Blitar (beritajatim.com) – Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Blitar menciptakan terobosan bernama alat simulasi safety belt reminder. Inovasi ini disebut-sebut sebagai pelopor dan pertama kali ada di Indonesia.
Inovasi ini secara khusus diluncurkan untuk memberikan edukasi mendalam mengenai pentingnya penggunaan sabuk pengaman kepada para pemohon Surat Izin Mengemudi (SIM) kendaraan roda empat atau lebih (SIM A, SIM B1 Umum, dan SIM B2 Umum).
Kasat Lantas Polres Blitar, AKP Rio Angga Prasetyo, menyatakan bahwa terobosan ini adalah respons terhadap tingginya angka pelanggaran dan fatalitas akibat pengendara yang mengabaikan sabuk pengaman. Rio ingin dengan adanya alat simulasi, masyarakat bisa lebih peka tentang pentingnya penggunaan sabuk pengaman saat berkendara.
“Kami sampaikan ini salah satu bentuk terobosan atau inovasi Satlantas Polres Blitar. Tujuannya adalah untuk memberikan edukasi yang kuat, terutama pada pemohon SIM,” ujar Kasat Lantas Polres Blitar, pada Sabtu (27/09/2025).
Safety Belt Reminder ini bukanlah sekadar teori, melainkan simulasi fisik yang memperlihatkan dampak tabrakan. Dalam simulasi tersebut, pengguna diajak melihat perbedaan fatal yang terjadi antara boneka yang menggunakan sabuk pengaman dan yang tidak.
Dalam demonstrasi yang disaksikan, terlihat jelas bahwa kecelakaan yang terjadi bahkan pada kecepatan rendah sekitar 20 km per jam, sudah dapat menyebabkan efek fatal pada boneka yang tidak menggunakan sabuk pengaman. Efek fatalitas ini akan jauh berlipat ganda jika terjadi di jalanan umum Kabupaten Blitar yang rata-rata memiliki batas kecepatan 40-60 km per jam.
“Sudah kita saksikan bersama. Di sebelah kanan (boneka) pakai safety belt dan yang kiri tidak pakai safety belt. Tentu ada perbedaan yang bisa menyebabkan fatalitas pengendara kendaraan roda empat dan lebih. Dampak pada yang tidak menggunakan sabuk pengaman berakibat lebih fatal dibandingkan yang pakai safety belt yang memberikan keamanan berkendara.” beber Rio.
Inovasi ini lahir dari pengamatan Satlantas bahwa masih banyak pengendara yang menganggap sabuk pengaman hanya sebagai hiasan atau bahkan mengabaikannya sama sekali, padahal itu merupakan prioritas pelanggaran yang sering terjadi.
“Mereka belum tahu manfaatnya, atau menganggapnya sebagai sebuah hiasan. Kita buktikan di sini betapa pentingnya safety belt,” tegasnya.
Diharapkan, setelah melalui simulasi Safety Belt Reminder ini, para pemohon SIM tidak hanya lulus ujian praktik, tetapi juga memahami dan menjadikan penggunaan sabuk pengaman sebagai kebutuhan mutlak, bukan sekadar kewajiban hukum. Inovasi ini kini resmi dimanfaatkan oleh masyarakat Blitar yang mengajukan permohonan SIM A, B1, dan B2 umum. (owi/ian)
