Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia terus mengembangkan sistem pembayaran digital Indonesia yang dalam beberapa tahun terakhir telah melahirkan terobosan seperti QRIS dan BI Fast.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memaparkan Bank Indonesia punya 5 inisiatif digitalisasi sistem pembayaran Indonesia. Rencana BI telah dituangkan dalam cetak biru sistem pembayaran Indonesia 2025-2030 yang telah diluncurkan pada Agustus 2024.
“Kami luncurkan 1 Agustus 2024 yang lalu melalui 5 inisiatif pengembangan infrastruktur, industri, inovasi, internalisasi dan juga rupiah digital dengan semboyan satu nusa, satu bangsa, satu bahasa,” kata Perry, akhir pekan lalu.
Pertama adalah pengembangan infrastruktur BI Fast yang terus dikembangkan lewat interkoneksi dengan sistem industri pembayaran dan RTGS dengan dukungan standar nasional, pengembangan pusat data, serta payment ID dan BI payment info.
Kedua, BI mendorong konsolidasi industri sesuai kemampuan transaksi, interkoneksi, kompetensi, manajemen risiko, dan infrastruktur untuk diklasifikasi menjadi PSP utama dan non-utama.
Ketiga, inovasi QRIS yang terus diperluas dengan target 58 juta pengguna dan 40 juta pedagang. “Kami juga akan berkolaborasi dengan ASPI [asosiasi sistem pembayaran Indonesia] untuk mendirikan Bank Indonesia Digital Innovation Center atau BIDIK,” kata Perry.
Keempat, perluasan kerja sama QRIS dengan sejumlah negara baik di Asia maupun dengan negara di wilayah lain.
“Tidak hanya di Asia tapi juga dengan Jepang, dengan Korea, dengan Uni Arab Emirat maupun dengan sejumlah negara lain,” kata Perry.
Terakhir, Perry menjelaskan bahwa eksperimen rupiah digital sebagai alat pembayaran yang sah terus dilanjutkan.
“Elektronifikasi transaksi keuangan pemerintah daerah juga kami akan teruskan melalui penyeluruhan bantuan sosial maupun juga untuk kartu kredit Indonesia segmen pemerintah.”
(dem/dem)