Berbagi Ide Ciptakan Rumah Ramah Lingkungan

4 March 2024, 23:06

Ilustrasi(HO)

BERDASAR data Program Lingkungan PBB (UNEP), lingkungan binaan yang didominasi bangunan buatan manusia seperti perumahan infrastruktur jalan, dan lain menjadi penyumbang terbesar konsumsi energi, emisi gas rumah kaca, limbah, dan sumber daya alam. Diperkirakan, 40% konsumsi energi dan sekira 30% emisi gas rumah kaca disebabkan oleh lingkungan binaan.
Berdasar kondisi tersebut, Program Studi Arsitektur Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) bekerja sama dengan BeCool Indonesia yang didukung oleh Tatalogam Group, menggelar simposium dan lokakarya internasional tentang Bangunan Berkelanjutan, Kota dan Komunitas (Sustainable Buildings, Cities and Communities/SBCC) 2024, akhir Februari lalu. Kegiatan yang dihadiri peserta dan narasumber mancanegara tersebut menjadi wadah untuk berbagi ide, penelitian, dan studi tentang cara melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap pemanasan dan perubahan iklim global.
Melalui acara itu, para peserta dan nara sumber diajak melihat proyek percontohan lingkungan binaan yang telah dibangun dengan mengedepankan prinsip bangunan, area dan komunitas berkelanjutan di Kampung BeCool, Desa Tipar, Padalarang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kampung BeCool yang dibangun berbasis CSR, digagas BeCool Indonesia dan Tatalogam Group. Di lokasi ini, genting di 20 rumah dicat dengan cairan BeCool yang dapat berfungsi secara signifikan untuk memperbaiki iklim mikro di lingkungan sekitarnya.
Baca juga : Pemberian Sertifikat dan Sky Blue Sea Award Akhiri Bali Ocean Days Jimbaran
Di kampung BeCool terdapat juga tiga rumah contoh yang mengaplikasikan rumah reflektif surya yang berbasis desain pasif yang mendemonstrasikan penggunaan material bangunan rendah karbon guna mengurangi dampak urban heat island. Rumah yang diberi nama Raflesia atau Rumah Reflektif Surya Indonesia merupakan pengembangan dari produk rumah Domus produksi PT Tatalogam Group yang bagian genting metal dan penutup dindingnya dilapisi cairan BeCool sehingga mampu meredam panas dan memiliki reflektansi sinar matahari yang cukup tinggi.
Dr. Eng. Beta Paramita, founder BeCool Indonesia yang juga merupakan peneliti dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menyatakan setiap tahun konstruksi bangunan terus mengalami peningkatan. “Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dibutuhkan inovasi baru yang lebih ramah lingkungan dalam pembangunan tersebut,” jelasnya.
“Konstruksi tahunan bangunan tempat tinggal dan komersial mengalami peningkatan tertinggi setara 5%-6% per tahun. Backlog perumahan mencapai 8,76 juta unit per awal 2020. Tantangannya adalah memenuhi kebutuhan tersebut dengan tetap memegang teguh prinsip ramah lingkungan,” imbuhnya.
Vice President Operations Tatalogam Group, Stephanus Koeswandi menerangkan, Raflesia merupakan inovasi baru yang merupakan pengembangan dari rumah Domus yang material atap dan dinding metalnya dilapisi cairan BeCool dengan Color Coating Line (CCL). “Dengan pelapisan cairan BeCool pada permukaan atap dan dinding, selain menyejukkan bagian dalam rumah, dampak urban heat islands akibat pantulan sinar matahari di sekitar lokasi juga bisa diminimalisir,” jelasnya. (RO/R-2)

Tokoh

Partai

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi