Bertemu Purnawirawan Jenderal AD Australia, Menhan Mengenang Masa-masa Taruna

Bertemu Purnawirawan Jenderal AD Australia, Menhan Mengenang Masa-masa Taruna

Bertemu Purnawirawan Jenderal AD Australia, Menhan Mengenang Masa-masa Taruna
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan Jenderal (Purn) David John Hurley, mantan Gubernur Jenderal Australia, di Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jakarta, Rabu (29/10/2025).
Jenderal David Hurley tiba di Kemhan sekitar pukul 13.45 WIB dan disambut oleh Sekretaris Jenderal Kemhan Letjen TNI Tri Budi Utomo mewakili Menhan.
Keduanya kemudian melanjutkan pertemuan lebih kurang 1-2 jam bersama dengan Menhan Sjafrie di ruang kerjanya.
Kepala Biro Informasi Pertahanan (Karo Infohan) Setjen Kemhan Brigjen TNI Frega Wenas menjelaskan, pertemuan tersebut berlangsung hangat dan penuh keakraban karena kedua tokoh merupakan sahabat lama sejak masa taruna militer.
“Tadi Jenderal David Hurley, mantan Panglima Angkatan Persenjataan Australia dan mantan Gubernur Jenderal Australia, berkunjung ke Kemhan. Beliau disambut Sekjen dan diterima langsung oleh Bapak Menhan yang memang sahabat lama,” kata Frega di kantornya, Rabu (29/10/2025).
Menurutnya, hubungan pertemanan antara Sjafrie Sjamsoeddin dan David Hurley sudah terjalin sejak mereka mengikuti program pertukaran taruna di Royal Military College Duntroon, Australia, pada tahun 1974.
“Keduanya mengenang masa-masa saat masih taruna di Duntroon dan bagaimana hubungan itu masih terjaga sampai sekarang,” ujarnya.
Dalam pertemuan itu, keduanya juga membahas hubungan bilateral pertahanan antara Indonesia dan Australia, khususnya dalam bidang kerja sama pelatihan militer dan kesehatan militer.
“Ada beberapa pembahasan juga terkait bagaimana hubungan bilateral yang ada saat ini antara Indonesia dengan Australia dan keduanya berharap ada peningkatan hubungan militer dengan militer yang sejauh ini sudah terjalin dengan baik akan terus ditingkatkan,” jelas Frega.
Selain itu, Jenderal Hurley juga menyinggung peran Ikatan Alumni Pertahanan Indonesia–Australia (IKAHAN) yang dibentuk pada tahun 2012, di mana Sjafrie dan Hurley termasuk pendirinya.
“Ini skema unik yang mungkin hanya dimiliki Indonesia dan Australia, di mana secara periodik ada pertemuan Senior Advisory Group yang diikuti para purnawirawan dan perwira tinggi kedua negara,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Jenderal Hurley juga berbicara terkait dengan pertemuan periodik antar pimpinan angkatan bersenjata, melalui Senior Advisory Group sebagai bentuk kesinambungan hubungan antar kedua negara.
Dalam kesempatan itu, Menhan juga menyampaikan perkembangan terkini sektor pertahanan Indonesia, termasuk pembentukan Batalyon Teritorial Pembangunan dan penguatan Dewan Pertahanan Nasional, yang mendapat apresiasi dari Jenderal Hurley.
“Keduanya juga menegaskan komitmen untuk terus berkontribusi terhadap perdamaian dunia, termasuk di kawasan Timur Tengah,” tambah Frega.
Frega menegaskan, pertemuan itu tidak membahas soal belanja militer atau kerja sama persenjataan, melainkan lebih kepada hubungan personal dan diplomasi pertahanan berbasis persahabatan lama.
“Jadi ini bukan pembicaraan formal soal kerja sama militer, tapi lebih kepada mempererat kembali hubungan yang sudah terjalin sejak 1974,” katanya.
Hubungan panjang antara kedua tokoh ini, lanjut Frega, menjadi salah satu alasan dibentuknya Ikatan Alumni Pertahanan Indonesia–Australia yang hingga kini terus memperkuat people-to-people contact antara personel militer kedua negara.
“Sehingga nantinya juga bisa membantu ketika hubungan secara formal yang dibahas ataupun perlu ditingkatkan dalam hubungan antar negara, antar Kementerian Pertahanan, ataupun antar militer,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.