JAKARTA – Pasar kripto, khususnya Bitcoin turun 3,2% menyentuh level harga 113.000 dolar AS (Rp1,83 miliar) menjelang rilis minutes meeting FOMC Juli dan pidato Ketua The Fed Jerome Powell pada 22 Agustus ini.
Analis Reku Fahmi Almuttaqin menilai kecemasan pasar terutama dipicu oleh beberapa faktor yang mengindikasikan bahwa peluang pemotongan suku bunga The Fed pada September bisa tertunda.
“Faktor-faktor tersebut meliputi tekanan tarif yang berpotensi mendorong kenaikan inflasi lebih tinggi, yang didukung oleh sinyal dari korporasi-korporasi soal pembebanan biaya tarif ke konsumen, serta sinyal ekonomi campuran antara pelemahan tenaga kerja dan permintaan konsumen yang tetap kuat,” kata Fahmi dalam Penjelasannya.
Selain itu, Fahmi menambahkan, faktor ketidakpastian kebijakan ekonomi pemerintah AS ke depan, dengan indikator ekonomi yang dapat lebih volatil, juga menjadi alasan kekhawatiran investor.
“Investor sepertinya sedang mengambil langkah antisipatif terhadap potensi sinyal negatif dari The Fed bahwa kenaikan inflasi kembali dianggap mengkhawatirkan imbas kebijakan tarif AS yang mulai semakin berdampak,” tuturnya lebih lanjut.
Namun, Fahmi menyatakan, terlepas dari tekanan dari sisi kebijakan perdagangan dan ketidakpastian arah kebijakan moneter, sejarah menunjukkan bahwa momentum bullish sering kembali pasca-Jackson Hole.
Bagi investor, Fahmi menyarankan strategi yang dapat dilakukan ialah memantau reaksi pasar setelah pidato Powell, langkah defensif dengan menjaga eksposur di sektor-sektor strategis dan siap pivot jika sinyal dovish muncul.
