Sebelumnya, harga emas turun lebih dari 1 persen pada perdagangan Jumat, 14 Februari 2025. Koreksi harga emas seiring terjadi aksi ambil untung meski harus bersiap untuk catat kenaikan dalam tujuh minggu berturut-turut. Kinerja secara mingguan itu terjadi seiring kekhawatiran perang dagang global setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendorong tarif timbal balik.
Mengutip CNBC, Sabtu (15/2/2025), harga emas di pasar spot turun 1,5 persen menjadi USD 2.883,80 per ounce, tetapi tetap berada di jalur kenaikan mingguan sebesar 0,7 persen. Harga emas batangan mencapai rekor tertinggi USD 2.942,70 pada perdagangan Selasa pekan ini.
Harga emas berjangka AS ditutup merosot 1,7 persen ke posisi USD 2.897,40.
“Ada beberapa faktor teknis yang berperan, ketidakmampuan untuk mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada Selasa pekan ini meninggalkan potensi puncak ganda, dan kami melihat beberapa aksi ambil untung menjelang akhir pekan,” ujar Vice President dan Senior Metals Strategist Zaner Metals, Peter Grant.
Chief Operating Officer Allegiance Gold, Alex Ebkarian menuturkan, masih ada tren kenaikan harga emas yang didorong oleh beberapa faktor antara lain tarif, inflasi, dan dolar AS yang melemah. “Dengan semakin meningkatnya peralihan ke emas fisik yang semakin mendorong tren ini,” ujar Alex.
Pada Kamis pekan ini, Donald Trump mengarahkan tim ekonominya untuk merumuskan rencana tarif timbal balik pada setiap negara yang mengenakan pajak atas impor AS.
Langkah yang berpotensi menimbulkan inflasi ini dapat mendorong permintaan emas sebagai aset safe haven, lindung nilai tradisional terhadap kenaikan harga dan ketidakpastian geopolitik.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1369937/original/040260300_1476098426-20161010-Harga-emas-stagnan-di-posisi-Rp-599-Jakarta-AY1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)