Jakarta, Beritasatu.com – Dampak dari korupsi begitu luas dan merambah ke berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari ekonomi, sosial, hingga lingkungan. Negara yang terjerat dalam praktik korupsi yang sistemik akan mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi, ketidakadilan dalam distribusi kekayaan, serta degradasi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan institusi hukum.
Korupsi bukan hanya sekadar tindakan penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan pribadi, tetapi juga ancaman serius bagi stabilitas dan kemajuan sebuah negara. Ketika korupsi menjadi budaya dalam sistem pemerintahan, kepercayaan publik terhadap negara akan terus menurun.
Selain itu, korupsi juga menghambat pembangunan, menciptakan kesenjangan sosial yang semakin lebar, dan menyebabkan eksploitasi sumber daya alam yang tidak bertanggung jawab.
Dilansir dari jurnal Pengaruh Korupsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 2012-2022 karya Ridho Irawan dan Irsad Lubis, berikut adalah beberapa dampak utama korupsi bagi negara.
Dampak Korupsi bagi Negara
1. Kerugian ekonomi
Korupsi menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Dana yang seharusnya dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan sering kali disalahgunakan untuk kepentingan pribadi. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi per kapita dapat menurun hingga 1% per tahun.
Selain itu, tingkat korupsi yang tinggi juga membuat investor enggan menanamkan modalnya, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal ini berdampak langsung pada rendahnya investasi, pengangguran yang meningkat, serta lemahnya daya saing negara di kancah global.
2. Ketidakadilan sosial
Salah satu dampak paling nyata dari korupsi adalah ketidakadilan sosial. Praktik korupsi memperparah ketimpangan ekonomi karena hanya menguntungkan segelintir orang yang memiliki akses terhadap kekuasaan, sementara masyarakat umum tetap berada dalam kondisi yang sulit.
Ketimpangan ini memperlebar jurang antara kelompok kaya dan miskin, menciptakan ketidakpuasan sosial, serta meningkatkan potensi konflik di dalam masyarakat.
3. Kerusakan lingkungan
Korupsi dalam sektor pengelolaan sumber daya alam dapat menyebabkan eksploitasi yang tidak bertanggung jawab. Banyak kasus di mana izin pertambangan dan deforestasi diberikan tanpa memperhatikan dampak lingkungan akibat adanya suap dan kolusi antara pejabat dan pengusaha.
Akibatnya, terjadi pencemaran lingkungan, hilangnya keanekaragaman hayati, serta bencana alam yang merugikan masyarakat luas. Hal ini menunjukkan bahwa korupsi tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi dan sosial, tetapi juga berkontribusi terhadap degradasi lingkungan.
4. Penurunan kepercayaan publik
Ketika korupsi terjadi secara masif dalam suatu negara, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan institusi negara akan semakin menurun. Masyarakat yang kehilangan kepercayaan terhadap sistem pemerintahan cenderung bersikap apatis terhadap kebijakan publik dan partisipasi politik. Hal ini melemahkan legitimasi pemerintah, menghambat kebijakan reformasi, serta memperburuk stabilitas politik dan ekonomi suatu negara.
5. Tantangan dalam penegakan hukum
Korupsi juga menjadi tantangan besar dalam sistem peradilan. Banyak kasus di mana aparat penegak hukum justru terlibat dalam praktik korupsi, sehingga proses penindakan terhadap para pelaku menjadi lemah.
Kolusi antara pejabat tinggi dan aparat hukum menciptakan impunitas bagi koruptor, sehingga mereka dapat terhindar dari hukuman yang seharusnya dijatuhkan. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan sistem hukum yang transparan, independen, dan tegas dalam menindak segala bentuk praktik korupsi.
Korupsi memberikan dampak yang sangat luas dan merugikan bagi negara, baik dari segi ekonomi, sosial, lingkungan, maupun kepercayaan publik terhadap pemerintah. Oleh karena itu, upaya pemberantasan korupsi harus menjadi prioritas utama dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil.
