Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: ShutterstockBank Indonesia (BI) diproyeksi masih akan menahan suku bunga acuan atau BI Rate pada level 6 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini, Rabu (21/2).Adapun BI terakhir menaikkan suku bunga pada Oktober 2023 lalu, setelah selama 8 bulan berturut-turut menahan suku bunga di level 5,75 persen dari Januari 2023.Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan ketahanan perekonomian domestik dan kemungkinan penurunan suku bunga The Fed lebih rendah dalam waktu dekat, menjadi alasan utama BI mempertahankan suku bunga.“Mengingat The Fed tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat, BI diproyeksi mempertahankan suku bunga di level 6 persen bulan ini untuk menjaga stabilitas nilai tukar,” kata Riefky kepada kumparan, Rabu (21/2).Konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Januari di Gedung BI, Kamis (19/1/2023). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparanTerpisah, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bi masih akan menahan suku bunga untuk menjangkar ekspektasi inflasi serta menjaga stabilitas rupiah. “Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan BI rate di level 6 persen,” kata Josua.Joshua memproyeksi inflasi inti pada Februari akan terkendali. Namun ada potensi peningkatan inflasi harga bergejolak yang didorong oleh gangguan produksi pangan imbas El Nino.Selain El Nino, Josua mengatakan potensi penyesuaian tarif cukai plastik dan minuman berpemanis dalam kemasan pada tahun ini juga berpotensi berdampak pada peningkatan inflasi secara moderat.Di sisi lain, penguatan dolar AS juga menjadi alasan BI mempertahankan suku bunga. Kuatnya dolar AS dipengaruhi oleh ekspektasi suku bunga The Fed yang tinggi dalam waktu panjang atau higher for longer.”Oleh sebab itu, suku bunga BI diperkirakan akan berpotensi turun pada semester II-2024 mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah,” ungkapnya.
