan program ini.
2. Pendidikan berstandar internasional
Banyak kampus di Taiwan seperti National Taiwan University (NTU) atau National Cheng Kung University (NCKU) dikenal punya reputasi internasional. Sejumlah universitas itu rutin masuk dalam daftar QS World University Rankings dan punya program-program unggulan di bidang teknik, IT, sains, dan teknologi masa depan seperti AI, bioteknologi, hingga fakultas kedokteran.
3. Biaya kuliah yang terjangkau
Salah satu alasan Taiwan semakin dilirik sebagai tujuan kuliah oleh mahasiswa Indonesia adalah karena biaya kuliah dan hidup di sana relatif lebih terjangkau dibanding kota-kota besar seperti Jakarta.
Menurut Tomas Thajeb, sebagai alumni yang pernah menempuh pendidikan di Taiwan, untuk kampus negeri, biaya kuliah per semester rata-rata berada di kisaran Rp12 juta.
Sementara untuk kebutuhan sehari-hari, seperti makan dan tempat tinggal, mahasiswa hanya perlu menyiapkan sekitar Rp4–5 juta per bulan.
Dengan total pengeluaran bulanan yang berkisar antara Rp5 juta, gaya hidup mahasiswa di Taiwan bisa tetap nyaman tanpa harus menguras kantong.
“Dibandingkan dengan biaya hidup di Jakarta yang bisa dua kali lipat lebih tinggi, Taiwan jelas memberikan opsi studi luar negeri yang terjangkau,” ujarnya.
Konferensi Pers THEFI 2025. (Dinno/VOI)
4. Kampus yang ramah pelajar
Lingkungan belajar di Taiwan juga sangat mendukung. Selain fasilitas kampus yang modern (perpustakaan digital, lab canggih, co-working space), tak sedikit kampus menyediakan ruang ibadah, makanan halal, dan komunitas mahasiswa internasional yang aktif.
Dari sisi keamanan, Taiwan termasuk salah satu negara paling aman di Asia menurut Global Peace Index. Mahasiswa bisa beraktivitas sampai malam tanpa rasa khawatir. Budaya masyarakatnya pun dikenal sopan, toleran, dan menghargai privasi.
5. Transportasi terintegrasi
Transportasi publik di Taiwan adalah salah satu yang terbaik di Asia. MRT, bus, sepeda umum (YouBike), dan kereta cepat antar kota semuanya terintegrasi dengan baik. Anda bisa tinggal di area yang lebih murah, tapi tetap bisa ke kampus tepat waktu.
Tak hanya itu, sejumlah kampus bahkan menyediakan kartu pelajar multifungsi yang bisa digunakan untuk naik MRT dan beberapa transportasi umum lainnya.
6. Peluang menguasai bahasa asing
Setidaknya, ada dua bahasa yang lumrah digunakan saat kuliah di Taiwan, yakni Inggris dan Bahasa Mandarin. Pelajar Indonesia diharapkan bisa menguasai kedua bahasa itu selama dan setelah menempuh studi.
Tomas mengatakan, tak bisa dipungkiri jika bahasa Mandarin kini jadi keahlian strategis untuk masa depan. Dengan semakin banyaknya perusahaan dari Tiongkok dan Taiwan yang berinvestasi di Indonesia, kebutuhan tenaga kerja yang bisa berbahasa Mandarin terus meningkat.
Menurut Tomas, sekarang ini banyak perusahaan asing kesulitan mencari staf lokal yang bisa Mandarin. Sehingga penguasaaan bahasa asing dapat menjadi nilai lebih bagi lulusan kampus dari Taiwan.
“Peluangnya besar banget. Bahkan banyak posisi kerja dengan gaji dua digit hanya karena kandidat bisa berbahasa Mandarin,” ungkapnya.
Mulai dari translator, liaison officer, hingga staf operasional di perusahaan asing, semua membuka pintu lebih lebar bagi lulusan yang punya kemampuan bahasa ini.
“Kalau dia punya skill setelah kuliah di Taiwan, lalu fasih berbahasa Mandarin. Saya rasa kariernya terbuka luas untuk kemampuan yang dia miliki,” pungkasnya.
