Berani jadi Pemimpin? Inilah Kunci Role Model Leadership yang Harus Dimiliki

Berani jadi Pemimpin? Inilah Kunci Role Model Leadership yang Harus Dimiliki

YOGYAKARTA – Role model leadership adalah gaya kepemimpinan yang menekankan keteladanan sebagai fondasi utama.

Seorang pemimpin tak cukup hanya memberi instruksi, tetapi harus menjadi contoh nyata agar tim termotivasi, percaya, dan bersemangat mengikuti arahan. Nah, dalam dunia kerja modern, pemimpin yang sukses bukan sekadar memiliki jabatan tinggi, melainkan mampu menumbuhkan budaya positif.

Dengan memberi teladan, seorang pemimpin dapat menciptakan lingkungan kerja produktif sekaligus menginspirasi orang di sekitarnya. Apakah bos Anda sudah demikian?

Memahami Role Model Leadership

Beberapa waktu lalu, muncul perbincangan menarik tentang disruption yang bukanlah strategi karier. Dalam diskusi tersebut, nama Steve Jobs ikut disebut. Bagi sebagian orang, Jobs adalah sosok inspiratif. Namun, tidak sedikit pula yang menilai dirinya sulit diajak bekerja sama.

Berdasarkan kasus Steve Job tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan: “mengapa seorang CEO visioner yang memimpin lebih dari 60 ribu karyawan sekaligus membawa perubahan besar bagi dunia, tidak selalu dianggap sebagai role model leadership?”

Meskipun demikian,  tidak dapat dipungkiri jika Steve Jobs adalah seorang visioner. Persoalannya, menjadi visioner tidak serta-merta menjadikan seseorang pemimpin teladan.

Gaya kepemimpinan Jobs, yang kerap dinilai keras, bisa saja dibutuhkan dalam situasi tertentu. Namun, ketika membahas role model leadership, banyak pakar kepemimpinan justru menekankan konsep servant leadership, yaitu kepemimpinan yang berfokus pada pelayanan terhadap orang lain.

Apa Itu Servant Leadership?

Dilansir dari laman HR Bartender, servant leadership menekankan bahwa pemimpin perlu menyesuaikan diri dengan situasi dan kebutuhan tim, bukan memaksa orang lain menyesuaikan diri dengan dirinya.

Konsep ini pernah ditegaskan oleh Kareem Abdul-Jabbar, legenda NBA sekaligus pencetak poin terbanyak sepanjang masa. Ia menulis ulasan tentang serial Girls dan sempat mendapat kritik.

Abdul-Jabbar pun menjawab dengan menekankan pentingnya mendengarkan suara generasi muda dan membantu mereka menyampaikan gagasan dengan lebih baik. Menurutnya, itulah salah satu kelebihan orang yang lebih tua dalam masyarakat modern yang serba berpusat pada anak muda.

Gagasan Abdul-Jabbar tersebut sejalan dengan pemikiran Robert Greenleaf, tokoh yang memperkenalkan servant leadership pada tahun 1970-an. Greenleaf terinspirasi dari novel Journey to the East karya Hermann Hesse.

Baca juga artikel seputar karir dan pekerjaan lainnya berjudul: Nyaman Membunuh, Ketika Job Hugging Jadi Perangkap Manis Pekerjaan

Journey to the East menceritakan sekelompok orang yang melakukan perjalanan panjang ditemani seorang pelayan bernama Leo. Ketika Leo menghilang, kelompok itu kacau dan akhirnya bubar. Bertahun-tahun kemudian, terungkap bahwa Leo sebenarnya adalah pemimpin sejati mereka. Dari kisah inilah Greenleaf menyimpulkan bahwa inti kepemimpinan adalah melayani terlebih dahulu.

Greenleaf kemudian merumuskan sejumlah kualitas penting dalam servant leadership yang hingga kini masih relevan dalam diskusi kepemimpinan:

Awareness (Kesadaran): Pemimpin harus berani membuka mata pada kenyataan, meski kadang menyakitkan.Commitment to Developing People (Komitmen Mengembangkan Orang Lain): Pemimpin sejati membentuk pemimpin baru.Empathy (Empati): Mampu memahami sekaligus menghargai kontribusi orang lain, bahkan di tengah ketidaksempurnaan.Foresight (Pandangan ke Depan): Kepekaan membaca masa depan yang tak pasti, ditopang kemampuan mengambil keputusan etis.Listening (Mendengar): Pemimpin yang baik mendengarkan dulu sebelum bertindak.Persuasion (Kemampuan Membujuk): Menggerakkan orang lain dengan keteladanan, bukan paksaan.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan jika Steve Jobs memang seorang pemimpin, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Namun, sejatinya setiap orang memiliki kemampuan untuk memimpin. Yang membedakan hanyalah bagaimana kemampuan tersebut digunakan, apakah hanya sebatas memimpin, atau benar-benar menjadi role model leadership yang mampu menginspirasi banyak orang.

Selain pembahasan mengenai role model leadership , ikuti artikel-artikel menarik lainnya di  VOI, untuk mendapatkan kabar terupdate jangan lupa follow dan pantau terus semua akun sosial media kami!