Jakarta –
Pabrik pipa baja tanpa sambungan atau seamless terbesar di Asia Tenggara kini resmi ada di Indonesia. Pembangunan pabrik ini merupakan hasil kerja sama operasional (KSO) PT Artas Energi Petrogas dan Inerco Global International (KSO AEP-IGI).
Presiden Direktur PT Artas Energi Petrogas Jose Antonio E. Reyes menyampaikan nilai investasi pabrik pipa seamless yang berlokasi di Cilegon, Banten, ini sebesar Rp 2,5 triliun. Rencananya, pabrik ini akan memiliki kapasitas produksi per tahun sebanyak 250.000 ton pipa.
“Terus terang nilai investasinya cukup besar, mungkin pabrik ini senilai Rp 2,5 triliun. Kita pun juga sudah mulai memikirkan untuk bukan hanya hilirisasinya saja, tetapi sampai ke hulunya. Kita punya rencana bersama-sama dengan Inerco, mau membangun pabrik malah sampai bikin billet-nya, di mana ini merupakan bahan baku untuk produk pipa ini,” jelas Jose di Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Jose mengonfirmasi, pabrik tersebut punya dua line, yaitu hard rolling mill yang berkapasitas 200.000 ton per tahun, dan heat treatment line sebanyak 100.000 ton per tahun. Jose bilang, pipa seamless ini akan paling banyak dimanfaatkan untuk sektor migas. Tidak cuma itu, Jose juga mengonfirmasi bahwa pipa seamless ini juga bisa digunakan untuk sektor industri lainnya.
“Boleh dikatakan mungkin hampir 80-90% di sektor migas. Sekarang sementara waktu sudah yang tertinggi di Indonesia,” tambah Jose soal persentase penggunaan pipa seamless.
Sejauh ini, billet yang merupakan bahan baku pipa seamless, masih diimpor sehingga Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pabrik ini masih berkisar di angka 43%.
“Kalau sampai kita bangun ke billet-nya, pabrik billet untuk pembuatan billet-nya sendiri, artinya mungkin ini bisa sampai 90% (TKDN). Jadi, bahan baku kita punya di Indonesia. Mau itu iron ore atau scrap metal, punya. Tinggal investasinya kita di peralatannya sehingga billet ini dapat kita produksi di sini,” tutup Jose.
Sementara itu Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengatakan pembangunan pabrik ini adalah capaian penting untuk pengembangan infrastruktur migas dalam negeri. Dia berharap investasi pabrik bisa terus berkembang hingga menjadi yang terbesar di ASEAN.
“Ini akan bermakna penting pada pembangunan infrastruktur minyak dan gas (migas) kita ke depan. Dan kami ingin juga menantang PT Artas Energi Petrogas, pabrik ini bukan yang pertama tapi harus yang terbesar. Kalau ada pabrik-pabrik yang bermunculan di Asia Tenggara, pabrik ini harus menjadi yang terbesar,”kata
(eds/eds)