Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin saat melihat lokasi tanah longsor(DOK/DISINFOKOM GARUT)
PEMERINTAH Kabupaten Garut menetapkan status siaga darurat bencana hingga 31 Mei 2024. Bencana hidrometeorologi di wilayah berisiko menyebabkan banjir, tanah longsor, angin kencang dan pergerakan tanah.
“Kesiapsiagaan harus dilakukan dalam menghadapi musim hujan dan puncaknya akan terjadi pada Maret,” ujar Penjabat (Pj) Bupati Garut, Barnas Adjidin.
Dia mengatakan, intensitas hujan tinggi yang telah terjadi di berbagai daerah termasuk di Garut. Akibatnya terjadi bencana tanah longsor di Desa Sukarame, Kecamatan Caringin. Bencana di wilayahnya paling banyak terjadii di bagian selatan.
Baca juga : Puluhan Rumah di Garut Dipenuhi Lumpur dari Lereng Gunung Papandayan
“Wilayah Garut selatan karena kontur tanah di sana memang sangat riskan terjadi bencana tanah longsor ketika masuk musim penghujan. Kami sangat khawatir ini menimbulkan korban harta dan korban jiwa. Kalau harta bisa dicari tetapi jiwa memang susah gantinya,” katanya, Sabtu ((9/3).
Ia mengatakan, karena intensitas hujan tinggi, pihaknya telah meminta kepada seluruh SKPD, kecamatan, dan desa untuk dapat berkolaborasi dalam mengantisipasi terjadinya bencana. Terutama di wilayah selatan, karena daerah tersebut sangat rawan terjadinya bencana, terutama karena masih banyak tebing tinggi.
“Saya melihat di Desa Sukarame, Kecamatan Caringin, penyebabnya juga akibat ulah manusia, selain memang alamnya. Misalnya ada penambangan galian C ilegal. Mereka tidak memperhatikan penghijauan dan hanya mencari keuntungan,” tandasnya.
Dia mengimbau masyarakat sekitar untuk senantiasa waspada apalagi di musim penghujan rawan akan terjadi bencana tanah longsor. Dia mengingatkan agar warga supaya selalu siaga terutama bahaya menghuni tempat tinggal yang berlokasi di dekat tebing rawan bencana tanah longsor.
