Bojonegoro (beritajatim.com) – Fenomena panas menyengat saat siang hari terjadi di Bojonegoro beberapa hari terakhir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa Kabupaten Bojonegoro hari ini mengalami fenomena panas matahari yang sangat menyengat.
Berdasarkan pantauan di media sosial resmi BMKG, intensitas panas yang tidak biasa ini diprediksi terjadi sepanjang hari. Fenomena ini baru akan berkurang hingga akhir November 2025. Hal ini terjadi salah satu pemicu utama adalah Gerak Semu Matahari (Kulminasi).
Pada periode tertentu (biasanya sekitar September dan Oktober), posisi matahari berada pada atau bergerak mendekati garis Ekuator sebelum bergerak ke selatan.
Fenomena ini telah dirasakan langsung oleh masyarakat. Pantauan visual pada pukul 11.41 WIB menunjukkan bahwa paparan sinar matahari terasa sangat menyengat di kulit, terutama saat berada di ruang terbuka.
Intensitas panas yang tinggi ini berpotensi menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, mulai dari dehidrasi hingga risiko paling serius seperti heatstroke (serangan panas) dan kerusakan kulit akibat paparan sinar ultraviolet (UV) berlebihan.
Sementara berdasarkan data di situs weatherspark, rata-rata musim panas berlangsung selama 2,1 bulan, dari 3 September sampai 5 November, dengan suhu tertinggi harian rata-rata di atas 34°C. Bulan terpanas dalam setahun di Bojonegoro adalah Oktober, dengan rata-rata suhu terendah 34°C dan tertinggi 25°C.
Sementara musim dingin berlangsung selama 3,2 bulan, dari 17 Desember sampai 22 Maret, dengan suhu tertinggi harian rata-rata di bawah 32°C. Bulan terdingin dalam setahun di Bojonegoro adalah Januari, dengan rata-rata terendah 24°C dan tertinggi 31°C.
Menyikapi kondisi cuaca ekstrem ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro langsung bertindak dengan mengeluarkan imbauan kepada seluruh masyarakat. Kasi Kegawatdaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro, Agus Purnomo, menekankan pentingnya langkah antisipasi.
“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Bojonegoro, mengingat hari ini terjadi panas yang sangat menyengat, agar sebisa mungkin membatasi aktivitas di luar rumah, terutama pada jam-jam puncak panas yaitu antara pukul 11.00 hingga 15.00 WIB,” ujar Agus Purnomo.
Agus Purnomo juga memberikan beberapa tips pencegahan yang harus dilakukan, seperti minum air putih lebih banyak dari biasanya secara berkala untuk mencegah dehidrasi. Hindari minuman berkafein, alkohol, atau minuman manis berlebihan yang justru bisa mempercepat dehidrasi.
Gunakan pelindung bagi yang melakukan aktivitas di luar ruangan. Waspadai kelompok rentan, seperti anak-anak, lansia, dan warga yang memiliki riwayat penyakit kronis. Kemudian tidak meninggalkan siapapun di dalam mobil yang terparkir, karena suhu di dalam mobil bisa berubah dengan cepat. [lus/suf]
