BNPB Sebut Insiden Ponpes Al Khoziny Bencana Terbesar 2025, Korban Terbanyak

BNPB Sebut Insiden Ponpes Al Khoziny Bencana Terbesar 2025, Korban Terbanyak

Surabaya (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut runtuhnya mushola Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo sebagai bencana terbesar di Indonesia sepanjang 2025. Jumlah korban jiwa cukup besar, lebih dari 50 orang.

​Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan mengungkapkan bahwa jumlah korban dalam peristiwa ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan rentetan kejadian bencana alam lain yang melanda daerah-daerah di Indonesia sepanjang 2025.

​”Bahwa korban kali ini, di sepanjang tahun 2025 ini, adalah korban yang cukup besar menurut BNPB,” kata Budi Irawan saat memberikan keterangan pers di Posko Pencarian Korban Insiden Ponpes Al Khoziny, Senin (6/10/2025).

​Budi Irawan kemudian membandingkan dengan rentetan kejadian bencana alam lain yang terjadi di tahun yang sama. Ia menyebutkan sejumlah peristiwa besar seperti gempa bumi di Poso, kemudian banjir bandang yang melanda Bali dan Nagi Keo.

​”Karena dari bencana-bencana alam yang terjadi baik gempa bumi di Poso, termasuk banjir bandang di Bali, kemudian Nagi Keo, semuanya korbannya hanya sedikit,” urainya.

​Berbeda dengan kejadian di Ponpes Sidoarjo, Budi Irawan menegaskan, “Ini adalah korbannya cukup banyak jadi 50 orang meninggal,”.

​Oleh karena itu, Budi menegaskan, kejadian ini mendapat perhatian besar yang diberikan langsung oleh Kepala BNPB. Perhatian khusus tersebut merupakan tindak lanjut atas arahan Presiden Prabowo Subianto terkait penanganan korban bencana.

​”Jadi Bapak Kepala BNPB sangat memberikan atensi atas perintah dari Bapak Presiden Prabowo Subianto. Pada kesempatan ini pula kami menargetkan dari BNPB hari ini kita akan selesai selesaikan pencarian korban,” ucap Budi.

​Berdasarkan data terbaru Basarnas per Senin (6/10) pukul 03.35 WIB, total korban yang berhasil ditemukan berjumlah 157 orang. Rinciannya, 104 orang dalam kondisi selamat dan 54 orang meninggal dunia, di mana lima di antaranya masih berupa potongan tubuh.

​Sementara itu, pihak Basarnas mencatat bahwa terdapat 9 orang yang belum ditemukan. Jumlah korban hilang tersebut masih berpotensi bertambah karena potongan tubuh yang dievakuasi masih belum bisa teridentifikasi secara pasti keterkaitannya satu sama lain.

​Sebagai informasi, runtuhnya bangunan tiga lantai termasuk musala di Asrama Putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, yang menimbulkan puluhan korban meninggal itu terjadi pada Senin (29/9/2025) sore, saat ratusan santri sedang menunaikan salat Ashar berjemaah di gedung yang dilaporkan masih dalam tahap pembangunan. [rma/beq]