JABAR EKSPRES – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) lakukan analisa prospek dan dampak cuaca ekstrem yang melanda wilayah Provini Jawa Barat.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, berdasarkan dinamika atmosfer terkini, terdapat beberapa faktor pengendali cuaca dan iklim di wilayah Jawa Barat.
“Untuk Provinsi Jawa Barat, di antaranya yakni gelombang atmosfer tipe Rossby Ekuator terpantau aktif di wilayah Jabar,” katanya kepada Jabar Ekspres, Minggu (9/3).
Rahayu atau akrab disapa Ayu menerangkan, dari analisa pihaknya, mencatat bahwa anomali suhu muka laut di sebagian wilayah perairan Indonesia masih hangat.
BACA JUGA:Hujan Lebat dan Banjir Mengancam, BMKG Tekankan Pentingnya Peran Pemda dalam Mitigasi Bencana
Artinya, hal tersebut mendukung terjadinya penguapan dan penambahan massa uap air di sekitar wilayah Jawa Barat.
“Jadi kelembapan udara di wilayah Jawa Barat berada pada lapisan 850 hingga 500 mb (milibar) berkisar antara 60 sampai 98 persen mendukung pertumbuhan awan konvektif,” terangnya.
Ayu juga menjelaskan, dalam analisa BMKG, terpantau adanya Bibit Siklon Tropis 98S dan Borneo Vortex di Kalimantan.
Hal tersebut secara tidak langsung mengakibatkan terbentuknya belokan angin serta area pertemuan angin (konvergensi) di sebagian wilayah Jawa Barat.
Ayu menambahkan, belokan serta pertemuan angin di sebagian wilayah Jabar, membuat labilitas atmosfer secara umum pada kategori ringan hingga kuat.
BACA JUGA:BMKG Catat 385.980 Kejadian Petir di Jawa Barat, Warga Diminta Waspada Ancaman Bencana Hidrometeorologi
Fenomena tersebut mengindikasikan adanya potensi pembentukan awan konvektif yang signifikan di wilayah Jawa Barat.
“Kemudian, berdasarkan pantauan citra radar dan satelit, terpantau awan konvektif signifikan di sebagian wilayah Kabupaten Bandung dan Kota Bandung pada siang hingga menjelang malam hari,” jelasnya.
“Sementara itu untuk wilayah Kabupaten dan Kota Bekasi, terpantau awan konvektif signifikan pada malam hari, yang menyebabkan hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat,” lanjutnya.
Ayu mengungkapkan, pengamatan alat curah hujan otomatis di sekitar lokasi terdampak bencana baru-baru ini, menunjukkan adanya hujan lebat hingga sangat lebat di wilayah Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung dan Kota Bandung.
