Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

BRIN Prediksi Hasil Sidang Isbat Penentuan Awal Ramadhan, Berbeda dengan Arab Saudi?

BRIN Prediksi Hasil Sidang Isbat Penentuan Awal Ramadhan, Berbeda dengan Arab Saudi?

PIKIRAN RAKYAT – Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin memprediksi awal 1 Ramadhan menurut pemerintah.

Selain itu, dalam sebuah diskusi yang disiarkan melalui kanal YouTube resmi BRIN di Jakarta pada Selasa, Thomas juga mengungkapkan bahwa perbedaan waktu penentuan awal Ramadhan dan Idul Fitri antara Indonesia dan Arab Saudi tidak disebabkan oleh kriteria yang berbeda, melainkan karena keputusan yang diambil oleh masing-masing pemerintah.

Menurut Thomas, negara-negara yang terletak lebih ke barat, seperti Arab Saudi, memiliki peluang lebih besar untuk melihat posisi bulan yang lebih tinggi dan jaraknya yang lebih jauh dari matahari. Secara teoritis, wilayah barat memiliki potensi lebih besar untuk mengamati hilal lebih awal dibandingkan dengan wilayah timur.

“Jadi sebenarnya wajar ketika di Arab Saudi itu sudah terlihat hilal, padahal di Indonesia belum (terlihat), itu wajar,”jelasnya.

Perbedaan Penetapan Awal Zulhijah dan Puasa Arafah

Perbedaan ini tidak hanya terjadi pada penentuan awal Ramadhan atau Idul Fitri, tetapi juga saat penetapan puasa sunah Arafah yang dilakukan pada tanggal 9 Zulhijah, bertepatan dengan musim haji.

Thomas menjelaskan bahwa Arab Saudi seringkali memulai Zulhijah lebih dulu dibandingkan Indonesia, sehingga tanggal 9 Zulhijah di Arab Saudi biasanya tiba lebih awal daripada di Indonesia. Akibatnya, umat Islam di kedua negara mungkin menjalankan puasa Arafah pada tanggal yang berbeda.

Perbedaan ini, lanjut Thomas, terutama dipengaruhi oleh keputusan pemerintah Arab Saudi yang lebih mengutamakan hasil pengamatan hilal secara langsung (rukyat) dan tidak harus mengacu pada perhitungan astronomi (hisab).

Arab Saudi sendiri telah menetapkan awal Ramadhan pada tanggal 1 Maret 2025.

Prediksi 1 Ramadhan 1446 H

Thomas memprediksi bahwa pemerintah akan menetapkan awal puasa Ramadhan pada tanggal 2 Maret 2025. Berdasarkan fakta astronomi terkait pengamatan hilal yang dijadwalkan pemerintah pada Jumat, 28 Februari 2025, rukyatul hilal ini akan dilakukan di 125 lokasi di seluruh Indonesia.

Menurut Thomas, posisi Bulan saat matahari terbenam di Banda Aceh pada hari tersebut telah melampaui kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), yang mensyaratkan ketinggian Bulan minimal 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Berbeda dengan Banda Aceh, posisi Bulan di wilayah lain, seperti Surabaya, belum memenuhi kriteria tersebut. Thomas mencatat bahwa elongasi geosentrik Bulan di Surabaya hanya mencapai 5,8 derajat, sehingga belum sesuai dengan ketentuan MABIMS.

Ia menegaskan bahwa mengamati hilal Ramadhan kali ini akan menjadi tantangan. Thomas juga mengingatkan adanya potensi kegagalan dalam rukyat kali ini.

“Kemungkinan gagal rukyat, kita tunggu saja hasil sidang isbat. Ada kemungkinan 1 Ramadan 1446 jatuh pada 2 Maret 2025,” tambahnya.***

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

Merangkum Semua Peristiwa