Bisnis.com, JAKARTA — British Council menghibahkan Dana Pemberdayaan Pendidik Guru (Teacher Educator Enabling Fund) kepada para pendidik guru.
Salah satu penerima hibah adalah Kelas Kreatif Indonesia Foundation yang berfokus mengembangkan kapasitas guru dalam menggunakan pembelajaran yang berbeda.
Rencananya, uang tersebut akan digunakan mendukung mereka dalam mengembangkan komunitas praktik. Sebagai contoh lokakarya daring dan luring besutan Kelas Kreatif yang telah diterapkan kepada 2.000 guru di 12 kota dan kabupaten.
Selain itu, ada proyek Keterampilan untuk Partisipasi Digital Inklusif (Skills for Inclusive Digital Participations). Proyek ini memberikan pelatihan pengembangan keterampilan kepada individu-individu yang terpinggirkan secara digital di wilayah timur Indonesia.
Upaya ini bertujuan mengatasi tantangan strategi kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial atau Gedsi dalam pendidikan tinggi, pengajaran bahasa Inggris, serta sektor seni dan budaya.
Platform yang diberikan, yaitu Breaking Barriers, menyediakan ruang untuk menampilkan metode inovatif, program inklusif, dan praktik terbaik melalui diskusi panel, lokakarya, dan pameran.
Dari lingkungan pembelajaran formal dan non-formal hingga metode pengajaran inovatif dan inisiatif kreatif, acara ini mempertemukan para penggerak perubahan, pendidik, dan seniman untuk menginspirasi kolaborasi yang bermakna dan mendorong kemajuan menuju dunia yang benar-benar inklusif.
Terkait dengan hal tersebut, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Dominic Jermey mengatakan Negeri Ratu Elizabeth telah lama menjadi pemimpin global dalam praktik-praktik inklusif, melalui inisiatif seperti Equality Act 2010 yang menjadi tolak ukur bagi Undang-Undang anti-diskriminasi dan standar aksesibilitas.
“Memajukan inklusi para penyandang disabilitas adalah prioritas utama bagi pemerintah Inggris. Kami percaya setiap orang berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang, terlepas dari hambatan yang mereka hadapi,” kata dia di Jakarta, Jumat (6/12/2024).
Upaya kami, sambungnya, termasuk mendukung pembangunan teknologi pendamping, mengembangkan sistem pendidikan inklusif, dan menciptakan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas.
“Seiring perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Inggris-Indonesia, kami akan terus memperkuat kemitraan kami untuk memastikan masa depan yang lebih Inklusif demi kepentingan masyarakat kita,” kata dia.
Country Director Indonesia dan Direktur Asia Tenggara di British Council, Summer Xia, menambahkan inklusi sebaiknya lebih dari sekedar akses terhadap pendidikan dan seni, meskipun kedua hal tersebut tetap menjadi fondasi yang penting.
Breaking Barriers, lanjut Xia, bertujuan menjadi inspirasi dan membangun masyarakat yang memiliki kesempatan untuk berkontribusi, berkembang, dan merasa berharga.