JAKARTA – Polisi di Haiti bentrok dengan geng-geng sejak Kamis malam hingga Jumat dalam operasi yang menewaskan tujuh anggota geng. Polisi juga menghancurkan helikopter setelah pendaratan darurat.
Dalam operasi di daerah Croix des Bouquets di pinggiran ibu kota Port-au-Prince, helikopter mengalami “malfungsi” dan terpaksa melakukan pendaratan darurat, menurut pernyataan dari Kepolisian Nasional Haiti (PNH) yang dipublikasikan di Facebook.
Para petugas selamat tetapi membakar helikopter tersebut sehingga geng kriminal tidak dapat mengambilnya kembali untuk digunakan.
Sebelumnya pada Jumat, 15 November, video media sosial menunjukkan anggota geng di dekat bangkai helikopter.
Dilaporkan tujuh anggota geng tewas, menurut Juru Bicara PNH, Garry Desrosiers. Polisi juga menemukan senapan anti-materiel semi-otomatis Barrett yang digunakan dalam baku tembak tersebut, yang merupakan senjata “berkapasitas tinggi” yang “sering digunakan untuk meneror penduduk sipil,” kata polisi.
Wilayah Croix des Bouquets dikuasai oleh Viv Ansanm, yang berarti “Hidup Bersama,” sebuah koalisi geng kuat yang telah ditetapkan oleh Amerika Serikat sebagai organisasi teroris asing.
Kelompok kriminal telah memperluas kendali mereka di Haiti dalam beberapa tahun terakhir dan kini menguasai 90% ibu kota. Kekerasan geng juga telah menyebabkan 1,4 juta orang mengungsi, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi PBB.
PBB telah mendukung misi yang dipimpin oleh polisi Kenya untuk memerangi geng di Haiti, tetapi misi tersebut telah dibanjiri kritik, termasuk kekurangan staf dan dana.
