Bencana Tanah Gerak di Desa Cowek Pasuruan, BMKG: Bukan Gempa

Bencana Tanah Gerak di Desa Cowek Pasuruan, BMKG: Bukan Gempa

Pasuruan (beritajatim.com) – Warga Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, dibuat resah akibat bencana tanah gerak yang terjadi di wilayah mereka. Meski demikian, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Prigen memastikan bahwa kejadian tersebut tidak tercatat sebagai gempa bumi.

Menurut Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Pasuruan, Suwarto, peristiwa tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh tanah longsor di sekitar lokasi kejadian. Oleh karena itu, gerakan kecil tersebut tidak terdeteksi oleh sensor seismograf.

“Setelah kami cek rekaman sensor seismograf yang ada di Prigen tidak ada tanda-tanda gempa. Kemungkinan hal yang terjadi dikarenakan intensitas hujan yang deras dan mengakibatkan tanah longsor, jadi bukan kategori gempa,” ungkap Suwarto.

Sementara itu, Suhendro, warga yang terdampak langsung, mengaku bahwa kejadian ini merupakan yang pertama kali terjadi di desanya. Ia juga menegaskan bahwa dalam beberapa hari terakhir tidak ada kejadian tanah longsor yang terdeteksi di sekitar pemukiman mereka.

“Beberapa hari ini memang gak ada kejadian tanah longsor. Tapi dari beberapa hari kemaren memang hujan deras, terus-terusan selama dua hari,” ungkapnya.

Diketahui bahwa jarak pemukiman warga terdampak berada sekitar 500 meter dari tebing. Hingga berita ini ditulis, pergerakan tanah masih terus terjadi di Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi.

Sebelumnya, telah dilaporkan bahwa setidaknya 47 kartu keluarga dan 176 jiwa harus mengungsi akibat retakan tanah yang mulai terjadi sejak Selasa (28/1/2025) kemarin. [ada/beq]