Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Bertemu MBZ, Prabowo Ingin Belajar Kelola SWF dari Uni Emirat Arab

Bertemu MBZ, Prabowo Ingin Belajar Kelola SWF dari Uni Emirat Arab

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menyatakan ketertarikannya untuk bisa belajar dari Uni Emirat Arab (UEA) untuk memperbesar kapasitas Sovereign Wealth Fund (SWF) INA (Indonesia Investment Authority) untuk memperkuat ekonomi negara.

Hal itu disampaikan Presiden kepada Presiden PEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) dalam kunjungan kenegaraan di Istana Kepresidenan Qasr Al Watn, Abu Dhabi, Sabtu (23/11/2024. 

“Kami pernah dibantu dalam mendirikan sovereign wealth fund kami yang sekarang INA. Tapi sekarang kami ingin memperbesar ini, kami ingin membuat sovereign wealth fund kami jauh lebih besar, dan kami juga ingin belajar dari pengalaman Uni Emirat Arab,” kata Prabowo dikutip dari Antara, Minggu (24/11/2024). 

Peran Uni Emirat Arab (UEA) dalam operasional SWF Indonesia yakni INA termasuk besar pada 2021, yakni memberikan dana sebesar US$10 miliar melalui INA. Dalam hal ini, UEA menjadi negara yang paling besar memberikan investasi melalui INA dibandingkan dengan negara-negara lainnya yang terlibat seperti Amerika Serikat, Kanada, Belanda, Jepang.

Agar INA bisa berjalan lebih optimal, maka Presiden Prabowo tertarik untuk belajar membesarkan kapasitas SWF INA dari PEA. Hal itu didasari juga dengan fakta kepemimpinan Presiden MBZ yang mampu memajukan pembangunan negaranya.

“Kami di Indonesia memandang Yang Mulia sebagai pemimpin yang sangat berhasil, pemimpin yang punya visi jauh ke depan, yang sudah terbukti membawa kemajuan modernisasi yang sangat pesat kepada negara Emirates, dan kami ingin belajar dari Yang Mulia,” ujar Prabowo.

Selain INA yang mengelola investasi negara di Indonesia, Presiden Prabowo juga berencana untuk membentuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

Kepala Danantara Muliaman Darmansyah Hadad mengatakan Danantara memiliki tugas serupa dengan INA, namun badan ini memiliki cakupan yang lebih luas karena juga mengelola investasi negara di luar APBN.