Situbondo (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur mengunjungi Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani Ra di Kecamatan Besuki, Situbondo, Kamis (30/10/2025).
Kunjungan ini dilakukan pasca ambruknya atap asrama yang menewaskan satu santriwati dan melukai beberapa lainnya. Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Gatot Soebroto, menjelaskan bahwa tujuan utama kunjungan ini adalah untuk melihat langsung kondisi pesantren serta memberikan bantuan kepada pihak pondok.
“Kami di sini melihat kondisi pesantren, di mana ada beberapa santri yang masih tinggal di sini, sebagian diliburkan akibat musibah tersebut. Hari ini kita juga memberikan bantuan kepada pihak pondok,” ujar Gatot.
Gatot juga menekankan pentingnya evaluasi teknis terhadap bangunan pesantren, terutama mengingat menjelang musim penghujan yang berpotensi meningkatkan risiko bencana alam, seperti angin kencang.
“Kita berharap seluruh pesantren di Jawa Timur bisa meninjau bangunannya. Beberapa memang perlu peninjauan teknis terkait kekuatan struktur bangunan agar lebih aman,” jelasnya.
Selain itu, BPBD Jatim mendorong pentingnya pemberian pelatihan tanggap bencana kepada santri dan pengurus pondok pesantren. Gatot menegaskan bahwa pengetahuan mengenai cara-cara menyelamatkan diri sangat penting bagi santri.
“Jika terjadi bencana, baik gempa bumi maupun angin kencang yang bisa merobohkan atap, para santri harus tahu cara menyelamatkan diri dan membantu temannya,” tegasnya.
Gatot menambahkan bahwa upaya mitigasi bencana berbasis komunitas di pesantren sangat krusial. Mengingat banyaknya santri yang tinggal di lingkungan padat dengan bangunan yang sering kali tidak memenuhi standar keamanan struktural, penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan pengetahuan tentang bencana.
“Dengan kesiapsiagaan ini, kita bisa meminimalkan risiko korban saat bencana terjadi,” pungkasnya. [awi/suf]
