JAKARTA – Harga mobil listrik bekas memang mengalami penurunan yang lebih signifikan dibandingkan dengan mobil bermesin pembakaran internal (ICE) di pasar global. Hal ini karena tingginya produksi dan persaingan di pasar mobil listrik, berimbas harga mobil listrik baru terus menurun, yang berdampak pada nilai jual kembali mobil bekas. Misalnya, data dari Auto Trader di Inggris menunjukkan bahwa harga mobil listrik bekas turun 20,7 persen tahun-ke-tahun pada Juni 2023, sementara mobil ICE juga mengalami penurunan, tetapi tidak sebesar itu.
Dengan tingginya produksi, pasokan mobil listrik bekas juga meningkat pesat, terutama di pasar seperti Eropa, di mana delapan dari sepuluh orang membeli mobil bekas. Ini menyebabkan oversupply, yang menekan harga lebih jauh. Padahal, menurut IEA (International Energy Agency), pasar mobil bekas sangat penting untuk adopsi massal mobil listrik, terutama karena mobil baru tetap mahal.
Namun, penting untuk dicatat bahwa tren ini bisa berubah seiring waktu, terutama dengan peningkatan umur baterai, insentif pemerintah, dan peningkatan infrastruktur pengisian daya, yang dapat membantu menstabilkan atau bahkan meningkatkan nilai mobil listrik bekas di masa depan.
Nah, ada kisah menarik soal membeli mobil listrik bekas seperti generasi pertama dari Tesla Model S. Dilaporkan InsideEVs, Senin, 28 Juli, harga bekas Tesla Model S generasi awal di Amerika Serikat mulai dari 6.000 dolar AS atau setara Rp98,3 juta. Sayangnya, banyak yang belum mengetahui yaitu perbaikan baterai bertegangan tingginya bisa menyebabkan biaya perbaikan lebih dari 20.000 dolar AS (setara Rp327 juta). Namun bagi yang paham ternyata Tesla Model S ini bisa diubah jadi lebih bertenaga dan hemat di kantong.
Adalah Alex dari Out of Spec Renew, bengkel khusus EV yang membocorkannya. Ia memberi solusi cerdas dengan ganti baterai lama dengan baterai bekas berkapasitas lebih besar dari model Tesla yang lebih baru.
Contohnya, Tesla Model S 2015 milik Alex. Awalnya memakai baterai 70 kWh, mobil ini sudah menempuh lebih dari 470.000 mil (756.391km). Kini, baterainya ditukar dengan versi 100 kWh dari Tesla lain, hanya dengan biaya sekitar 12.000 dolar AS (setara Rp196 juta).
Hasilnya? Jauh lebih efisien dan bertenaga. Pengisian Supercharger selama 15 menit yang dulu hanya menambah 15 kWh energi dan 66 kilometer jarak tempuh (41 mil), kini bisa menyerap 29 kWh—cukup untuk 122 kilometer (76 mil). Artinya, peningkatan jangkauan hingga 85 persen!
Meski ada sedikit penurunan efisiensi sekitar 5 persen karena bobot baterai yang lebih berat, manfaatnya tetap jauh lebih besar. Biaya lebih murah dari beli mobil listrik baru, jangkauan lebih jauh, dan performa meningkat—membuktikan bahwa beli mobil listrik bekas bukan hanya hemat, tapi juga bisa sangat menguntungkan jika tahu trik dan solusinya.
