Berkunjung ke Markas EHang, Taksi Terbang Hingga Penyelamat Bencana

Berkunjung ke Markas EHang, Taksi Terbang Hingga Penyelamat Bencana

EHang sejatinya dikenal juga sebagai pesawat listrik. Ehang sejalan dengan kebijakan Indonesia yang mendorong transisi energi hijau, termasuk pengembangan kendaraan listrik dan ekosistem baterai. 

“Pesawat listrik ramah lingkungan sangat sesuai dengan arah kebijakan nasional Indonesia,” ujarnya.

Teknologi eVTOL menawarkan penerbangan bebas emisi dengan tingkat kebisingan lebih rendah dibanding helikopter konvensional.

Terkait operasional bisnis, EHang kini belum memiliki kantor cabang di Indonesia, namun telah menggandeng sejumlah mitra lokal di sektor otomotif listrik, pariwisata, dan kerja sama dengan instansi pemerintah. He menambahkan,  jika pasar berkembang pesat, perusahaan berencana membuka pabrik, pusat perawatan armada, dan fasilitas after-sales di Indonesia. 

“Ketika jumlah unit yang beroperasi mencapai ribuan, kami akan melakukan lokalisasi servis dan produksi,” ujar He.

Menutup pembicaraan, He menyebut Indonesia sebagai salah satu pasar paling potensial di Asia Tenggara, mengingat industri penerbangan nasional yang sudah maju dan besarnya kebutuhan transportasi antar pulau. 

“Indonesia bisa menjadi pasar terbesar kami berikutnya,” tutupnya.

Diketahui, Ehang 216 memiliki tinggi 1.77 meter dengan lebar 5.61 meter. Pesawat listrik ini dapat mengangkut muatan hingga 220 kg dan jarak terbangnya dengan muatan maksimal 35 km, waktu terbang 21 menit serta kecepatan maksimal di 130 km per jam.